83
S, Netral N, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Untuk setiap jawaban
pernyataan mempunyai skor 1 sampai dengan 5 untuk masing – masing responden, SS – skor 5,
S-skor 4, N – skor 3, TS – skor 2, STS – skor 1. Dengan demikian pengukuran variable ini
menggunakan skala ordinal. Analisa Data
1. Uji Kualitas Data
Untuk meyakinkan validitas instrumen, sebelum data diolah dilakukan a
pengujian validitas validity test b pengujian reliabilitas reliability test. Dalam
pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara validitas isi content validity.
Jika instrumen tersebut menunjukkan secara logis dan merefleksikan secara akurat yang
ingin diukur, maka instrumen tersebut mempunyai content validity yang tinggi.
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya bias dilakukan dengan repeated
measure atau one shot. Dalam penelitian yang dilakukan ini, uji reliabilitas dilakukan
dengan satu kali pengukuran saja one shot, karena pengukuran yang berulang repeated
measure, membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. Instrumen yang dipakai
dalam pengukuran variabel dalam dikatakan reliable apabila mempunyai nilai Cronbach
Alpha lebih dari 0,60 Nunnally, 1978.
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik meliputi a pengujian normalitas b pengujian
heteroskedastisitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variable terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Model
regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian Hipotesis 1. Pengujian hipotesis 1 dan 2
Apabila pengujian normalitas data menunjukkan hasil bahwa distribusi adalah
normal, maka pengujian dapat dilakukan dengan analisis diskriminasi. Analisa
diskriminan mempunyai asumsi bahwa data berasal dari normal distribution, asumsi ini
penting untuk menguji signifikansi dari variabel diskriminator dan fungsi
diskriminan. Untuk menguji apakah ada perbedaan antara dua kelompok dilakukan
dengan Wilks’ L, maka dapat di konversikan ke dalam F ratio Imam Ghozali, 2002.
2. Pengujian hipotesis 3
Untuk melihat apakah variabel independensi mempunyai pengaruh terhadap
opini audit, maka pengujiannya dilakukan dengan analisa regresi sederhana, karena
hanya ada satu variabel independen. Untuk menguji hipotesis ini dilihat dari nilai R dan
koefisien determinasinya R
2
, untuk melihat signifikansinya dilihat dari tabel ANOVA,
jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka berarti signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Statistik Diskripsi
Statistik diskripsi dari hasil penelitian ini dapat dilihat pada table berikut
ini.
Tabel 2 : Statistik Deskripsi
Kelompok Variabel
Minimum Maksimum Mean
Std. Deviasi
Akuntan BPK Independensi
4,44 4,88
4,661 0,097
Opini Audit 4,13
4,56 4,339
0,128 Akuntan Publik
Independensi 4,06
4,81 4,636
0,177 Opini Audit
4,31 4,88
4,419 0,127
Pemakai Laporan Independensi
3,38 4,00
3,528 0,140
Opini Audit 3,75
4,19 3,994
0,137 Keseluruhan
Independensi 3,38
4,88 4,277
0,551 Opini Audit
3,75 4,88
4,251 0,226
Sumber : SPSS 11.
84
Sebagai kesimpulan akuntan BPK mempunyai persepsi yang paling tinggi
mengenai independensi akuntan yaitu user, kemudian diikuti oleh akuntan publik,
sedangkan pemakai laporan akuntan memiliki persepsi yang rendah yaitu dibawah
nilai 4.
Akuntan publik mempunyai persepsi yang paling tinggi tentang opini audit diikuti
oleh akuntan BPK. Sedangkan pemakai laporan audit memberikan persepsi yang
paling rendah walaupun nilainya sudah di atas nilai 4.
2. Analisis Data a. Pengujian Hipotesis 1