21
A. annua L., 3 AR1 diinfeksi dan diberi infusa A. annua L. dengan pengenceran 1 10
-2
, 4 AR2 diinfeksi dan diberi infusa A. annua L. dengan pengenceran 1
10
-4
, dan 5 AR3 diinfeksi dan diberi infusa A. annua L. dengan pengenceran 1 10
-6
. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap kelompok perlakuan. Mencit diinfeksi dengan P. berghei secara intraperitoneal
dengan menyuntikkan 0.25 10
6
µl darah mengandung parasit.
Setiap kelompok perlakuan, kecuali kontrol normal dan negatif, diberikan infusa A. annua L. secara peroral menggunakan sonde lambung. Infusa
A. annua L. diberikan sebanyak satu kali sehari selama 4 hari berturut-turut. Pemberian infusa A. annua L. dimulai pada hari pertama setelah infeksi. Darah
mencit diambil dan dibuat preparat ulas darah setiap hari sampai hari ke-11 setelah infeksi. Pengamatan gambaran leukosit mencit dilakukan pada preparat
hari ke-0, 2, 4, 6, 8, 9, 10, dan 11 setelah infeksi.
c. Penyimpanan dan Pembuatan Stok P. berghei
Stok P. berghei diperoleh dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. P. berghei tersebut telah
diinfeksi selama lima hari pada mencit albino. Darah mencit yang tersinfeksi
diambil menggunakan mikrohematokrit atau tabung kapiler yang sudah berisi antikoagulan melalui intraorbital mata. Darah yang terdapat pada tabung kapiler
kemudian dialirkan ke microtube yang sudah diberikan heparin. Darah yang
terdapat di dalam microtube ditambah dengan gliserol agar darah tidak lisis dan rusak ketika disimpan dalam lemari pendingin bersuhu -70 ºC Jekti et al. 1996.
Sediaan ini digunakan untuk menginfeksi mencit-mencit disetiap perlakuan.
d. Dosis Parasit pada Stok P. berghei
P. berghei diinfeksikan pada mencit dengan dosis 0.25 10
6
µl darah mengandung parasit. Dosis parasit per µl darah diketahui dengan menghitung
jumlah sel darah merah dan menghitung persentase parasit. Jumlah sel darah merah dihitung dengan terlebih dahulu mengencerkan
darah menggunakan larutan Hayem. Darah yang telah diencerkan dimasukkan ke dalam Improved Neubauer Counting Chamber. Sel darah merah yang dihitung
adalah sel darah merah yang terdapat dalam lima kotak kecil dibagian tengah
22
22 kotak hitung. Jumlah sel darah merah dibagi dengan volume bilik hitung 0.02
dan dikali dengan faktor pengenceran 200 untuk mendapatkan jumlah sel darah merah per µl. Persentase parasit diketahui dari ulasan darah yang sudah diwarnai
dengan Giemsa. Pada preparat ulas, jumlah parasit per jumlah sel darah merah dihitung untuk mengetahui persentase parasit. Jumlah parasit per µl darah
diketahui dengan mengalikan persentase parasit dan jumlah sel darah merah.
e. Pembuatan Infusa A. annua L.
A. annua L. yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Pusat Penelitian dan Pengembangan,
Departemen Pertanian. Infusa diperoleh dengan merebus batang dan daun A. annua L. yang telah dikeringkan sebelumnya pada suhu 90°C selama
10-15 menit Wintarsih et al 2009. Perbandingan A. annua L. dan larutan yang akan direbus adalah 25:100. Hasil rebusan disaring untuk memisahkan ampas dan
filtrat. Filtrat akan digunakan sebagai infusa. Kadar infusa diketahui dengan menguapkan 1 ml infusa di dalam rotarievaporator. Berat filtrat setelah diuapkan
ditimbang dan didapat kadar infusa tersebut adalah 0.96 gml. Penelitian ini menggunakan tiga pengenceran yaitu 1 10
-2
, 1 10
-4
, dan 1 10
-6
. Pengenceran 1 10
-2
didapat dengan menambahkan 1 ml fitrat ke dalam 99 ml aquades, kemudian dilakukan pengocokan manual sebanyak 170 kali
pengocokan per menit. Pengenceran 1 10
-4
didapat dengan menambahkan 1 ml infusa dengan pengenceran 1 10
-2
ke dalam 99 ml aquades. Pengenceran 1
10
-6
didapat dengan menambahkan 1 ml infusa dengan pengenceran 1 10
-4
ke dalam 99 ml aquades. Kadar infusa yang diberikan untuk tiap pengenceran adalah 4.8 mg0.5 ml infusa dengan pengenceran 1
10
-2
, 0.048 mg0.5 ml infusa dengan pengenceran 1 10
-2
, dan 0.00048 mg0.5 ml infusa dengan pengenceran 1 10
-2
.
f. Infeksi P. berghei