Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen Tunggal
Dalam ikatan kovalen terjadi penggunaan bersama pasangan elektron valensi untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia oktet atau duplet. Jika pasangan elektron
yang dipakai pada ikatan kovalen berasal hanya dari salah satu atom, mungkinkah ini terjadi?
Berdasarkan gejala kimia, ternyata ada senyawa kovalen yang memiliki sepasang elektron untuk digunakan bersama yang berasal dari salah satu atom. Ikatan seperti ini
dinamakan
ikatan kovalen koordinasi
. Tinjau ion amonium, NH
4 +
. Ion ini dibentuk dari amonia NH
3
dan ion hidrogen melalui ikatan kovalen koordinasi, seperti yang ditunjukkan berikut ini.
Pada ion amonium, sepasang elektron yang digunakan bersama antara atom nitrogen dan ion H+ berasal dari atom nitrogen. Jadi, dalam ion amonium terdapat ikatan kovalen
koordinasi.
Ikatan kovalen koordinasi
Jika ikatan kovalen dinyatakan dengan garis maka ikatan kovalen koordinasi dinyatakan dengan anak panah. Arah anak panah yaitu dari atom yang menyediakan
pasangan elektron menuju atom yang menggunakan pasangan elektron tersebut. Perhatikan reaksi berikut.
sudah mencapai oktet maka kedua atom O yang lain menggunakan pasangan elektron dari atom S untuk berikatan membentuk ikatan kovalen koordinasi. Dalam bentuk
garis diungkapkan sebagai berikut.
Polarisasi Ikatan Kovalen
Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik
ke salah satu unsure sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.
a a ikatan k val n H ─ H, aya tarik m narik inti imban terhadap pasangan electron ikatan sehingga tidak terjadi pengkutuban atau kepolaran muatan.
Ikatan kovalen demikian disebut ikatan kovalen non-polar. Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih
besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H – Cl. Atom
Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar. Secara umum, kepolaran ikatan kovalen dapar di rangkum sebagai berikut:
Ikatan kovalen bersifat non-polar apabila pasangan electron ikatan digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom yang berikatan sehingga tidak terjadi pengkutuban
atau kepolaran muatan. Ikatan ini memiliki momen dipol μ = 0.
Ikatan kovalen bersifat polar apabila pasangan electron ikatan yang digunakan tidak seimbang oleh kedua inti atom yang berikatan sehinggaterjadi pengkutuban atau
kepolaran muatan. Ikatan ini memeiliki momen dipol μ ≠
Contoh:
1 Senyawa kovalen polar: HCl, HBr, HI, HF, H
2
O, NH
3
. 2 Senyawa kovalen nonpolar: H
2
, O
2
, Cl
2
, N
2
, CH
4
, C
6
H
6
, BF
3
. Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran
senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut. 1
Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika
momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar. Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan:
Di mana: μ = m m n ip l alam atuan D by D
d = muatan dalam satuan elektrostatis ses
μ = d x 1
l = jarak dalam satuan cm 2 Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya
bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar.
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama electron-elektron valensi antar atom-atom logam. Semakin besar jumlah muatan positif ion
logam, maka semakin banyak jumlah electron bebasnya dan semakin besar kekuatan ikatan logam.
Logam mempunyai sifat-sifat antara lain: a. pada suhu kamar umumnya padat,
b. mengilap, c. menghantarkan panas dan listrik dengan baik,
d. dapat ditempa dan dibentuk. Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat
closely packed
. Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam lautan elektron.
Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak terpaku pada salah satu inti atom. Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang
bebas bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.