Prosedur Penelitian Alur Penelitian

Nur Susinta Erviani, 2013 Pengaruh Pembelajaran Interaktif Demonstration Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Hasil penghitungan presentase data kuesioner diinterpretasikan dengan kriteria yang tercantum pada Tabel 3.14 berikut ini: Tabel 3.14 Kriteria Presentase Hasil Kuesioner Presentase Interpretasi 86-100 Sangat baik 75-85 Baik 60-74 Cukup 55-59 Kurang 54 Kurang sekali Purwanto, 2009

3. Pengolahan Data Lembar Observasi Tahapan Pembelajaran

Pengumpulan data keterlaksanaan tahapan pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen menggunakan lembar observasi. Pengolahan data dilakukan dalam bentuk persentase . Kriteria keterlaksanaan tahapan pembelajaran disajikan dalam Tabel 3.15 di bawah ini: Tabel 3.15 Kriteria Keterlaksanaan Tahapan Pembelajaran Rentang Indeks Keterangan 85-100 Sangat baik 70-85 Baik 55-70 Cukup 40-55 Kurang 0-40 Sangat kurang Rupilu, 2012

J. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan, terdiri atas: a. Menganalisis masalah yang akan dikaji dalam penelitian b. Melakukan studi literatur dan studi pendahuluan c. Menganalisis materi pembelajaran materi ekosistem d. Penyusunan proposal e. Pelaksanaan seminar proposal Nur Susinta Erviani, 2013 Pengaruh Pembelajaran Interaktif Demonstration Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu f. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dan instrumen pembelajaran pada materi ekosistem materi kerusakan lingkungan g. Penyusunan instrumen penelitian h. Judgment instrumen i. Melakukan uji coba terhadap RPP, instrumen pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran j. Melakukan uji coba instrumen penelitian k. Revisi instrumen 2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas: a. Pemberian pretest materi ekosistem materi kerusakan lingkungan terhadap dua kelas sampel. b. Melakukan pembelajaran materi ekosistem kerusakan lingkungan dengan menggunakan pembelajaran interactive demonstration pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol. c. Pemberian post-test terhadap dua kelas sampel. d. Menganalisis data, adapun data yang dianalisis berupa : 1 Data kualitatif yang dianalisis secara deskriptif 2 Data kuantitatif yang dianalisis dengan uji statistik 3. Tahap tindak lanjut, terdiri atas: a. Menganalisis data dengan menggunkaan uji statistik b. Penarikan kesimpulan c. Penyusunan laporan penelitian Nur Susinta Erviani, 2013 Pengaruh Pembelajaran Interaktif Demonstration Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

K. Alur Penelitian

Alur penelitian disajikkan dalam Gambar 3.1 di bawah ini: Identifikasi Masalah Penyusunan proposal Studi pendahuluan Studi literatur Uji coba instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran Pelaksanaan seminar proposal Judgment instrumen penelitian Penyusunan instrumen dan perangkat pembelajaran Revisi instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran Pelaksanaan penelitian Pretest Pembelajaran menggunakan metode konvensional pada materi kerusakan lingkungan kelas kontrol Analisis data Penarikan kesimpulan Pembelajaran menggunakan interactive demonstration pada materi kerusakan lingkungan kelas eksperimen Post-test Nur Susinta Erviani, 2013 Pengaruh Pembelajaran Interaktif Demonstration Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Nur Susinta Erviani, 2013 Pengaruh Pembelajaran Interaktif Demonstration Terhadap Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan yaitu seluruh tahapan pembelajaran interactive demonstration dan tahapan pembelajaran metode konvensional terlaksana dengan sangat baik. Hal tersebut ditunjukkan melalui persentase keterlaksaan seluruh tahapan pembelajaran mencapai 100. Namun, perbedaan diantara keduanya adalah pembelajaran metode konvensional dinilai lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran interactive demonstration dalam hal alokasi waktu. Selain itu, pembelajaran menggunakan interactive demonstration lebih membutuhkan persiapan yang lebih matang bagi guru terutama dalam mempersiapkan media demonstrasinya. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji rata-rata dua pihak menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pretest literasi sains kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal tersebut ditunjukkan pula melalui rata-rata skor pretest literasi sains kelas eksperimen 40.76 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol 34.51. Kondisi tersebut terjadi karena pada pertemuan sebelumnya di kelas eksperimen telah mendapatkan perlakuan berupa penerapan pembelajaran inkuiri dengan level discovery learning. Berdasarkan pengolahan data N-Gain pada tes kemampuan literasi sains menggunakan uji hipotesis Mann-Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pencapaian literasi sains pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata N-gain yang dimiliki oleh kedua sampel termasuk ke dalam kriteria yang rendah. Kelas eksperimen memiliki rata-rata N-gain 0.10 rendah lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol sebesar 0.1 sangat rendah. Hal tersebut terjadi karena, penerapan pembelajaran berbasis inkuiri dalam penelitian ini dirasa masih kurang dalam hal durasi waktu.