BAB IV HASIL PENGUKURAN
4.1. Hasil Pengukuran dan Analisa
Tabel dan grafik terdiri dari kecepatan fungsi jarak jangkauan area, kuat sinyal fungsi jarak, dan kuat sinyal terhadap kecepatan transmisi data. Di daerah Diponegoro,
Kartini, Pancasila, M.Yamin
4.1.1. Kuat Sinyal Fungsi Jarak
4.1.1.1. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro
Gambar 14. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro padaAP 1
Gambar 15. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro pada AP2
Gambar 16. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro pada AP3
Gambar 17. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah DiponegoroAP4
Gambar 18. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro AP5
4.1.1.2. Kuat Sinyal Fungsi Jarak Jangkauan di daerah Kartini
Gambar 19. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP1
Gambar 20. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP2
Gambar 21. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP3
Gambar 22. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP4
Gambar 23. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP5
4.1.1.3. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila
Gambar 24. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP1
Gambar 25. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP2
Gambar 26. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP3
Gambar 27.Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP4
Gambar 28. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP5
4.1.1.4. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin
Gambar 29. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP1
Gambar 30. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP2
Gambar 31. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP3
Gambar 32. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP4
Gambar 33. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP5
Kuat sinyal fungsi kecepatan transmisi data dengan menggunakan jaringan fiber optik dan tembaga, dapat dilihat bahwa kuat sinyal yang di hasilkan dengan jarak
jangkauan 20 meter untuk daerah M.Yamin 8 kali lebih kuat dibandingkan dengan jarak jangkauan 30 meter 9 kali lebih kuat. Hasil pengukuran dilapangan dapat dibuktikan
dengan menggunakan rumus FSPL dB.
Dengan menggunakan rumus diatas, jarak jangkauan 20 meter dan 30 meter, dengan frekuensi yang dipakai yaitu 2.4 GHz dan 5 Ghz. FSPL yang dihasilkan untuk
jarak jangkauan 20 meter di daerah M.Yamin 8 kali lebih kuat dibandingkan dengan jarak jangkauan 30 meter 9 kali lebih kuat. Untuk grafik dan tabel dibawah dapat dilihat
perbandingan antara jaringan yang menggunakan fiber optik dan Tembaga yang menggunakan fiber optik lebh kuat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan
Tembaga. Dengan memasukan d=20 m , c=3x10
8 m detik
, f=2,4x10
9
FSPLdB = 10 log
10 2
= 20 log
10
= 20 log
10
20 + 20 log
10
2,4x10
9
+ 20 log
10
= 20 log
10
20 + 20 log
10
2,4x10
9
– 147,55 = 26,0205 + 187,6042
– 147,55 = 66,07 dB
Dengan memasukan d=30m, c= 3x10
8 m detik
, f=2,4x10
9
FSPLdB = 10 log
10 2
= 20 log
10
= 20 log
10
30 + 20 log
10
2,4x10
9
+ 20 log
10
= 20 log
10
30 + 20 log
10
2,4x10
9
– 147.55 = 29,5424 + 187,6042
– 147,55 = 69,59 dB
Gambar 34.Kuat Sinyal untuk jaringan serat optik
Gambar 35. Kuat Sinyal untuk jaringan Tembaga
Akses Point yang menggunakan tembaga pada tiap daerah yaitu untuk wilayah Diponegoro jaringan yang menggunakan Tembaga pada akses point 4, untuk wilayah
Pancasila pada akses point 1, untuk wilayah M.Yamin pada akses point 1, dan untuk wilayah kartini akses point yang menggunakan jaringan tembaga pada akses point 1.
4.1.2. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangakauan