Bahan Metode METODE PENELITIAN

ISBN 978-602-74268-1-8 FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang pada pemeriksaan dada, abdomen dan pelvis. Penelitian Huda, Walter et al., 2009 yang menggunakan ImPACT CT Patient Dosimetry Calculator untuk menentukan estimasi dosis yang diserap oleh embrio. Estimasi dosis janin pada pemeriksaan X-Ray konvensional telah dilakukan oleh Chaparian, Ali et al., 2013 dengan alat ukur dosis solid- state dosimeter dan pemograman berbasis Monte Carlo yaitu PCXMC. Penelitian Abdalla, Ibrahim et al., 2013 dengan TLD sebagai alat ukur dosis dan 20 ekor kelinci 10 ekor mewakili pasien dan 10 ekor mewakili pekerja radiasi. Penelitian Osei, Ernest K., et al 2012 yang menggunakan 367 pasien ibu hamil dan TLD sebagai alat ukur dosis, dimana program FetDose V4 sebagai program yang membantu menentukan estimasi dosis janin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perolehan estimasi dosis janin pada pemeriksaan pelvis dengan metode perhitungan manual dan simulasi berbantukan FetDose V4 dengan menggunakan solid water phantom dan Multimeter X-Ray sebagai alat ukur Entrance Surface Dose ESD.

II. METODE PENELITIAN

a. Bahan

Gambar 1 . Multimeter X-Ray yang digunakan sebagai alat ukur Entrance Surface Dose ESD Multimeter X-Ray digunakan sebagai alat ukur Entrance Surface Dose ESD dan solid water phantom sebagai sampel pengukuran estimasi dosis janin. Gambar 2 . Solid water phantom yang diguna- kan sebagai sampel pengukuran estimasi dosis janin

b. Metode

Secara manual estimasi dosis yang diserap oleh janin pada beberapa pemeriksaan radiografi D f dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 1 [5].     i i rad i ESD d f SF ESD D D , , , 1 dengan mAs output kVp kVp FSD FSD ESD QA EX EX QA rad                          2 2 dimana NUD merupakan Normalized to Uterine Dose yang diperoleh dari program FetDose V4, n merupakan banyaknya pemeriksaan radiografi, NUD d,ESD,i adalah dosis uterus pada rata – rata kedalaman janin d, FSD adalah Focus to Skin Distance dan SF i adalah faktor ukuran janin faktor konversi dosis uterus ke janin. Gambar 3 . Multimeter X-Ray diletakkan pada titik sentral phantom solid water. Untuk mengukur ESD, Multimeter X-Ray diletakkan pada titik sentral phantom solid water seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Program FetDose V4 digunakan sebagai software yang membantu menentukan besarnya estimasi dosis janin dengan memasukkan hasil FPMIPATI, Universitas PGRI Semarang ISBN 978-602-74268-1-8 pengukuran ESD. FetDose V4 merupakan program yang dikembangkan untuk penentuan estimasi dosis radiasi pada janin [5]. Menurut rekomendasi the European Comission 1996 bahwa besarnya tegangan kV yang dapat digunakan adalah 80 kV – 100 kV dan FFD sebesar 100 cm – 150 cm [24]. Dalam penelitian ini, pegukuran ESD dilakukan dengan besar tegangan kVp QA sebesar 125 dan, kVp EX [15] berturut – turut adalah 70, 73, 77, 81, 85, 90 dan 96 dengan beban tabung sebesar 10 mAs, nilai Focus to Film Distance FFD yang digunakan adalah 100 cm, 110 cm, 120 cm, 130 cm, 140 cm dan 150 cm. Ketebalan solid water phantom yang digunakan adalah 18 cm yang mewakili ketebalan PelvisAP thickness [22], sehingga, besarnya Focus to Skin Distance FSD, baik FSD EX dan FSD QA yang digunakan merupakan selisih dari FFD dengan AP thickness yaitu berturut-turut 82 cm, 92 cm, 102 cm, 112 cm, dan 132 cm. Besarnya output mGymAs diperoleh dari hasil uji linearitas dengan menggunakan Multimeter X-Ray pada masing – masing FFD. Penentuan estimasi dosis janin secara manual dihitung dengan menggunakan persamaan 1 dimana nilai ESD diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan persamaan 2. Penentuan dosis janin secara simulasi diperoleh dengan menggunakan program FetDose V4 dengan memasukkan nilai ESD hasil pengukuran X-Ray Multimeter yang diletakkan pada titik pusat solid water phantom. Baik perhitungan manual maupun simulasi, besar NUD diperoleh dari program FetDose V4. Uji t dengan program SPSS digunakan untuk membandingkan hasil estimasi dosis janin yang diperoleh dari perhitungan manual dan simulasi, dengan hipotesis nol H adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi dan manual, dan hipotesis alternatif H a adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil estimasi dosis janin dengan perhitungan simulasi dan manual. Apabila pada uji t diperoleh p 0,05 maka H diterima dan H a ditolak dan jika p 0,05 maka H ditolak dan H a diterima [23].

III. HASIL DAN PEMBAHASAN