xxiv Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi Eisenhardt, 1989 dalam
Darmawati dkk., 2004 . Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu: asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi
sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat mementingkan diri sendiri self interest, memiliki keterbatasan rasionalitas bounded rationality, dan tidak
menyukai risiko risk aversion. Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antaranggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri
informasi antara principal dan agen. Asumsi informasi adalah bahwa informasi sebagai barang komoditi yang dapat diperjualbelikan.
Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan kepercayaan
kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan Darmawati dkk., 2004.
B. CORPORATE GOVERNANCE
Corporate governance timbul karena kepentingan perusahaan untuk memastikan kepada pihak penyandang dana principalinvestor bahwa dana yang
ditanamkan digunakan secara efisien. Selain itu dengan corporate governance, perusahaan memberikan kepastian bahwa manajemen agen bertindak yang terbaik
bagi kepentingan perusahaan Setyapurnama dan Norpratiwi, 2007. Menurut Organization Economic Cooperation and Development OECD,
corporate governance merupakan struktur hubungan serta kaitannya dengan tanggung jawab di antara pihak-pihak terkait yang terdiri dari pemegang saham,
xxv anggota dewan direksi dan komisaris termasuk manajer, yang dirancang untuk
mendorong terciptanya suatu kinerja yang kompetitif yang diperlukan dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
Menurut Pedoman Umum Good Corporate Governance 2006, terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance yaitu:
1. Transparency keterbukaan informasi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Accountability akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Responsibility pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian kepatuhan di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku.
4. Independency kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5.
Fairness kesetaraan dan kewajaran, yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundangan yang berlaku.
xxvi Sebagai penjabaran dari prinsip-prinsip pokok corporate governance, OECD
menyusun prinsip-prinsip corporate governance yang dikelompokkan ke dalam kategori :
a. Hak-hak pemegang saham
b. Perlakuan yang adil bagi seluruh pemegang saham
c. Peranan stakeholders dalam corporate governance
d. Kewajiban pengungkapan disclosure dan transparansi transparency
e. Tanggung jawab direksi dan komisaris
Penerapan corporate governance memberikan empat manfaat KNKG, 2006 yaitu:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan
keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigit
karena faktor kepercayaan yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia. 4.
Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder’s value.
Terdapat dua mekanisme dalam penerapan corporate governance The World Bank, 1998 dalam Arab International Women’s Forum, 2007 yaitu mekanisme
ekstern dan mekanisme intern. Mekanisme ekstern yaitu mekanisme kontrol yang
xxvii
Internal Mechanisms External Mechanisms
Regulators exercise oversight through
memanfaatkan semua perangkat yang ada di luar perusahaan, baik ekonomi, hukum, dan sosial untuk mengontrol jalannya perusahaan. Sedangkan mekanisme intern
berkaitan dengan pengendalian intern perusahaan khususnya peranan dewan komisaris.
Gambar II. 1 Corporate Governance Architecture. Sumber: diadaptasi dari “Corporate Governance: A Framework for
Implementation”, The World Bank 1998 dalam Arab Inernational Women’s Forum 2007.
Shareholders
Appoint Reports to
Monitors
Booard of Directors
Management
Operations Standards
Accounting Auditing
Technical
Financial Sector
Debt Equity
Markets
Competition Product markets
Foreign investors Corporate control
Stakeholders exercise
pressures on the
corporation and regulators
through media, “watch
dogs”, professional
organizations, rating
institutions, academia, and
NGOs
xxviii
C. DEWAN KOMISARIS