juga mengandung berbagai sel termasuk sel skuamosa dari kornea dan epitel konjungtiva, limfosit dan sel plasma dari kapiler dan sistem limfoid konjungtiva
Laqua, 2004.
2.2 Tes Sekresi Air Mata 2.2.1
Tear Meniscus
Lapisan air mata secara kasar membentuk meniskus segitiga atau genangan di margo palpebra inferior. Ukuran meniskus 0,3 mm atau kurang
mengindikasikan adanya defisiensi air mata. Meniskus yang lebih tinggi dari normal 1,0 mm terjadi pada kondisi lakrimasi atau epifora Wilson, et al., 2005;
AAO, 2011-2012a.
2.2.2 Tear Break-Up Time
Lapisan air mata dapat hancur antara kedipan. Stabilitas lapisan air mata dapat diukur secara non invasif, meskipun yang paling umum dalam praktek klinis
dengan cara invasif menggunakan fluoresein. Lapisan air mata diamati dengan menggunakan lampu celah dan filter cobalt blue Wilson, et al., 2005.
Tear Break-Up Time TBUT adalah penampakan pertama titik berwarna gelap dan bagian yang kering setelah kedipan sempurna dan diukur dalam detik.
Waktu kurang dari 10 detik umumnya dianggap abnormal dan menunjukkan lapisan air mata yang tidak stabil. Defisiensi musin menyebabkan TBUT yang
cepat tetapi kelainan permukaan okular juga dapat menyebabkan ketidakstabilan lapisan air mata dan dapat mengakibatkan TBUT yang cepat Henderson, et al.,
2013; Wilson, et al., 2005.
2.2.3 Tes Schirmer
Tes Schirmer dilakukan dengan menempatkan strip tipis kertas filter pada forniks inferior. Pemeriksaan bertujuan untuk menentukan kuantitas produksi air
mata. Tes sekresi dasar dilakukan setelah pemberian anestesi topikal, diikuti dengan pengeringan ringan sisa air mata dari forniks inferior. Kertas filter tipis
ditempatkan pada pertemuan antara tengah dan sepertiga lateral kelopak mata inferior untuk mengurangi iritasi kornea selama dilakukan tes. Tes dapat
dilakukan dengan mata terbuka atau tertutup, walaupun beberapa ahli merekomendasikan dengan mata tertutup untuk membatasi efek berkedip AAO,
2011-2012a; Dry eye workshop, 2007. Tes Schirmer I hampir sama dengan tes sekresi dasar tetapi tanpa
penggunaan anestesi topikal. Hasil pengukuran kurang dari 10 mm selama pemeriksaan 5 menit dapat didiagnosa sebagai ATD. Level sensitivitas tes
Schirmer I adalah rendah walaupun relatif spesifik AAO, 2011-2012a. Tes Schirmer II mengukur refleks sekresi, dilakukan serupa yaitu tanpa
anestesi topikal. Setelah kertas saring diletakkan pada forniks inferior, kapas aplikator dipakai untuk mengiritasi mukosa nasal. Apabila kertas saring basah
kurang dari 15 mm setelah 5 menit menyatakan adanya defek refleks sekresi AAO, 2011-2012a; Dry eye workshop, 2007.
2.2.4 Sitologi Impresi