Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Jaringan Wifi di PT.Telkom Salatiga Berdasarkan Jaringan Akses yang Digunakan T1 612008077 BAB IV
BAB IV
HASIL PENGUKURAN 4.1. Hasil Pengukuran dan Analisa
Tabel dan grafik terdiri dari kecepatan fungsi jarak jangkauan area, kuat sinyal fungsi jarak, dan kuat sinyal terhadap kecepatan transmisi data. Di daerah Diponegoro, Kartini, Pancasila, M.Yamin
4.1.1. Kuat Sinyal Fungsi Jarak
4.1.1.1. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro
(2)
Gambar 15. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro pada AP2
(3)
Gambar 17. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah DiponegoroAP4
(4)
4.1.1.2. Kuat Sinyal Fungsi Jarak Jangkauan di daerah Kartini
Gambar 19. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP1
(5)
Gambar 21. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP3
(6)
Gambar 23. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini pada AP5 4.1.1.3. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila
(7)
Gambar 25. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP2
(8)
Gambar 27.Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP4
Gambar 28. Kuat sinyal fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila pada AP5 4.1.1.4. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin
(9)
Gambar 29. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP1
(10)
Gambar 31. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP3
(11)
Gambar 33. Kuat Sinyal Fungsi jarak jangkauan di daerah M. Yamin pada AP5 Kuat sinyal fungsi kecepatan transmisi data dengan menggunakan jaringan fiber optik dan tembaga, dapat dilihat bahwa kuat sinyal yang di hasilkan dengan jarak jangkauan 20 meter untuk daerah M.Yamin 8 kali lebih kuat dibandingkan dengan jarak jangkauan 30 meter 9 kali lebih kuat. Hasil pengukuran dilapangan dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus FSPL (dB).
Dengan menggunakan rumus diatas, jarak jangkauan 20 meter dan 30 meter, dengan frekuensi yang dipakai yaitu 2.4 GHz dan 5 Ghz. FSPL yang dihasilkan untuk jarak jangkauan 20 meter di daerah M.Yamin 8 kali lebih kuat dibandingkan dengan jarak jangkauan 30 meter 9 kali lebih kuat. Untuk grafik dan tabel dibawah dapat dilihat
(12)
perbandingan antara jaringan yang menggunakan fiber optik dan Tembaga yang menggunakan fiber optik lebh kuat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan Tembaga.
Dengan memasukan d=20 m , c=3x108 m/detik , f=2,4x109
FSPL(dB) = 10 log10 2
= 20 log10
= 20 log10 (20) + 20 log10 (2,4x109) + 20 log10
= 20 log10 (20) + 20 log10 (2,4x109) – 147,55
= 26,0205 + 187,6042 – 147,55 = 66,07 dB
Dengan memasukan d=30m, c= 3x108 m/detik , f=2,4x109
FSPL(dB) = 10 log10 2
= 20 log10
= 20 log10 (30) + 20 log10 (2,4x109) + 20 log10
= 20 log10 (30) + 20 log10 (2,4x109) – 147.55
= 29,5424 + 187,6042 – 147,55 = 69,59 dB
(13)
Gambar 34.Kuat Sinyal untuk jaringan serat optik
Gambar 35. Kuat Sinyal untuk jaringan Tembaga
Akses Point yang menggunakan tembaga pada tiap daerah yaitu untuk wilayah Diponegoro jaringan yang menggunakan Tembaga pada akses point 4, untuk wilayah Pancasila pada akses point 1, untuk wilayah M.Yamin pada akses point 1, dan untuk wilayah kartini akses point yang menggunakan jaringan tembaga pada akses point 1.
(14)
4.1.2. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangakauan
4.1.2.1. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro
Gambar 36. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro Pada AP1
Gambar 37. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro Pada AP2
(15)
Gambar 38. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro Pada AP3
Gambar 39. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro Pada AP4
(16)
Gambar 40. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Diponegoro Pada AP5
4.1.2.2.Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini
Gambar 41. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini Pada AP1
(17)
Gambar 42. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini Pada AP2
Gambar 43. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini Pada AP3
(18)
Gambar 44. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini Pada AP4
(19)
Gambar 45. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Kartini Pada AP5
4.1.2.3.Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila
Gambar 46. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila Pada AP1
(20)
Gambar 47. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila Pada AP2
Gambar 48. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila Pada AP3
(21)
Gambar 49. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila Pada AP4
Gambar 50. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah Pancasila Pada AP5
(22)
4.1.2.4.Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah M.YAMIN
Gambar 51. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah M.Yamin pada AP1
Gambar 52. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah M.Yamin pada AP2
(23)
Gambar 53. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah M.Yamin pada AP3
Gambar 54. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah M.Yamin pada AP4
(24)
Gambar 55. Kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan di daerah M.Yamin pada AP5
Pada grafik kecepatan transmisi data fungsi jarak jangkauan berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan jarak sangat berpengaruh dalam kecepatan transmisi data, semakin jauh jarak jangkauan transmisi data dari akses point, kecepatan transmisi data semakin melemah. Dimana jarak berbanding lurus dengan waktu
4.1.3. Kecepatan Transmisi data Fungsi Kuat Sinyal
(25)
Gambar 56. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Diponegoro pada AP1
(26)
Gambar 58. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Diponegoro pada AP3
(27)
Gambar 60. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Diponegoro pada AP5
4.1.3.2.Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Kartini
(28)
Pada AP1
Gambar 62. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Kartini Pada AP2
(29)
Gambar 63. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Kartini Pada AP3
Gambar 64. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Kartini Pada AP4
(30)
Pada AP5
4.1.3.3.Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila
Gambar 66. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila Pada AP1
(31)
Gambar 67. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila Pada AP2
Gambar 68. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila Pada AP3
(32)
Gambar 69. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila Pada AP4
Gambar 70. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila Pada AP5
(33)
4.1.3.4.Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin
Gambar 71. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin pada AP1
(34)
Gambar 73. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin pada AP3
(35)
Gambar 75. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin pada AP5
Dari hasil pengukuran yang dilakukan untuk kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal, kuat sinyal yang dihasilkan sangat berpengaruh untuk kecepatan transmisi data yang dihasilkan berupa download dan upload, dapat dilihat dalam hasil pengukuran yang dilakukan untuk daerah kartini dalam akses point 3 kecepatan transmisi data dan kuat sinyal yang di hasilkan baik. Pengukuran yang dilakukan ini dilakukan secara 10 kali pengambilan data. Untuk pengukuran kuat sinyal yang dihasilkaan pada AP3 di daerah kartini kuat lemahnya sinyal yang dihasilkan -59dBm dimana kuat sinyal ini dapat di kategorikan dalam kuat sinyal yang sangat baik. Dan untuk kecepatan transmisi data yang dihasilkan pada AP3 di daerah kartini untuk download 5,224 Mbps dan untuk upload 1,073 Mbps
(36)
4.1.4. Availability
Hasil dari penelitian tingkat availability di 4 daerah di Salatiga yaitu Diponegoro, Pancasila, kartini, M.Yamin. Dengan masing-masing daerah 5 akses point
Tabel.3. Tingkat Availability
Dari hasil penelitian 85% tingkat availability keseluruhan dengan 10 kali penelitian di tiap akses point dengan 4 wilayah di Salatiga masing-masing wilayah terdiri
(37)
dari 5 akses point. 85% Tingkat availability di dapat dari availability keseluruhan sebanyak 75 data menurun dari 520 data , dan untuk data aktiv sebanyak 446 data. Dapat dilihat dalam table di atas. Untuk akses point menggunakan tembaga tingkat availability yang menurun sebanyak 49 data dari total availability pada tembaga sebanyak 104 data dengan presentase 52%, dan untuk availability pada serat optik tingkat availability yang menurun sebanyak 26 data dari total availability pada serat optik sebanyak 416 data dengan presentase 93% tingkat ketersediaan jaringan pada serat optik.
(1)
Gambar 69. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila Pada AP4
Gambar 70. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah Pancasila Pada AP5
(2)
4.1.3.4.Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin
Gambar 71. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin pada AP1
(3)
Gambar 73. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin pada AP3
(4)
Gambar 75. Kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal di daerah M.Yamin pada AP5
Dari hasil pengukuran yang dilakukan untuk kecepatan transmisi data fungsi kuat sinyal, kuat sinyal yang dihasilkan sangat berpengaruh untuk kecepatan transmisi data yang dihasilkan berupa download dan upload, dapat dilihat dalam hasil pengukuran yang dilakukan untuk daerah kartini dalam akses point 3 kecepatan transmisi data dan kuat sinyal yang di hasilkan baik. Pengukuran yang dilakukan ini dilakukan secara 10 kali pengambilan data. Untuk pengukuran kuat sinyal yang dihasilkaan pada AP3 di daerah kartini kuat lemahnya sinyal yang dihasilkan -59dBm dimana kuat sinyal ini dapat di kategorikan dalam kuat sinyal yang sangat baik. Dan untuk kecepatan transmisi data yang dihasilkan pada AP3 di daerah kartini untuk download 5,224 Mbps dan untuk upload 1,073 Mbps
(5)
4.1.4. Availability
Hasil dari penelitian tingkat availability di 4 daerah di Salatiga yaitu Diponegoro, Pancasila, kartini, M.Yamin. Dengan masing-masing daerah 5 akses point
Tabel.3. Tingkat Availability
Dari hasil penelitian 85% tingkat availability keseluruhan dengan 10 kali penelitian di tiap akses point dengan 4 wilayah di Salatiga masing-masing wilayah terdiri
(6)
dari 5 akses point. 85% Tingkat availability di dapat dari availability keseluruhan sebanyak 75 data menurun dari 520 data , dan untuk data aktiv sebanyak 446 data. Dapat dilihat dalam table di atas. Untuk akses point menggunakan tembaga tingkat availability yang menurun sebanyak 49 data dari total availability pada tembaga sebanyak 104 data dengan presentase 52%, dan untuk availability pada serat optik tingkat availability yang menurun sebanyak 26 data dari total availability pada serat optik sebanyak 416 data dengan presentase 93% tingkat ketersediaan jaringan pada serat optik.