digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
bekerja dalam menanggulangi Radikalisme Islam di Indonesia.
Bab V : Pada bab terakhir ini berisi tentang Penutup, yang mana
di dalamnya berisi tentang Kesimpulan serta saran sekaligus refleksi terhadap pemikiran yang telah diulas
sebelumya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II BIOGRAFI, KARYA PEMIKIRAN MUHAMMAD IQBAL
1. Historiografi Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal merupakan seorang penyair, filsuf serta pembaru Islam. Dia dilahirkan di Sialkot, Punjab, yang sekarang menjadi bagian dari
wilayah Pakistan. Ia dilahirkan pada tanggal 9 Nopember 1877 M.
1
Kakek Iqbal bernama Syaikh Rafiq merupakan seorang penjaja selendang yang
berasal dari Loehar, Khasmir. Penduduk Khasmir yang awalnya beragama Hindu kemudian telah menganut Islam selama kurang lebih 500 tahun. Jika
diikuti, jejak leluhur Iqbal berasal dari lingkungan Brahmana, Subkasta Sapru.
2
Ayah Muhammad Iqbal bernama Nur Muhammad yang merupakan seorang muslim yang saleh dan pengamal tasawuf sufi yang telah
mendorong Iqbal untuk menghafal Al-Quran secara teratur.
3
Kondisi semacam inilah yang memotivasi Iqbal untuk memiliki jiwa keagamaan dan
kecenderungan spiritualitas secara teguh serta mempengaruhi perilaku Iqbal secara menyeluruh.
1
Dari beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Muhammad Iqbal lahir pada 22 Februari 1873. Hal ini dibantah oleh Ahmad Syafii Maarif. Jadi bila orang ingin
memperingati hari kelahiran Iqbal, haruslah disesuaikan oleh penelitian yang terbaru itu. Ahmad Syafi Maarif, Muhammad Iqbal dan Suara Kemanusiaan dari Timur, Sebuah
Pengantar dalam Muhammad Iqbal, Rekonstruksi Pemikiran Agama dalam Islam, terj. Ali Audah dkk. Yogyakarta: Jalasutra, 2008, XI.
2
Gahral Adian, Muhammad Iqbal, 23-24.
3
UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, t.th., 207.
19