Soraya Desiana, 2015 PUSAT SINEMA BANDUNG BANDUNG CINEMA CENTER
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan  teknologi  dunia  semakin  hari  semakin  berkembang pesat  begitu  juga  perkembangan  teknologi  di  indonesia.  Sebagai  salah  satu
negara  yang  berkembang  di  dunia  indonesia  harus  dapat  bersaing  dengan negara-negara  maju  dunia  sepeti  amerika,  inggris,  korea  selatan  dan  negara
maju lainnya  khususnya  dalam  bidang  teknologi.  Di  era modernisasi  saat  ini teknologi  mengusai  berbagai  bidang  dan  Salah  satu  bidang  yang  terkena
dampak  besar  akan  perkembangan  teknologi  dan  informasi  adalah  dunia hiburan.
Saat ini dunia hiburan berkembang semakin cepat, kreatif dan variatif. Dunia  hiburan  sudah  dianggap  sebagai  kebutuhan  pokok  oleh  masyarakat
perkotaan. Dalam dunia hiburan, rekreasi dan komersial memiliki keterkaitan yang sangat erat bahkan tidak dapat dipisahkan. Rekreasi dan komersial akan
saling  mendukung  satu  sama  lain  dan  menghasilkan  suatu  hiburan  yang berkualitas.
Dunia  hiburan  merupakan  salah  satu  bidang  bisnis  yang  akan  selalu hidup karena hiburan adalah salah satu kebutuhan yang di butuhkan manusia
terlebih  dengan  kesibukan  masyarakat  perkotaan  saat  ini  yang  aktivitas kehidupan  hariannya  begitu  padat  sehingga  menyebabkan  minimnya  waktu
istirahat dan juga waktu berkumpul dengan keluarga. Selain itu, aktivitas yang begitu  padat  akan  mengakibatkan  rasa  tegang,  lelah,  penat  dan  bosan  pada
masyarakat kota sehingga sangat diperlukan penyegaran fisik dan mental agar selalu  siap  untuk  bekerja  setiap  harinya,  sehingga  waktu  luang  yang  ada
benar-benar  digunakan  untuk  bersantai,  melepaskan  kepenatan  dan ketenangan  selama  bekerja.  Salah  satu  cara  manusia  untuk  mengurangi  rasa
penat tersebut adalah dengan hiburan, baik dalam hal psikologisnya atau fisik.
Soraya Desiana, 2015 PUSAT SINEMA BANDUNG BANDUNG CINEMA CENTER
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Hiburan yang dilakukan bisa dengan berbagai jenis hiburan baik dalam bentuk audio dan visual.
Film adalah salah satu karya seni yang lahir dari suatu kreatifitas dan imajinasi  orang-orang  yang  terlibat  dalam  proses  penciptaan  film.  Sebagai
karya  seni  film  terbukti  mempunyai  kemampuan  kreatif.  Film  mempunyai kesanggupan  untuk  menciptakan  suatu  realitas  rekaan  sebagai  bandingan
terhadap  realitas.  Realitas  imaginer  tersebut  dapat  menawarkan  rasa keindahan ataupun hanya sekedar hiburan bagi yang melihatnya.
Tabel 1. 1 Jumlah produksi film indonesia tahun 2001-2012
Sumber : lembaga sensor film Indonesia 2012
Perkembangan  film  di  indonesia  juga  sangat  berdampak  dengan antusiasme  masyarakat  akan  kegemaran  menonton  film  di  bioskop.  Bioskop
sudah  lama  dikenal  masyarakat  luas,  dan  pertama  di  dunia  dibangun  pada 1902. Sedangkan di indonesia bioskop pertama kali dikenal pada tahun 1900
di jakarta tepatnya di jalan tanah abang. Menurut  www.Indonesiafilm.net  diakses  pada  2  februari  2015,
perkembangan pertumbuhan bioskop di Indonesia saat ini masih kurang pesat. Bioskop  di  Indonesia  pernah  mengalami  masa  kejayaan  pada  tahun  90-an
Soraya Desiana, 2015 PUSAT SINEMA BANDUNG BANDUNG CINEMA CENTER
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dimana  pada  tahun  tersebut  mencapai  jumlah  tertinggi  yaitu  2600  buah dengan 2853 layar, serta jumlah penonton mencapai 32 juta orang. Era 1999-
2002 terjadi keterpurukan bagi usaha perbioskopan secara drastis. Dari jumlah 2600  pada  tahun  1990,  hanya  menyisakan  264  bioskop  dengan  676  layar  di
tahun 2002.
Grafik 1. 1 Pertumbuhan Bioskop di Indonesia
Sumber : www.indonesiafilm.net
Selain itu
juga menurut
data dari
penelitian dari
www.indonesiafilm.net  masih  banyak  sekali  jumlah  penonton  yang  tidak terlayani  dengan  bioskop  atau  tempat  pemutaran  film  yang  ada  saat  ini.
Berikut  adalah  grafik  perbandingan  jumlah  penduduk  terhadap  akses  ke bioskop  dan  Provinsi    Jawa  Barat  merupakan  salah  satu  Provinsi    tertinggi
yang  penduduknya  tidak  mendapatkan  akses  ke  bioskop.  Dari  data  dibawah dapat  dikatakan  bahwa  Provinsi    Jawa  Barat  masih  membutuhkan  banyak
fasilitas rekreasi khususnya bioskop jumlah kuantitas yang banyak.
Soraya Desiana, 2015 PUSAT SINEMA BANDUNG BANDUNG CINEMA CENTER
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Grafik 1. 2 Perbandingan jumlah penduduk dengan akses ke bioskop
Sumber : www.indonesiafilm.net
Kota  Bandung  merupakan  ibukota  Provinsi    Jawa  Barat  sehingga sebagai ibukota Provinsi, kota Bandung harus dapat membantu perkembangan
kota-kota  sekitarnya  dengan  memberikan  fasilitas  yang  belum  ada  di  kota- kota  lainnya  dalam  hal  ini  khususnya  kota-kota  di  Provinsi    Jawa  Barat.
Sebagai  ibukota  Provinsi    Jawa  Barat  kota  Bandung  Saat  ini  sedang melakukan pembenahan dalam berbagai bidang. Pembenahan ini memberikan
dampak  positif  yang  begitu  besar  terhadap  kota  Bandung.  Sehingga  memicu perkembangan  yang  sangat  pesat  di  berbagai  bidang.  Terlebih  dalam  bidang
pariwisata,  kota  Bandung  dikenal  sebagai  salah  satu  kota  wisata  yang menawarkan  berbagai  wisata  dan  rekreasi.  Namun  dengan  bertambahnya
jumlah  wisatawan  yang  datang  ke  kota  Bandung  jumlah  kebutuhan  akan fasilitas wisata dan rekreasi pun semakin meningkat..
NAMA BIOSKOP JUMLAH LAYAR
CIWALK XXI
8
EMPIRE XXI 6
BTC XXI 5
BSM XXI 5
Soraya Desiana, 2015 PUSAT SINEMA BANDUNG BANDUNG CINEMA CENTER
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
FESTIVAL CITYLINK  XXI
6
BLITZ MEGAPLEX PVJ 9
BLITZ MEGAPLEX MIKO MALL 8
TOTAL 47
Tabel 1. 2 Jumlah bioskop dan layar bioskop di kota Bandung
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Dan  menurut  RTRW  kota  Bandung  hampir  setiap  wilayah  di  kota Bandung  masih  membutuhkan  bioskop  seperti  yang  dapat  dilihat  di  gambar
1.3
Gambar 1. 1 Jumlah Kebutuhan dan Fasilitas WP
Sumber : RTRW kota Bandung 2013-2031
Jumlah  kebutuhan  akan  bioskop  semakin  meningkat  namun ketersediaan  yang  kurang  menyebabkan  menurunnya  kualitas  sinema  atau
bioskop  dan  hampir  seluruh  bisokop  yang  ada  di  kota  Bandung.  Bioskop merupakan  salah satu  dari  banyak  alternative  seseorang  untuk  berekreasi.
Ketajaman    dan    efek  bunyi  pada    bioskop    pun    sangat    menentukan kepuasan  masyarakat  yang sedang menyaksikan sebuah pertunjukan film
Penataan    akustik    ruang      perlu    dilakukan    agar    efek  bunyi    yang dihasilkan  bisa  menunjang  pertunjukan  film  yang  sedang  di  putar.  Akustik
Soraya Desiana, 2015 PUSAT SINEMA BANDUNG BANDUNG CINEMA CENTER
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ruang adalah  bentuk  dan  bahan  dalam  suatu  ruangan  yang  terkait  dengan perubahan bunyi  yang  terjadi  Joko  Sarwono,  2009.
Pengolahan    akustik    ruang    dalam  gedung    pertunjukan    khususnya bioskop mempengaruhi  kualitas  efek  dan  kejelasan  bunyi  dari pertunjukan
yang  sedang  ditayangkan.  Banyak    faktor    yang    harus    dipertimbangkan dalam    perancangan    akustik  ruang    bioskop    yang    harus    dipenuhi    sesuai
dengan  fungsinya,  agar  kualitas pertunjukan  yang  optimal  bisa  tercapai. Dalam  dunia  perfilman,  Bandung  terkenal  dengan  festival  film
Bandung  yaitu  sebuah  acara  tahunan  yang  diselenggarakan  untuk mengapresiasi  perkembangan  film  Indonesia.  Festival  Film  Bandung  ini  di
selenggarakan oleh Forum Film Bandung. kota  Bandung  juga  terkenal  dengan  sineas-sineas  film  independent
atau  yang  lebih  sering  di  kenal  film  indie.  Dimana  film  indie  juga memberikan  kontribusi  yang  begitu  besar  dalam  dunia  perfilman  indonesia
terbukti  dengan  diraihnya  pernghargaan  oleh  sineas  film  indie  indonesia  di dunia internasional.
Berawal  dari  latar  belakang  ini  muncul  sebuah  gagasan  yang  tercetus dari potensi yang dimiliki kota Bandung sebagai sebuah daerah yang memiliki
peran  besar  dalam  perkembangan  film  di  Indonesia.  selain  itu  juga  melihat fakta kebutuhan kota Bandung akan tempat pemutaran film yang masih belum
mencukupi.  Di  rancangnya  Cinema  Centre  merupakan  sebuah  gagasan  yang sangat potensial untuk di rencanakan di kota Bandung.
Terlebih  kota  Bandung  saat  ini  yang  sedang  melakukan  pembenahan dalam  bidang  tata  kota.  Agar  dapat  menjawab    tantangan  perkembangan
global  perancangan  bangunan  Cinema  Center  ini  menggunakan  tema arsitektur  hi-tech    agar  menjadi  bangunan  yang  kontras  dengan  lingkungan
sekitarnya dan dapat menarik perhatian pengunjung.
Soraya Desiana, 2015 PUSAT SINEMA BANDUNG BANDUNG CINEMA CENTER
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perancangan  Cinema  Center  ini  selain  sebagai  sebuah  sarana  hiburan atau  rekreasi  ini  juga  menjadi  public  space  atau  area  publik  yang  dapat
mewadahi aktivitas masyarakat kota Bandung. Perencanaan  Cinema  Center  ini  diharapkan  dapat  menjadi  solusi  dari
masalah  akan  kebutuhan  masyarakat  kota  Bandung  akan  bangunan  hiburan atau rekreasi. Terlebih di kota bandung saat ini bahkan di Indonesia belum ada
bangunan  sejenis  Cinema  Center.  Selain  itu  juga  Cinema  Center  ini  dapat menjadi  sebuah  bangunan  yang  menjadi  pendorong  kemajuan  perfilman
indonesia agar bisa bersaing dengan negara-negara di dunia
B. Maksud dan tujuan