yang akan digunakan oleh perusahaan. Apabila  risiko tinggi maka para pemegang saham akan meminta return saham yang tinggi  pula, disamping itu penggunaan
leverage juga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2.1.3.4 Struktur Kepemilikan
Struktur  kepemilikan saham publik public shareholding adalah proporsi kepemilikan saham yang dimiliki oleh publikmasyarakat terhadap saham perusahaan
di Indonesia  Putra, 2011.  Semakin besar saham yang dimiliki oleh publik, maka akan semakin banyak informasi yang diiungkapkan dalam laporan tahunan, investor
ingin memperoleh informasi seluas-luasnya tentang tempat berinvestasi serta dapat mengawasi kegiatan manajemen, sehingga kepentingan dalam perusahaan terpenuhi
A’inun Na’im dan Fuad Rakhman, 2000. Kepemilikan saham oleh publik umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan publik yang besar lebih dari 5 mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen  Arif, 2006.
Semakin besar proporsi kepemilikan saham publik, semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga banyak pula butir-butir
informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, termasuk informasi tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
2.1.3.5 Ukuran Dewan Komisaris
Universitas Sumatera Utara
Menurut  Mulyadi 2002:185, Dewan komisaris merupakan wakil pemegang saham pada suatu entitas yang berbadan hukum perseroan terbatas. Dewan komisaris
juga  memiliki tugas untuk mengawasi, memberikan pengarahan pada  pengelola perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen direksi, dan  bertanggung-jawab
untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung  jawab mereka dalam mengembangkan, serta menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.
Dengan wewenang yang dimiliki oleh  dewan  komisaris, mereka  dapat memberikan pengaruh yang besar dalam menekan manajemen untuk mengungkapkan
tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai pelaksana tertinggi di dalam suatu entitas, dewan komisaris  juga  dapat  mempengaruhi  seberapa  luasnya pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan. Dengan mengungkapkan  tanggung jawab sosial perusahaan, maka image  perusahaan akan semakin baik  Gray et al., 1988 dalam
Anggraini, 2006. Dewan komisaris tentunya  menginginkan  peningkatan  citra  baik  perusahaan.
Ukuran  dewan komisaris didalam entitas dapat  menentukan pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial  perusahaan. Beasley dan Salterio 2001
menyatakan bahwa semakin besar jumlah  anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah mengendalikan Chief Executive Officer CEO dan monitoring yang
dilakukan akan semakin efektif.  Semakin besar jumlah dewan komisaris maka akan semakin  mudah menekan CEO agar perusahaan  mengungkapkan CSR  pada laporan
keuangannya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.6 Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia Murtanto dan Elvina, 2005. Rasio likuiditas ini terdiri dari Current Ratio dan Cash Ratio. Menurut Sutrisno 2009:216,
“Current Ratio adalah rasio yang membandingkana ntara aktiva lancar yang memiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar  meliputi kas, piutang
dagang, efek, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji dan hutang  lainnya
yang segera harus dibayar.” Sutrisno 2009:216 menyatakan “Cash ratio merupakan rasio yang membandingkan  antara  kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi
uang kas dengan hutang lancar. Aktiva  lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.”
Menurut Widianto 2011, demi mendapat dukungan  yang lebih, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan menciptakan image  yang kuat dan positif
dimata para stakeholder-nya  Upaya yang dapat ditempuh perusahaan untuk membentuk dan memperkuat image-nya adalah melalui pembuatan laporan-laporan
tambahan. Salah satu upayanya  melalui pembuatan sustainability report secara sukarela, sebagai aksi perusahaan untuk mendapatkan dukungan dari para
stakeholder-nya.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu