Pengujian Kekuatan Tarik dan Elongasi Pengujian Permeabilitas Uap Air Pengujian Morfologi Permukaan Plastik KESIMPULAN SARAN

10

a. Penyimpanan Bahan Penelitian

Penelitian dilakukan selama 30 hari dengan menyimpan plastik kemasan retail pada suhu yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh suhu penyimpanan terhadap sifat plastik. Penyimpanan dilakukan pada suhu 24-28 o C yang mewakili suhu ruang. Penyimpanan yang mewakili suhu dingin dan suhu beku dilakukan pada lemari es yang memiliki chiller dengan suhu 3-7 o C dan freezer pada suhu -10--6 o C. Selama periode penyimpanan dilakukan pengujian terhadap sifat mekanik dan sifat fisik plastik. Pengujian sifat mekanik plastik dilakukan dengan uji kuat tarik dan elongasi perpanjangan putus. Uji ini dilakukan setiap dua hari sekali. Sedangkan untuk pengujian sifat fisik plastik dilakukan uji SEM dan uji Water Vapour Transmission Rate WVTR. Kedua uji ini dilakukan pada hari ke-0, ke-15, dan ke-30 masa penyimpanan.

b. Pengujian Kekuatan Tarik dan Elongasi

Kekuatan tarik dan elongasi dilakukan berdasarkan standar ASTM D-638, 1991. Pengujian ini bertujuan untuk melihat perubahan yang terjadi pada kekuatan mekanik plastik setelah disimpan pada suhu rendah dengan periode penyimpanan tertentu. Pengujian kekuatan tarik dan elongasi dilakukan dengan menggunakan alat tensile strength Hounsfield H5KS. Pengujian membutuhkan sampel untuk 7 kali ulangan dengan lebar 1.5 cm dan panjang 20 cm. Hasil pengukuran berupa gaya F dan perpanjangan sampel dimasukkan pada rumus : Kekuatan tarik kgfmm 2 = ��� � � � � �� �� � 1 kgfmm 2 = 9.80665 MPa Perpanjangan putus = �� � � � � � ℎ � −�� � � � � �� � � � � x 100

c. Pengujian Permeabilitas Uap Air

Permeabilitas uap air dilakukan dengan pengujian Water Vapor Transmission Rate dengan metode cawan ASTM E-96. Sampel dimasukkan ke dalam humidity chamber 21 o C, Rh 100 dan dibiarkan selama 24 jam. Untuk satu kali pengujian, diambil rataan dari 5 sampel. Permeabilitas tersebut diukur berdasarkan hasil pengukuran besarnya laju transmisi uap air WVTR dalam satuan gram per hari melalui plastik berukuran 1 m 2 pada kondisi steady. Besarnya WVTR dinyatakan dengan persamaan : WVTR = 24 . � = 4.8 gm 2 24jam dimana : mv = pertambahan massa gram t = periode penimbangan jam A = luas permukaan sampel yang diuji standar BBKK = 50 cm 2 = 0.005 m 2

d. Pengujian Morfologi Permukaan Plastik

Uji morfologi permukaan dilakukan dengan teknik Scanning Electron Microscope SEM. Hasil SEM akan menunjukkan gambar permukaan sampel dan dapat dilakukan pembesaran 200x. Selanjutnya dilakukan pemotretan dengan menggunakan film hitam putih. 11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 SIFAT MEKANIK PLASTIK

Sifat mekanik plastik yang diteliti terdiri dari kuat tarik dan elongasi. Sifat mekanik diperlukan dalam melindungi produk dari faktor-faktor mekanis, seperti tekanan fisik jatuh dan gesekan, getaran, serta benturan. Kuat tarik dan elongasi plastik diukur dengan memberikan gaya pada sampel yang diteliti. Sebagai bahan kemasan, plastik harus memiliki kekuatan tarik maupun perpanjangan putus elongasi yang baik karena hal ini akan berpengaruh pada kekuatan terhadap kontak fisik dengan benda lain sehingga plastik tidak mudah sobek dan lebih tahan lama. Polimer dengan kekuatan tarik dan perpanjangan putus elongasi yang tinggi tergolong ke dalam jenis polimer yang kuat dan liat. Apabila suatu bahan memiliki kuat tarik yang tinggi namun tidak diimbangi dengan perpanjangan putus yang tinggi, maka cenderung akan menghasilkan plastik yang mudah patah brittle. Pada lembaran plastik yang dihasilkan, terbentuk orientasi film yang disebut machine direction MD dan cross-maschine direction CD. MD adalah orientasi rantai molekul yang searah dengan arah mesin, sedangkan CD melintang dengan arah mesin.

4.1.1 Kekuatan Tarik

Kuat tarik merupakan ukuran besarnya beban atau gaya yang dapat ditahan sebelum suatu contoh rusak atau putus. Kekuatan tarik timbul sebagai reaksi dari ikatan polimer antara atom- atom atau ikatan sekunder antara rantai polimer terhadap gaya luar yang diberikan Van, 1991. Hasil pengujian awal kuat tarik pada plastik biodegradabel adalah 16.75 MPa MD dan 6.35 MPa CD, plastik HDPE 74.29 MPa MD dan 48.14 MPa CD, serta plastik HDPE perforated 65.21 MPa MD dan 38.71 MPa CD. Kedua jenis plastik HDPE berada pada rentang nilai yang sama, sedangkan nilai kuat tarik plastik biodegradabel lebih rendah karena adanya campuran pati pada matriks polimernya. Keberadaan pati pada matriks polimer menyebabkan kekuatan ikatan antar polimernya menjadi lebih lemah. Jika dibandingkan dengan nilai kuat tarik jenis HDPE, plastik biodegradabel menunjukkan penurunan sekitar 69-71 untuk machine direction dan penurunan 86-89 untuk cross-machine direction. Kekuatan tarik pada orientasi MD menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pada orientasi CD. Hal ini menunjukkan orientasi mesin sangat mempengaruhi sifat mekanik plastik yang dihasilkan. Orientasi searah mesin akan meningkatkan sifat mekanik plastik yang mengakibatkan plastik tidak mudah patah. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap kuat tarik plastik retail pada orientasi MD dan CD ditampilkan pada Gambar 6. Selama 30 hari waktu penyimpanan, nilai kuat tarik plastik biodegradabel tidak menunjukkan perubahan yang signifikan baik pada orientasi MD maupun CD. Nilai kuat tarik yang ditemukan cenderung konstan, dengan nilai slope yang sangat kecil. Hal ini menunjukkan penyimpanan pada berbagai suhu tidak mempengaruhi nilai kuat tarik plastik biodegradabel. Kondisi ini berbeda pada penyimpanan plastik HDPE dan plastik HDPE perforated. Kedua plastik ini menunjukkan perubahan kekuatan tariknya pada semua suhu. Pada plastik HDPE perforated, penurunan kekuatan tarik paling besar ditemukan pada penyimpanan suhu rendah. Kondisi ini ditunjukkan dengan nilai slope negatif terbesar pada suhu 3-7 o C yaitu -0.630MD dan -0.282CD serta pada suhu -10--6 o C dengan nilai slope -0.737MD dan -0.199CD. Kondisi serupa juga ditunjukkan pada pengamatan plastik HDPE. Pada suhu 3-7 o C 12 menunjukkan nilai slope -0.331MD dan -0.219CD serta pada suhu -10--6 o C dengan nilai slope -0.323MD dan -0.277CD. Machine Direction Cross-machine Direction Plastik biodegradabel HDPE HDPE perforated Keterangan : Suhu 24-28 o C Suhu 3-7 o C Suhu -10--6 o C Gambar 6. Grafik pengaruh suhu penyimpanan terhadap kuat tarik plastik retail Penyimpanan pada suhu rendah menghasilkan penurunan nilai kuat tarik yang sangat besar pada orientasi MD. Penurunan nilai kuat tarik plastik HDPE perforated pada orientasi MD terlihat lebih besar jika dibandingkan dengan orientasi CD. Hal ini menunjukkan kerapatan antarmolekul y = 0.058x + 15.86 y = -0.045x + 17.37 y = 0.021x + 16.66 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 30 Ku a t ta r ik M Pa Hari ke y = -0.018x + 4.467 y = -0.007x + 4.662 y = -0.030x + 4.974 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 30 Ku a t ta r ik M Pa Hari ke y = -0.192x + 59.83 y = -0.331x + 62.31 y = -0.323x + 63.06 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 30 Ku a t ta r ik M Pa Hari ke y = -0.101x + 36.99 y = -0.219x + 37.76 y = -0.277x + 39.74 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 30 Ku a t ta r ik M Pa Hari ke y = -0.471x + 61.73 y = -0.630x + 62.13 y = -0.737x + 61.91 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 30 Ku a t ta r ik M Pa Hari ke y = -0.157x + 37.95 y = -0.282x + 38.65 y = -0.199x + 37.16 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 30 Ku a t ta r ik M Pa Hari ke 13 polietilen pada HDPE perforated lebih renggang pada orientasi MD yang menyebabkan plastik mudah putus atau robek jika terjadi kerusakan mekanis pada orientasi tersebut. Penurunan nilai kuat tarik plastik HDPE memiliki pola yang sama seperti yang ditemukan pada plastik HDPE perforated, yaitu mengalami penurunan nilai kuat tarik pada suhu 3-7 o C, dan suhu -10--6 o C. Namun penurunan nilai kuat tarik plastik HDPE tidak terlalu besar, artinya plastik HDPE memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mempertahankan sifat kuat tarik pada penyimpanan suhu rendah dibandingkan dengan plastik HDPE perforated. Penurunan sifat mekanik plastik dapat dipengaruhi ikatan sekunder yaitu ikatan non kovalen molekul plastik dengan molekul penyusun lainnya. Perubahan suhu yang berulang akan mempengaruhi ikatan sekunder yang mengikat molekul polietilen dengan molekul bahan aditif seperti molekul pati dan plasticizer. Jika suhu naik maka ikatan tersebut akan mengembang muai dan sebaliknya ketika suhu turun akan terjadi penyusutan. Perubahan suhu dapat terjadi karena adanya kontak antara suhu lingkungan dengan suhu penyimpanan. Kondisi susut-muai ini akan lebih mudah untuk menghancurkan ikatan sekunder yang mengakibatkan plastik lebih mudah putus.

4.1.2 Elongasi Perpanjangan Putus

Pengukuran kekuatan tarik pada umumnya diikuti dengan pengukuran perpanjangan putus elongasi, yaitu perubahan panjang maksimum yang dialami plastik pada saat ditarik sampai putus. Perpanjangan putus menentukan elastisitas plastik. Semakin tinggi nilai perpanjangan putus elongasi, maka plastik tersebut semakin elastis sehingga bahan tersebut dapat ditarik lebih mulur Billmeyer, 1984. Hasil pengujian awal persen elongasi pada plastik biodegradabel adalah 114,21 MD dan 656.54 CD, plastik HDPE 292.46 MD dan 445.45 CD, serta plastik HDPE perforated 421.02 MD dan 718.29 CD. Persen elongasi plastik retail paling tinggi dimiliki oleh HDPE perforated baik pada orientasi MD maupun CD. Dengan nilai kuat tarik plastik dan persen elongasi yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa plastik HDPE perforated lebih kuat dibandingkan jenis plastik retail lainnya. Plastik HDPE memiliki persen elongasi yang lebih rendah dibandingkan HDPE perforated. Hal ini dapat disebabkan dengan penggunaan jenis plasticizer yang berbeda pada proses pembuatan kedua plastik berjenis HDPE ini, sehingga mempengaruhi sifat mekanis dari plastik yang menghasilkan nilai persen elongasi yang berbeda. Pada plastik biodegradabel, persen elongasinya sangat rendah pada MD namun menunjukkan nilai yang sangat baik pada orientasi CD. Adanya pati pada matriks polietilennya menyebabkan plastik menjadi lebih elastis. Selain itu pembentukan ikatan antara molekul pati dengan monomer polietilen dapat dipengaruhi oleh proses pembentukan lembaran plastik saat ekstrusi, blowing, dan winding yang menyebabkan ikatan rantai pada CD lebih rapat sehingga pada saat ditarik, plastik tidak mudah putus. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap elongasi plastik retail pada orientasi MD dan CD ditampilkan pada Gambar 7. Suhu penyimpanan tidak mempengaruhi secara signifikan nilai persen elongasi plastik biodegradabel dan plastik HDPE. Persen elongasi kedua jenis plastik ini cenderung tetap konstan baik pada orientasi MD maupun CD pada berbagai suhu penyimpanan. Perubahan nilai persen elongasi terlihat pada penyimpanan plastik HDPE perforated.Pada orientasi MD, nilai elongasi menurun pada -10--6 o C dengan nilai slope -2.127. Penurunan sifat elastis plastik ini dapat disebabkan rusaknya ikatan sekunder dan uap air yang terikat karena kelembaban yang rendah. Adanya uap air yang ikut terikat membuat plastik menjadi lebih kaku dan mudah patah. 14 Machine Direction Cross-machine Direction Plastik biodegradabel HDPE HDPE perforated Keterangan : Suhu 24-28 o C Suhu 3-7 o C Suhu -10--6 o C Gambar 7. Grafik pengaruh suhu penyimpanan terhadap elongasi plastik retail Nilai persen elongasi yang cenderung konstan menunjukkan bahwa elongasi tidak dipengaruhi oleh penyimpanan pada suhu rendah. Ditinjau dari hasil pengukuran nilai kuat tarik dan persen elongasi, plastik HDPE perforated memiliki kekuatan mekanik yang paling baik dengan nilai kuat tarik dan elongasi yang tinggi, disusul dengan plastik HDPE. Plastik HDPE perforated tidak dapat mempertahankan sifat mekanisnya pada suhu rendah, terutama pada suhu -10--6 o C. Penurunan kekuatan tarik cukup besar pada penyimpanan suhu rendah dibandingkan y = 1.016x + 124.0 y = -0.333x + 140.9 y = 0.213x + 118.3 100 200 300 400 500 600 700 800 900 5 10 15 20 25 30 p e r sen e lo n g a si Hari ke y = -0.541x + 614.5 y = 0.863x + 612.4 y = -1.335x + 629.3 100 200 300 400 500 600 700 800 900 5 10 15 20 25 30 p e r sen e lo n g a si Hari ke y = 0.111x + 298.6 y = -0.700x + 318.9 y = -0.924x + 317.7 100 200 300 400 500 600 700 800 900 5 10 15 20 25 30 p e r sen e lo n g a si Hari ke y = -0.120x + 452.4 y = -0.464x + 454.7 y = -0.730x + 464.4 100 200 300 400 500 600 700 800 900 5 10 15 20 25 30 p e r sen e lo n g a si Hari ke y = 0.097x + 424.9 y = -0.396x + 442.8 y = -2.127x + 443.5 100 200 300 400 500 600 700 800 900 5 10 15 20 25 30 p e r sen e lo n g a si Hari ke y = 1.016x + 736.7 y = 0.523x + 734.5 y = 0.713x + 733.3 100 200 300 400 500 600 700 800 900 5 10 15 20 25 30 p e r sen e lo n g a si Hari ke 15 dengan penyimpanan pada suhu 24-28 o C. Plastik biodegradabel memiliki sifat mekanik yang kurang baik jika dibandingkan dengan plastik jenis HDPE. Namun plastik biodegradabel memiliki kemampuan dalam mempertahankan kekuatan mekaniknya walaupun disimpan pada suhu rendah. Sifat mekanik plastik biodegradabel yang baik dapat disebabkan ikatan yang kuat antara molekul penyusunnya. Penggunaan jenis dan konsentrasi plasticizer yang tepat dapat meningkatkan sifat mekanik plastik yang mengakibatkan plastik semakin elastis.

4.2 SIFAT FISIK PLASTIK

Sifat fisik plastik dapat diketahui dengan mengukur permeabilitas uap air dan mengamati morfologi permukaan permukaan plastik. Permeabilitas uap air berkaitan dengan ketahanan plastik sebagai barrier bagi kemasan. Semakin besar nilainya maka akan menunjukkan bahwa plastik tersebut semakin mudah dilewati uap air dan gas.

4.2.1 Permeabilitas Uap Air

Permeabilitas uap air dihitung melalui laju transmisi uap air atau water vapour transmission rate WVTR. Nilai permeabilitas suatu jenis film perlu diketahui karena dapat dipergunakan untuk memperkirakan daya simpan produk yang dikemas di dalamnya. Nilai permeabilitas juga dapat digunakan untuk menentukan produk atau bahan apa yang sesuai untuk kemasan tersebut. WVTR merupakan slope dari plot jumlah uap air yang hilang tiap waktu dibagi oleh luas film Krochta, 1997. Dari hasil uji WVTR awal, plastik biodegradabel memiliki nilai paling tinggi yaitu 21.56 gm 2 24jam dibandingkan dengan plastik HDPE 13.10 gm 2 24jam dan HDPE perforated sebesar 8.99 gm 2 24jam. Hal ini menunjukkan nilai WVTR dapat dipengaruhi oleh densitas plastik. Plastik biodegradabel memiliki densitas rendah karena adanya campuran pati pada matriks polimernya. Hal ini menyebabkan plastik biodegradabel memiliki permeabilitas uap air yang rendah. Hal ini didukung dengan pernyataan Birley et al. 1988 bahwa plastik dengan densitas yang rendah menandakan bahwa plastik tersebut memiliki struktur yang terbuka, artinya mudah atau dapat ditembusi fluida seperti air, oksigen, atau karbon dioksida. Densitas plastik yang tinggi disebabkan oleh banyaknya rantai yang lurus pada matriks polimernya. Yam 2007 juga mengungkapkan dalam kondisi kelembaban yang tinggi, air terabsorpsi ke dalam polimer dan berinteraksi dengan ikatan polar untuk menggembungkan struktur polimer. Pada saat yang bersamaan, permeabilitas gas juga akan meningkat dengan cepat. Nilai WVTR yang besar pada pengujian awal plastik biodegradabel dapat disebabkan karena adanya pati yang menyusun matriks plastik tersebut. Transmisi uap air mudah terjadi melalui bagian film yang bersifat hidrofilik, dalam hal ini adalah pati. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Krochta 1997 bahwa permeabilitas uap air tergantung pada perbandingan bahan yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik dalam formulasi film. Film dari polisakarida mempunyai ketahanan yang rendah terhadap uap air. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap nilai WVTR ditampilkan pada Gambar 8. Penyimpanan plastik pada semua suhu menurunkan nilai WVTR plastik biodegradabel, terutama pada suhu 3-7 o C dari 21.56 gm 2 24jam menjadi 16.12 gm 2 24jam. Hal ini menunjukkan molekul uap air yang mampu menembus plastik menjadi semakin sedikit. Sulitnya molekul uap air untuk menembus plastik dapat disebabkan ikatan yang kuat antara molekul penyusun plastik biodegradabel. Oleh karena itu plastik biodegradabel dapat mempertahankan sifat fisiknya pada suhu rendah. 16 Sedangkan pada plastik HDPE dan plastik HDPE perforated menunjukkan peningkatan laju transmisi uap air. Hal ini dapat disebabkan karena rusaknya ikatan antar molekul plastik yang menyebabkan kristalinitas plastik menurun. Dari penelitian yang dilakukan Equistar 2003, permeabilitas plastik dapat dipengaruhi oleh struktur kristalin dari plastik. Daerah kristalin pada plastik lebih tahan terhadap permeabilitas gas dan uap air, sedangkan daerah amorf lebih mudah untuk ditembusi oleh molekul uap air dan gas. Untuk meningkatkan daerah kristalin pada plastik dapat dilakukan dengan menggunakan resin berdensitas tinggi. Plastik biodegradabel HDPE HDPE perforated Keterangan : Suhu 24-28 o C Suhu 3-7 o C Suhu -10--6 o C Gambar 8. Grafik pengaruh suhu penyimpanan terhadap WVTR plastik retail

4.2.2 Morfologi Permukaan

Scanning Electron Microscophy SEM merupakan alat yang dapat membentuk bayangan permukaan. Struktur permukaan suatu benda uji dapat dipelajari dengan mikroskop elektron pancaran karena jauh lebih mudah untuk mempelajari struktur permukaan itu secara langsung. Pada dasarnya, SEM menggunakan sinyal yang dihasilkan elektron dan dipantulkan atau berkas sinar elektron sekunder. SEM menggunakan prinsip scanning dengan prinsip utamanya adalah berkas elektron diarahkan pada titik permukaan spesimen. Gerakan elektron diarahkan dari satu titik ke titik lain pada permukaan spesimen. Jika seberkas sinar elektron ditembakkan pada permukaan spesimen maka sebagian dari elektron itu akan dipantulkan kembali dan sebagian lagi diteruskan. Jika permukaan spesimen tidak merata, banyak lekukan, lipatan atau lubang-lubang, maka tiap bagian permukaan itu akan memantulkan elektron dengan jumlah dan arah yang berbeda dan jika ditangkap detektor akan diteruskan ke sistem layer dan akan diperoleh gambaran yang jelas dari permukaan spesimen dalam bentuk tiga dimensi. Pengujian dengan SEM dilakukan untuk melihat hasil mikroskopis permukaan plastik pada perbesaran 200x. Pengujian awal pada morfologi permukaan plastik retail ditunjukkan pada Gambar 9. Morfologi permukaan HDPE perforated dan plastik HDPE lebih homogen dibandingkan dengan morfologi permukaan plastik biodegradabel. Adanya pati yang terikat pada matriks polimer plastik biodegradabel menyebabkan terbentuknya gelembung-gelembung berupa granula pati. Granula pati terlihat tersebar dengan berbagai macam ukuran. Perbedaan ukuran ini akan mempengaruhi sifat mekanik dan fisik plastik biodegradabel. Granula pati yang berukuran kecil dapat menyebabkan penurunan sifat mekaniknya karena pada ikatan rantai polimer yang berikatan dengan granula berukuran kecil, kekuatan plastik untuk menerima tarikan menjadi lebih rendah dan perpanjangan putusnya meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Gunawan y = -0.102x + 21.40 y = -0.181x + 21.84 y = -0.085x + 21.04 5 10 15 20 25 15 30 W V T R g m 2 2 4 j a m Hari ke y = 0.120x + 13.87 y = 0.021x + 12.45 y = 0.120x + 12.16 5 10 15 20 25 15 30 W V T R g m 2 2 4 j a m Hari ke y = 0.046x + 7.948 y = 0.131x + 7.597 y = 0.181x + 7.867 5 10 15 20 25 15 30 W V T R g m 2 2 4 j a m Hari ke 17 et al. 2007 dimana plastik polietilen yang dikompositkan dengan pati tapioka ukuran nanometer dapat menurunkan sifat mekanik, namun meningkatkan sifat degradabilitasnya. Gelembung pada permukaan plastik biodegradabel yang merupakan plastik komposit pati dapat disebabkan kadar air yang berlebihan pada pembuatan pati termoplastis. Kadar air yang berlebihan akan menyebabkan pati teraglomerasi dan memberikan efek negatif terhadap interaksi interfacial antara pati dengan polimer. Demikian pula kadar air yang rendah akan mengurangi aglomerasi granula pati selama proses pencampuran plastik. Plastik biodegradabel HDPE HDPE perforated Gambar 9. Morfologi permukaan plastik retail perbesaran 200x Pengaruh suhu penyimpanan terhadap perubahan morfologi permukaan plastik biodegradabel terlihat pada Gambar 10. Pada pengujian awal, granula pati masih berbentuk oval dan tidak rusak. Namun pada hari penyimpanan ke-15 pada suhu 24-28 o C, beberapa granula pati berukuran besar mulai mengalami kehancuran berupa robekan. Kehancuran granula pati berukuran besar semakin bertambah pada hari penyimpanan ke-30. Pada suhu 3-7 o C, granula pati berukuran besar jumlahnya meningkat. Hal ini dapat disebabkan granula pati menyerap air di lingkungan sekitar sehingga granula yang berukuran kecil membengkak. Semakin lama masa penyimpanan, jumlah hancurnya granula semakin banyak. Kondisi ini juga terjadi pada kondisi suhu -10-- 6 o C. Penyimpanan pada suhu yang semakin rendah menyebabkan granula pati kecil semakin banyak yang membengkak dan hancur. Hari ke Suhu penyimpanan 24-28 o C 3-7 o C -10--6 o C 15 30 Gambar 10. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap morfologi permukaan plastik biodegradabel perbesaran 200x 18 Hasil mikroskopis plastik HDPE disajikan pada Gambar 11 yang menunjukkan permukaan yang halus dan homogen. Penyimpanan pada berbagai suhu tidak mempengaruhi morfologi permukaan plastik HDPE. Plastik tidak mengalami kerusakan seperti adanya robekan atau kerutan. Hari ke Suhu penyimpanan 24-28 o C 3-7 o C -10--6 o C 15 30 Gambar 11. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap morfologi permukaan plastik HDPE perbesaran 200x Hasil uji SEM HDPE perforated yang disajikan pada Gambar 12, hampir sama dengan hasil uji SEM plastik HDPE. Permukaan HDPE perforated terlihat halus dengan adanya cekungan besar yang merupakan perforasi yang dimiliki plastik. Pengaruh suhu terhadap sifat morfologi plastik tidak menunjukkan kerusakan pada permukaannya. Hal ini dapat disebabkan ikatan rantai polimer plastik jenis HDPE lebih rapat sehingga tidak mudah untuk rusak kecuali adanya kerusakan mekanis yang disengaja. Hari ke Suhu penyimpanan 24-28 o C 3-7 o C -10--6 o C 15 30 Gambar 12. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap morfologi permukaan plastik HDPE perforated perbesaran 200x 19 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Plastik retail yang memiliki sifat mekanik yang baik adalah plastik HDPE perforated yang memiliki kekuatan tarik sebesar 65.21 MPa dengan elongasi 421.02 pada orientasi MD dan kuat tarik 38.71 MPa dengan elongasi 718.29 pada orientasi CD. Plastik HDPE juga memiliki sifat mekanik yang baik yaitu 74.29 MPa dengan elongasi 292.46 pada orientasi MD dan 48.14 MPa dengan elongasi 445.45 pada orientasi CD. Kekuatan tarik plastik biodegradabel tidak sebaik plastik jenis HDPE yaitu 16.75 MPa pada MD dan 6.35 MPa pada CD, namun plastik biodegradabel memiliki nilai persen elongasi yang baik 656.54 pada orientasi CD. Pada pengujian permeabilitas uap air plastik retail, plastik HDPE perforated memiliki nilai WVTR paling rendah yaitu sebesar 8.99 gm 2 24jam, diikuti dengan plastik HDPE sebesar 13.10 gm 2 24jam. Plastik biodegradabel memiliki nilai WVTR paling besar yaitu 21.56 gm 2 24jam. Berdasarkan morfologi permukaannya, plastik HDPE perforated dan plastik HDPE memiliki permukaan yang lebih halus dan homogen, sedangkan pada plastik biodegradabel terdapat granula pati berupa gelembung-gelembung mikroskopik pada permukaannya sehingga terlihat tidak homogen. Suhu penyimpanan mempengaruhi sifat mekanik plastik HDPE perforated, dimana terjadi penurunan kekuatan tarik dan elongasi pada semua suhu, terutama pada penyimpanan suhu rendah -10--6 o C. Kekuatan tarik plastik HDPE juga menurun pada semua suhu, namun dapat mempertahankan sifat elongasinya. Sedangkan pada plastik bidegradabel, penyimpanan pada suhu 24-28 o C maupun suhu rendah tidak mempengaruhi sifat mekanik plastik secara signifikan. Permeabilitas uap air plastik HDPE dan plastik HDPE perforated meningkat selama waktu penyimpanan. Sedangkan plastik biodegradabel menunjukkan penurunan permeabilitas uap air pada semua suhu penyimpanan. Berdasarkan morfologi permukaannya, penyimpanan pada suhu rendah menurunkan sifat fisik plastik biodegradabel yang dilihat dari perubahan jumlah dan bentuk pada granula pati yang ada di permukaan plastik. Plastik HDPE dan plastik HDPE perforated tidak menunjukkan perubahan morfologi permukaan pada semua suhu penyimpanan yang ditunjukkan dengan permukaannya yang homogen.

5.2 SARAN

Sifat barrier plastik terhadap uap air dan gas dapat diperbaiki dengan cara menggunakan bahan aditif yang dapat meningkatkan derajat kristalinitas plastik dan densitas resin. Sifat fisik dan mekanik kemasan dapat diperbaiki dengan menggunakan pati berukuran nanopartikel. PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK KEMASAN PLASTIK RETAIL SKRIPSI BIANTRI RAYNASARI F 34070007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 20 DAFTAR PUSTAKA Adam S, Clark D. 2009. Landfill biodegradation an in-depth look at biodegradation in landfill environments. Bio-tec Environmental ENSO Bottles: 9-11. Allcock HR, Lampe FW. 1981. Contemporary Polymer Chemistry. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Bierley AW, Heat RJ, Scott MJ. 1988. Plastic Material Properties and Application Cations. New York: Chapman Hall Publishing. Billmeyer FW. 1971. Text of Polymer Science. New York: John Wiley and Son Inc. Bradley F. 2007. Barrier polymers. In: Yam KLed. The Wiley Ensyclopedia of Packaging Technology. 3rd ed. Canada: A Wiley Interscience Publication, John Wiley Sons Inc.,pp 103-109. Brown EW. 1992. Plastics in Food Packaging. New York: Food Packaging Consultant Midland. Carter SJ. 2007. Polyethylene, high-density. In: Yam KLed. The Wiley Ensyclopedia of Packaging Technology. 3 rd edition. Canada: A Wiley Interscience Publication, John Wiley Sons Inc.,pp 979-982. Darni Y, Utami H, Asriah SN. 2009. Peningkatan hidrofobisitas dan sifat fisik plastik biodegradabel pati tapioka dengan penambahan selulosa residu rumput laut Euchema spinossum. Seminar hasil penelitian pengabdian kepada masyarakat, Universitas Lampung, Lampung. Equistar. 2004. A Guide To Polyolefin Film Extrusion. Houston: Lyondell Chemical Company. Flieger MM, Kantorova A, Prell T. 2003. Biodegradable plastics from renewable sources. J Folia Microbiol 48910: 22-44. Gould JM, Gordon SH, Dexter LB, Swanson CL. 1989. Biodegradation of starch-containing plastic. In: Glass JEeds. Agricultural and Synthetic Polymers: Biodegradability and Utilization. Dallas, Texas: American Chemical Society pp 65-75. Gunawan I, Deswita, Aloma KK, Sudirman. 2007. Sintesis dan Karakterisasi Komposit High Density Polyethylene - Pati Tapioka. Tangerang: Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir – BATAN, Puspiptek. Harris T. 2001. The Advance Technology of Polymer. http:www.ehowcontent.php?c=2779 [23 Maret 2011]. Hatfield E, Tate R, Williams KL, Todd B. 2001. New MDO Medium Molecular Weight High Density Polyethylene Films. SPE ANTEC. Herminiwati, Kusumo RW. 1996. Studi tentang plastik yang dapat terbiodegradasi. Seminar Nasional Plastik dan Lingkungan, Yogyakarta. Jenie BSL, Fardiaz S. 1989. Petunjuk Laboratorium : Uji Sanitasi dalam Industri Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Julianti E, Nurminah M. 2006. Buku Ajar Teknologi Pengemasan. Medan: Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Kalambur S, Rizvi SSH. 2006. An overview of starch-based plastic blens from reactive extrusion. J Plast Film 22: 39-58. 21 Kniel L, Winter O, Stork K. 1980. Ethylene, Keystone To The Petrochemichal Industry. New York: M.Dekker. Kompas. 2008. Selamatkan bumi dari plastik. http:nasional.kompas.comread20080205221451 39Selamatkan.Bumi.dari.Plastik [20 Februari 2011]. Krochta JM. 1997. Edible composite moisture-barrier films. In: Blakistone Bed. Packaging Yearbook: Application. National Food Processors Association, pp 38-51. Krochta JM. 2007. Film, edible. In: Yam KLed. The Wiley Ensyclopedia of Packaging Technology. 3 rd edition. Canada: A Wiley Interscience Publication, John Wiley Sons Inc.,pp 457-464. Lai H, Padua GW. 1997. Properties and microstructure of plasticized zein films. Cereal Chem 746: 771-775. Latief R. 2001. Teknologi kemasan plastik biodegradabel. http:www.hayati_ipb.comusers rudyct individu 2001rindam_latief.htm-87k [20Februari 2011]. Massey L. 2003. Permeability Properties of Plastics and Elastomers. 2 nd edition. New York: Plastic Design LibraryWilliam Andrew Publishing. Mitchell N, Saxberg T. 2010. Machine Direction Oriented Film For Labels. New York: United States Patent Application. Nadarajah K. 2005. Development and Characterization of Antimicrobial Edible Film from Crawfish Chitosan. Disertasi. Departemen Ilmu Pangan, Universitas Peradeniya. NBCE NIRR Board of Consultants Engineering. 2006. The Complete Technology Book on Industrial Polymers, Additives, Colourants and Fillers. India : Asia Pacific Business Press Inc. Nolan-ITU. 2002. Environment Australia: Biodegradable Plastics-Development and Environment Impact. Melbourne: Nolan-ITU Pty Ltd. NRC-IRC. 1973. Properties and Behaviour of Plastic. www.nrc-cnrc.gc.caengibpirccbd building-digest-157.html. [23 Maret 2011]. Purwanti A. 2010. Analisis Kuat tarik dan elongasi plastik kitosan terplastisasi sorbitol. Jurnal Teknologi 32: 99-106. Sacharow S, Griffin R. 1970. Food Packaging. Connecticut: AVI Publishing Co. Saptono R. 2008. Pengetahuan Bahan. Jakarta: Departemen Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Seal KJ. 1994. Test methods and standards for biodegradable plastic. In: Griffin GJL ed. Chemistry and Technology of Biodegradable Polymer. 1 st edition. London: Chapman Hall. Surdia T, Saito S. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: PT Dainippon Gitakarya Printing. Sutiani A. 1997. Biodegradasi Poliblend Polistiren Pati. Tesis. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Syamsir E. 2008. Temuan Terbaru. Bandung: Jalan Sutra. Thompson AK. 1998. Controlled Atmosphere Storage of Fruits and Vegetables. Cab International, Wallingford, Oxon. Van V. 1991. Ilmu dan Teknologi Bahan : Ilmu Logam dan Bukan Logam. Jakarta: Erlangga. 22 Wade LG. 1991. Kimia Polimer. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha. Yam KL. 2007. Gas permeation of packaging materials. In: Yam KLed. The Wiley Ensyclopedia of Packaging Technology. 3 rd edition. Canada: A Wiley Interscience Publication, John Wiley Sons Inc.,pp 551-555. PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK KEMASAN PLASTIK RETAIL SKRIPSI BIANTRI RAYNASARI F 34070007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 THE EFFECT OF STORAGE TEMPERATURES FOR PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES OF RETAIL PLASTICS PACKAGING Biantri Raynasari Department of Agroindustrial Technology Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia. Phone 62 251 8624622, email: bian.rainsyahoo.co.id ABSTRACT Retail plastisc are commonly used for food and non-food packaging. Retail plastics that used for packaging of fresh product should have good physical and mechanical properties in order to keep the quality of the product. Mechanical properties of plastic packaging are seen from tensile strength and elongation percentage, while physical properties are seen from water vapour permeability and morphology surface. Plastic retail that has good mechanical properties is HDPE and HDPE perforated. Biodegradable plastic has low mechanical and physical properties because of a mixture of tapioca starch. The effect of storage temperatures are reduced the mechanical properties of HDPE and HDPE perforated, especially in low-temperature storages. While storage temperatures does not affect the mechanical properties of biodegradable plastic significantly. Based on morphology surfaces, storage in low temperature will change the surface of biodegradable plastic. Its seen from the increasing number and shape of the granules of starch on the surface of the plastic. Water vapor permeability of HDPE and HDPE perforated increased during the time of storage, while the biodegradable plastic showed a decreased. Keywords : plastic storage, retail plastic packaging, mechanical and physical properties for packaging BIANTRI RAYNASARI. F34070007. Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Kemasan Plastik Retail . Di bawah bimbingan Indah Yuliasih. 2012. RINGKASAN Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan sifat fisik dan mekanik plastik retail yang umum digunakan serta mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap sifat fisik dan mekanik plastik retail. Plastik retail adalah plastik sekali pakai yang umum digunakan untuk mengemas produk segar. Plastik yang diteliti adalah plastik biodegradabel dengan pati tapioka sebagai bahan kompositnya, plastik HDPE, dan plastik HDPE perforated. Sifat mekanik plastik yang diamati adalah kekuatan tarik dan elongasi, sedangkan sifat fisik plastik yang diamati adalah permeabilitas uap air dan morfologi. Penelitian dilakukan dengan menyimpan plastik retail pada suhu 24-28 o C, suhu 3-7 o C, dan suhu -10--6 o C. Penyimpanan dilakukan selama 30 hari dengan pengujian untuk sifat mekanik setiap 2 hari sekali dan pengujian untuk sifat fisik pada hari ke-15 dan ke-30. Pada lembaran plastik yang dihasilkan, terbentuk orientasi rantai molekul yang disebut machine direction MD dan cross-machine direction CD. MD adalah orientasi rantai molekul yang searah dengan arah mesin, sedangkan CD melintang dengan arah mesin. Proses pembentukan lembaran plastik menghasilkan sifat mekanik yang lebih baik pada orientasi MD dibandingkan orientasi CD. Plastik retail yang memiliki sifat mekanik yang baik adalah plastik HDPE perforated yang memiliki kekuatan tarik sebesar 65.21 MPa dengan elongasi 421.02 pada orientasi MD dan kuat tarik 38.71 MPa dengan elongasi 718.29 pada orientasi CD. Plastik HDPE juga memiliki sifat mekanik yang baik yaitu 64.10 MPa dengan elongasi 278.88 pada MD dan 46.66 MPa dengan elongasi 454.18 pada CD. Kekuatan tarik plastik biodegradabel tidak sebaik plastik jenis HDPE yaitu 15.74 MPa pada MD dan 6.35 pada CD, namun plastik biodegradabel memiliki nilai persen elongasi yang baik 656.54 pada orientasi CD. Sifat fisik plastik dilihat dari morfologi permukaan plastik dan permeabilitasnya terhadap uap air. Plastik yang digunakan sebagai bahan pengemas produk segar harus memiliki permeabilitas uap air yang rendah agar produk yang disimpan tidak cepat layu atau membusuk. Permeabilitas uap air diukur melalui laju transmisi uap air water vapour transmission rateWVTR. Pada pengujian permeabilitas uap air plastik retail, plastik HDPE perforated memiliki nilai WVTR paling rendah yaitu sebesar 8.99 gm 2 24jam, diikuti dengan plastik HDPE sebesar 13.10 gm 2 24jam. Plastik biodegradabel memiliki nilai WVTR paling besar yaitu 21.56 gm 2 24jam. Berdasarkan morfologi permukaan, plastik HDPE perforated dan plastik HDPE memiliki permukaan yang lebih halus dan homogen, sedangkan pada plastik biodegradabel terdapat granula pati berupa gelembung-gelembung mikroskopik pada permukaannya sehingga terlihat tidak homogen. Suhu penyimpanan mempengaruhi sifat mekanik plastik HDPE perforated, dimana terjadi penurunan kekuatan tarik dan elongasi pada semua suhu pernyimpanan, terutama pada penyimpanan suhu -10--6 o C. Kekuatan tarik plastik HDPE juga menurun pada semua suhu penyimpanan, namun dapat mempertahankan sifat elongasinya. Sedangkan pada plastik biodegradabel, penyimpanan pada suhu 24 o -28 o C maupun suhu rendah tidak mempengaruhi sifat mekanik plastik secara signifikan. Permeabilitas uap air plastik HDPE dan plastik HDPE perforated meningkat selama waktu penyimpanan. Sedangkan plastik biodegradabel menunjukkan penurunan permeabilitas uap air pada semua suhu penyimpanan. Berdasarkan morfologi permukaannya, penyimpanan pada suhu rendah menurunkan sifat fisik plastik biodegradabel yang dilihat dari perubahan jumlah dan bentuk pada granula pati yang ada di permukaan plastik biodegradabel. Sedangkan pada plastik HDPE dan plastik HDPE perforated tidak menunjukkan perubahan pada morfologi permukaannya, yang ditunjukkan dengan permukaan yang tetap halus dan homogen. Kata kunci : penyimpanan plastik, plastik retail, sifat mekanik dan fisik pada kemasan. PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK KEMASAN PLASTIK RETAIL SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh BIANTRI RAYNASARI F 34070007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 Judul Skripsi : Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Kemasan Plastik Retail Nama : Biantri Raynasari NRP : F34070007 Menyetujui, Dosen Pembimbing, Dr. Indah Yuliasih, S.TP, M.Si NIP 19700718 199512 2 001 Mengetahui : Kepala Departemen, Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti NIP 19621009 198903 2 001 Tanggal Lulus : 12 April 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi dengan judul Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Kemasan Plastik Retail adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini. Bogor, April 2012 Yang membuat pernyataan Biantri Raynasari F 34070007 ©Hak cipta milik Biantri Raynasari, tahun 2012 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya. BIODATA PENULIS Biantri Raynasari . Lahir di Bogor, 8 Juni 1989 dari ayah Eddy Sofyan dan ibu Lilawati, sebagai putri pertama dari dua bersaudara. Penulis menamatkan SMA pada tahun 2007 dari SMA Negeri 1 Lhokseumawe dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB USMI. Program Studi yang dijalani penulis adalah Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Organisasi yang diikuti penulis adalah Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Himalogin dan Ikatan Mahasiswa Tanah Rencong IMTR. Kepanitiaan yang pernah diikuti penulis adalah Hagatri 2009 Himalogin sebagai tim Auditor, Techno-F 2009 BEM-F sebagai Komisi Disiplin, dan Mapeusaka IMTR sebagai Medis. Penulis melaksanakan Praktek Lapangan pada tahun 2010 di Perusahaan Perseroan Persero PT Perkebunan Nusantara VIII Gedeh, Cianjur dengan judul “Mempelajari Teknologi Proses, Pengemasan dan Penyimpanan di PTPN VIII Gedeh, Cianjur”. Pada tahun 2012 penulis menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Kemasan Plastik Retail ”. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Kemasan Plastik Retail ”. Skripsi ini didedikasikan untuk kedua orang tua penulis, Eddy Sofyan dan Lilawati serta adik Muhammad Khairurreza yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk penulis. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Indah Yuliasih, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 2. Ir. Sugiarto, M.Si dan Ir. Faqih Udin, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Eman Suryana selaku General Manager PT Tirta Marta yang telah memberikan izin selama melakukan penelitian di perusahaan tersebut. 4. Ibu Maria Ulfa yang telah memberikan pengarahan selama melakukan penelitian di perusahaan tersebut. 5. Aprella Tri K, Devi Aryati, Eko Nopianto, Eki Hercules, Huda Adhiyaksa, Ika Kartika, Nunung Nuriyah, Shinta Permatasari, serta teman-teman TIN 44 terima kasih untuk persahabatan yang indah ini. 6. Fakhri Maulana, Farid Abdul Q, Lydia Stefani, Rahmad Alreza, Rizky Bachtiar, Surya Ramdan S, dan Yana Taryana sebagai teman satu bimbingan, terima kasih untuk kebersamaan dan dukungannya. 7. Tira Siti Nur Afiah, Mutmainah Woretma, Nurya Utami, Tri Setyowati, Mayang Meivilia, Balgiz, dan Nurul Fitri yang selalu memberikan semangat dan keceriaan setiap hari. Terima kasih untuk seluruh pihak yang telah membantu, memberi kontribusi secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga tulisan ini bermanfat dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Bogor, April 2012 Penulis DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………………...…………. iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………….…………. iv DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………....………. v DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….…………. vi I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………..……. 1 1.2 TUJUAN PENELITIAN……………………………………………………..…. 2 1.3 RUANG LINGKUP PENELITIAN……………………………………….……. 2 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIGH DENSITY POLYETHYLENE HDPE ……………………………..……. 3 2.2 PLASTIK BIODEGRADABEL…………………………………………………. 4 2.3 SIFAT MEKANIK DAN FISIK PLASTIK…………………………………..…. 5 III. METODOLOGI 3.1 ALAT DAN BAHAN………………………………………………………...…. 9 3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN………………………………………. 9 3.3 METODE PENELITIAN……………………………………………………..…. 9 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 SIFAT MEKANIK PLASTIK………………………………………………...…. 11 4.1.1 KEKUATAN TARIK……………………………………………………. 11 4.1.2 ELONGASI………………………………………………………………. 13 4.2 SIFAT FISIK PLASTIK…………………………………………………………. 15 4.2.1 PERMEABILITAS UAP AIR……………………………………………. 15 4.2.2 MORFOLOGI PERMUKAAN……………………………………………………..……. 16 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN………………………………………………………….………. 19 5.2 SARAN………………………………………………………………….………. 19 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………. 20 LAMPIRAN ………………………………………………………………………..………. 23 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur molekul polimer polietilen Saptono, 2008 …………………………... 3 Gambar 2. Kurva tegangan-regangan stress-strain Billmeyer, 1971…………………… 6 Gambar 3. Struktur amorf dan kristalin molekul polietilen Saptono, 2008…………….… 7 Gambar 4. Orientasi film plastik ………………………………………………………….... 7 Gambar 5. Diagram alir pelaksanaan penelitian ……............……………………………… 9 Gambar 6. Grafik pengaruh suhu penyimpanan terhadap kuat tarik plastik retail………… 12 Gambar 7. Grafik pengaruh suhu penyimpanan terhadap elongasi plastik retail………….. 14 Gambar 8. Grafik pengaruh suhu penyimpanan terhadap WVTR plastik retail……....…… 16 Gambar 9. Morfologi permukaan plastik retail perbesaran 200x …………………..…… 17 Gambar 10. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap morfologi permukaan plastik biodegradabel perbesaran 200x ……..………………………………………… 17 Gambar 11. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap morfologi permukaan plastik HDPE perbesaran 200x ……………………………………………………………….. 18 Gambar 12. Pengaruh suhu penyimpanan terhadap morfologi permukaan plastik HDPE perforated perbesaran 200x …………………………………………………… 18 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-0 ……………………………………………..…… 23 Lampiran 2. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-1 ………………………………………………..… 24 Lampiran 3. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-3 ……………………………………………..…… 25 Lampiran 4. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-5 ………………………………………………..… 26 Lampiran 5. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-8 ………………………………………..………… 27 Lampiran 6. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-10 ………………………………………………… 28 Lampiran 7. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-15 ………………………………………………… 29 Lampiran 8. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-17 ………………………………………………… 30 Lampiran 9. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-19 ………………………………………………… 31 Lampiran 10. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-22 ………………………………………………… 32 Lampiran 11. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-24 ………………………………………………… 33 Lampiran 12. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-26 ………………………………………………… 34 Lampiran 13. Data hasil analisis kekuatan tarik kgfmm 2 dan elongasi plastik retail pada pengamatan hari ke-29 ………………………………………………… 35 Lampiran 14. Data hasil analisis kekuatan tarik MPa dan elongasi plastik retail selama penyimpanan ………………………………………………………… 36 Lampiran 15. Data hasil analisis WVTR plastik retail selama penyimpanan ……………… 38 Lampiran 16. Data hasil analisis ketebalan plastik retail selama penyimpanan …………… 39 1 I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG