Oleh karena itu, dalam skripsi ini penulis tertarik untuk mengkaji mengenai analisis quick count dengan menggunakan salah satu metode sampling
yaitu stratified random sampling pada Pemilu Walikota Bandung Tahun 2013.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana keakuratan hasil quick count dengan menggunakan metode
stratified random sampling bila dibandingkan dengan hasil resmi Pemilu? 2.
Bagaimana tingkat presisi yang diperoleh dari hasil quick count dengan menggunakan metode stratified random sampling bila dibandingkan dengan
hasil resmi Pemilu?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui keakuratan hasil quick count bila dibandingkan dengan hasil resmi
Pemilu 2.
Mengetahui tingkat presisi hasil quick count bila dibandingkan dengan hasil resmi Pemilu
1.4 Batasan Masalah
Dalam skripsi ini hanya akan digunakan metode stratified random sampling untuk menganalisis quick count pada Pemilihan Umum Walikota
Bandung 2013.
1.5 Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penulisan skripsi ini secara teoritis adalah menambah wawasan keilmuan statistika mengenai analisis quick count perhitungan cepat dengan
menggunakan metode Stratified Random Sampling dengan penerapannya pada Pemilu Walikota Bandung Tahun 2013.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya pembahasan mengenai analisis quick count dengan menggunakan Startified Random Sampling, diharapkan lembaga-lembaga survey
yang melakukan quick count dapat menggunakan metode sampling yang memiliki tingkat akurasi tertinggi sehingga lebih efisien dalam pelaksanaannya.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan pada skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
Mengemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan. BAB II
Kajian Pustaka Mengemukakan mengenai metode sampling secara umum, penjelasan
mengenai quick count, dan teori-teori lain yang mendukung penjelasan pada BAB III.
BAB III Metode Stratified Random Sampling
Menjelaskan mengenai bagaimana rancangan penarikan sampel untuk analisis quick count dengan menggunakan metode stratified random
sampling. BAB IV Perancangan penentuan sampel dengan metode stratified random
sampling Berisi simulasi kasus penentuan sampel untuk perhitungan quick count
dan menganalisis keberhasilan hasil quick count dengan menggunakan
metode stratified random sampling yang dibandingkan dengan hasil real count KPUD.
BAB V Kesimpulan dan Saran Berisi rangkuman keseluruhan hasil pembahasan dalam bentuk
kesimpulan dan saran.
Demokrawati, Fiqa A. 2014
ANALISIS QUICK COUNT DENGAN MENGGUNAKAN METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING STUDI KASUS PEMILU WALIKOTA BANDUNG 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE STRATIFIED RANDOM SAMPLING
3.1 Pengertian Stratified Random Sampling Dalam bukunya Elementary Sampling Theory, Taro Yamane menuliskan
“The process of breaking down the population into strata, selecting simple random samples from each stratum, and combining these into a single sampel to
estimate population parameter is called stratified random sampling ”. Berdasarkan
kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa stratified random sampling merupakan proses pengambilan sampel melalui proses pembagian populasi kedalam strata,
memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam sebuah sampel untuk menaksir parameter populasinya.
Sampel yang representatif adalah sampel yang benar-benar dapat mewakili karakteristik seluruh populasi. Jika populasi bersifat homogen, maka sampel bisa
diambil dari populasi yang mana saja, namun jika populasi bersifat heterogen, maka sampel harus mewakili dari setiap bagian yang heterogen dari populasi tersebut
sehingga hasil penelitian dari sampel dapat terpenuhi terhadap setiap anggota populasi.
Proses pembagian populasi kedalam stratum bertujuan agar sampel yang diambil dari setiap stratum dapat merepresentasikan karakteristik populasi yang
berukuran besar dan heterogen. Oleh karena itu, stratum harus dibentuk sehomogen mungkin dengan manganalisis karakteristik populasi dengan baik.
Terdapat tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengambil sampel dengan menggunakan
metode stratified random sampling, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap Pertama
Populasi yang berukuran N dibagi menjadi sub-sub populasi yang masing- masing terdiri atas
, , , … , elemen. Diantara dua sub populasi tidak boleh ada yang saling tumpang tindih sehingga
+ +
+ ⋯ + = .