KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DAERAH PESISIR ( Studi di Desa Gejugan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo)

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang mempunyai sekitar 17.000 pulau kecil dan besar. Dengan panjang total sekitar 87.000 km yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah kanada, wilayah lautan Indonesia lebih luas dua kali luas daratannya. Dengan wilayah pesisir yang begitu besar, Indonesia seharusnya sudah menjadi negara yang sangat kaya dan makmur karena banyaknya potensi yang ada di kelautan.1 Wilayah pesisir dan lautan indonesia terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alamnya, baik Sumberdaya yang dapat pulih, seperti ekosistem hutan mangrove, ekosistem terumbu karang dan perikanan maupun Sumberdaya yang tidak dapat pulih, seperti minyak dan gas bumi serta mineral atau bahan tambang lainnya, dan jasa lingkungan, seperti pariwisata bahari, jasa angkutan dan sebagainya.

Dengan melihat kondisi dan kekayaaan sumber daya laut yang ada di daerah pesisir Indonesia, para nelayan daerah pesisir seharusnya dapat hidup sejahtera dan berkecukupan. Namun sayangnya, hal ini belum bisa terwujud. Masih banyak nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kehidupan para nelayan masih jauh dari taraf kesejahteraan.

1

http://arifrachman27.wordpress.com/2011/05/12/makalah-pemberdayaan/#_ftn1, diakses pada tanggal 27 november 2012


(2)

2

Masalah kemiskinan dan masih jauhnya masyarakat untuk hidup sejahtera ini, sudah menjadi sejarah panjang pembangunan bangsa Indonesia. Sejak zaman liberal pasca kemerdekaan sampai sekarang ini, bangsa indonesia belum mampu menghapus masalah-masalah kemiskinan. Menurut Mulyadi (2007), kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan multidimensional, baik dilihat dari aspek kultural maupun aspek struktural. Ada empat masalah pokok yang menjadi penyebab dari kemiskinan, yaitu kurangnya kesempatan (lack of opportunity), rendahnya kemampuan (low of capabilities), kurangnya jaminan (low level-security) dan keterbatasan hak-hak sosial, ekonomi dan polotik sehingga menyebabkan kerentanan (vulnerability), keterpurukan (voicelessness), dan ketidakberdayaan (powerlessness) dalam segala bidang.2

Sebenarnya pada era reformasi ini sangat terbuka lebar untuk mengatasi masalah kemiskinan dibandingkan era-era sebelumnya, karena pada era sekarang ini pembangunan nasional berbasis otonomi daerah memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) untuk merancang program-program sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 5 bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.3 Strategi otonomi daerah yang bersifat bottom-up dinilai lebih baik daripada top-down pada era-era

2

http://ivonneraystikagretha.blogspot.com/2013/01/nelayan-sebagai-masyarakat-pesisir.html, diakses tanggal 5 maret 2013

3


(3)

3

sebelumnya. Namun dalam prakteknya, otonomi daerah yang merupakan jalan yang terbaik untuk mempercepat tujuan pembangunan dalam pengentasan kemiskinan, masih belum efektif dalam pelaksanaannya, sehingga penanganan kemiskinan dan kesejahtetraan masyarakat tidak berjalan optimal dan kurang efektif sampai saat ini.

Walaupun dalam prakteknya, penanganan kemiskinan dan masalah sosial lainya belum optimal dan belum sesuai harapan, pemerintah daerah harus lebih mengefektifkan program pemberdayaan sebagai upaya mengatasi masalah kemiskinan dan penurunan kualitas kesejahteraan sosial masyarakat kita. Dalam hal ini, pemberdayaaan masyarakat menjadi kebutuhan yang nyata bagi masyarakat untuk mengatasi ancaman kemiskinan.

Keberdayaan masyarakat adalah kemampuan individu yang bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Masyarakat dengan keberdayaan yang tinggi adalah masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik dan mental, terdidik dan kuat, yang juga menjadi sumber keberdayaan seperti kekeluargaan, kegotongroyongan, dan bagi masyarakat kita adalah kesatuan. Sedangkan memperdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.4

4

Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan daerah dan Pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.


(4)

4

Dengan kata lain, memperdayakan adalah meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat. Upaya pemberdayaaan masyarakat memerlukan kepedulian yang diwujudkan dalam kemitraan dan kebersamaan dari pihak yang sudah maju kepada pihak yang belum berkembang. Tujuan pemberdayaan masyarakat tertera didalam UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan Program Pembangunan Daerah (BAPPEDA)5 dinyatakan bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penguatan lembaga dan organisasi masyarakat setempat, penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial masyarakat, peningkatan keswadayaan masyarakat luas guna membantu masyarakat untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan politik.

Seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat nelayan menghadapi sejumlah masalah politik, sosial, dan ekonomi yang lebih kompleks. Masalah- masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

(1) Kemiskinan, kesenjangan sosial, dan tekanan-tekanan ekonomi yang datang setiap saat,

(2) Keterbatasan akses modal, teknologi, dan pasar, sehingga mempengaruhi dinamika usaha,

(3) Kelemahan fungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada,

(4) Kualitas SDM yang rendah sebagai akibat akibat keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik,

(5) Degradasi sumberdaya lingkungan, baik di kawasan pesisir, laut, maupun pulau-pulau kecil, dan

5

UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan Program Pembangunan Daerah (BAPPEDA)


(5)

5

(6) belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada kemaritiman sebagai pilar utama pembangunan nasional (Kusnadi,2006;15-20).6

Membicarakan nelayan hampir pasti isu yang selalu muncul adalah masyarakat yang marjinal, miskin dan menjadi sasaran eksploitasi penguasa baik secara ekonomi maupun politik. Kemiskinan bagi nelayan dalam beberapa hal dapat dibenarkan dengan beberapa fakta seperti kondisi pemukiman yang kumuh, tingkat pendapatan dan pendidikan yang rendah, rentannya mereka terhadap perubahan-perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang melanda, dan ketidakberdayaan mereka terhadap intervensi pemodal, dan penguasa yang datang.

Masyarakat nelayan memiliki sistem ekonomi, sosial budaya yang berbeda dengan masyarakat lain. Dilihat dari dimensi ekonomi misalnya, penghasilan yang tidak menentu tiap harinya, biaya produksi mahal, dan dilihat dari dimensi sosial budaya misalnya sumber daya manusia yang rendah, tetapi masyarakat nelayan memiliki etos kerja yang tinggi dan rasa solidaritas yang tinggi.

Tingginya jumlah masyarakat pesisir yang hidup di garis kemiskinan, hal ini perlu diatasi dengan kebijakan- kebijakan dari pemerintah. Perlu adanya analisis kebijakan yang optimal dalam pemecahan masalah ini.

“Menurut Dunn, analisis kebijakan adalah suatu disiplin ilmu sosial terapan

yang menggunakan penalaran dan fakta untuk memperjelas , menaksir dan menunjukkan pemecahan masalah yang diikuti prosedur tertentu agar dapat

menghasilkan pandangan yang rasional mengenai keputusan yang dipilih.”7

6

Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan Dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Jogjakarta: AR- RUZZ Media.

7

Muhammad, Sahri. 2011. Kebijakan pembangunan Perikanan Dan Kelautan: Pendekatan Sistem.


(6)

6

Salah satu kebijakan pemerintah adalah dengan diatasi dengan program-program intervensi pembangunan, seperti Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Pemberdayaan masyarakat nelayan sangat diperlukan, dan kemandirian masyarakat itu diperlukan untuk meningkatkan posisi tawar mereka dalam pembangunan kawasan dan pemanfaatan sumberdaya lingkungan. Sehingga diharapkan, program pemberdayaan bisa mendorong mobilitas masyarakat nelayan untuk berkembang.

Kabupaten Probolingo merupakan wilayah pesisir yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian nelayan. Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur, memiliki luas sekitar 1.696,166 km persegi, tepatnya pada 112° 51' - 113° 30' Bujur Timur dan 7° 40' - 8° 10' Lintang Selatan, kabupaten Probolinggo berada pada ketinggian 0 - 2500 m dpl.8

Wilayah sebelah utara kabupaten Probolinggo berbatasan langsung dengan perairan Selat madura. Wilayah pesisir di kabupaten Probolinggo, umumnya perairan lautnya lebih berpotensi digunakan untuk penangkapan hasil laut (nelayan) daripada digunakan untuk kegiatan pariwisata. Menurut data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo pada tahun 2011 jumlah nelayan di kabupaten probolinggo sebanyak 11.558 nelayan. Dengan rincian sebagai berikut:

8


(7)

7 Jenis nelayan Jumlah nelayan Nelayan tetap 10. 113 orang Nelayan sambilan 350 orang Nelayan ando 127 orang Nelayan kadang2 968 orang

Sumber: data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo 2011

Banyak daerah pesisir di kabupaten Probolinggo, salah satunya di desa Gejugan, kecamatan Pajarakan. Desa Gejugan adalah sebuah desa kecil dengan kepadatan penduduk yang tidak terlalu padat yang ada disebelah barat kecamatan Pajarakan. Desa Gejugan merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten Probolinggo yang berada di pesisir pantai utara, aktifitas penduduk yang ada di desa Gejugan adalah mayoritas nelayan dan merupakan mata pencaharian mereka.

Dilihat dari tradisi masyarakat nelayan, aktivitas mereka sama dengan nelayan pada umumnya, mereka menangkap ikan dan mengumpulkan hasil laut seperti kepiting, tiram dan sebagainya. Aktivitas kelautan mereka biasanya dilakukan pada malam hari dan pulang ke darat pada pagi hari. Setelah itu mereka langsung menjual hasil tangkapan. Pekerjaan sehari-hari nelayan pada siang hari biasanya mereka memperbaiki perahu-perahu, mesin perahu, jaring tangkap mereka yang mengalami kerusakan, dilain pihak ada beberapa nelayan bersama perempuan-perempuan nelayan mengolah hasil tangkapan hasil laut seperti membuat terasi udang, dan


(8)

8

mengolah menjadi ikan kering dan sebagainya. Dilihat dari peralatan tangkap yang digunakan nelayan dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu nelayan modern dan nelayan tradisional. Nelayan modern mengunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional. Sama dengan nelayan pesisir di kabupaten Probolinggo pada umumnya nelayan di desa gejugan masih menggunakan peralatan yang tradisional, perahu yang kecil, kapasitas mesin penggerak perahu yang kecil, ditambah lagi dengan alat tangkap jaring yang sederhana, hal ini berpengaruh pada hasil tangkapan mereka yang sedikit.

Masih banyak masyarakat nelayan di desa Gejugan banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dari segi ekonomi, masyarakat desa Gejugan nyata sekali

bahwa kehidupannya memang sangat rentan dalam hal ekonomi.Umumnya hidup di

kawasan pesisir pantai desa Gejugan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam yang tidak menentu, terutama terjadinya angin, gelombang laut, sehingga aktivitas melaut terganggu dan tidak terjadi sepanjang masa, belum lagi instrument tangkap tradisional yang kadangkala mengalami kerusakan turut menggangu aktivitas melaut.

Kasus ini merupakan masalah bagi masyarakat pesisir di desa Gejugan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih-lebih ketika mereka semata-mata tergantung pada hasil penangkapan ikan dari laut. Ketika laut semakin sulit memberikan hasil yang maksimal, maka hal ini merupakan ancaman bagi keberlangsungan kehidupan ekonomi pada masa-masa selanjutnya. Meskipun dari kegiatan melaut adakalanya memberikan hasil yang melimpah, namun tak jarang pula bahkan seringkali hasilnya hanya bisa menutupi kebutuhan satu hari saja. Sementara


(9)

9

untuk esok harinya diserahkan pada hasil tangkapan yang akan dilakukan, demikian seterusnya selain itu mereka juga dihadapkan manajemen pengelolaan keuangan, akses permodalan ketika paceklik tiba dan pemasaran hasil produksinya. Dalam pengelolaan keuangan masyarakat, masyarakat nelayan di Gejugan belum bisa mengolah uang secara baik, ketika hasil panen melimpah mereka cenderung boros dalam membelanjakan hasil dari nelayan mereka, ketika musim paceklik tiba, mereka kebingungan dalam mencari uang, karena uang yang mereka dapatkan pasca hasil panen melimpah telah habis untuk keperluan-keperluan yang kurang penting buat mereka.

Di desa Gejugan juga belum terdapat koperasi nelayan, sehingga masyarakat kesulitan dalam proses pengembangan dirinya. Selain itu masyarakat di Gejugan belum bisa mengolah hasil laut dan belum mengerti tentang diversifikasi usaha, saat ini mereka hanya menjual hasil mentah kepada tengkulak, belum bisa mengolah menjadi barang yang nilai jualnya lebih tinggi, seperti abon ikan, kerupuk ikan, dan lain-lainya.

Melihat kondisi masyarakat desa Gejugan, perlu adanya kebijakan dari pemerintah kabupaten Probolinggo untuk lebih memperhatikan nasib mereka. Sudah menjadi keharusan bagi pemerintah Kabupaten Probolinggo untuk mengupayakan solusi, melalui program-program seperti pemberdayaan masyarakat. Dengan keterbatasan anggaran pembangunan, bagaimana nantinya pemerintah daerah bisa bersinergi dengan masyarakat desa Gejugan dalam melaksanakan program


(10)

10

pemberdayaan masyarakat agar nantinya kesejahteraan masyarakat bisa tewujud nantinya.

Dari gambaran kondisi masyarakat desa Gejugan, daerah pesisir di daerah peneliti melakukan penelitian, maka dalam skripsi mengadakan penelitian dengan judul Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di

Daerah Pesisir ( Studi di Desa Gejugan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten

Probolinggo). Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah daerah (Dinas Perikanan dan Kelautan) kabupaten Probolinggo untuk mengentaskan kemiskinan yang terjadi di daerah pesisir melalui pemberdayaan masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kebijakan pemerintah daerah oleh Dinas Perikanan dan Kelautan dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di daerah pesisir di desa Gejugan, kecamatan Pajarakan, kabupaten Probolinggo?

2. Bagaimana dampak kebijakan pemberdayaan pemerintah daerah oleh Dinas Perikanan dan Kelautan terhadap pekembangan ekonomi masyarakat nelayan di desa Gejugan, kecamatan Pajarakan, kabupaten Probolinggo?

C. TUJUAN PENELITIAN

Setiap penelitian pada dasarnya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yang dimaksud untuk memberikan arah kepada setiap penyusun dalam menjalankan


(11)

11

tugasnya. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan makalah adalah:

1. Mengetahui kebijakan pemerintah daerah oleh Dinas Perikanan dan Kelautan dalam pemberdayaan masyarakat Nelayan di daerah pesisirdi desa Gejugan, kecamatan Pajarakan, kabupaten Probolinggo.

2. Mengetahui dampak kebijakan pemberdayaan pemerintah daerah oleh Dinas Perikanan dan Kelautan terhadap pekembangan ekonomi masyarakat nelayan di desa Gejugan, kecamatan Pajarakan, kabupaten Probolinggo.

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Memberikan wacana dan refrensi khususnya untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) khususnya jurusan Ilmu pemerintahan, Universitas Muhammadiyah Malang yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama. 2. Manfaat Praktis

Dapat dipergunakan sebagai masukan serta bahan pertimbangan bagi siapa saja yang memiliki minat untuk meneliti tentang pemberdayaan masyarakat nelayan.

E. DEFINISI KONSEPTUAL

Definisi konseptual mengurai tentang beberapa istilah atau konsep yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat dalam penelitian ini agar berfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh peneliti, sehingga batasan-batasan tidak keluar dari konteksnya, sebagai berikut:


(12)

12 1. Kebijakan

Istilah kebijakan seringkali pengunaanya dikaitkan dengan istilah program, keputusan, dan ketentuan-ketentuan. Bagi sebagian mungkin membingungkan mendengar kaitan istilah-istilah tersebut, namun dalam prinsipnya sama. Menurut edi suharto, kebijakan (policy) adalah sebuah instrument pemerintahan, bukan saja dalam arti goverment yang menyangkut aparatur negara, melainkan governance yang menyentuh pengelolaan pada sumber daya publik. Kebijakan pada intinya merupakan keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, finansial dan manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk, masyarakat, atau warga negara. Kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi, kompromi, atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan kepentingan-kepentingan yang mewakili sistem politik suatu negara.9

2. Pemerintah daerah

Pemerintah daerah merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah pusat. Pemerintahan Pusat berdasarkan Ketentuan Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan

9


(13)

13

pemerintah Negara Republik Indonesia sebagai mana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam undang-undang otonomi daerah no 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah dijelaskan bahwa yang dimaksud pemerntah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dimaksud dengan Undang-Undang 1945.10

3. Pemberdayaan masyarakat

Menurut Mardiasmo, pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan memfasilitasi, mendorong, dan melakukan pendampingan terhadap masyarakat agar mereka mampu mengenali dan menilai dirinya, serta memiliki kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan mereka sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya.11

Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial, suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.12 Pemberdayaan masyarakat nelayan diartikan sebagai usaha-usaha sadar yang bersifat terencana, sistematik, dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian sosial, ekonomi, dan politikmasyarakat nelayan dengan

10

UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2, diakses tanggal 29 november 2012

11

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Pemerintahan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi

12

http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html, diakses tanggal 29 november 2012


(14)

14

mengelola potensi sumberdaya yang mereka miliki untuk mencapai kesejahteraan sosial yang bersifat kemajuan.

4. Masyarakat Nelayan

Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Sebagai suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri dari kategori-kategori sosial yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki sistem nilai dan simbol-simbol kebudayaan sebagai referensi perilaku mereka sehari- hari. Faktor kebudayaan ini menjadi pembeda masyarakat nelayan dari kelompok lainnya. Sebagian besar masyarakat pesisir, baik langsung maupun tidak langsung, mengantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola potensi sumberdaya perikanan. Mereka menjadi komponen

Untuk memperoleh utama konstruksi masyarakat maritim Indonesia.13 F. DEFINISI OPERASIONAL

Data atau indikator-indikator yang menuju pada konsep yang ingin didapat, aktifitas penelitian ini memiliki definisi operasional atau langkah-langkah untuk memperoleh hasil data dan metode operasional sebagai alatnya.

Adapun alat operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut:

13


(15)

15

1. Kebijakan pemerintah daerah oleh Dinas Perikanan dan Kelautan dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di daerah pesisir di desa Gejugan, kecamatan Pajarakan, kabupaten Probolinggo:

2. Dampak kebijakan pemberdayaan pemerintah daerah oleh Dinas Perikanan dan Kelautan terhadap pekembangan ekonomi masyarakat nelayan di desa Gejugan, kecamatan Pajarakan, kabupaten Probolinggo

a. Dimensi ekonomi b. Dimensi sosial budaya G. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang deskriptif , dengan pendekatan kualitatif, agar dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta, sehingga tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau gambaran tentang gejala sosial.

2. Sumber Data a. Data Primer

Merupakan data pokok yang terdapat pada penelitian yang berasal dari tulisan-tulisan dan wawancara. Data tulisan adalah data yang mendukung penelitian, sedangkan wawancara merupakan kumpulan orang yang berkompeten dan terkait dengan penelitian ini.


(16)

16 b. Data Sekunder

Data sekunder, adalah sumber data yang mendukung, menjelaskan, serta, memberikan tafsiran terhadap sumber data primer, dalam hal ini yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui jurnal-jurnal dan buku-buku yang berhubungan dengan Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Masyarakat Nelayan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu kegiatan pengambilan data oleh peneliti dengan menggunakan alat atau instrument. Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian.14 dalam pengumpulan data ada beberapa teknik yang akan digunakan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah suatu usaha untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur standart. Artinya data dapat diperoleh langsung dalam keadaan sadar dari objek penelitian dengan melakukan pengamatan sistematis dengan cara merekam kejadian dan mencatatnya. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan tentang kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat.

b. Wawancara

14

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitan sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya. Airlangga university press.


(17)

17

Metode wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder). Tentu saja kreatifitas pewancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih tergantung dari pewancara.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang tidak langsung di tujukan kepada subjek. Dokumen yang di teliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan khusus dalam pekerjaan sosial, dan dokumen lainya.

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Subjek dapat memberikan informasi, gambaran, dan data-data secara tepat dan benar sekaligus menjadi objek. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah:

a. Kasi pengelolaan pesisir, laut dan kepulauan dan Kasi pengawasan jalur dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Probolinggo

b. Kepala desa (desa Gejugan) dan 2 perangkat desa c. Masyarakat nelayan desa Gejugan 3 orang

5. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan, untuk mendapatkan informasi serta data-data yang diperlukan oleh peneliti untuk menunjang penelitian. Lokasi penelitian dilakukan di kantor Dinas Perikanan dan


(18)

18

Kelautan kabupaten Probolinggo dan di desa Gejugan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo.

6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang dilakukan peneliti mengggunakan analisis kualitatif. Teknik analisa yang digunakan peneliti berguna sebagai alat untuk menafsirkan dan menginterpretasikan data yang di dapat dari observasi, dokumentasi, dan wawancara dengan responden dengan tujuan mendeskripsikan bagaimana kebijakan pemerintah daerah (Dinas Perikanan dan Kelautan) dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di di desa Gejugan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, dan bagaimana hubungan pemerintah daerah (Dinas Perikanan dan Kelautan) dengan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di di desa Gejugan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Adapun tahapan dalam menganalisa data:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisa yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

b. Display Data

Display Data adalah rakitan organisasi informal yang memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan yang meliputi gambar atau skema, jaringan kerja berkaitan dalam


(19)

19

tabel. Dengan demikian maksud peneliti melakukan display data bertujuan untuk menyajikan data yang berkaitan kedalam tabel sesuai dengan data yang diperoleh.

c. Pengambilan keputusan

Akhir dari seluruh kegiatan analisa data kualitatif terletak pada pemahaman atau penuturan tentang apa yang berhasil kita mengerti berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti.


(20)

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DAERAH

PESISIR

( Studi di Desa Gejugan, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S - 1)

Disusun Oleh : AGYL SATYA AJIE

NIM : 09230065

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(21)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan Dihadapan Sidang Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Pada :

Hari : Sabtu

Tanggal : 27 April 2013

Jam : 11.00 WIB

Tempat : Kantor Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dewan Penguji:

1. Drs. Krishno Hadi, MA ( ………)

2. Hevi Kurnia Hardini, MA. Gov ( ………)

3. Dr. Asep Nurjaman, M. Si ( ………)

4. Prof. Dr. Ishomuddin, M. Si ( ………)

Mengesahkan Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang


(22)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan keberkahan kehidupan yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi sebagai persyaratan akademis untuk lulus di Universitas Muhammadiyah Malang, tidak lupa juga kepada sang Revolusioner dunia ini yaitu Nabi Muhammad Saw, dengan kesabaran beliau, dan keikhlasan beliau sehingga mampu merubah peradaban dunia ini menjadi besar dan bermoral.

Peneliti mencoba mengangkat judul penelitian skripsi tentang “KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

NELAYAN DI DAERAH PESISIR ( Studi di Desa Gejugan, Kecamatan

Pajarakan, Kabupaten Probolinggo), dalam skripsi ini mengupas tentang bagaimana

kebijakan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Probolinggo dalam pemberdayaan masyarakat nelayan di daerah desa Gejugan, dan bagaimana nantinya dampak dari pemberdayaan masyaraksat nelayan tersebut.

Dengan terselesainya skripsi ini, yang merupakan usaha peneliti secara maksimal, tentu saja melibatkan bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, untukitu, peneliti merasa wajib menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada mereka secara khusus sebagai berikut :


(23)

1. Kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Malang Bapak Rektor, Pembantu Rektor I, Pembantu Rektor II dan Pembantu Rektor III .terima kasih atas didikasi mereka yang tinggi, mereka adalah para pencinta pengetahuan dan kebijakan yang telah mengabdi demi terciptanya umat manusia dan beradab.

2. Kepada Dekan Fakultas ilmu social dan ilmu politik, terimakasih atas dedikasi yang tinggi terhadap fakultas ilmu social dan ilmu politik.

3. Kepada Dosen Pembimbing I (Dr. Asep Nurjaman, M. Si) dan Dosen Pembimbing II (Prof. Dr. Ishomuddin, M. Si ), terima kasih atas kesabaran, pengertian dan kesedian menjadi sharing partner sehingga skripsi ini dengan segera terselesaikan.

4. Kepada Dosen Ilmu Pemerintahan yang telah merintis ilmu kepada peneliti Bapak Jainuri, Bapak Asep Nurjaman, Bapak Krishno Hadi, Bapak Salahuddin, Bapak Saiman, Bapak Imam Hidayat, Bapak A. Rifai, Bapak

Mas’ud Said, Bapak Salim Said, Ibu Hevi kurnia, dan Ibu Noenik. Yang telah berjasa banyak kepada penulis dalam memberikan keikhlasan ilmunya.

5. Kedua orangtua, H. S. Matradji yang telah menuntun hidup saya dengan keteladanan, kesabaran, kedamaian dan cinta kasih yang sangat dalam dan tulus, Ibunda tercinta HJ. Tutik Suhartiyah, yang telah menitiskan niat dan ruh suci dan keikhlasan dalam menuntut ilmu sehingga penulis dapat mencapai cita-cita. Selanjutnya, terima kasih pula untuk kakak tercinta saya Novelia Purnama Ajie yang telah memaknai kehidupan dalam satu keluarga.


(24)

6. Kepada brother-brother saya, Handy, Reza, Dhion, dan adik-adik saya Bella, Salma, Abi, , Afin, Naura dan juga mbak Heni, terimakasih telah memberikan semangat.

7. Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2009 Wahyu, Rahmat, Leo, Gunadi, Hendi, Iron, Danang, Anugrah, Reza, Agung, Beni dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bisa berteman dengan kalian merupakan anugrah yang sangat luar biasa bagi hidup saya.

8. Kepada teman-teman ’KOST PAK BREWOK”, Dion, Jova, Arip, Rohman, , Epids, Kacong, llham, terima kasih bantuan dan supportnya teman, kalian luar biasaa.

Malang, 27 April 2013 Peneliti,


(25)

DAFTAR ISI

COVER...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

ABSTRAKSI...vi

DAFTAR ISI...x

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...10

C. Tujuan Masalah...10

D. Manfaat Penelitian...11

E. Definisi Konseptual...11

F. Definisi Operasional...14

G. Metode Penelitian...15

BAB II KAJIAN PUSTAKA...20

A. Kebijakan...20

1. Pengertian Kebijakan...20

2. Tahap-tahap Kebijakan dan Analisi kebijakan...22

3. Stakeholders Kebijakan Publik...27


(26)

1.Pengertian Pemerintah Daerah...29

2.Unsur Pemerintah Daerah...30

3.Urusan Pemerintah Daerah...31

4.Fungsi Pemerintah Daerah...32

C. Pemberdayaan Masyarakat...34

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat...34

2.Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat...37

3.Model Pemberdayaan Masyarakat...39

4.Indikator Pemberdayaan Masyarakat...43

D. Mayarakat Nelayan...46

BAB III DESKRIPSI WILAYAH...48

1. Kondisi Umum Kabupaten Probolinggo...48

a. Tinjauan Historis Berdirinya Kabupaten Probolinggo...48

b. Gambaran Umum Kondisi Geografis...49

c. Topografi...52

d. Kependudukan...53

e. Potensi Kabupaten Probolinggo...54

f. Karakteristik sosial Masyarakat Kabupaten Probolinggo...59

g. Kondisi Umum Desa Gejugan...60

h. Profil Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo...63

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA...67


(27)

1.Tahap diagnosis masyarakat...69

2. Tahap penentuan kebijakan dan implementasi kebijakan...77

a. Modernisasi alat tangkap...78

b. Akses Permodalan Nelayan...82

c. Pengolahan Sumberdaya Perikanan...85

3. Evaluasi kebijakan...88

B. Dampak kebijakan pemberdayaan masyarakat pemerintah daerah...90

1. Dimensi ekonomi...90

2. Dimensi sosial budaya...93

BAB V PENUTUP...95

A. Kesimpulan...95

B. Saran...97


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitan sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya. Airlangga university press.

Kartasamita, Ginanjar. 1998. Pembangunan Masyarakat Desa asas, Kebijakan, dan Manajemen. Yogyakarta. Penerbit mandala.

Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan Dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Jogjakarta: AR- RUZZ Media.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Pemerintahan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi

Mubyarto. 2005. Membangun masyarakat memperdayakan rakyat. Bandung: Refika aditama

Muhammad, Sahri. 2011. Kebijakan pembangunan Perikanan Dan Kelautan: Pendekatan Sistem. Malang: UB Press.

Suharto, edi. 2008. Kebijakan sosial sebagai kebijakan publik. Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi. 2010. Membangun masyarakat memperdayakan rakyat. Bandung: PT.

Refika Aditama

Sulistiyani, ambar teguh. 2004. Kemitraan dan model-model pemberdayaaan masyarakat. Bandung: penerbit alumni.

Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan daerah dan Pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

Sumadiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Jakarta: Pustaka Pelajar


(29)

Sumber lainnya:

http://afrizalwszaini.wordpress.com/2012/01/13/defenisi-kebijakan-publik-menurut pakar/, diakses tanggal 5 maret 2013

http://arifrachman27.wordpress.com/2011/05/12/makalah-pemberdayaan/#_ftn1,diakses pada tanggal 27 november 2012

http://fuadinotkamal.wordpress.com/2012/03/24/kebijakan-dan-analisis-kebijakan/,diakses tanggal 5 maret 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Probolinggo, diakses tanggal 29 november 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/pemerintah daerah, diakses tanggal 17 januari 2013 http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_32_Tahu

n_2004, diakses tanggal 29 november2012

http://ivonneraystikagretha.blogspot.com/2013/01/nelayan-sebagai-masyarakat-pesisir.html, diakses tanggal 5 maret 2013

http://muslimpoliticians.blogspot.com/2011/12/peran-dan-fungsi-pemerintahan.html,diakses tanggal 20 januari 2013

http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html, diakses tanggal 29 november 2012

http://www.tantanhermansyah.co.nr/ Mengintregrasikan proses “Community

development, diakses tanggal 20 januari 2013 UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2

UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan Program Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Website kabupaten Probolinggo, diakses tanggal 17 januari 2013

Website pemerintah Kabupaten Probolinggo- Dinas Kelautan dan Perikanan, diakses tanggal 20 januari 2013


(1)

6. Kepada brother-brother saya, Handy, Reza, Dhion, dan adik-adik saya Bella, Salma, Abi, , Afin, Naura dan juga mbak Heni, terimakasih telah memberikan semangat.

7. Kepada teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2009 Wahyu, Rahmat, Leo, Gunadi, Hendi, Iron, Danang, Anugrah, Reza, Agung, Beni dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Bisa berteman dengan kalian merupakan anugrah yang sangat luar biasa bagi hidup saya.

8. Kepada teman-teman ’KOST PAK BREWOK”, Dion, Jova, Arip, Rohman, , Epids, Kacong, llham, terima kasih bantuan dan supportnya teman, kalian luar biasaa.

Malang, 27 April 2013 Peneliti,


(2)

DAFTAR ISI

COVER...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

KATA PENGANTAR...iii

ABSTRAKSI...vi

DAFTAR ISI...x

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...10

C. Tujuan Masalah...10

D. Manfaat Penelitian...11

E. Definisi Konseptual...11

F. Definisi Operasional...14

G. Metode Penelitian...15

BAB II KAJIAN PUSTAKA...20

A. Kebijakan...20

1. Pengertian Kebijakan...20

2. Tahap-tahap Kebijakan dan Analisi kebijakan...22

3. Stakeholders Kebijakan Publik...27


(3)

1.Pengertian Pemerintah Daerah...29

2.Unsur Pemerintah Daerah...30

3.Urusan Pemerintah Daerah...31

4.Fungsi Pemerintah Daerah...32

C. Pemberdayaan Masyarakat...34

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat...34

2.Langkah-langkah Pemberdayaan Masyarakat...37

3.Model Pemberdayaan Masyarakat...39

4.Indikator Pemberdayaan Masyarakat...43

D. Mayarakat Nelayan...46

BAB III DESKRIPSI WILAYAH...48

1. Kondisi Umum Kabupaten Probolinggo...48

a. Tinjauan Historis Berdirinya Kabupaten Probolinggo...48

b. Gambaran Umum Kondisi Geografis...49

c. Topografi...52

d. Kependudukan...53

e. Potensi Kabupaten Probolinggo...54

f. Karakteristik sosial Masyarakat Kabupaten Probolinggo...59

g. Kondisi Umum Desa Gejugan...60

h. Profil Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo...63

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA...67


(4)

1.Tahap diagnosis masyarakat...69

2. Tahap penentuan kebijakan dan implementasi kebijakan...77

a. Modernisasi alat tangkap...78

b. Akses Permodalan Nelayan...82

c. Pengolahan Sumberdaya Perikanan...85

3. Evaluasi kebijakan...88

B. Dampak kebijakan pemberdayaan masyarakat pemerintah daerah...90

1. Dimensi ekonomi...90

2. Dimensi sosial budaya...93

BAB V PENUTUP...95

A. Kesimpulan...95

B. Saran...97


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi penelitan sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya. Airlangga university press.

Kartasamita, Ginanjar. 1998. Pembangunan Masyarakat Desa asas, Kebijakan, dan Manajemen. Yogyakarta. Penerbit mandala.

Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan Dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Jogjakarta: AR- RUZZ Media.

Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Pemerintahan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi

Mubyarto. 2005. Membangun masyarakat memperdayakan rakyat. Bandung: Refika aditama

Muhammad, Sahri. 2011. Kebijakan pembangunan Perikanan Dan Kelautan: Pendekatan Sistem. Malang: UB Press.

Suharto, edi. 2008. Kebijakan sosial sebagai kebijakan publik. Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi. 2010. Membangun masyarakat memperdayakan rakyat. Bandung: PT.

Refika Aditama

Sulistiyani, ambar teguh. 2004. Kemitraan dan model-model pemberdayaaan masyarakat. Bandung: penerbit alumni.

Sumodiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan daerah dan Pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.

Sumadiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Jakarta: Pustaka Pelajar


(6)

Sumber lainnya:

http://afrizalwszaini.wordpress.com/2012/01/13/defenisi-kebijakan-publik-menurut pakar/, diakses tanggal 5 maret 2013

http://arifrachman27.wordpress.com/2011/05/12/makalah-pemberdayaan/#_ftn1,diakses pada tanggal 27 november 2012

http://fuadinotkamal.wordpress.com/2012/03/24/kebijakan-dan-analisis-kebijakan/,diakses tanggal 5 maret 2013

http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Probolinggo, diakses tanggal 29 november 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/pemerintah daerah, diakses tanggal 17 januari 2013 http://id.wikisource.org/wiki/UndangUndang_Republik_Indonesia_Nomor_32_Tahu

n_2004, diakses tanggal 29 november2012

http://ivonneraystikagretha.blogspot.com/2013/01/nelayan-sebagai-masyarakat-pesisir.html, diakses tanggal 5 maret 2013

http://muslimpoliticians.blogspot.com/2011/12/peran-dan-fungsi-pemerintahan.html,diakses tanggal 20 januari 2013

http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html, diakses tanggal 29 november 2012

http://www.tantanhermansyah.co.nr/ Mengintregrasikan proses “Community development, diakses tanggal 20 januari 2013

UU Otonomi Daerah No. 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2

UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004 dan Program Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Website kabupaten Probolinggo, diakses tanggal 17 januari 2013

Website pemerintah Kabupaten Probolinggo- Dinas Kelautan dan Perikanan, diakses tanggal 20 januari 2013


Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Perempuan Dalam Pembangunan Masyarakat Pesisir Pantai (Studi Pada Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)

9 121 115

Beberapa Masalah Sosial Ekonomi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Di Tapanuli Tengah

0 58 88

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

6 80 92

Respon Masyarakat Pesisir Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Alam Lokal (Studi Deskriptif Program Bina Desa kelompok perempuan di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara)

0 41 97

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR (Studi Pada Petani Rumput Laut di Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara)

6 28 29

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (PPMD) KABUPATEN BULUNGAN (Studi di Kecamatan Tanjung Palas Tengah Kabupaten Bulungan)

3 21 28

PERAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI KABUPATEN PROBOLINGGO

31 162 32

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN (Studi Kasus Di Desa Blitok, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo)

0 3 14

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MEMBANGUN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI ERA OTONOMI DAERAH ( Studi Kasus di Kabupaten Sragen )

0 2 28

SISTEM TEBASAN PADI DI DESA SELOGUDIG WETAN KECAMATAN PAJARAKAN KABUPATEN PROBOLINGGO

1 4 9