IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO.

IMPLEMENTASI KEBIJ AKAN
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
DI DESA J UMPUT REJ O KECAMATAN SUKODONO
KABUPATEN SIDOARJ O

SKRIPSI

Disusun Oleh :
ANGGARA SATRIA WIRAWAN
NPM. 0641010019

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SURAT KETERANGAN

Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama

: WAHYU JATMIKO

Jabatan

: STAF SEKRETARIAT

Alamat

: BECIRO RT.10 RW.03 JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO SIDOARJO

Yang menerangkan bahwa:
Nama

: ANGGARA SATRIA WIRAWAN


NPM

: 0641010019

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JATIM
Fakultas

: ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Jurusan

: ADMINISTRASI NEGARA

Telah melaksanakan penelitian di Desa Jumput Rejo Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo
Terhitung sejak tanggal 01 Februari sampai 31 Maret 2012 dengan judul :
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
PROGRAM
NASIONAL
PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO
KABUPATEN SIDOARJO

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

WAHYU JATMIKO

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul “Implementasi Kebijakan Pr ogram Nasional Pemberdayaan
Masyrakat (PNPM) di Desa J umput Rejo Kecamatan Sukodono Kabupaten
Sidoarjo ”. Tugas ini dibuat dalam memenuhi persyaratan kurikulum pada Jurusan
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas


Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.
Dalam tersusunnya tugas ini penulis mengucapakan terima kasih sebesarbesarnya kepada Dra. Susi Hardjati, MAP selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Disamping itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
2. Bapak DR. Lukman Arif, M.Si, selaku Ketua Program Studi Administrasi
Negara.
3. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Seluruh Staf Kantor Desa Jumput Rejo dan Pengurus LKM “PERINTIS
SEJAHTERA” yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
proposal skripsi ini.
5. Kedua Orang tuaku, kakak telah memberikan dukungan baik moril maupun
materiil selama proses penyusunan proposal skripsi ini.
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


6. Teman-teman dan semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu-persatu
yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan masukan dan
bantuan dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangankekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan
terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah
kesempurnaan skripsi.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih serta besar harapan penulis
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Desember 2011

Penulis

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang .................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah .........................................................

5

1.3

Tujuan Penelitian .............................................................

6


1.4

Manfaat Penelitian ...........................................................

6

BAB 2 KAJ IAN PUSTAKA
2.1

Penelitian Terdahulu ........................................................

7

2.2

Landasan Teori .................................................................

9

2.2.1 Kebijakan Publik .....................................................


9

2.2.1.1 Konsep Kebijakan Publik ............................

9

2.2.1.2 Sifat-Sifat Kebijakan Publik ........................

10

2.2.1.3 Tahap-tahap Kebijakan Publik .....................

11

2.2.1.4 Evaluasi Kebijakan ......................................

12

2.2.2 Implementasi Kebijakan Publik ...............................


14

2.2.2.1 Konsep Implementasi Kebijakan .................

14

2.2.2.2 Model-model Implementasi Kebijakan ........

17

2.2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi
Implementasi Kebijakan ..............................

25

2.2.2.4 Sumber-sumber Implementasi Kebijakan .....

26


2.2.2.5 Keberhasilan Implementasi Kebijakan ........

28

2.2.2.6 Kegagalan Implementasi Kebijakan ............

28

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.7 Aktor-Aktor Yang Berperan Dalam Proses
Kebijakan ....................................................

29

2.2.2.8 Prospek untuk memperbaiki Implementasi....

29


2.2.3 Kemiskinan 30
2.2.3.1 Bentuk-bentuk Kemiskinan ..........................

31

2.2.3.2 Penyebab Kemiskinan .................................

32

2.2.3.3 Kategori Orang Miskin ..............................

35

2.2.3.4 Perangkap Kemiskinan ................................

36

2.2.3.5 Masalah Kemiskinan ...................................

38

2.2.4 Kesejahteraan ..........................................................

39

2.2.4.1 Konsep Kesejahteraan Masyarakat ..............

39

2.2.4.2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Miskin ..

41

2.2.5 Kerangka Berpikir ...................................................

43

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian .................................................................

45

3.2

Fokus Penelitian ...............................................................

47

3.3

Lokasi Penelitian ..............................................................

48

3.4

Sumber Data ....................................................................

49

3.5

Teknik Pengumpulan Data ...............................................

50

3.6

Analisis Data ....................................................................

53

3.7

Keabsahan Data ...............................................................

54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian ..................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

65

4.2

Hasil Penelitian .................................................................

77

4.3

Pembahasan ......................................................................

101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan ......................................................................

113

5.2

Saran .................................................................................

115

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
ANGGARA SATRIA WIRAWAN, 0641010019.” IMPLEMENTASI
KEBIJ AKAN
PROGRAM
NASIONAL
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI DESA J UMPUT REJ O KECAMATAN SUKODONO
KABUPATEN SIDOARJ O”
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
deskriptif, yang mencoba menggambarkan secara mendalam suatu obyek
penelitian berdasarkan fakta-fakta.Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif, dengan maksud ingin memperoleh gambaran yang
komprehensif dan mendalam tentang implentasi program nasional pemberdayaan
masyarakat di desa Jumputrejo.Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana Implementasi program pemberdayaan yang dilaksanakan di desa
Jumputrejo Kecamatan Sukodono Kabupaten Sidoarjo. Faktor-faktor yang
menjadi penghambat dan pendorong dalam program pemberdayaan yang
dilaksanakan di Desa Jumputrejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi program nasional pemberdayaan dalam mengurangi kemiskinan di
desa Jumputrejo. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendorong dan
penghambat dalam penerapan program pemberdayaan pada masyarakat desa
Jumputrejo Sidoarjo.
Fokus dalam penelitian ini ada dua. 1. Implementasi pemberdayaan
masyarakat dibidang ekonomi dan pemberdayaan masyarakat dibidang
lingkungan, 2. Faktor-faktor yang menjadi pendorong dan penghambat
pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi dan dibidang lingkungan .
Hasil penelitian tentang Implementasi Kebijakan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Jumput Rejo Kecamatan Sukodono
Kabupaten Sidorajo adalah Di dalam Implementasi pemberdayaan masyarakat
dibidang ekonom di desa Jumputrejo diartikan berjalan cukup berhasil,karena
terdapat kesesuaian dalam aturan baku PNPM bahwa masyarakat menerima dana
pinjaman modal bergulir tersebut, meskipun dalam proses pencairan dana modal
bergulir memakan waktu yang sangat lama dan untuk pengembalian dana
pinjaman modal bergulir juga terdapat keterlambtan dalam pembayaran angsuran
yang dicicil oleh masyarakat penerima dana pinjaman modal bergulir. Sedangkan
dalam Implementasi pemberdayaan masyarakat dibidang lingkungan di desa
Jumputrejo berjalan berhasil karena dalam pemberdayaan dibidang lingkungan ini
terdapat pembangunan infrastruktur desa yang merata dan tersebar di lima dusun
yang ada di desa Jumputrejo. Faktor yang menjadi pendorong dalam
pemberdayaan dibidang ekonomi adalah masyarakat desa Jumputrejo pada
dasarnya sangat membutuhkan dana pinjaman modal tersebut untuk meningkatkan
omset usaha mereka, jadi dana pinjaman bantuan modal bergulir dari PNPM ini
sangat tepat bagi masyarakat desa Jumputrejo.faktor yang menjadi
penghambatnya adalah masyarakat beranggapan bahwa dana pinjaman modal
bergulir ini adalah dana dari pemerintah, sehingga masyarakat beranggapan tidak
perlu mengembalikan dana pinjaman.faktor yang menjadi pendorong dalam
pemberdayaan dibidang lingkungan adalah antusias masyarakat desa Jumputrejo
untuk membangun infrastruktur desa yang mendesak untuk diperbaiki.faktor yang
menjadi penghambat dalam pemberdayaan dibidang lingkungan adalah kurangnya
partisipasi masyarakat desa Jumputrejo mengenai pembangunan infrastruktur
desa, sehingga pengerjaan infrastruktur desa ini dikerjakan oleh pihak lain atau
kontraktor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang
adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di
dalam wadah negara kesatuan republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
pembangunan nasional tidak hanya dilaksanakan di kota-kota besar saja,
melainkan juga harus mencakup pembangunan desa yang jumlahnya sangat
banyak dan tersebar di seluruh pinggiran kota. Desa dan kelurahan merupakan
unit terkecil / basis dari tubuh negara kesatuan republik Indonesia, yang mana
mendapatkan perhatian dalam perencanaan maupun pelaksanaan problem yang
ada.
Ruang lingkup pembangunan desa berdasarkan tipologinya memiliki
kekhasan masing-masing, baik akibat perbedaan potensi ekonomi, perbedaan latar
belakang sejarah, tingkat perkembangan dan keadaan sosial budaya dan Juga
akibat letak geografisnya walaupun mungkin keadaan sosialnya relatif homogen.
Oleh karena itu program pembangunan dan perkembangan desa maupun
kelurahan setidaknya dilakukan secara merata. Sesuai dengan program dan
kebijakan pemerintah maka sudah selayaknya untuk memberikan perhatian yang
optimal terhadap pembangunan dalam rangka memberdayakan masyarakat miskin
di daerah pedesaan .Salah satu pembangunan desa yang menjadi sorotan dalam
memberdayakan masyarakatnya adalah di Desa Jumput Rejo Kecamatan
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Sukodono Kabupaten Sidoarjo.Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik dan Kantor Kelurahan desa Jumput Rejo, jumlah penduduk di desa
tersebut sebesar 7.114 jiwa. Untuk komposisi penduduk berdasarkan mata
pencahariannya rata – rata berprofesi sebagai petani. Sedangkan untuk tingkat
pendidikan yang signifikan hanya sampai pada tamat Sekolah Dasar (SD),Padahal
sesuai ketentuan pemerintah pendidikan dasar adalah sembilan tahun atau jenjang
pendidikan dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Penduduk yang melewati jenjang pendidikan dasar tersebut hanya 437 jiwa dan
sebanyak 35 jiwa adalah buta huruf.
Jumlah penduduk miskin di Desa Jumput Rejo sebesar 1.114 jiwa yang
tersebar di lima dusun yaitu , dusun Beciro, dusun Keling, dusun Kedung, dusun
Jumput Wetan dan dusun Jumput Kulon. Data penduduk tersebut diperoleh dari
kantor desa Jumput Rejo. Kriteria yang ditetapkan untuk masuk dalam penduduk
miskin ini berbeda antara Badan Pusat Statistik dengan Lembaga Keswadayaan
Masyarakat “PERINTIS SEJAHTERA”, selaku petugas sensus penduduk miskin.
Kriteria yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik adalah apabila rumah
seseorang

warga

beralaskan

tanah,

maka

dapat

dikatakan

penduduk

miskin.Sedangkan kriteria yang di tetapkan LKM “PERINTIS SEJAHTERA”
yaitu, apabila penghasilan seorang warga setiap hari sebesar Rp.20.000 –
Rp.25.000 maka warga tersebut dapat dikatakan pendududk miskin terlebih
mempunyai tanggungan keluarga, Sehingga pada bulan pertengahan februari 2012
terdapat tambahan penduduk miskin sebesar 42 kepala keluarga.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Dari data diatas dapat diketahui bahwa penduduk Desa Jumput Rejo perlu
mendapatkan program pemberdayaan masyarakat agar masyarakat miskin di desa
tersebut dapat berdaya baik dalam memenuhi kebutuhan ataupun menambah
penghasilannya.Untuk memulai menjalankan kegiatan pemberdayaan masyarakat
tersebut, maka dibentuklah berbagai jenis program yang akan dilaksanakan serta
pemetaan desa yang meliputi berbagai macam karakteristik desa.Dari pemetaan
desa itu muncul sebuah program yaitu PJM PRONANGKIS (Perencanaan Jangka
Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan) dimana dalam program ini
disusun

oleh

LKM

(LEMBAGA

“PERINTIS SEJAHTERA”

KESWADYAAN

MASYARAKAT)

Lembaga keswadayaan masyarakat ini dibentuk

untuk memudahkan kinerja dalam membuat berbagai program pemberdayaan
masyarakat desa Jumput Rejo dan

dibawah persetujuan kepala desa yang

bertujuan untuk memberdayakan masyarakat miskin dalam kerangka kebijakan
PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri. PNPM
Mandiri adalah program nasional yang berbasis pemberdayaan masyarakat yang
dinaungi oleh Tim Independen PNPM Mandiri yang terdiri dari Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Departemen Dalam Negeri
(Depdagri), Menteri Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) dan
Departemen Pekerjaan umum. Sebagai landasan hukum dalam program
pemberdayaan masyarakat miskin ini adalah UU NO.25 Tahun 2004 tentang
system perencanaan pembangunan

nasional,

Keputusan Menteri

bidang

Kesejahteraan Rakyat No.25 / Kep / Menko / Kesra / VII / 2007. Sedangkan
landasan hukum untuk desa Jumput Rejo adalah Keputusan Kepala Desa Jumput

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Rejo No.414.2 / 02 / 404.7.10.5 / 2010 tentang penerapan program pemberdayaan
masyarakat miskin yang terangkum dalam dokumen PJM PRONANGKIS dengan
verifikasi konsultan manajemen wilayah VI Jawa Timur selaku koordinator
PNPM Mandiri.
Tahapan dalam pemberdayaan masyarakat adalah melakukan kajian potensi
dan masalah baik ekonomi, sosial, dan lingkungan. Proses kajian tersebut
didalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang pada akhirnya menghasilkan
produk akhir proyek atau program yang dibutuhkan masyrakat desa Jumput Rejo
untuk meningkatkan kualitas hidupnya.Program – program yang dihasilkan antara
lain Program lingkungan, program ekonomi, program sosial. Ketiga program
tersebut

dilakukan

oleh

LKM

(LEMBAGA

KESWADAYAAN

MASYARAKAT) “PERINTIS SEJAHTERA” program – program tersebut
dilaksanakan secara swadaya, karena dalam prinsip PNPM Mandiri berdasarkan
atas asas keswadayaan masyarakat itu sendiri.
Program pemberdayaan masyarakat dibidang lingkungan yang dilaksanakan
didesa Jumput Rejo yaitu membangun infrasturuktur desa agar dapat
memperlancar akses masyarakat

dan roda perekonomian ,dengan cara

membangun paving jalan dan saluran air. Selain itu dibidang lingkungan juga
mencakup menciptkan lingkungan bersih dengan program yaitu membuat bak
sampah, perbaikan got, perbaikan gorong – gorong. Untuk sumber daya yang
digunakan pada program ini adalah masyarakat itu sendiri, tenaga kerja tukang
dan UPL (Unit Pengelola Lingkungan) yang bernaung dibawah LKM “PERINTIS
SEJAHTERA”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Pada pemberdayaan dibidang ekonomi bertujuan memberikan pinjaman
modal bagi warga miskin yang akan membuka usaha, ataupun warga yang ingin
meningkatkan usahanya.Besaran pinjaman yang diberikan berkisar antara
Rp.500.000 – Rp.2.000.000. Pinjaman itu diberikan kepada KSM (Kelompok
Swadaya Masyarakat). Anggota dari sebuah kelompok KSM ini terdiri dari 3 – 5
orang, dan tercantum dalam baseline.baseline sendiri adalah data penduduk
miskin, dan sebagai persyaratan

untuk membuat sebuah usaha yang akan

ditekuni, dengan target masyarakat miskin mempunyai kemandirian dalam
usaha.Selain itu juga tersedianya koperasi simpan pinjam.Sumber dana yang
digunakan berasal dari APBD,BLM (Bantuan Langsung Mandiri).Sumber daya
pada bidang ini adalah pengurus UPK (Unit Pengelola Keuangan) dibawah
naungan LKM “PERINTIS SEJAHTERA”
Untuk

pemberdayaan dibidang sosial ini banyak program yang ingin

dijalankan oleh LKM “PERINTIS SEJAHTERA” seperti memberikan bantuan
biaya sekolah, memberikan bantuan peralatan sekolah, melaksanakan pendidikan
gratis, dengan harapan dapat menurunkan angka putus sekolah. Sebab jumlah
penduduk desa Jumput Rejo yang melaksanakan program wajib belajar Sembilan
tahuan sangat sedikit. Sumber daya yang digunakan pada sektor pendidikan ini
adalah tenaga pengajar dari swadaya masyarakat itu sendiri dengan persetujuan
dari

pihak

LKM

“PERINTIS

SEJAHTERA”

Disamping

menjalankan

pemberdayaan disektor pendidikan, program pemberdayaan dibidang sosial ini
juga mencakup sektor kesehatan penduduk yang miskin, dengan memberikan
pelayanan pada masyarakat untuk hidup lebih sehat. Program yang dilaksankan ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

antara lain, mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan balita
sehingga

kesehatan

ibu

hamil

dan

kandungannya

dapat

terjamian

kesehatannya.Mengembankan pelayanan yang murah bagi warga miskin,agar
warga miskin mendapatkan pelayanan kesehatan

yang murah

juga

-

bermutu.Memberikan penyuluhan tentang kesehatan,dengan harapan adanya
penyuluhan kesehatan ini maka diharapkan masyarakat dapat mengantisipasi
terhadap datangnya penyakit dan penambahan gizi bagi balita, agar semua balita
mendapatkan asupan gizi yang cukup. Mengenai sumber daya yang digunakan
dalam bidang kesehatan ini adalah Bidan Desa, Puskesmas, dan Posyandu.
Seiring berjalannya waktu, maka program – program tersebut akan
dievaluasi pada tahun – tahun yang berjalan. Awal mula berjalannya program ini
yaitu pada tahun 2009 dan berakhir pada 2012. Evaluasi ini bertujuan untuk
ketepatan program yang dijalankan ini, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Desa Jumput Rejo? Sehingga dalam evaluasi ini dapat diketahui
seberapa besar jangkauan pelayanan pada msayarakat miskin dari program yang
sudah dilaksankan dan seberapa besar dapat memberikan kontribusi terhadap
penganggulangan kemiskinan.
Karena bentuk organisasi ini disepakati oleh masyarakat maka pelibatannya
adalah dari unsur masyarakat itu sendiri. semua proses yang ada mulai kajian dan
identifikasi masalah

atau kebutuhan perencanaan pelaksanaan sampai pada

monitoring dan evaluasi di lakukan oleh masyarakat yang mandiri. dalam
melaksanakan pembangunan dan Upaya penanggulangan kemiskinan tidak dapat
di wujudkan secara instan. Kemandirian masyarakat dapat terwujud melalui

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

serangkaian proses kegiatan pemberdayaan masyarakat yang direncanakan,
dilaksanakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri yaitu seperti pada proses
penyusunan PJM PRONANGKIS (Program Jangka Menengah Program
Penanggulangan
SEJAHTERA”.

kemiskinan)

yang

disusun

oleh

LKM

“PERINTIS

Agar pelaksanaan berbagai program pemberdayaan di desa

Jumput Rejo berjalan efektif dan sinergis mendukung upaya penanggulangan
kemiskinan, dilakukan harmonisasi pelaksanaan berbagai program tersebut dalam
kerangka kebijakan PNPM – Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri) PNPM mandiri yang pada dasarnya merupakan program
payung (Umbrella Policy).
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Pr ogram
Nasional Pember dayaan Masyar akat (PNPM Mandiri) di desa J umput Rejo
Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo”

1.2. Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang dari atas maka penelitian ini mempunyai
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi program pemberdayaan yang dilaksanakan di
Desa Jumput Rejo” Kecamatan Sukodono-Sidoarjo?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat dalam
implementasi program pemberdayaan yang dilaksanakan masyarakat di
Desa Jumput Rejo, Kecamatan. Sukodono-Sidoarjo?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk

mengetahui

implementasi

program

pemberdayaan

dalam

mengurangi kemiskinan dari Desa Jumput Rejo Kecamatan. SukodonoSidoarjo.
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong dan
penghambat dalam penerapan program pemberdayaan pada masyarakat
Desa Jumput Rejo Kecamatan. Sukodono-Sidoarjo.

1.4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Instansi
Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi lembaga
Keswadayaan Masyarakat yang lain maupun instansi-instansi di
Indonesia.
b. Bagi Universitas
Sebagai tambahan Khasanah Perpustakaan dan bahan masukan bagi
penelitian lebih lanjut dengan topik yang sama.
c. Bagi Peneliti
Penyusunan Skripsi itu Diharapkan dapat memperluas wawasan berfikir,
serta pengetahuan penulis dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan
yang sudah diperoleh untuk dilaksanakan di lapangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Ter dahulu
1. Meila Dyah Kurniawati (2007), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur yang melakukan penelitian tentang implementasi kebijakan
pendistribusian bantuan langsung tunai di desa Wonocoyo Kecamatan
Panggul Kabupaten Trenggalek. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang
menggambarkan mendalam suatu objek penelitian berdasarkan faktor-faktor
yang nampak sebagaimana adanya dengan menggunakan pendekatan
kualitatif focus penelitian ini adalah :
1) Pendataan : dimaksudkan untuk mendaftarkan nama keluarga / rumah
tangga miskin pada setiap satuan lingkungan terkecil.
2) Pendistribusian kartu kompensasi BBM : memberikan tanda pengenal KKB
pada setiap rumah tangga miskin yang dapat digunakan untuk
memperoleh bantuan langsung tunai dalam rangka kompensasi BBM.
3) Sosialisasi : penyebaran informasi mengenai kebijakan dan rencana program
pemerintah yang terkait langsung dengan seluruh masyarakat khususnya
kelompok sasaran dari BLT.
Hasil

penelitian

ini

menunjukkan

bahwa

implementasi

kebijakan

pendistribusian BLT di desa Wonocoyo Kec. Panggul. Kab. Trenggalek
adalah sebagai berikut :

9
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1) Pendataan : Pelaksanaan pendataan pada tahap I dan ke II berjalan sesuai
prosedur. Namun dalam pendataan ke III yang seharusnya petugas lengkap
mendatangi semua warga miskin yang telah terdaftar tidak berjalan dengan
prosedur yang ada, sehingga dalam pendataan ini belum terimplementasi.
2) Pendistribusian : Dalam tahap pendistribusian kartu kompensasi BBM
sebagian besar sudah terimplementasi.
3) Sosialisasi : Program BLT sangat kurang ini terjadi hampir pada setiap
pelaksanaan yaitu mulai dari proses pendataan sampai pencairan dana.
Perbedaan dan persamaan penelitian ini antara lain adalah : Perbedaan
dalam penelitian ini yaitu tujuan penelitiannya dimana penelitian terdahulu
bertujuan mendeskripsikan implementasi, sedangkan dalam penelitian
sekarang bertujuan untuk mengetahui implementasi program pemberdayaan
masyarakat miskin. Di Desa Jumput Rejo Kelurahan Sukodono Sidoarjo.
Sedangkan persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan
metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data sama-sama dengan cara
pengamatan wawancara dan dokumentasi.
2. Indra Susilowati (2006) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Implementasi kebijakan publik dalam mengentaskan kemiskinan (studi tentang
pelaksanaan program Raskin di Desa Cerme Kabupaten Bondowoso).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan fokus penelitiannya
adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

a. Tepat Sasaran
Raskin yang diberikan kepada keluarga sasaran penerima manfaat yang
terdapat dalam penerima manfaat (DPM-1).
b. Tepat Jumlah
Jumlah beras yang diberikan kepada keluarga sasaran penerima manfaat
sesuai hasil musyawarah tim Raskin daerah yang dituangkan dalam surat
keputusan Gubernur / Bupati / Walikota maksimal 20 kg / KK / bulan.
c. Tepat Harga
Harga beras yang diberikan sebesar Rp. 10.000 / kg netto di titik distribusi

2.2 Landasan Teor i
2.2.1

Kebijakan Publik

2.2.1.1 Konsep Kebijakan Publik
Jenjins (2004:4) mengatakan bahwa kebijakan publik adalah serangkaian
keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik
berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih beserta cara-cara untuk mencapainya
dalam suatu situasi dimana keputusan-keputusan itu pada prinsipnya masih berada
dalam batas-batas kewenangan kekuasaan dari pada aktor tersebut.
Eyestone (2002:15) menyatakan bahwa kebijakan publik ada hubungan
suatu pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan
publik adalah serangkaian keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh
seseorang aktor politik berkenan dengan tujuan yang terpilih beserta cara-cara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

untuk mencapainya, adanya hubungan suatu pemerintah dengan lingkungan dan
apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.

2.2.1.2 Sifat-Sifat Kebijakan Publik
Winarno (2002:19) mengatakan bahwa sifat-sifat kebijakan publik
sebagai arah tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci
beberapa kategori sebagai berikut :
1) Tuntutan-tuntutan kebijakan
Adalah tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh aktor-aktor swata atau pemerintah,
ditunjukkan kepada pejabat-pejabat pemerintah dalam suatu politik.
2) Keputusan kebijakan
Adalah keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah
yang mengesahkan atau memberi arah dan substansi kepada tindakan-tindakan
kebijakan publik.
3) Pertanyaan-pertanyaan kebijakan
Adalah pertanyaan-pertanyaan resmi atau artikulasi-artikulasi (penjelasan)
kebijakan publik.
4) Hasil-hasil kebijakan
Adalah manifestasi nyata dari kebijakan-kebijakan publik hal-hal yang
sebenarnya

dilakukan

menurut

keputusan-keputusan

pertanyaan kebijakan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

pertanyaan-

13

5) Dampak-dampak kebijakan.
Adalah akibat-akibat bagi masyarakat baik yang diinginkan atau yang tidak
diinginkan yang berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan pemerintah.

2.2.1.3 Tahap-tahap Kebijakan Publik
Winarno (2002:28) menyatakan proses pembuatan kebijakan merupakan
proses atau variable yang harus dikaji. Oleh karena itu kebijakan publik membagi
proses-proses penyusunan kebijakan publik ke dalam beberapa tahap. Tahap-tahap
kebijakan publik sebagai berikut :
1. Tahap penyusunan agenda.
Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada
agenda publik. Sebelumnya masalah-masalah ini berkompetensi terlebih
dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda kebijakan.
2. Tahap formulasi kebijakan.
Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh
para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian
dicari pemecahan masalah terbaik.
3. Tahap adopsi kebijakan.
Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para
perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut
diadopsi dengan dukungan mayoritas legislatif, konsensus antara direktur
lembaga atau keputusan peradilan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

4. Tahap Implementasi kebijakan.
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika
program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, program
kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus
diimplementasikan
5. Tahap penilaian kebijakan.
Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan menilai atau
dievaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu
memecahkan masalah.

2.2.1.4 Evaluasi Kebijakan
Menurut Winarno (2002:165) evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang
bertujuan untuk menilai manfaat suatu kebijakan.
Sedangkan mashed (2004:91) mengatakan bahwa evaluasi kebijakan
adalah suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat
membuahkan hasil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi kebijakan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk meninjau kembali suatu kebijakan yang telah
dibuat, apakah berhasil atau tidak agar dapat dijadikan suatu tolak ukur bagi ke
depannya.
Heath (2003:27) membedakan evaluasi kebijakan publik berdasarkan tiga
tipe, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

a) Tipe Evaluasi Proses
Dimana evaluasi dilakukan perhatian pada pertanyaan mana program
dilaksanakan.
b) Tipe Evaluasi Dampak
Dimana evaluasi ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengenai apa
yang telah dicapai dari program.
c) Tipe Evaluasi Strategi
Dimana evaluasi ini bertujuan mencari jawaban mencari atas pertanyaan
bagaimana program dapat dilaksanakan secara efektif, untuk memecahkan
persoalan-persoalan masyarakat dibanding dengan program-program lain yang
ditunjukkan pada masalah yang sama sesuai dengan topik mengenai kebijakan
publik.

2.2.2 Implementasi Kebijakan Publik
2.2.2.1 Konsep Implementasi Kebijakan
Ada beberapa pendapat dari pada pakar administrasi tentang konsep
implementasi antara lain sebagai berikut :
Dalam kamus Webster (2002:64) merumuskan secara pendek bahwa to
implement (mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out
(menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu) to give practical effect to
(menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu).
Mazmanian dan Sabatier (2002:65), menjelaskan makna implementasi ini
dengan mengatakan bahwa memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian
implementasikan kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang
timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan negara yang mencakup
baik usaha-usaha untuk pengadministrasiannya maupun untuk menimbulkan
akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.
Van

Meter

dan

Van

Horn

(2002:65)

merumuskan

proses

implementasikan ini sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh
individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan
dalam keputusan kebijaksanaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah proses
yang sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif
yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan
pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kebutuhankebutuhan politik, ekonomi dan social yang langsung atau tidak langsung dapat
mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat

yang pada akhirnya

berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan.
Setelah menguraikan beberapa pendapat dari para pakar tentang konsep
implementasi, maka diperlukan juga uraian-uraian tentang konsep kebijakan
implementasi, ,maka diperlukan juga uraian-uraian tentang konsep kebijakan yang
mempunyai peran yang sangat penting dalam berlangsungnya suatu implementasi
antara lain sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Friedrich (2002:3) menyerahkan bahwa kebijakan adalah suatu tindakan
yang mengarah pada tujuan yang disusulkan oleh seseorang, kelompok atau
pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatanhambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau
mewujudkan sasaran yang diinginkan.
Anderson (2002:3) merumuskan kebijakan sebagai langkah tindakan
yang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor berkenaan
dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi.
Sedangkan Easton (2007:19) memberikan arti kebijakan Negara sebagai
pengalokasian nilai-nilai secara paksa (syah) kepada seluruh anggota masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah suatu arah
tindakan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatan yang diharapkan dapat
memenuhi dan mengatasi halangan tersebut dalam rangka mencapai suatu cita-cita
atau mewujudkan suatu tindakan kehendak serta tujuan.
Proses kebijakan berlangsung dalam beberapa tahapan, yang mana proses
implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses
kebijakan, sebab berbagai kebijakan yang telah dibuat tidak akan ada artinya
apabila hanya tersimpan rapi tanpa adanya upaya untuk melaksanakannya
sehingga proses kebijakan akan berakhir hanya sampai pada tahap pembuatan
kebijakan yang tanpa berlanjut pada tahap berikutnya, yaitu tahap implementasi
kebijakan.
Hartono (2004:45) mengatakan implementasi kebijakan adalah proses
yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan Negara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

diwujudkan sebagai “outcome” (hasil akhir) kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah.
Sedangkan Winarno (2004:101) mengatakan bahwa implementasi
kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan alat-alat administrasi
hukum dimana berbagai aktor organisasi, prosedur dan teknik yang bekerja
bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan
yang diinginkan.
Adapun implementasi kebijakan menurut islami (2007:102) dapat
diartikan sebagai suatu upaya untuk memahami apa yang senyatanya terjadi
sesudah suatu program dirumuskan, peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan
yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan public, baik itu menyangkut
kegiatan-kegiatan ataupun peristiwa-peristiwa.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
implementasi kebijakan adalah melaksanakan keputusan kebijakan dalam rangka
mengatasi suatu permasalahan melalui langkah-langkah yang sudah digariskan
dalam rangka mencapai tujuan.

2.2.2.2 Model-model Implementasi Kebijakan
Dalam implementasi kebijakan ada beberapa bentuk model implementasi
yang dikenal. Model ini berguna untuk menyederhanakan sesuatu bentuk dan
memudahkan dalam melaksanakan kebijakan.
Hogwood dan Gunn (2002:71) mengemukakan model “Top Down
Approach” Menurut Hogwood dan Gunn, untuk dapat mengimplementasikan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

kebijakan secara sempurna (perfect implementation) ada 10 (sepuluh) persyaratan
yaitu :
a. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh badan/instansi pelaksanaan tidak akan
menimbulkan gangguan/kendala yang serius.
b. Untuk melaksanakan program tersedia waktu dan sumber-sumber yang cukup
memadai.
c. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia.
d. Kebijaksanaan yang akan diimplementasikan didasari oleh suatu hubungan
kausalitas yang handal.
e. Hubungan

kausalitas

bersifat

langsung

dan

hanya

sedikit

rantai

penghubungnya.
f. Hubungan saling ketergantungan harus kecil.
g. Pemahaman yang mendalam dan kesempatan terhadap tujuan.
h. Tugas-tugas diperinci dan ditempatkan dalam urutan yang tepat.
i. Komunikasi dan koordinasi yang sempurna.
j. Pihak-pihak yang memiliki kekuasaan dapat menurut dan mendapatkan
kepatuhan yang sempurna.
Sedangkan Mazmanian dan Sabatier (2004:41) menawarkan suatu model
dasar dalam implementasi kebijakan yang disebut A frame work for implementasi
analysis (Kerangka Analisis Implementasi). Dimana analisis implementasi
kebijakan negara mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi tujuantujuan formal pada keseluruhan proses implementasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Variabel-variabel tersebut diklasifikasikan menjadi tiga kategori besar
yaitu:
1. Mudah tidaknya masalah yang akan dikerjakan dikendalikan.
2. Kemampuan keputusan kebijaksanaan untuk menstrukturkan secara tepat
proses implementasinya.
3. Pengaruh langsung berbagai variabel politik terhadap keseimbangan dukungan
bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijakan tersebut.
Gambaran mengenai kerangka konseptual implementasi kebijaksanaan
dengan ini dapat dilihat secara jelas pada gambar berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Gambar 2.1
Variabel-variabel Implementasi Kebijaksanaan
A. Mudah/tindakannya masalah dikendalikan
• Kesukaran-kesukaran teknis
• Keragaman perilaku kelompok sasaran
• Rosentase kelompok sasaran disbanding jumlah penduduk

C. Kemampuan kebijaksanaan
Untuk menstrukturkan proses
• Kondisi sosio-ekonomi
dan teknologi
• Dukungan public
• Sikap dan sumber-sumber
yang dimiliki kelompokkelompok
• Dukungan dari pejabat
atasan
• Komitmen dan
kemampuan
kepemimpinan pejabatpejabat pelaksana

B. Kemampuan kebijaksanaan
Untuk menstrukturkan proses
• Kejelasan dan konsentrasi
tujuan
• Digunakannya teori
kausal yang memadai
• Ketepatan alokasi sumber
dana
• Keterpaduan hirarki
dalam dan diantara
lembaga pelaksana
• Aturan-aturan keputusan
dari badan pelaksana
• Rekruitmen pejabat
pelaksanaan
• Akses Formal pihak luar

D. Tahap-tahap dalam proses implementasi (variabel tergantung)
Output kebijaksanaan
Badan-badan pelaksanaan

Kesediaan
kelompok sasaran
Mematuhi output

Dampak nyata
Output
kebijaksanaan

Dampak output
kebijaksanaan
Sebagai dipersepsi

Sumber : Mazmanian dan Sabatier (2004 : 82)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Perbaikan
Mendasar
dalam UU

22

Variabel-variabel yang mempengaruhi proses implementasi kebijaksanaan
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
A. Mudah atau tidaknya masalah dikendalikan
Terlepas dari kenyataan bahwa banyak kesukaran dalam implementasi
program, sebenarnya ada sejumlah masalah social yang jauh lebih mudah
untuk ditandatangani bila dibandingkan dengan masalah lainnya. Kategori ini
terdiri dari :
a) Kesukaran-kesukaran teknis
Tercapai atau tidaknya tujuan program tergantung pada persyaratan teknis,
termasuk kemampuan mengembangkan indikator pengukur prestasi kerja
yang tidak mahal serta pemahaman mengenai prinsip hubungan kausal
yang mempengaruhi masalah.
b) Keragaman Perilaku kelompok sasaran
Semakin beragam perilaku yang diatur atau semakin beragam pelayanan
yang diberikan, semakin sulit upaya membuat peraturan yang tegas dan
jelas, sehingga semakin besar kebebasan bertindak yang harus diberikan
kepada para pejabat di lapangan, pemberian kebebasan bertindak
kemungkinan akan menimbulkan perbedaan yang cukup mendasar dalam
tingkat keberhasilan pelaksanaan program.
c) Prosentase totalitas penduduk yang tercakup dalam kelompok sasaran
semakin kecil dan semakin jelas kelompok sasaran yang perilakunya akan
dibuah, maka semakin besar peluang untuk memobilisasikan dukungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

politik terhadap program sehingga akan lebih terbuka peluang bagi
pencapaian tujuan.
d) Tingkat dan lingku perubahan perilaku yang dikehendaki semakin besar
jumlah-jumlah perubahan perilaku yang dikehendaki, semakin sukar
memperoleh implementasi yang berhasil.
Suatu permasalahan sosial akan lebih dapat dikendalikan apabila; 1)
tersedia teori yang handal yang mampu menjelaskan hubungan antara
perubahan perilaku dan pemecahan masalah, persyaratan teknologinya
terpenuhi, dan tindakan/langkah yang dimaksudkan untuk mengatasi
masalah tersebut tidak mahal; 2) variasi/perbedaan perilaku yang
menyebabkan timbulnya masalah relative kecil; 3) kelompok sasaran
tersebut merupakan sebagian kecil dari totalitas penduduk suatu wilayah; 4)
tingkat ruang lingkup perubahan perilaku yang diinginkan sedang.
B. Kemampuan kebijaksanaan untuk menstrukturkan proses implementasi
Kebijaksanaan dapat menstrukturkan proses implementasi dengan cara
menjabarkan tujuan formal yang akan dicapainya, men seleksi lembaga yang
tepat untuk mengimplementasikannya, memberikan kewenangan dan dukungan
sumber financial pada lembaga tersebut. Kategori ini terdiri dari :
a) Kecenderungan dan kejelasan perjenjangan tujuan resmi yang akan dicapai
semakin

mampu

peraturan kepentingannya

makan

semakin

besar

kemungkinan output kebijaksanaan badan pelaksanaan dan pada gilirannya
perilaku kelompok sasaran akan sejalan petunjuk tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

b) Keterandalan teori kausalitas yang digunakan
Setiap usaha pembaharuan setidaknya secara emplisit teori kausal yang
menjelaskan bagaimana tujuan pembaharuan itu dicapai. Teori kausal yang
Baik mensyaratkan : a) hubungan timbale balik antara campur tangan
pemerintah di satu pihak tercapainya tujuan program mempunyai
kewenangan yang cukup.
c) Ketepatan alokasi sumber-sumber dana
Dana merupakan faktor penentu dalam suatu program tersedianya dana
diperlukan untuk mencapai tujuan.
d) Keterpaduan

hirarki

didalam

lingkungan

dan

diantara

lembaga-

lembaga/instansi-instansi pelaksana.
Tingkat keterpaduan hirarki diantara badan pelaksana dipengaruhi oleh : 1)
pihak yang akan membatalkan keputusan dalam usaha pencapaian tujuan
dalam memberikan sanksi guna tumbuhnya kepatuhan.
e) Aturan-aturan pembuatan keputusan di badan-badan pelaksana
Suatu

kebijaksanaan

dapat

mempengaruhi

implementasi

dengan

menggariskan aturan-aturan pembuatan keputusan dari badan pelaksana.
Selain itu diatur bahwa suara mayoritas diperlukan untuk mengambil
tindakan-tindakan khusus apabila yang terlihat adalah keanggotaannya
beraneka ragam.
f) Kesempatan para pejabat terhadap tujuan yang termaksud dalam udangundang/peraturan. Upaya pencapaian tujuan tidak akan membawa hasil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

kecuali kalau para pejabat dalam badan pelaksana memiliki komitmen yang
tinggi terhadap upaya pencapaian tujuan.
g) Akses formal pihak-pihak luar
Implementasi juga dipengaruhi peluang untuk berpartisipasi bagi para
oaktor di luar badan pelaksana. Kebijaksanaan selain mempengaruhi
implementasi

melalui

pilihan

badan

pelaksana

yang

tepat

juga

mempengaruhi partisipasi dua kelompok di luar badan pelaksana.
C. Variabel di luar kebijaksanaan yang mempengaruhi proses implementasi
Implementasi didorong oleh sekurang-kurangnya dua proses penting yaitu : a)
kebutuhan setiap program yang berusaha untuk mengubah perilaku, mengatasi
hambatan yang timbul dalam upaya untuk memperoleh kerja sama dari
sejumlah besar orang ; b) dampak perubahan keadaan sosio-ekonomis dan
teknologis pada pendukung tujuan kebijaksanaan. Kategori ini terdiri dari :
a) Kondisi-kondisi sosio ekonomi dan teknologi
Perbedaan waktu dan perbedaan diantara wilayah hukum pemerintahan
dalam kondisi sosial, ekonomi dan teknologi berpengaruh pada pencapaian
tujuan.
b) Dukungan Publik
Untuk keberhasilan implementasi diperlukan dukungan publik yakni bisa
melalui pendapat umum, opini masyarakat atas isu-isu yang dianggap
menonjol, maupun pemungutan suara.
c) Sikap dan sumber-sumber yang dimiliki kelompok-kelompok masyarakat
dilema yang dihadapi oleh para penganjur program yang berusaha untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

mengubah perilaku dari satu atau lebih kelompok sasaran ialah bahwa
derajad dukungan publik atas program tersebut berbeda-beda dari waktu-ke
waktu.
d) Dukungan dari badan/lembaga atasan yang berwenang
Lembaga atasan dari badan pelaksanaan dapat diberikan dukungan terhadap
tujuan kebijakan melalui : a) jumlah dan arah pengawasan; b) penyediaan
sumber-sumber keuangan; c) banyaknya tugas-tugas baru dan saling
bertentangan diantara tugas-tugas tersebut.
e) Kesempatan dan kemampuan kepemimpinan para pejabat pelaksana
Variabel yang berpengaruh langsung terhadap output kebijakan badan
pelaksana ialah kesepakatan para pejabat badan pelaksana terhadap upaya
mewujudkan tujuan kebijakan, yang terdiri dari dua komponen yaitu arah
dan rangking tujuan tersebut dalam skala prioritas tersebut dan kemampuan
pejabat dalam mewujudkan prioritas-prioritas tersebut.

2.2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Islami (2007:107) menjelaskan bahwa suatu kebijaksanaan negara akan
menjadi efektif bila dilaksanakan dan mempunyai dampak positif bagi anggotaanggota masyarakat. Dengan kata lain, tindakan atau perbuatan manusia yang
menjadi anggota masyarakat ini bersesuaian dengan apa yang diinginkan oleh
pemerintah atau negara. Dengan demikian kalau mereka tidak bertindak/berbuat
sesuai dengan keinginan pemerintah/Negara itu, maka kebijaksanaan negara
menjadi tidak efektif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

Secara jujur kita akan mengatakan bahwa kebijaksanaan negara apapun
sebenarnya memandang resiko untuk gagal. Hog wood dan Gunn (2002:61-62)
telah membagi pengertian kegagalan kebijaksanaan (policy failure) dalam 2 (dua)
kategori yaitu : non implementation (tidak implementasi) dan unsuccessful
implementation (implementasi tidak berhasil).
Tidak reimplementation mengandung arti bahwa suatu kebijaksanaan
tidak dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaannya tidak mau bekerja sama, atau
mereka telah bekerja secara tidak efisien, bekerja setengah hati, atau karena
mereka tidak sepenuhnya menguasai permasalahan, sehingga implementasi yang
efektif sulit tercapai.
Implementasi yang tidak berhasil biasanya terjadi manakala suatu
kebijaksanaan tertentu telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, namun
mengingat kondisi eksternal ternyata tidak menguntungkan 9semisal tiba-tiba
terjadi peristiwa pergantian kekuasaan, bencana alam dan sebagainya),
kebijaksanaan tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan dampak hasil akhir yang
dikehendaki.
Hood (2002:77) menyatakan guna mencapai implementasi yang
sempurna barangkali diperlukan suatu sistem tertentu satuan administrasi tunggal
(unitary administrative system) seperti halnya satuan tentara yang besar yang
hanya satu komando tanpa kompartementalisasi atau konflik didalamnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.2.2.4 Sumber -sumber Implementasi Kebijakan
Winarn

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) mandiri Pedesaan terhadap Pembangunan Desa di desa Suka Damai.

12 108 132

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) (Studi Kasus di Desa Sitio II Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan)

0 46 125

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO.

0 0 126

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO.

0 0 126

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO

0 1 16

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO

0 0 16

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) DI DESA JUMPUT REJO KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SIDOARJO

0 0 16