Corak Warna Bulu. Corak warna bulu dibedakan menjadi corak warna bulu lurik Bentuk Jengger. Bentuk jengger dibedakan menjadi bentuk jengger kapri dan Warna Cuping. Warna cuping dibedakan menjadi merah, putih dan perpaduan Warna Mata. Warna mata dibedaka

16

4. Corak Warna Bulu. Corak warna bulu dibedakan menjadi corak warna bulu lurik

dan corak warna bulu polos. Penentuan corak warna bulu lurik, bila ditemukan adanya kombinasi lebih dari satu warna dalam satu bulu; sedangkan corak warna bulu polos, bila ditemukan hanya satu warna dalam satu bulu. 5. Warna Shank. Warna shank dibedakan menjadi warna shank kuning atau putih dan hitam atau abu-abu. Warna shank kuning atau putih ditentukan apabila ditemukan shank berwarna kuning atau putih pada ayam, sedangkan warna shank hitam atau abu-abu ditentukan apabila ditemukan shank berwarna hitam atau abu-abu pada ayam Gambar 3. a b c d Gambar 3. Variasi Warna Shank pada Ayam: a Shank Putih b Shank Hijau dan Abu-abu c Shank Hitam d Shank Kuning FAO, 1986

6. Bentuk Jengger. Bentuk jengger dibedakan menjadi bentuk jengger kapri dan

tunggal. Bentuk jengger kapri ditentukan apabila ditemukan bentuk jengger berpilah tiga pada ayam, sedangkan bentuk jengger tunggal ditentukan apabila ditemukan bentuk jengger berpilah satu atau tunggal pada ayam Gambar 4. 17 a b c Gambar 4. Variasi Bentuk Jengger pada Ayam: a Tunggal, b Pea, dan c Ros FAO, 1986

7. Warna Cuping. Warna cuping dibedakan menjadi merah, putih dan perpaduan

antara merah dan putih dengan warna dominan merah Gambar 5. a b c Gambar 5. Variasi Warna Cuping pada Ayam: a Merah, b Putih, dan c Merah-Putih FAO, 1986

8. Warna Mata. Warna mata dibedakan menjadi warna oranye, warna cokelat dan

warna kuning Gambar 6. a b c Gambar 6. Variasi Warna Mata pada Ayam: a Oranye, b Cokelat, dan c Kuning FAO, 1986 18 Sifat kuantitatif Beberapa sifat kuantitatif yang diamati pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bobot badan diperoleh dengan penimbangan menggunakan timbangan dalam satuan kg. 2. Panjang shank diperoleh dengan mengukur panjang tulang tarsometatarsus shank menggunakan jangka sorong cm. 3. Panjang tibia diperoleh dengan mengukur panjang tulang tibia dari patella sampai ujung tibia menggunakan jangka sorong cm. 4. Panjang femur diperoleh dengan mengukur panjang tulang femur, menggunakan jangka sorong cm. 5. Panjang rentang sayap diperoleh dengan mengukur panjang tulang humerus, radius ulna dan metacarpus sampai phalanges menggunakan jangka sorong cm. 6. Panjang dada diperoleh dengan mengukur ujung tulang dada bagian depan sampai ujung bagian belakang dengan menggunakan jangka sorong cm. 7. Panjang punggung diperoleh dengan mengukur panjang tulang dari perbatasan tulang punggung dengan tulang leher sampai ujung tulang ekor dengan menggunakan jangka sorong cm. 8. Lebar dada diperoleh dengan mengukur jarak belakang tulang sendi diantara sayap punggung kanan dan kiri dengan menggunakan pita ukur cm. 9. Lingkar tarsometatarsus diperoleh dengan mengukur lingkar tulang shank dengan menggunakan pita ukur cm. 10. Lingkar dada diperoleh dengan mengukur lingkar dada menggunakan pita ukur cm. Bagan bagian-bagian tubuh ayam yang diamati ditunjukkan pada Gambar 7. 19 Keterangan: X 2 = panjang tarsometatarsus; X 3 = panjang tibia; X 4 = panjang femur; X 8 = panjang punggung; X 9 = panjang sayap; X 10 = lingkar dada; X 11 = lingkar tarsometatarsus; a = panjang humerus; b = panjang radius dan ulna; c = panjang metacarpus Gambar 7. Bagan Bagian-bagian Tubuh Ayam Koch, 1973 Analisis Data Sifat Kualitatif Data sifat kualitatif meliputi perhitungan proporsi fenotipe, frekuensi gen, laju introgresi gen dan tingkat keaslian gen. Proporsi warna bulu, pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank, warna mata, warna cuping, bentuk jengger dihitung berdasarkan jumlah fenotipe yang muncul dibagi dengan jumlah individu ayam yang diamati dikalikan dengan 100 dengan rumus sebagai berikut: Proporsi sifat kualitatif = x 100 Jumlah fenotipe yang muncul Jumlah total ayam 20 Perhitungan frekuensi gen warna bulu, pola bulu, corak bulu, kerlip bulu, warna shank, bentuk jengger, laju introgresi gen asing dan tingkat keaslian gen mengacu pada rumus Nishida et al. 1980 dan Stanfield 1982 sebagai berikut:

1. Frekuensi Gen Dominan dan Resesif Autosomal