Identifikasi dan Spesifikasi Sistem Pengumpulan Pengetahuan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Sistem pakar untuk diagnosa penyakit bukanlah hal baru di dunia kedokteran dan sistem pakar, akan tetapi penulis mencoba melakukan di domain area yang berbeda yaitu penyakit darah. Pada bab ini akan dijelaskan analisis dan perancangan sistem pakar untuk penyakit darah. Dimulai dari identifikasi dan spesifikasi dari masalah yang ada agar disesuaikan dengan sistem yang akan dibuat.

3.1 Identifikasi dan Spesifikasi Sistem

Ada beberapa hal yang akan dikategorikan didalam sistem pakar oleh penulis, yaitu bentuk penyakit darah yang akan dikumpulkan dan dibuat didalam basis pengetahuan, disusun menurut sistem pakar berbasis aturan rule based expert system dengan metode inferensi yaitu backward chaining. Sistem pakar yang dirancang bertujuan untuk membantu pasien dalam menangani gejala penyakit yang diderita serta melakukan diagnosis terhadap penyakit tersebut dan membantu dokter ahli dalam menangani penyakit tersebut. Implementasi backward chaining dalam pendeteksian penyakit darah merupakan suatu sistem yang menganalisa data gejala yang dialami pasien untuk menghasilkan diagnosa jenis penyakit yang diderita. Input dari sistem berupa gejala yang dialami pasien, update, basis pengetahuan dan basis aturan yang merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pakar yang merupakan fasilitas yang disediakan bagi pakar. Sistem dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2008 dengan basisdata MySQL.

3.2 Pengumpulan Pengetahuan

Berdasarkan fakta yang disadur dari beberapa referensi yaitu Bakta, 2003, Hillman, 2002, dan Harmening, 2002 dan hasil wawancara dengan Dr. Ronny Khor spesialis Patologi Anatomi, beberapa faktakesimpulantujuan dari penyakit darah beserta dengan gejaladatasymphtom dan pembatas penyakit tersebut, maka Universitas Sumatera Utara dikumpulkanlah pengetahuan yang akan dijadikan sebagai basis pengetahuan di dalam sistem pakar yang akan dibangun, dipaparkan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Tabel Anemia No Fakta Kesimpulan Sympthom dan Gejala dan Batasan Penyakit 1. Anemia Gejala Klinik - Laki-laki, umur 15 dan hemoglobin 13gdl - Perempuan, umur 15 dan hemoglobin 12gdl - Prempuan,umur 15 dan hamil dan hemoglobin 11gdl - Anak-anak, 6umur14, dan hemoglobin 12gdl - Anak-anak, ½ umur 6, dan hemoglobin 11gdl - Hemoglobin 10 gdl - Hematokrit 30 - Eritrosi 2,8jutamm3 Gejala Fisik - Warna kulit pucat atau kulit telapak tangan kuning - nyeri tulang 2. Anemia Ringan - 8 gdl Hemoglobin 9,9gdl 3. Anemia Menengah - 6 gdl Hemoglobin 7,9gdl 4. Anemia Berat Hemoglobin 6gdl 5. Anemia Hiprokromik Mikrositer Indeks Eritrosit - MVC 80fl - MCH 27 pg 6. Anemia Normokromik Normositer Indeks Eritrosit - 80fl MVC 95fl - 27pg MCH 34 pg Universitas Sumatera Utara 7. Anemia Mirkositer Indeks Eritrosit - MVC 95fl 8. Anemia Mengenai Organ Jantung Lesu, cepat lelah, sesak ketika bekerja, gagal jantung 9. Anemia Mengenai Sistem Saraf Sakit Kepala, pusing , telinga mendesing , mata berkunang-kunang, kelemahan otot, lesu, perasaan dingin 10. Anemia Mengenai Sistem Urogenital Gangguan haid, libido menurun, Pembengkakan Testis 11. Anemia mengenai Epitel Warna kulit pucat, rambut tipis, elastisitas kulit menurun 12. Anemia defisiensi besi - Disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularities - Anemia Hipokromik Makrositer - Besi Pada Sumsum Tulang Negatif - Besi Serum Menurun 50 mgdl - TIBC menaik 350 mgdl - Feritin Menurun 20 µgdl - Kuku Sendok, menjadi rapuh, bergaris-garis vertikal - Permukaan lidah menjadi licin - Radang pada sudut mulut - Nyeri menelan - Badan lemah, cepat lelah, mata berkunang- kunang, telinga mendesing 13. Anemia Akibat Penyakit Kronik - Anemia Menengah - Anemia Hipokromik Makrositer - Besi pada susmsum tulang positif - Besi Serum Menurun 50 mgdl - TIBC Menurun 350 mgdl Universitas Sumatera Utara - Feritin MenurunNormal 20 µgdl - 200 µgdl 14. Anemia Thallasemia - Anemia Hipokromik Makrositer - Besi pada sumsusm tulang Positif kuat - Besi Serum Normal - Feritin Meningkat 50 µgdl - Elektroforesis HB - Hb A2 menaik - HbF Menaik 15. Anemia Sideroblastik - Anemia Hipokromik Mikrositer - Besi Serum Normal - Feritin Normal 200 µgdl - Besi pada sumsum tulang positif dengan ring sideroblast 16. Anemia defisensi asam folat - Lidah merah - Anemia Makrositer - Leukopenia Ringan - Kadar Bilirubin Inderik Serum Meningkat -LDH Meningkat 17. Anemia hemolitik - Ikterus dan hepatosplenomegali - Kholelithiasis - Ulkus pada Kaki - Kelainan pada tulang yaitu penebalan tulang frontalis dan parietalis - Penurunan Masa Hidup Eritrosit 120hari - Tidak ada pendarahan ke dalam rongga tubuh - Penurunan hemoglobin 1 gdl dalam waktu 1 minggu - Hemoglobinuria, urine berwarna merah, kecoklatan atau coklat hitam. - Anemia Normokromik Normositer 18. Anemia Aplastik - Pendarahan kulitmukosa, tanda-tanda infeksi Universitas Sumatera Utara - Pendarahan Gusi - Ulserasi Mulut atau tenggorokan - Anemia Normokromik Normositer - Besi serum normal atau meningkat - TIBC Normal, - HbF meningkat - terdapat retikulositopenia - terjadi trombositopenia Sumber : Bhakta, 2003 Berdasarkan pengumpulan pengetahuan penulis mendapatkan bahwa penyakit anemia memiliki standar basis WHO untuk penyakit anemia secara kesuluruhan dimana penyakit ini dapat diukur dari kadar hemoglobin darah, dan kategori anemi dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan derajat tingkatnya yaitu anemia ringan, anemia menengah, dan anemia berat. Sedangkan berdasarkan kategori anemia, dibagi menjadi tiga kategori besar yaitu, Anemia Makrositer, Anemia Normokromik Normositer dan Anemia Hipokromik Makrositer. Pengumpulan Pengetahuan yang dilakukan akan diubah dalam bentuk basis pengetahuan untuk menghasilkan aturan-aturan yang dapat diinferensikan melalui mesin inferensi untuk menghasilkan keputusan. Adapun penjelasan tentang itu akan dipaparkan pada sub-bab berikut ini. 3.3 Representasi Pengetahuan 3.3.1 Basis Pengetahuan