kandungan vitamin A diketahui memiliki peran penting dalam meregulasi proliferasi dan diferensiasi sel epitel kornea, membantu pertumbuhan normal sel,
diferensiasi, dan memelihara sel goblet konjungtiva Kim E.C., et al., 2009; Moshirfar, et al., 2014; Vibhute, et al., 2010.
Penelitian terdahulu menggambarkan bahwa salep mata all-trans retinoic acid efektif dalam mengobati empat kasus penyakit permukaan okular seperti
keratokonjungtivitis sicca, Steven-Johnson syndrome, pseudopemfigoid karena obat dan dry eye yang disebabkan karena operasi. Analisis sitologi impresi,
keluhan dry eye, visus, keratopati, dan tes Schirmer membaik setelah penggunaan salep mata all-trans retinoic acid Kim E.C., et al., 2009. Kobayashi, et al. 1997
menggambarkan adanya peningkatan sel goblet, penurunan sel keratinisasi, dan peningkatan sel-sel non keratinisasi pada analisis sitologi setelah pengobatan
dengan retinol palmitat untuk dry eye nselama empat minggu, namun tidak terdapat perbedaan jumlah sel-sel inflamasi dari sebelum pengobatan.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan efek vitamin A yaitu retinol palmitat topikal terhadap kepadatan
sel goblet konjungtiva dengan teknik sitologi impresi pada pasien pasca SICS.
1.2 Masalah
Masalah yang ingin diketahui pada penelitian ini sebagai berikut a. Apakah terdapat perubahan kepadatan sel goblet konjungtiva sebelum
dan sesudah SICS?
b. Apakah terdapat perubahan kepadatan sel goblet konjungtiva sebelum dan sesudah diberikan vitamin A topikal pada pasien pasca SICS?
1.3 Tujuan Tujuan yang ingin diketahui pada penelitian ini sebagai berikut
a. Mengetahui perubahan kepadatan sel goblet konjungtiva sebelum dan
sesudah SICS. b.
Mengetahui perubahan kepadatan sel goblet konjugtiva sebelum dan sesudah diberikan vitamin A topikal pada pasien pasca SICS.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini sebagai berikut a.
Menambah wawasan dan pemahaman mengenai sitologi impresi untuk pemeriksaan kepadatan sel goblet.
b. Menambah pengetahuan mengenai pengaruh vitamin A terhadap
kepadatan sel goblet konjungtiva. c. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini sebagai berikut a.
Memberikan informasi perubahan kepadatan sel goblet konjungtiva sebelum dan sesudah SICS.
b. Memberikan informasi perubahan kepadatan sel goblet konjungtiva
sebelum dan sesudah diberikan vitamin A topikal pada pasien pasca SICS.
c. Sebagai bahan pertimbangan pemilihan terapi tambahan pasca operasi
katarak.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Permukaan Okular 2.1.1 Anatomi Permukaan Okular
Permukaan mata termasuk kornea, konjungtiva dan lapisan air mata membentuk unit fungsional. Kornea terdiri dari lima lapisan yaitu epitel, lapisan
bowman, stroma, membran descemet dan endotelium. Transparansi kornea disebabkan struktur yang sama, avaskular dan daya hidrasi. Sel stem epitel kornea
berada di zona limbal lapisan basal perifer kornea. Sel stem memiliki kapasitas proliferasi paling baik dibandingkan dengan sel-sel epitel kornea sentral, karena
itu berpotensi untuk memelihara dan memperbaiki epitel kornea yang rusak Knop E. dan Knop N., 2007; Laqua, 2004.
Konjungtiva adalah lapisan tipis, membran mukosa transparan yang menutup sklera. Konjungtiva dibentuk dari epitel nonkeratin skuamosa berlapis
dan lamina propria. Ketebalan epitel bervariasi dari margo palpebra sampai limbus. Konjungtiva dibagi menjadi tiga bagian yaitu palpebral, forniks dan
bulbar dan secara histologi terdiri dari epitel dan stroma. Banyak jenis sel lain yang berada dalam lapisan epitelial selain sel epitel, seperti sel goblet, melanosit,
sel langerhans, dan limfosit Gillan, 2008; Knop E. dan Knop N., 2007; Laqua, 2004.
Integritas permukaan okular sangat dipengaruhi oleh adanya musin dalam lapisan air mata. Sel goblet, yaitu sel-sel epitel yang sangat khusus adalah sumber