II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Bioethanol
Bioethanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan minuman beralkohol. Jejak peninggalan sejarah berupa keramik yang
ditemukan berusia lebih dari 9000 tahun yang lalu di China bagian utara mengindikasikan bahwa minuman beralkohol telah dikonsumsi oleh manusia
prasejarah sejak jaman Neolitik. Larutan bioethanol dengan kualitas mendekati murni, pertama kali
ditemukan oleh Kimiawan Muslim yang mengembangkan proses sistem distilasi yaitu pada masa Khalifah Abbasid, yaitu dengan hadirnya peneliti terkenal pada
waktu itu yang bernama Jabir ibnu Hayyan Geber, Al-Kindi Alkindus dan al- Razi Rhazes. Catatan yang disusun oleh Jabir ibnu Hayyan 721-815M
menyebutkan bahwa uap dari perasaan buah anggur yang mendidih mudah terbakar. Al-Kindi 801-873M dengan tegas menjelaskan tentang proses sistem
distilasi pembuatan minuman anggur. Sedangkan bioethanol murni didapatkan pada tahun 1796 oleh Johann Tobias Lowitz, dengan menggunakan distilasi
saringan arang. Antoine Lavoisier menggambarkan bahwa bioethanol adalah senyawa
yang terbentuk dari Karbon, Hidrogen dan Oksigen C, H, O. Pada tahun 1808 Nicolas-Théodore de Saussure telah menentukan rumus kimia dari ethanol. Lima
puluh tahun kemudian 1858, Archibald Scott Couper menerbitkan rumus bangun ethanol. Dengan demikian ethanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama
kali ditemukan rumus bangunnya. Ethanol pertama kali dibuat secara sintetis pada tahu 1829 di Inggris oleh Henry Hennel dan S.G.Serullas di Perancis. Michael
Faraday membuat ethanol dengan menggunakan sistem katalis hidrasi asam pada
ethilen pada tahun 1982 yang digunakan pada proses produksi ethanol sintetis hingga saat ini.
Pada tahun 1840 ethanol menjadi bahan bakar lampu di Amerika Serikat, pada tahun 1880-an Henry Ford membuat mobil Quadrycycle dan sejak
tahun 1908 mobil Ford model T telah menggunakan bioethanol sebagai bahan bakarnya. Namun pada tahun 1920-an bahan bakar dari petroleum yang harganya
lebih murah dan menjadi lebih dominan, yang menyebabkan bahan bakar ethanol kurang mendapatkan perhatian.
Pada dekade 1990 isu global warning, polusi udara, dan menipisnya cadangan minyak di beberapa negara berkembang dan maju membuat isu
pengembangan biofuel kembali digaungkan. Jumlah produksi bioethanol di dunia
bisa dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Produksi biethanol per tahun per negara wilayah Sumber :RFA
[7]
Produksi Biethanol Per tahun Per Negara Wilayah Top10 Negara Wilayah
Satuan Juta Gallon US1 Gallon= 3,8 Liter No
Negara Wilayah
2008 2009
2010 2011
1 Amerika Serikat
9.235 10.938
13.231 13.900
2 Brazil
6.472 6.577
5.573 5.573
3 Uni Eropa
733,6 1.039,52
1.176,88 1.199,31
4 China
501,9 541,5
541,5 554,76
5 Thailand
89,8 435,2
6 Kanada
237,8 290,6
356,63 462,3
7 India
66,00 91,67
8 Kolombia
79,30 83,21
9 Australia
26,40 56,80
66,04 87,2
10 Dan lain-lain
247,27 Seluruh Dunia
17.335,20 19.535
22.946,87 22.356,09
Bioethanol digunakan secara luas di Brasil dan Amerika Serikat. Kedua negara ini memproduksi 88 dari seluruh jumlah bahan bakar ethanol
yang diproduksi di dunia. Kebanyakan mobil-mobil yang beredar di Amerika Serikat saat ini dapat menggunakan bahan bakar dengan kandungan
ethanol sampai 10, dan penggunaan bensin ethanol 10 malah diwajibkan di beberapa kota dan negara bagian AS. Sejak tahun 1976, pemerintah Brasil telah
mewajibkan penggunaan bensin yang dicampur dengan ethanol, dan sejak tahun 2007, campuran yang legal adalah berkisar 25 ethanol dan 75
bensin E25. Di bulan Desember 2010 Brasil sudah mempunyai 12 juta kendaraan dan truk ringan bahan bakar fleksibel dan lebih dari 500
ribu sepeda motor yang dapat menggunakan bahan bakar ethanol murni. Di indonesia upaya pemanfaatan BBN bahan bakar nabati sebagai
bahan bakar alternatif sebenarnya sudah dilakukan oleh pemerintah, khususnya Pertamina sejak lama, payung hukumnya juga jelas, seperti Undang-undang
No.30 tahun 2007 tentang energi yang mengamanatkan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Undang-undang ini kemudian
diperkuat lagi oleh peraturan Menteri PERMEN ESDM nomer 32 tahun 2008 yang memuat mandatori BBN di Indonesia.
Meski demikian, fakta yang ada dilapangan menunjukkan bahwa penggunaan BBN masih jauh dari harapan kita semua. pemakai kendaraan di
Indonesia saat ini umumnya masih senang menikmati BBM bersubsidi karena harganya yang relatif murah daripada menggunakan BBM bercampur BBN yang
lebih mahal. Persoalan pemakaian bioethanol sebagai substitusi BBM juga
terhambat pasokan ethanol pertahun yang relatif rendah. Konsumsi bensin premium di Indonesia tercatat mencapai 1,5 juta kiloliterbulan sedangkan
pasokan ethanol untuk BBN di Indonesia hanya mencapai 500 kiloliterbulan
walaupun kita lihat data statistik, Tabel 2.2 menunjukan jumlah pabrik bioethanol
di Indonesia cukup banyak dan kapasitas produksinya pun tinggi.
Tabel 2. 2 Pabrik bioethanol nasional dan kapasitas produksinya tahun 2008Pusat Studi Energi UGM
[9]
Kendala pengembangan industri bioethanol juga disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku bioethanol yang mencapai 100 USD 65ton pada
tahun 2008 menjadi USD 125-130ton pada tahun 2009 dan akan dibukanya kran impor bioethanol dari Brazil karena pertimbangan production cost berpotensi
menghancurkan industri bioethanol di Indonesia.
2.2 Bioethanol