Fitriani BR Sinurat, 2014
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN SINETRON DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA SERTA IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Arswendo  Ardlz,  2008  mengemukakan  sinetron  adalah  sandiwara
bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron merupakan kepanjangan dari  sinema  elektronik  yang  berarti  sebuah  karya  cipta  seni  budaya,  dan  media
komunikasi  pandang  dengar  yang  dibuat  berdasarkan  sinematografi  dengan direkam  pada  pita  video  melalui  proses  elektronik  lalu  ditayangkan  melalui
stasiun televisi. Kebiasaan  merupakan  intensitas  seseorang  dalam  melakukan  suatu
perilaku  dengan  cara  berulang-ulang.  Dalam  penelitian  ini  kebiasaan  yang dimaksud  yaitu  kebiasaan  dalam  menonton  sinetron  di  televisi.  Kebiasaan
menonton  televisi  dapat  mengakibatkan  menurunnya  minat  belajar  siswa  dan berdampak  pada  perilaku  siswa.  Kebanyakan  acara  di  televisi  menayangkan
adegan pacaran,  gaya hidup  yang hura-hura, tidak hormat  terhadap orangtua dan masi  banyak  yang  lainnya.  Salah  satu  contoh  tayangan  televisi  yang  berdampak
pada perilaku siswa yaitu sinetron sinema elektronik yang menayangkan adegan kekerasan.  Penyajian  acara  sinema  elektonik  menayangkan  adegan  kekerasan
dilakukan  secara  verbal  dengan  menggunakan  kata-kata  kasar,  nada  suara  yang tinggimembentak, menghina orang tua dan masi banyak yang lainnya.
Setiap  penyajian  acara  di  televisi  memiliki  berdampak  bagi  penontonnya yaitu dapat berdampak positif maupun negatif. Sebagai salah satu contoh sinetron
sinema  elektronik  yaitu  mengambil  hikmah  dari  tayangan  tersebut  dan menonton  televisi  dengan  pengawasan  orangtuaorang  dewasa.  Dampak  positif
tayangan televisi  masih sedikit bagi anak tanpa pengawasan orangtua. Penyajian acara    di  televisi,  banyak  yang  tidak  mendidik  sehingga  dapat  membahayakan
bagi anak untuk ditonton. Bullying  merupakan  serangan  berulang  secara  fisik,  psikologis,  sosial,
ataupun verbal,  yang dilakukan dalam posisi  kekuatan  yang secara situasional  di definisikan untuk keuntungan atau kepuasan mereka sendiri. Bullying merupakan
bentuk awal dari perilaku agresif yaitu tingkah laku yang kasar. Dapat dilakukan secara  fisik,  psikis,  melalui  kata-kata,  ataupun  kombinasi  dari  ketiganya.  Hal  itu
Fitriani BR Sinurat, 2014
HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN SINETRON DENGAN PERILAKU BULLYING SISWA SERTA IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
bisa  dilakukan  oleh  kelompok  atau  individu.  Pelaku  mengambil  keuntungan  dari orang  lain  yang  dilihatnya  mudah  diserang.  Tindakannya  bisa  dengan  mengejek
nama, korban diganggu atau di asingkan dan dapat merugikan korban Widoretno, 2012.
2. Rumusan Masalah