S TB 1104148 Chapter5

(1)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Perancangan pusat sinema bandung ini di rancang berdasarkan hasil pendekatan dan analisa kebutuhan fasilitas rekreasi dengan konsep yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kota bandung. Secara administratif lokasi tapak berada Di wwilayah pengembangan cibeunying, kota bandung, provinsi jawa barat. Lokasi Tepatnya berada diatara Jalan Ir. H. Djuanda, Jalan Rangga Malela dan Jalan Sulanjana.

Gambar 5. 1 Peta Lokasi Proyek

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Adapun tapak proyek pusat cinema ini memiliki ketentuan sebagai berikut :

Luas tapak : 3,2 hektar Batas wilayah

Utara : Jalan Sulanjana

Selatan : Taman Flexi


(2)

Timur : Jalan Ir. H. Djuanda

Gambar 5. 2 Lokasi Tapak Proyek

Sumber : Dokumentasi Pribadi

JALAN SULANJANA

JALAN IR.H.DJUANDA

JALAN IR. H. DJUANDA


(3)

A. Konsep dasar

Konsep dasar merupakan turunan dari tema perancangan, perancangan bangunan bandung Cinema Center ini memiliki tema arsitektur hi-tech. Untuk dapat

mengaplikasikan tema arsitektur high-tech pada bangunan Cinema Center ini konsep

yang digunakan untuk mendukung konsep perancangan bangunan rekreasi komersial adalah yang “attractive scenes”. Konsep ini digunakan untuk dapat mewujudakan perencangan bangunan Cinema Center yang bukan hanya fungsional namun menarik.

REKREATIF ATRAKTIF

ATTRACTIVE SCENES

Gambar 5. 3 Konsep Dasar

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Attractive scenes, dalam film dikenal kata scena atau frame yang menjadi elemen utama. Scene memberikan ekspektasi yang berbeda dalam setiap settingnya maka dari itu konsep attractive scene digunakan agar bangunan memiliki suasana yang berbeda dari bangunan bioskop atau Cinema Center lainnya. Selain itu konsep ini dapat

mewujudkan gagasan utama bangunan yang harus memberikan kesan rekreatif dan atraktif.


(4)

B. Konsep Perencanaan Tapak

1. Konsep pemintakataan

Gambar 5. 4 Konsep Sirkulasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi Keterangan :

 Zona public pada tapak ini sangat kuat karena terdapat pada 3 sisi jalan sehingga dibutuhkan banyak ruang terbuka bagi public bagi pengunjung untuk dapat melakukan aktivitas social.

 Zona semi public di tempatkan di tengah tapak yang di kelilingi oleh area publik Karena bangunan Cinema Center ini merupakan bangunan rekreasi

komersial sehingga area semi public di tempat kan pada tengah tapak dengan posisi di sebelah barat karena pada sebelah barat terdapat salah satu jalan areri

PUBLIK

PUBLIK

SEMI

PUBLIK


(5)

sekunder yaitu jalan ir. H djuanda hal ini merupakan potrensi dan dapat dimanfaatkan sebagai zona penerima berupa drop off dan open lobby.

 Zona privat merupakan zona yang dapat diakses oleh pengelola dan beberapa tamu khusus, zona privat ditempatkan di bagian sebelah barat tapak karena pada sisi barat khususnya jalan rangga malela kondisi jalannya cenderung

lenggang sehingga cocok dijadikan i area privat.

2. Konsep peletakan masa bangunan

Konsep peletakan massa bangunan berwawal dari penetuan garis axis jalan dan axis tapak. Dari axi tapak diletakan massa bangunan mengikuti garis axis tapak dan penentuan muka bangunan.

AXIS JALAN AXIS

AXIS

AXIS JALAN AXIS PUSAT ORIENTASI BANGUNAN DAN MUKA BANHGUNAN PELETAKAN MASSA BANGUNAN AWAL AXIS JALAN AXIS AXIS AXIS JALAN AXIS


(6)

Gambar 5. 5 Konsep Peletakan Massa Bangunan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Konsep sirkulasi tapak

AXIS JALAN

AXIS

AXIS

AXIS JALAN

AXIS

Gambar 5. 6 Konsep Sirkulasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

MASUK KELUAR


(7)

Lokasi tapak terletak di 3 sisi jalan dengan karakter jalan yang berbeda satu sama lain berdasarkan hasil analisis kemungkinan posisi gate masuk ke tapak berada pada titik A dengan pertimbangan pada sisi sebelah timur tapak merupakan jalan arteri sekunder. kemudian untuk lokasi peletakan gate keluar terdapat 2 titik yang menjadi konsentrasi yaitu keluar parkir luar dan drop off dan juga keluar parkir basement. letak gate keluar pertama yaitu pada titik B dengan pertimbangan pada sisi barat tapak yaitu jalan rangga malela kondisinya relative sepi dan lenggang dan pada sisi tenggara memiliki radius jalan yang cukup lebar dan sangat potensial jika dijadikan pintu keluar atau gate keluar untuk parkir luar dan juga untuk kendaraan drop off sehingga tidak terjadi kemacetan. Kemudian pada titik C merupakan gate atau pintu keluar dari basementsehingga konsentrasi kendaraan terpecah menjadi 2 untuk mengrurangi kemacetan. Berikut adalah pola sirkulasi kendaraan di dalam tapak dan lingkungan sekitar.


(8)

Gambar 5. 7 Sirkulasi Tapak

Sumber : Dokumentasi Pribadi


(9)

1. Konsep Zoning Bangunan a. Zoning vertical

POTONGAN MELINTANG POTONGAN MELINTANG

POTONGAN MEMANJANG

Keterangan

Servis Publik Semi publik Privat

Gambar 5. 8 Zoning Horizontal Sumber : Dokumentasi Pribadi

Secara umum konsep zoning horizontal terbagi menjadi 4 yaitu servis, public, semi public dan privat pembagian fungsi didasarkan atas analisis kegiatan pengguna bangunan.


(10)

Gambar 5. 9 Zoning Horizontal

Sumber : Dokumentasi Pribadi

D. Konsep Modul Perancangan

Modul perancangan bangunan Cinema Center ini menggunakan modul 8x8 meter

Pertimbangan modul perancangan di tentukan berdasarkan kebutuhan luasan masing-masing ruangan.

Gambar 5. 10 Modul Perancangan Sumber : Dokumentasi Pribadi


(11)

E. Konsep Bentuk, Fungsi, Ruang Interior

1. Konsep bentuk

Konsep fungsi bangunan menggunakan bentuk dasar geometri yaitu bujur sangkar yang kemudian di letakan di tapak dan mengadaptasi bentuk tapak yang kemudian dilakukan adisi atau penambahan bentuk hingga menghasilkan bentuk deformasi seperti pada gambar 5 mengikuti bentuk bangunan, dan organisasi ruang dan hubungan ruang di dasarkan oleh hasil analisis aktivitas.

Bentuk awal Proses Adisi Deformasi akhir Massa Terbentuk

Gambar 5. 11 Konsep Bentuk

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2. Konsep fungsi

Bangunan Cinema Center ini merupakan bangunan single massa atau massa

tunggal namun dalam bangunan ini terdapat beberapa fungsi yang berbeda namun dalam jenis aktivitas yang sama sebagai berikut :

a. Kegiatan cinema b. Kegiatan workshop c. Kegiatan produksi

Masing-masing fungsi memiliki konsentrasi aktivitas pada lantai yang berbeda, untuk kegiatan produksi terdapat pada lantai dasar dan lantai satu namun dengan akses terpisah dari fungsi lain sehingg tidak terjadi kepadatan sirkulasi.


(12)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

kegiatan cinema di fokuskan pada lantai 1, mulai dari lobby penerimaan studio dan area tunggu.

Gambar 5. 13 Denah Lantai 1

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sedangkan untuk fungsi workshop terdapat pada lantai 2 terdapat satu level dengan studio cinema utama agar terdapat interaksi dengan workshop.

Gambar 5. 14 Denah Lantai 2


(13)

3. Konsep interior

Konsep interior bangunan yaitu high technology interior dimana penggunaan warna-warna monochrome seperti putih, abu/silver yang kemudian di kombinasikan dengan materil alami seperti kayu hingga memberikan aksen-aksen pada ruangan.

Gambar 5. 15 Interior Studio

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Digunakan dalam bangunan dan untuk konsep furniture banyak diintegrasikan dengan device atau alat-alat technology.

Gambar 5. 16 Interior Lobby

Sumber : Dokumentasi Pribadi

F. Konsep Struktur dan Konstruksi

Berdasarkan hasil analisis perencanaan dan perancangan bangunan bandung Cinema Center ini akan menggunakan struktur bentang lebar karena dalam bangunan Cinema Center ini dibutuhkan ruang yang luas dan dengan sistem bentang lebar ini

penempatan kolom dapat di tempatkan sesuai kebutuhan dan tidak mengganggu sirkulasi. berikut sistem struktur dan konstruksi secara lengkap :


(14)

1. Struktur bawah (Sub-Structure)

Struktur bawah (sub structure) merupakan bagian struktur yang mempunyai

fungsi meneruskan beban kedalam tanah pendukung dan struktur atas (Upperstructure) merupakan struktur yang menopang beban yang terjadi pada atap, lantai, dinding, perabot dan pengguna bangunan.

Sub struktur akan menggunakan pondasi footplat dan tiang pancang dimana footplat akan mengikat tiang pancang dan kolom sebagaimana gambar 1.1.

Gambar 5. 17 Pondasi Tiang Pancang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Upper structure

Upper Structure adalah seluruh bagian struktur dari bangunan yang ada diatas permukaan tanah. Bangunan Struktur Atas (Upper Structure) berfungsi untuk menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang, kendaraan, dan lain sebagainya.

Struktur yang digunakan adalah sistem struktur atap membran, Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami terutama tegangan tarik dalam semua arah. Struktur membran


(15)

cenderung dapat menyesuaikan diri dengan cara struktur tersebut dibebani sehingga struktur tidak akan mampu mendukung beban tanpa berubah bentuk.

Penggunaan atap membran pada bangunan, merupakn respon dari rooftop yang digunakan sebagai area semi outdoor sehingga atap membran sesuai dengan

kebutuhan bangunan.

Gambar 5. 18 Isometri Struktur Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar 5. 19 Isometri Struktur

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Karena bangunan cinema center ini memiliki modul 8x8 meter sehingga ukuran kolom bangunan adalah 80 cm.


(16)

Gambar 5. 20 Kolom Dan Tulangan Kolom

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dinding yang digunakan adalah beton pre-cast atau beton pra-cetak.seangkan untuk dinding studio menggunakan dinding double panel.

Gambar 5. 21 Dinding Double Panel

Sumber : Dokumentasi Pribadi

G. Konsep Bahan Bangunan

Dengan penggunaan tema architecture high tech dimana dalam architecture high tech Dominasi penggunaan bahan bangunan atau material bangunan adalah baja dan kaca dan beton.

1. Baja

Penggunaan baja dengan pertimbangan beban bangunan, karena bangunan memiliki ketebalan yang besar maka dari itu digunakan baja sebagai struktur utama pada bangunan.


(17)

Gambar 5. 22 Isometri Struktur

Sumber : Dokumentasi Pribadi 2. Kaca (curtain glass)

Pertimbangan dalam penggunaan curtain glass karena sebagian besar luar bangunan atau fasad bangunan tidak menggunakan dinding namun menggunakan sehingga diperlukan ikatan-ikatan pada kaca agar menopang fasad untuk itu curtain glass cocok digunakan.

Gambar 5. 23 Isometri Struktur

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Beton pre-cast

Penggunaan material beton pre-cast atau pra-cetak digunakan agar memudahkan pemasangan bangunan kemudian dari segi ketahanan beton pre-cast memiliki ketahanan yang lebih lama.


(18)

Gambar 5. 24 Isometri Struktur

Sumber : Dokumentasi Pribadi

H. Konsep Utilitas dan Mekanikal Elektrikal 1. Utilitas

a. Utilitas air

Sistem utilitas air terbagi menjadi sistem utilitas air bersih, air kotor, dan air hujan. Masing-masing sistem utilitas akan diuraikan secara singkat dengan aksonometri sistem tergambar pada gambar kerja.

 Air bersih

Supply air bersih pada bangunan berasal dari jaringan PDAM dan sumur artesis, mengingat kebutuhan air bersih pada bangunan hotel yang cukup besar sehingga tidak rasional apabila menggantungkan seluruh pasokan air bersih dari jaringan PDAM. Air dari sumur artesis maupun PDAM akan dialirkan, disaring, kemudian ditampung di reservoir bawah bangunan. Kemudian air akan dipompakan ke reservoir atas bangunan untuk selanjutnya didistribusikan langsung ke titik-titik shaft pada


(19)

masing-masing lantai bangunan. Sistem demikian disebut juga dengan sistem down-feet.

Jenis pompa yang akan digunakan adalah pompa submersible untuk mengambil air tanah. Sedangkan pompa sentrifugal digunakan untuk menyalurkan air dari reservoir bawah ke reservoir atas bangunan. Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan perintah alarm elektronik, sehingga akan otomatis bekerja apabila muka air pada reservoir atas bangunan mulai menurun.

Gambar 5. 25 Skema Distribusi Air Bersih

Sumber : Dokumentasi Pribadi

 Air Kotor

Air kotor pada bangunan terbagi menjadi dua jenis, yaitu Black Water [air kotoran buangan manusia] dan Grey Water [air buangan kebutuhan rumah tangga, contohnya air dari wastafel, kamar mandi, bak cuci, dan lain sebagainya]. Penanganan terhadap keduanya tentu saja berbeda, karena black water akan membawa pengaruh lebih buruk terhadap kesehatan penghuni dan masyarakat sekitar apabila tidak terolah dengan bai

Gambar 5. 26 Skema Distribusi Air Kotor Sumber : Dokumentasi Pribadi

Air buangan sanitasi [black water] dari setiap kamar dialirkan melewati shaft yang ada pada setiap kamar mandi, kemudian berbelok pada lantai utilitas yang terletak pada ruang plafond lantai 1, untuk kemudian masuk ke dalam saluran utama yang menuju ke area STP [Seawage Treatment

BLACK WATER SEAWAGE TREATMENT PLAN [STP] SUMUR RESAPAN / RIOL KOTA


(20)

Plan]. Sedangkan air buangan dapur [grey water] sebelum masuk ke dalam STP, akan dilewatkan terlebih dahulu ke dalam grese trap [penangkap lemak].

Jenis STP yang digunakan adalah biological STP. Jenis biological STP demikian akan memanfaatkan penguraian limbah oleh bakteri aerob, sehingga produk akhir buangan limbah yang akan dihasilkan berupa lumpur dan air yang tidak membahayakan bagi kesehatan. Selanjutnya air buangan tersebut akan dialirkan ke riool kota terdekat.

 Air Hujan

Air hujan pada umumnya dialirkan langsung ke sungai melalui gorong-gorong yang sudah tersedia pada eksisting tapak. Akan tetapi diketahui bahwa tapak terletak pada daerah dengan iklim tropis yang memiliki curah hujan cukup tinggi, sehingga muncul gagasan untuk memanfaatkan air hujan tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih tertentu, contohnya untuk vegetasi tapak. Sistem demikian sering disebut RAIN HARVESTING. Dengan demikian kebutuhan air bersih bangunan dan

tapak dapat dikurangi.

Sistem rain harvesting ini secara sederhana bekerja dengan mengalirkan air hujan dari talang maupun parit pada tapak untuk kemudian ditampung dalam kolam yang disebut kolam pengumpul air hujan [rain harvesting pond] . Sisa buangan air hujan yang tidak tertampung oleh kolam akan dialirkan langsung menuju sungai Cikapundung yang berada di dekat tapak.

Adanya kolam pengumpul air hujan dapat menjadi tempat berkembang-biaknya vektor penyakit, oleh karena itu dibutuhkan perawatan berkala untuk sekedar membersihkan kolam tersebut. Ada baiknya pula apabila kolam tersebut sehari-hari ditutup dari permukaan tanah sehingga aliran air datang hanya dari pipa-pipa air hujan. dengan demikian air yang terkumpul tidak akan berpotensi sebagai tempat hidup jentik-jentik


(21)

nyamuk, namun bukan berarti perawatan dan pembersihan berkala dapat sepenuhnya dilupakan

b. Konsep Mekanikal Elektrikal

1) Listrik

Sumber listrik utama bangunan diperoleh dari PLN dan generator sebagai cadangan. Sistem kelistrikan juga menggunakan UPS ( uninterrupted power supply ) sehingga jika hubungan listrik dari PLN terputus, peralatan dan mesin – mesin listrik yang ada pada bangunan tidak akan mengalami gangguan.

Listrik yang bersumber dari PLN memiliki tegangan 220 volt akan di atur pendistribusiannya lewat MDP ( Main Distribution Panel ) yang terletak pada lantai basement 1 yang lalu dialirkan ke panel distribusi interior bangunan. Untuk selanjutnya panel distribusi interior tersebut dengan kabel yang terletak pada shaft utama disalurkan pada beban – beban listrik pada tiap lantai bangunan.

Trafo pada bangunan digunakan pada peralatan seperti genset yang menghasilkan tegangan tinggi, agar penyaluran tegangan tidak melebihi kemampuan beban listrik.

1) S

Gambar 5. 27 Skema Distribusi Listrik Bangunan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Sistem Proteksi Bangunan

Proteksi terhadap bahaya kebakaran :


(22)

Detektor kebakaran diletakkan pada plafon setiap ruangan lalu dihubungkan dengan pusat kontrol. Detektor yang digunakan adalah jenis detektor asap dan detektor panas.

 Sprinkler

Air sprinkler akan dipompakan oleh fire sprinkler pump yang diletakkan pada ruang pompa dan bekerja sebagaimana tabung kaca quartzoid ( mudah pecah ) yang ada pada kepala sprinkler pecah karena memuai ( akibat panas ). Pipa distribusinya terletak di atas plafon dan pada tiap lantai mempunyai katup kendali utama dan cabang, yang berfungsi mengatur tekanan dan memudahkan perawatan.

 Hydran

Hydran box diletakkan berdekatan dengan tangga darurat, dimana pompa hydran bekerja berdasarkan indikator tekanan yang berada di ruang pompa, sedangkan pipa distribusinya diletakkan pada shaft.

 Tangga darurat

Tangga darurat dirancang sebagai tangga yang memiliki hubungan langsung dengan udara luar sehingga asap akibat kebakaran dapat langsung dilepaskan ke udara bebas. Pintu yang menghubungkan tangga darurat dan ruang di sebelahnya dirancang untuk tahan terhadap api dan mampu mencegah asap.

3) Penangkal Petir

Penangkal petir yang digunakan adalah sistem Franklin, dimana jaringan tembaga dilapisi krom dipasang disekeliling puncak bangunan tertinggi. Jaringan ini kemudian dihubungkan ke tanah dengan kabel – kabel tembaga yang dipasang di luar bangunan. Arde grounding berupa batang tembaga dan ditanamkan ke dalam tanah. Penangkal petir ini juga menjadi elemen estetis yang tak terpisahkan pada bangunan.


(23)

Pada Cinema Center ini digunakan sistem komunikasi private

automatic branch exchange ( PABX ) untuk sambungan telepon dengan saluran khusus dan lancar, tanpa merepotkan operator. Dari jaringan telepon kota didapat beberapa nomor telepon yang dibagi lagi ke titik – titik pemakai. Kabel distribusi utamanya diletakkan pada ruang shaft khusus dan pada tiap lantai dipasang unit kontrol PABX untuk memudahkan perbaikan bila terjadi kerusakan pada salah satu bagian jaringannya.

Selain itu dilengkapi fasilitas yang penunjang : akses internet 24 jam, jaringan komunikasi dengan akses cepat dan mudah terhadap bursa efek, pasar saham, valuta asing, informasi perbankan.

5) Pengolahan Sampah

Sistem pengolahan sampah pada bangunan dilakukan secara manual dan bertahap melalui staff khusus yang bertugas untuk mengangkut sampah dari tiap lantai yang kemudian melalui lift servis diteruskan menuju pembuangan sampah sementara yang terdapat di site untuk seterusnya diangkut oleh petugas sampah dinas tata kota

I. Konsep Perancangan Lansekap

Konsep lansekap mengikuti bentuk tapak dan sirkulasi tapak yang kemudian membentuk pola-pola lansekap. Konsep lansekap mengutamakan konsep open space dan cinema outdoor sebagai pusat orientasi lansekap. Untuk menunjang akustika lingkungan pemilihan tanaman pada tapak yang digunakan adalah pohon mahoni yang dapt meredam suara dan mengurangi kebisingan.


(24)

Gambar 5. 28 Konsep Lansekap Sumber : Dokumentasi Pribadi

PUSAT ORIENTASI LANSEKAP AREA TERBUKA


(1)

masing lantai bangunan. Sistem demikian disebut juga dengan sistem down-feet.

Jenis pompa yang akan digunakan adalah pompa submersible untuk mengambil air tanah. Sedangkan pompa sentrifugal digunakan untuk menyalurkan air dari reservoir bawah ke reservoir atas bangunan. Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan perintah alarm elektronik, sehingga akan otomatis bekerja apabila muka air pada reservoir atas bangunan mulai menurun.

Gambar 5. 25 Skema Distribusi Air Bersih Sumber : Dokumentasi Pribadi

 Air Kotor

Air kotor pada bangunan terbagi menjadi dua jenis, yaitu Black Water [air kotoran buangan manusia] dan Grey Water [air buangan kebutuhan rumah tangga, contohnya air dari wastafel, kamar mandi, bak cuci, dan lain sebagainya]. Penanganan terhadap keduanya tentu saja berbeda, karena black water akan membawa pengaruh lebih buruk terhadap kesehatan penghuni dan masyarakat sekitar apabila tidak terolah dengan bai

Gambar 5. 26 Skema Distribusi Air Kotor Sumber : Dokumentasi Pribadi

Air buangan sanitasi [black water] dari setiap kamar dialirkan melewati shaft yang ada pada setiap kamar mandi, kemudian berbelok pada lantai utilitas yang terletak pada ruang plafond lantai 1, untuk kemudian masuk ke dalam saluran utama yang menuju ke area STP [Seawage Treatment

BLACK WATER SEAWAGE TREATMENT PLAN [STP] SUMUR RESAPAN / RIOL KOTA


(2)

Plan]. Sedangkan air buangan dapur [grey water] sebelum masuk ke dalam STP, akan dilewatkan terlebih dahulu ke dalam grese trap [penangkap lemak].

Jenis STP yang digunakan adalah biological STP. Jenis biological STP demikian akan memanfaatkan penguraian limbah oleh bakteri aerob, sehingga produk akhir buangan limbah yang akan dihasilkan berupa lumpur dan air yang tidak membahayakan bagi kesehatan. Selanjutnya air buangan tersebut akan dialirkan ke riool kota terdekat.

 Air Hujan

Air hujan pada umumnya dialirkan langsung ke sungai melalui gorong-gorong yang sudah tersedia pada eksisting tapak. Akan tetapi diketahui bahwa tapak terletak pada daerah dengan iklim tropis yang memiliki curah hujan cukup tinggi, sehingga muncul gagasan untuk memanfaatkan air hujan tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih tertentu, contohnya untuk vegetasi tapak. Sistem demikian sering disebut RAIN

HARVESTING. Dengan demikian kebutuhan air bersih bangunan dan

tapak dapat dikurangi.

Sistem rain harvesting ini secara sederhana bekerja dengan mengalirkan air hujan dari talang maupun parit pada tapak untuk kemudian ditampung dalam kolam yang disebut kolam pengumpul air hujan [rain harvesting pond] . Sisa buangan air hujan yang tidak tertampung oleh kolam akan dialirkan langsung menuju sungai Cikapundung yang berada di dekat tapak.

Adanya kolam pengumpul air hujan dapat menjadi tempat berkembang-biaknya vektor penyakit, oleh karena itu dibutuhkan perawatan berkala untuk sekedar membersihkan kolam tersebut. Ada baiknya pula apabila kolam tersebut sehari-hari ditutup dari permukaan tanah sehingga aliran


(3)

nyamuk, namun bukan berarti perawatan dan pembersihan berkala dapat sepenuhnya dilupakan

b. Konsep Mekanikal Elektrikal 1) Listrik

Sumber listrik utama bangunan diperoleh dari PLN dan generator sebagai cadangan. Sistem kelistrikan juga menggunakan UPS ( uninterrupted power supply ) sehingga jika hubungan listrik dari PLN terputus, peralatan dan mesin – mesin listrik yang ada pada bangunan tidak akan mengalami gangguan.

Listrik yang bersumber dari PLN memiliki tegangan 220 volt akan di atur pendistribusiannya lewat MDP ( Main Distribution Panel ) yang terletak pada lantai basement 1 yang lalu dialirkan ke panel distribusi interior bangunan. Untuk selanjutnya panel distribusi interior tersebut dengan kabel yang terletak pada shaft utama disalurkan pada beban – beban listrik pada tiap lantai bangunan.

Trafo pada bangunan digunakan pada peralatan seperti genset yang menghasilkan tegangan tinggi, agar penyaluran tegangan tidak melebihi kemampuan beban listrik.

1) S

Gambar 5. 27 Skema Distribusi Listrik Bangunan Sumber : Dokumentasi Pribadi

2) Sistem Proteksi Bangunan

Proteksi terhadap bahaya kebakaran :  Detektor kebakaran


(4)

Detektor kebakaran diletakkan pada plafon setiap ruangan lalu dihubungkan dengan pusat kontrol. Detektor yang digunakan adalah jenis detektor asap dan detektor panas.

 Sprinkler

Air sprinkler akan dipompakan oleh fire sprinkler pump yang diletakkan pada ruang pompa dan bekerja sebagaimana tabung kaca quartzoid ( mudah pecah ) yang ada pada kepala sprinkler pecah karena memuai ( akibat panas ). Pipa distribusinya terletak di atas plafon dan pada tiap lantai mempunyai katup kendali utama dan cabang, yang berfungsi mengatur tekanan dan memudahkan perawatan.

 Hydran

Hydran box diletakkan berdekatan dengan tangga darurat, dimana pompa hydran bekerja berdasarkan indikator tekanan yang berada di ruang pompa, sedangkan pipa distribusinya diletakkan pada shaft.  Tangga darurat

Tangga darurat dirancang sebagai tangga yang memiliki hubungan langsung dengan udara luar sehingga asap akibat kebakaran dapat langsung dilepaskan ke udara bebas. Pintu yang menghubungkan tangga darurat dan ruang di sebelahnya dirancang untuk tahan terhadap api dan mampu mencegah asap.

3) Penangkal Petir

Penangkal petir yang digunakan adalah sistem Franklin, dimana jaringan tembaga dilapisi krom dipasang disekeliling puncak bangunan tertinggi. Jaringan ini kemudian dihubungkan ke tanah dengan kabel – kabel tembaga yang dipasang di luar bangunan. Arde grounding berupa batang tembaga dan ditanamkan ke dalam tanah. Penangkal petir ini juga


(5)

Pada Cinema Center ini digunakan sistem komunikasi private automatic branch exchange ( PABX ) untuk sambungan telepon dengan saluran khusus dan lancar, tanpa merepotkan operator. Dari jaringan telepon kota didapat beberapa nomor telepon yang dibagi lagi ke titik – titik pemakai. Kabel distribusi utamanya diletakkan pada ruang shaft khusus dan pada tiap lantai dipasang unit kontrol PABX untuk memudahkan perbaikan bila terjadi kerusakan pada salah satu bagian jaringannya.

Selain itu dilengkapi fasilitas yang penunjang : akses internet 24 jam, jaringan komunikasi dengan akses cepat dan mudah terhadap bursa efek, pasar saham, valuta asing, informasi perbankan.

5) Pengolahan Sampah

Sistem pengolahan sampah pada bangunan dilakukan secara manual dan bertahap melalui staff khusus yang bertugas untuk mengangkut sampah dari tiap lantai yang kemudian melalui lift servis diteruskan menuju pembuangan sampah sementara yang terdapat di site untuk seterusnya diangkut oleh petugas sampah dinas tata kota

I. Konsep Perancangan Lansekap

Konsep lansekap mengikuti bentuk tapak dan sirkulasi tapak yang kemudian membentuk pola-pola lansekap. Konsep lansekap mengutamakan konsep open space dan cinema outdoor sebagai pusat orientasi lansekap. Untuk menunjang akustika lingkungan pemilihan tanaman pada tapak yang digunakan adalah pohon mahoni yang dapt meredam suara dan mengurangi kebisingan.


(6)

Gambar 5. 28 Konsep Lansekap Sumber : Dokumentasi Pribadi

PUSAT ORIENTASI LANSEKAP AREA TERBUKA