Perbandingan Antara Fungsi Hisbah dan Lembaga Pengawasan Perekonomian Moder

PERBANDINGAN ANTARA FUNGSI HISBAH DAN LEMBAGA
PENGAWASAN PEREKONOMIAN MODERN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy)

Oleh:
ALVIAN MUSHAFY ABDULLAH
1110046100171

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/ 1436 H

i

PERBAI\DINGAN ANTARA FTJNGSI HISBAH DAh[ LEMBAGA

PENGAWASAI\ PEREKONOMIAN MODERN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menenutri Sahh Satu Syarat Meraih

Gehr Sarjana Ekorpmi Slxariah (S.ESV)
Olek

ALVIAN M.USIIAFT ABDULLAII
I I 10046100171

Di Bawah Binibingan:

Dr.Dede AMUI Fatall M.Si

KONSENTRASI PERBAI\KAI\ SYARIAH
PROGRAM STTJDI MUAMALAT (EKONOMI ISI,AM)
FAKUTAS SYARIAH DAI\ H[]KT]M
TIIN SYARIF HIDAYATT]LLAH

.


JAKARTA
201s

M/

1436

H

PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ll

n

PENGESAIIAN PANITIA UJIAN
Skripsi bedudul "PERBANDINGAI\ AIYTARA FUNGSI IIISBAH DAI{ LEMBAGA

PENGAWASAN PEREKONOMIAN MODERN" telah diajukan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

\

Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 31 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi
Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakartq 31 Maret 2015

Panitia Ujian Munaqasyah
Ah.Azharuddin Lathif. M.Ag. MH

Ketua

NIP. 1 97425
Sekretaris

Penguji

2001


r2l00r

Abdunauf.Lc.MA
NrP. 19?3

Pembimbing

07

121

520050

1

1002

Dr. Dede Abdul Fatah. M.Si

(..'........"


"t

I
NrP. I 948 1 02019 66121001

Penguji

II

H.M. Fudhail Rahman. Lc. MA
NrP. I 97508 I 02009

12 1 001

Ut

................{.

v,


u1

h

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Slaipsi ini merupakan hasil karya asfi saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E,Sy) di Fakuhas Syariah
dan Hularm, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penuli.san ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di 'Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah iakarta.

3.

Jka di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan
hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Februari 2015

Iv

ABSTRAK

Alvian Mushafy Abdullah,1110046100171. “PERBANDINGAN ANTARA FUNGSI
HISBAH DAN LEMBAGA PENGAWASAN PEREKONOMIAN MODERN” Strata 1,
Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Hisbah merupakan lembaga pengawas yang sudah ada semenjak zaman Rasulullah, dan
pengawasan yang dilakukan secara langsung ke tempat kejadian perkara, meminimalisirnya

kejahatan yang terjadi di pasar. Banyaknya pelanggaran yang terjadi dan dilakukan oleh para
pedagang dikarenakan kurangnya pengawasan yang ketat.
Lembaga pengawas Hisbah mempunyai fungsi utama pengawasan dan menyuruh dalam
berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan yang khususnya dalam sektor ekonomi yang sedikit
banyaknya terjadi di pasar.
Di Indonesia pun terdapat lembaga pengawasan ekonomi modern seperti, BPOM, LPPOM,
KPPU, dan terdapat DSN yang memang semuanya bergerak di bidang pengawasan, telah
lama mengawasi kegiatan ekonomi yang berada di Indonesia dan fokus masing-masing pada
bidangnya, namun skripsi ini memfokuskan pembahasannya pada fungsi Hisbah dan pasar
karena disitulah terjadinya transaksi ekonomi yang memang dari segi isi dagangannya sering
kali dicederai oleh para pedagang untuk mendapatkan untung yang lebih banyak.
Ditemukan perbedaan antara kedua lembaga yang mencolok ini, antara lain pada fungsi yang
dimiliki oleh kedua lembaga tersebut, karena Hisbah belum terlalu spesifik tidak seperti
lembaga pengawasan perekonomian sekarang yang sudah dibagi-bagi berdasarkan spesifikasi
masing-masing, seperti BPOM pada hal pangan dan persaingan usaha yang dalam skala
makro ada lembaga KPPU dan lain-lain.
Persamaannya tentu terletak pada tugas utama yang dipunyai oleh keduanya yaitu mengawasi
khususnya dalam sektor ekonomi dari 3 aspek yaitu, produksi, distribusi dan konsumsi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, menggunakan data primer dan
sekunder dari setiap lembaga yang telah disebutkan, yang diambil dari website resmi dan data

yang valid dan bisa dipertanggung jawabkan.

Kata Kunci

: Hisbah, Lembaga Pengawas, Pasar, BPOM, LPPOM, KPPU, DSN.

Pembimbing

: Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si

v

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur sangat dipanjatkan penulis atas anugerah yang tiada
hingga dari Allah SWT yang memberikan berupa karunia, rahmat dan nikmat, sehingga
skripsi dengan judul “PERBANDINGAN ANTARA FUNGSI HISBAH DAN LEMBAGA
PENGAWASAN PEREKONOMIAN MODERN”

ini dapat terselesaikan. Penulisan


skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana (S1) pada
Program Sarjana Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh dukungan, motivasi dan
bantuan yang sangat berarti dari berbagai pihak oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak tersebut sebagai berikut:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku dekan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ah. Azharuddin Latif, M.Ag, M.H. selaku kepala Program Studi
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. selaku dosen pembimbing penulisan
skripsi saya yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing,
mengarahkan dan memberikan saran dan masukan yang sangat berarti
bagi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Pengurus

perpustakaan

yang


mengadakan studi perpustakaan.

vi

telah

memberikan

Fasilitas

untuk

5. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.
6. Ayahanda tercinta (H. Uyok Abdullah) dan ibunda tercinta (Hj. Dede
Sakinah) yang terus memberikan motivasi baik dalam bentuk moril
maupun materil serta doa yang tiada henti yang sangat berarti, karena
beliau berdualah penulis bisa sampai titik ini, semoga sehat sejahtera
selalu dan panjang umur untuk melihat kesuksesan putara-putrinya ini.
Tak lupa juga untuk adik laki-laki yang sekarang sudah kuliah dan telah
dewasa Muhammad Maudi Mauludi sedikit banyaknya telah membantu
dalam penyelesaian proses tugas akhir skripsi ini dan kedua adik
perempuan penulis yang tiada hentinya diganggu dan memberikan sedikit
relaksasi atas kepenatan yaitu Tasya Nurul Badriah Kultsum dan Nazwa
Zazkia Salsabila yang juga menjadi motivasi penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini dan segera membiayai mereka menjadi lebih
baik lagi, semoga ketiganya menjadi lebih berguna bagi agama, Nusa dan
Bangsa.
7. Adinda Pipit Nurpitamaya seorang wanita yang telah lama hilang dan
merupakan seseorang pertama nan istimewa yang telah banyak membantu
dalam penulisan skripsi ini serta selalu memberikan motivasi pada penulis.
8. Teman-teman DarusSunnah almamater pondok yang juga dikhususkan
kepada Prof. Dr. KH.Ali Mustafa Ya’qub, MA sebagai guru besar
sekaligus ayah yang menjadi sosok panutan karena dari beliau-lah penulis
vii

mengetahui semua indahnya horizon wawasan ilmu Hadis yang tiada tara
indahnya, semoga generasi setelahya baik dari kami ataupun dari yang lain
bisa mengikuti jejak beliau yang sangat berarti dan bisa meneruskan apa
yang beliau cita-citakan untuk anak muridnya kelak bermanfaat seperti
beliau bagi agama, nusa dan bangsa.
9. Dan juga teman-teman Darsun (Darussunnah) angkatan ANTABENA
yang telah banyak memotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan juga
dalam memotivasi untuk Menikah segera, kepada saudara Ali Mahrus,
bang Haji yang menemani perjalanan dengan kendaraan beliau yang
penulis berterima kasih tiada tara, juga Firdaus Syahid sebagai teman
sejawat dan sekelas juga seangkatan, ketua Antabena juga anggotanya
yang lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu, pokoknnya semua teman
Antabena terima kasih banyak.
10. Teman- teman seperjuangan PS.D Squad yang senantiasa mendukung dan
memotivasi penulis dalam setiap langkah pengerjaan skripsi ini khususnya
Aji Aison, Sebew Ibnu, Faqih, Harfi, Bagong Rizky, Kiting Hilmi, Uji
Uye, Monyok Ryan, Adib, Bidin Bluetooth, Yordan, Adit, Bapet Fatih,
Ari Norman, Tsamroh dan Lost Buchor juga Yasser yang menghilang dan
Tamara dan para mahasiswi kawan PSD semuanya.
11. Semua pihak yang pernah singgah dan menjadi kawan baik yang baru
maupun yang lama, seperti kosan Putra Bangka, kemudian Teman-teman
Lisensi angkatan 2010, kawan-kawan eBI, almamater Daarul Uluum Lido
viii

angkatan An-Najwa/2004, Alumni SDN Harjasari I, anak-anak Himabo
dan seluruhnya yang pernah mengenal dengan penulis Terima Kasih yang
sebesar-besarnya.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu disini, semoga Allah SWT memberikan
balasan pahala yang berlipat ganda dan kebaikan yang telah diberikan,
balasannya takkan pernah tertukar karena Allah Maha Penyayang,
Aamiin …

ix

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...........................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN ..........................................................................................iv
ABSTRAK ......................................................................................................................v
KATA PENGANTAR...................................................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................................x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Pokok Permasalahan ........................................................................ 7
1. Identifikasi Masalah .................................................................... 7
2. Perumusan Masalah ..................................................................... 8
3. Pembatasan Masalah .................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................... 9
1. Tujuan Penulisan ......................................................................... 9
2. Manfaat Penulisan ....................................................................... 9
D. Review Studi Terdahulu ................................................................. 10
E. Metode Penelitian ........................................................................... 12
x

1. Pendekatan Penelitian ............................................................... 12
2. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 13
3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 13
4. Teknik Analisis Data ................................................................. 15
5. Objek Penelitian ........................................................................ 16
E. Pedoman Penulisan .. ………………………………………………………16
F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 16
BAB II LANDASAN TEORITIS INTERVENSI PEMERINTAH TERHADAP PASAR

A. Pasar sebagai Pusat Aktivtas Ekonomi ............................................ 18
B. Intervensi Pemerintah dalam Mekanisme Pasar .............................. 22
BAB III

FUNGSI-FUNGSI PENGAWASAN PASAR OLEH LEMBAGA HISBAH

A. Al-Hisbah Sebagai Lembaga Pengawas ......................................... 31
1. Sejarah Lembaga Hisbah ..................................................... 31
a) Masa Rasulullah............................................................... 36
b) Masa Khulafa al-Rasyidin .............................................. 38
c) Masa Bani Umayyah ....................................................... 42
d) Masa Bani Abbasiyah ..................................................... 46
2. Pengertian Hisbah ............................................................... 49
3. Dasar Hukum ...................................................................... 55
4. Pertumbuhan dan Perkembangannya .................................. 63
xi

5. Wewenang dan Tugas ......................................................... 65
B. Lembaga Pengawasan dalam Islam dan Perbandingannya dengan AlHisbah ............................................................................................. 75
1. Wilayat al-qadhâ` ................................................................. 76
2. Wilâyat al-Mazâlîm .............................................................. 77
3. Wilâyât al-Hisbah ................................................................ 78
BAB IV

FUNGSI-FUNGSI PENGAWASAN PASAR OLEH LEMBAGA

PENGAWASAN PEREKONOMIAN MODERN DI INDONESIA

A. Profil dan Sejarah Lembaga Pengawas di Indonesia ..................... 80
1. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ................... 82
a) Pengertian dan Latar Belakang Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) ......................................................... 82
b) Fungsi dan Wewenang .................................................. 84
c) Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan .................... 86
2.

Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI) .......................... 92
a) Sejarah Berdiri Lembaga Pengakajian Pangan,
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia
(LPPOM-MUI) ............................................................. 92

3.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) .................... 94
a) Sejarah dan Latar Belakang
xii

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)............... 94
b) Tugas ............................................................................ 96
c) Wewenang .................................................................... 96
4. Dewan Syariah Nasional (DSN) .......................................... 98
BAB V

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FUNGSI PENGAWASAN

PASAR
A. Persamaan antara Hisbah dengan Lembaga Pengawasan Perekonomian
Modern ........................................................................................... 108
B. Perbedaan antara Hisbah dengan Lembaga Pengawasan Perekonomian
Modern ........................................................................................... 111
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 117
B. Saran.............................................................................................. 118
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................119
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 .................................................................................................................107
Tabel 1.1......................................................................................................................109
Tabel 1.2......................................................................................................................112

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah
Pasar merupakan tempat vital dalam menjalankan roda ekonomi
khusunya sebuah daerah, karena banyak yang terjadi dalam pasar khususnya
transaksi jual beli masyarakat, melakukannya secara bebas yang kadang
memang sama sekali tak ada pengawasnya.
Dalam sejarah Islam ada sebuah lembaga ekonomi yang bertugas
mengawasi pasar yang disebut Hisbah, dan lembaga ini tak boleh
dikembangkan di luar masalah ekonomi, termasuk untuk mencapai
kesejahteraan spiritual dan moral, juga dalam mengawasi proyek-proyek
sosial dan sipil. Melihat itu, maka kunci peranan Hisbah yang dikaji oleh
banyak pemikir Islam contohnya Ibnu Taimiyah ini yang mencurahkan penuh
perhatiannya terhadap subyek ini.1
Tak ada pembahasan mengenai

peranan Negara dalam kehidupan

ekonomi masyarakat dengan mengabaikan peranan sebuah institusi,
bagaimanapun institusi ini penggerak kontrol sebuah program pemerintahan,
dengan mana sejumlah besar kegiatan ekonomi bisa diawasi dan dikontrol.
Juga, jika dibutuhkan bisa dilakukan intervensi.

1

A.A Islahi, Konsepsi Ekonomi Ibnu Taimiyah, Penerjemah H Anshari Thayib (Surabaya: PT
Bina Ilmu, 1997), h.236.

1

2

Dari apa yang telah disebutkan di atas bahwa memang pergulatan
sebuah institusi lagi-lagi tak lepas dari sebuah peranan dan intervensi
pemerintah. Agar berjalan maksimal, memang dibutuhkan adanya intervensi
pemerintah dalam pengoptimalisasian sebuah institusi ini, kita khususkan
dalam lembaga Hisbah yang di Indonesia memang tidak diterapkan sebagai
sebuah institusi yang sama namun ada juga lembaga yang sama dan punya
tugas dan peranan hamper sama terhadap perkembangan ekonomi juga
pengawasan yang menjadi tanggung jawab dan tugas lembaga ini.
Di Indonesia sendiri terdapat lembaga pengawasan perekonomian
modern yang bertugas dalam mengawasi kegiatan ekonomi yang kurang lebih
seperti Hisbah, seperti BPOM, LPPOM dan lain-lain. Lembaga-lembaga
tersebut mempunyai pertanggung jawaban dalam menangani kasus-kasus
pelanggaran yang terjadi, yang banyaknya dilakukan oleh para pedagangpedagang curang.
Dari sumber pertama dalam Islam yaitu Al-Qur’an yang telah
dikatakan dan tertulis dalam Surat ke-4 ayat ke-29 yaitu Surat An-Nisa :

‫ٍض ِ ﻣ ْﻨ ُ ﻜ ْ ﻢ َ و َ ﻻ ﺗَ ْﻘ ﺘُ ﻠُ ﻮ ا أَ ْﻧ ﻔُ َ ﺴ ُ ﻜ ْ ﻢ إِ نﱠ ﱠ ﷲَ َ ﻛ‬

‫ﺗَ َ ﺮ ا‬

Artinya: Wahai orang-orang beriman. Janganlah diantara kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan bathil (tidak benar), kecuali
diantara kalian melakukan perdagangan atas dasar suka sama suka dan
meridhoi satu sama lain. Dan janganlah saling membunuh diantara kamu.
Karena sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS :4 : 29)

3

Telah jelas bahwa memang ketika perdagangan dilakukan jika tidak
ada dasar suka sama suka maka yang ada hanya sifat buruk yang muncul
maka disitu sudah kerugian yang hadir satu sama lain dan tidak ada keridhoan
disini berimplikasi cukup buruk yang jika dibiarkan maka akan menjadi gejala
yang buruk khususnya bagi keberlangsungan ekonomi dan kesehatan dan lainlain.
M.Quraish Shihab dalam karya tafsirnya “Al-Mishbah” menyatakan
dalam ayat tersebut dikatakan bahwa : dalam konteks ekonomi menyebutkan
beberapa prinsip penting yang Pertama : adalah kata
harta disini adalah harta yang beredar di masyarakat.
adalah

‫ﺑ‬

yang dimaksud
2

Dan yang kedua

yakni pelanggaran tertentu dalam agama atau persyaratan

yang telah disepakati. 3
Pada zaman Rasulullah pun kita sudah bisa lihat bahwa Rasulullah
yang menginspeksi sendiri pasar yang menginspeksi para pedagang yang tidak
taat dan sedikit membangkang agar mendapatkan keuntungan yang lebih,
seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di bawah ini:

(‫ﺘ ﺮ ﻣ ﺬ ي‬

).

Artinya: “Diriwayatkan dari Humaid bin Mas`adah, dari al-Mu`tamir
bin Sulaiman berkata: Saya mendengar Laits berkata dari Yahya bin Abbad
2
3

Muhammad Quraisy Shihab, Tafsir Al-Mishbah (Jakarta : Lentera Hati, 2002), h.412.
Ibid,. h.413.

4

dari Anas dari ِ◌ Abū Thalhah Bahwa dia berkata: Wahai Nabi Allah! Saya
telah membeli khamr dari harta anak yatim yang beradai di bawah
lindunganku. Rasulullah saw. bersabda: Curahkanlah dan pecahkan
wadahnya. (HR. al-Tirmiźi)”4
Dari hadis di atas kita bisa dapati bahwa Rasulullah sendiri yang turun
tangan untuk memeriksa adakah kejanggalan yang terjadi di pasar, dan
terbukti agar mendapatkan keuntungan yang lebih pedagang itu memperjual
belikan khamr yang jelas-jelas dilarang oleh Rasulullah.
Juga dari kasus yang terjadi di Negara kita, Hanya enam dari 169 pasar
tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah memiliki peralatan
penimbangan barang terstandardisasi. Keenamnya ialah Pasar Sambilegi di
Kabupaten Sleman, Pasar Sentolo di Kabupaten Kulonprogo, Pasar Argosari
di Kabupaten Gunungkidul, Pasar Imogiri di Kabupaten Bantul, serta Pasar
Prawirotaman dan Pasar Lempuyangan di Kota Yogyakarta.
"Baru pasar-pasar ini yang memiliki sertifikat bertanda sah atau
sistem alat penimbangan barang pedagangnya sudah terstandardisasi oleh
Balai Metrologi," ujar Kepala Balai Metrologi Dinas Perindustrian DIY,
Sudaryono, di sela pembukaan Forum Metrologi Legal Asia Pasifik ke-20 di
Hotel Royal Ambarukmo, Kamis, 7 November 2013.
Sudaryono mengatakan, minimnya pasar tradisional yang memiliki
predikat tertib ukur menandakan praktek kecurangan pedagang untuk

4

Abû Isya Muhammad bin Isya bin Sawrah al-Tirmidzi [selanjutnya disebut: Tirmidzi], AlJâmi’ al-Sahîh Sunan al-Tirmidzi (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2000),Cet. Ke-1, Jilid 2, h. 309.

5

mengakali pembeli masih banyak terjadi. “Padahal praktek memanipulasi
berat barang merupakan salah satu penyebab kenaikan harga barang," ujar dia.
Kebanyakan praktek kecurangan di pasar tradisional, menurut
Sudaryono, masih seputar memberi pengganjal di alat timbangan untuk
menambah berat barang yang sebenarnya lebih ringan. “DIY masih butuh
waktu lama untuk menjadi kawasan tertib ukur,” katanya.
Direktur Metrologi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan
Konsumen Kementerian Perdagangan, Hari Prawoko, mengatakan belum
banyak pemerintah daerah memberi perhatian terhadap perbaikan sistem alat
ukur di kawasannya. Menurut dia, baru ada tujuh kota di Indonesia yang
berstatus tertib ukur. "Baru Batam, Surakarta, Singkawang, Balikpapan,
Bontang, Tarakan, dan Mojokerto," ujar Hari.
Menurut Hari, sektor penting yang butuh standardisasi alat ukur di
daerah ialah listrik, gas, air, dan pasar, serta perdagangan komoditas penting
semacam minyak sawit. Dia berpendapat, penertiban alat ukur di pasar layak
menjadi perhatian sebab praktek kecurangan penimbangan berpengaruh
terhadap

inflasi.

"Akumulasi

kecurangan

dalam

menimbang barang

menyebabkan inflasi," ujar dia.
Bahkan dalam pertemuan ini dibahas soal pengukuran nilai pulsa yang
dikenakan oleh provider terhadap pemakai frekuensi selulernya. "Selama ini

6

pengukur pulsa belum ada, jadi metrologi bukan hanya bahas isu soal
volume," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krishnamurti.5
Kasus di atas mencerminkan bahwa kecurangan masih marak dan
tidak terarah karena belum ada tindak tegas dari pemerintah. Campur
tangannya masih diharapkan untuk perbaikan ekonomi yang lebih baik.
Pasar yang merupakan tempat pusat bertransaksi pada masa dewasa ini
sudah mulai tergerus dengan zaman yang banyak didatangi oleh system
internetisasi dan semua transaksi yang bersifat online. Kemajuan dalam segala
bidang, seperti ilmu pengetahuan, telekomunikasi, kemudahan sekarang hanya
tinggal dalam genggaman, dunia pun bak sebuah dusun global (global
village).

Batas-batas

geografis

maupun

Negara

sudah

tidak

lagi

signifikan.akibatnya, konsumen semakin terdidik, banyak menuntut, dan
memiliki posisi tawar menawar, (bargaining position) yang semakin kuat.
Kebutuhan mereka berkembang semakin kompleks.6
Di sini penulis menawarkan sebuah penelitian dan analisis yang bisa
sedikit membantu untuk pemberian pilihan dan sedikit solusi dengan
dimunculkan kembali isu-isu dan masalah sekitar Hisbah, dengan adanya
Hisbah atau semacam lebaga pengawas pasar yang tugasnya memang hanya

5

Addi Mawahibun Idhom “Hanya Enam Pasar di Yogyakarta Punya Timbangan Jujur”
Berita diakses 7 November 2013 dari http://www.tempo.co/read/news/2013/11/07/058527907/HanyaEnam-Pasar-di-Yogyakarta-Punya-Timbangan-Jujur.
6
Gregorious Chandra, dkk, Pemasaran Global : Internasionalisasi dan Internetiasi
(Yogyakarta: ANDI, 2004), h.1.

7

untuk mengontrol dan mengawasi tindak-tanduk dan segala macam aktivitas
yang terkait.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan dibahas secara detail dan
mendalam dalam skripsi yang berjudul : “Perbandingan Antara Fungsi
Hisbah dan Lembaga Pengawasan Perekonomian Modern”.
B. Pokok Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Lembaga Hisbah ini sudah berdiri sekian lamanya dan permasalahan
yang muncul pun tidak hanya berbatas pada satu batasan yang membahas
kasus yang terjadi pada masa awal Islam dan seterusnya, namun,
bagaimanapun permasalahan ini harus kita lebih kerucutkan agar terfokus dan
lebih terarah dalam penelitian ini. Banyak sekali kasus yang terjadi dalam hal
kecurangan dan ketidak jujuran yang terjadi di pasar khususnya, karena dalam
pasar adalah suatu tempat yang memang bertukarnya uang dan barang yang
bersifat transaksional. Kerugian salah satunya yang menjadi faktor utama
yang menyebabkan pasar minim pembeli. Kecurangan ini akan berakibat fatal
dan jika dibiarkan akan berimplikasi terhadap runtuhnya sistem ekonomi yang
telah berjalan, oleh karena itu pembahasan yang luas ini agak sedikit penulis
beri batasan dalam masalah pengawasan yang berjalan pada masa-masa awal
Islam dan bagaimana persamaan dan perbedaan dengan lembaga pengawasan
perekonomian modern di Negara kita.

8

2.

Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka
rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini ialah bagaimana
persamaan dan perbedan fungsi Hisbah dalam sejarah Islam dan lembagalembaga pengawasan perekonomian modern yang berada di Indonesia.
Dari rumusan tersebut dapat dijabarkan menjadi 3 pertanyaan yaitu:
a. Apa saja fungsi-fungsi pengawasan yang dimiliki oleh lembaga Hisbah
dalam sejarah perekonomian Islam?
b. Apa saja fungsi-fungsi pengawasan yang dimiliki oleh lembaga
pengawasan perekonomian di Indonesia seperti: BPOM, LPPOM, KPPU
dan DSN?
c. Apa saja persamaan dan perbedaan fungsi antara kedua lembaga tersebut
yaitu lembaga Hisbah dan lembaga pengawasan perekonomian modern?

3. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam memahami masalah yang
akan dibahas, dirasa perlu adanya pembatasan masalah yang sesuai dengan
judul yang dimaksud. Maka penulis memberikan batasan masalah dalam
penelitian ini mengenai:
a. Pasar, pasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tentang ruang atau
tempat berkumpul orang-orang yang menyediakan produk baik untuk
didistribusikan ataupun dikonsumsi.

9

b. Hisbah, Hisbah yang dimaksud disini adalah lembaga pengawasan pasar
yang telah berlangsung dalam sejarah Islam sampai kurang lebih sekitar
abad-18 pada zaman Turki Utsmani.
c. Lembaga pengawasan perekonomian modern yang dimaksud disini adalah
lembaga pengawasan yang berada di Indonesia yang berkutat pada bidang
ekonomi dan mempunyai tugas kepengawasan dalam hal ini, BPOM,
LPPOM, KPPU dan DSN dengan DPS nya.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang bisa didapat adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui fungsi lembaga Hisbah yang berjalan sepanjang sejarah
perekonomian Islam.
2. Untuk mengetahui fungsi lembaga pengawasan modern yang berada di
Indonesia seperti yang telah disebutkan, diantaranya: BPOM, LPPOM,
KPPU, dan DSN.
3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan antara keduanya, yaitu antara
lembaga Hisbah dan lembaga pengawasan modern.
Manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk Penulis
Menambah pengetahuan dan mengisi kekosongan kapasitas
pengetahuan tentang mekanisme yang rapih yang diterapkan di masa
keemasan Islam juga praktiknya di Indonesia.
2. Untuk Akademisi

10

Menambah informasi dan bahan literatur untuk bisa melakukan
penelitian mengenai judul ini bagi yang berkecimpung di dalamnya.
3. Untuk Masyarakat
Khususnya yang berada di pasar yang memang lebih bisa
mendapatkan keuntungan dengan main bersih dan lebih cerdas.
D. Review Studi Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang Hisbah dan
lembaga pengawasan perekonomian modern diantaranya yaitu:
Penelitian yang berasal dari saudara Ungki Miftahul Muttaqin, dengan
judul: Peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Perspektif Hukum
Islam, pada tahun 2009, kesimpulan dari penelitian ini adalah tentang
pengawasan persaingan usaha yang dilakukan oleh KPPU, usaha KPPU yang
mengawasi aktifitas ekonomi dan melakukan investigasi sampai pemberian
sanksi bagi siapa saja dalam melakukan usahanya yang melanggar UU No.5
tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Usaha Tidak Sehat yang
mana sangat relevan dengan hukum Islam. Perbedaan dan persamaan apa yang
dia teliti dengan penelitian dalam skripsi ini sama-sama membahas tentang
lembaga pengawasan perekonomian hanya saja Mas Ungki ini berfokus pada
KPPU dan kasus-kasus yang diamatinya dalam pelanggaran UU No. 5 tahun
1999.
Penelitian yang kedua dari saudara Zulfaqar bin Mamat, dengan judul
Institusi Hisbah dan Peranannya dalam Mengawal Kegiatan Ekonomi Islam,

11

pada tahun 2010. Penelitian ini bersifat eksklusif dalam pembahasan lembaga
pengawasan Islam yaitu Hisbah, dan hanya terfokus pada Negara islam, dan
disitulah letak perbedaannya dan persamaannya lagi-lagi dalam bidang
pengawasan perekonomian oleh suatu lembaga yaitu

Hisbah sendiri dan

dikhususkan pada Negara Islam dan tugasnya saja yang dibahas, karena
penelitian ini dalam berbentuk jurnal.
Penelitian yang ketiga hampir sama dengan penelitian yang sebelumnya
yaitu yang dikhususkan tentang Hisbah dan secara singkat dalam pembahasannya
karena dalam bentuk jurnal yang intinya lembaga Hisbah yang tidak bisa
diterapkan kelembagaannya di Indonesia karena pertama Indonesia bukan
Negara Islam dan yang kedua sudah ada lembaga yang mewakili tugasnya
seperti, BPOM dan lain-lain. Persamaan hanya terletak pada objek penelitian
yaitu Hisbah itu sendiri dan perbedaannya dalam letak kedetailannya dan juga
pemaparan yang lebih luas.
Penelitian yang ke-empat atau penelitian terakhir seperti penelitian yang
pertama dalam bentuk skripsi hanya saja lembaganya yang berbeda, jika dalam
penelitian yang dilakukan oleh saudara Ungki adalah tentang KPPU, jika
penelitian ini adalah tentang BPOM. Penelitian yang dilakukan oleh saudara
Andi Kurniasari, dengan judul: “Perlindungan Konsumen atas Kode Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Produk Kopi, pada tahun 2013.
Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana peranan tangan panjang BPOM yaitu
BBPOM atau Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan yang berada di setiap

12

daerah besar di ibukota provinsi masing-masing. Di daerah Jawa Timur yang
memang menjadi tempat peneliti mengkaji kode izin edar Produk Industri Rumah
Tangga (PIRT) yang memang telah terdaftar di Dinas Kesehatan dalam Peraturan
Pemerintah No.28 Tahun 2001 tentang Standard Mutu. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah tentang kode izin produk yang berasal dari masyarakat yang
harus dicek keabsahannya dan juga harus mengedepankan inovasi dalam
pelaksanaannya sehingga bisa segera menindak lanjuti dalam mengetahui kode
izin yang mana yang palsu atau tidak. Perbedaan penelitian ini dengan apa yang
penulis teliti seperti apa yang tercantum dalam perbandingan studi terdahulu
yang di penelitian yang pertama yaitu dalam spesifikasi lembaga dan tempat
yang diteliti lebih khusus juga yaitu di daerah Jawa Timur.
Ada jurnal dan juga skripsi lain yang menjadi studi terdahulu untuk
penulis bisa menentukan bagaimana batas dan juga perumusan masalah yang bisa
ditentukan untuk penelitian ke depannya aga bisa melengkapi satu sama lain.
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang diartikan sebagai
penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan
maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang
di teliti7. Analisis deskriptif yaitu metode yang menggambarkan data dan
informasi yang diperoleh di lapangan. Selain itu peneliti juga akan
7

Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial (Jakarta: Kencana 2011), h.166.

13

memberikan solusi atas kejadian dilapangan mengenai permasalahan yang
melanggar aturan dalam hal ini adalah aturan hukum. Dan sifat penelitian ini
bersifat deskriptif-analitik yang mana metode menggunakan pencarian data
dengan interpretasi yang tepat dan juga analisisnya dengan terukur, terarah
dan cermat. Dimana penulis berusaha memaparkan tentang tugas, landasan
hukum, juga wewenang Hisbah, dan relevansinya terhadap praktik lembaga
tersebut di Negara Indonesia.
2. Jenis dan Sumber Data
a.

Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
objek penelitian yaitu dengan melihat langsung dan mengaksesnya ke
situsnya yang resmi serta mengonfirmasi kebenarannya.

b.

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterima melalui studi
kepustakaan yang berhubungan dengan materi skripsi ini. Dalam
penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan melakukan
kunjungan ke beberapa perpustakaan guna mendapatkan data dari
berbagai literatur.

3. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam
penelitian kualitatif dan yang paling pokok adalah pengamatan atau

14

observasi dan wawancara mendalam atau in-depth interview8. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi dan analisis
dokumen serta dibantu dengan kajian kepustakaan
Pengumpulan data adalah proses pengadaan data primer dan data
sekunder untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah suatu
cara untuk mendapatkan data yang objektif, yaitu data yang diperoleh
berdasarkan data yang sebeanar-benarnya bukan atas karang-karangan.
Ada tiga macam teknik yang digunakan dalam rangka
mengumpulkan data secara kualitatif9 :
a. Wawancara Mendalam dan Terbuka
Data yang diperoleh yaitu kutipan langsung dari orang-orang
tentang pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetauannya.
Wawancara (interview) yaitu cara mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan kepada responden yang sekiranya mampu
memnberikan informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya
jawaban responden dicatat atau direkam.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila

peneliti

ingin

melakukan

studi

pendahuluan

untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila

8
9

Ibid., h.172.
Ibid., h. 186.

15

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. 10
Wawancara dilakukan terutama jika peneliti menganggap
bahwa hanya responden yang paling mengetahui dirinya sendiri
sehingga informasi yang tidak dapat diamatinya atau tidak dapat
diperoleh dengan cara lain akan diperoleh dengan cara wawancara. 11
b. Penelaahan Terhadap Dokumen Tertulis.
Data yang diperoleh dari metode ini berupa cuplikan, kutipan,
atau penggalan catatan-catatan dari organisasi, klinis, atau program;
memorandum-memorandum atau korespondensi; terbuat dari laporan
resmi; buku harin pribadi; dan jawaban terbuka terhadap kuesioner
dan survey.
Selain itu, dalam penelitian ini juga dilakukan studi
dokumenter yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan
dengan topik masalah dalam penelitian ini pengumpulan data juga
dilakukan pada media informasi yang terkait pada penelitian ini.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisa
Perbandingan

10

atau

Studi

Komparatif

yaitu

dengan

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2007),

h. 137.
11

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Jogjakarta: Gadjahmada Universiti
Press, 1982), h. 117.

16

memperbandingkan antara Fungsi-fungsi Lembaga Hisbah dan
Lembaga Pengawasan Perekonomian Modern yang ada di Indonesia.
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif berupa catatan-catatan sejarah dan dokumen-dokumen yang
relevan juga valid tentunya.
5. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian yang dikaji dalam penelitian ini
lembaga pengawasan yang ada pada zaman dahulu baik itu Hisbah
maupun lembaga pengawasan perekonomian modern yang ada di
Indonesia seperti, BPOM, LPPOM-MUI juga ada KPPU.
F. Pedoman Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini adalah menggunakan “ Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2012”.
G. Sistematika Penulisan
Pembatasan dalam penelitian ini akan disajikan dalam beberapa bab
dengan sistematika sebagaimana uraian di bawah ini.
Bab I, Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
pokok permasalaan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II, Landasan Teori Intervensi Pemerintah Dalam Mekanisme Pasar.
Pada bab ini akan dipaparkan pembahasan mengenai intervensi pemerintah

17

terhadap pasar, asal-usul, sejarah Hisbah dan juga landasan hukum secara AlQur’an dan Sunnah, kemudian lembaga lainnya yang ada seperti Wilâyat lainnya,
ada Wilâyat mazhalim juga Wilâyat al-qadhâ` sebagai pembanding dengan
memaparkan apa perbedaannya untuk penerapannya dengan permasalahan yang
terkait.
Bab III, Fungsi-Fungsi Pengawasan Pasar oleh Lembaga Hisbah. Pada
bab ini dijelaskan bagaimana fungsi-fungsi lembaga Hisbah yang memang
menjadi

lembaga

pengawasan

ekonomi

secara

khusus

dalam

sejarah

perekonomian Islam.
Bab IV, Fungsi-Fungsi Pengawasan oleh Lembaga Pengawasan
Perekonomian Modern. Pada bab ini dijelaskan bagaimana fungsi-fungsi
lembaga perekonomian modern yang memang menjadi lembaga pengawasan
ekonomi secara khusus di Negara Indonesia kita ini.
Bab V, Pembahasan Inti. Pada bagian bab ini berisi tentang jawaban dari
rumusan masalah yang telah disusun dengan paparan yang akan dibahas secara
ilmiah dalam pembahasan inti ini.
Bab VI, Penutup. Dan dalam bagian terakhir ini ditutup dengan
kesimpulan yang menyeluruh dan kritik saran yang membangun dalam
pembahasan dan penelitian ini.

BAB II
LANDASAN TEORITIS INTERVENSI PEMERINTAH DALAM
MEKANISME PASAR
A. Pasar Sebagai Pusat Aktivitas Ekonomi
Pasar adalah tempat bertemunya aktivitas ekonomi yang paling sering
kita jumpai dalam ilmu ekonomi. Aktivitas permintaan dan penawaran, dan di
dalam tempat ini pula inti dari ilmu ekonomi dipraktikkan, yaitu produksi,
konsumsi dan distribusi. Sebagaimana dalam pembatasan masalah telah
dipaparkan bahwa yang dimaksud pasar dalam penelitian ini adalah ruang/tempat
berkumpulnya orang-orang yang menyediakan produk untuk didistribusikan atau
dikonsumsi.
Aktivitas ekonomi yang sudah dijelaskan di awal pembahasan
bahwasanya terdiri dari produksi, distribusi dan konsumsi. Dengan adanya
aktivitas ini maka sumberdaya yang telah ada dapat dimanfaatkan oleh setiap
manusia melalui wujud barang dan jasa melalui aktivitas atau mekanisme pasar.
Semuanya akan terjadi melalui transaksi yang terjadi berdasarkan mekanisme
pasar dalam

segala

proses aktivitas

ekonomi

sehingga

semuanya

akan

berjalansendiri menuju keseimbangan pasar, yang mencerminkan kesejahteraan
dan keadilan baik untuk para pelaku pasar, maupun siapa saja yang
memanfaatkan pasar itu sendiri.

18

19

Masalah ekonomi sama tuanya dengan usia peradaban manusia. Tetapi
ilmu ekonomi baru muncul di abad 18, melalui buku adam Smith yang berjudul
“An Inquiry into the Nature and Causes of the wealth of Nations (1776)” yang
kemudian kita kenal sebagai The Wealth of Nation (1776). Itulah sebabnya Adam
Smith dikenal dan dihormati sebagai Bapak Ilmu Ekonomi Modern. Namun
bukan berarti sebelum masa itu tidak adanya pemikir yang tertarik dengan ilmu
ekonomi atau pada masalah ekonomi. Plato, filsuf Yunani abad 4 SM

dan

Thomas Aquinas Rohaniawan abad 13 Masehi, adalah dua dari beberapa pemikir
yang mendahului Adam Smith. Tetapi mengapa ilmu ekonomi belum muncul
sampai pada masa Adam Smith? Jawabannya adalah baik Plato maupun Thomas
mencoba memecahkan masalah dengan pendekatan teologis dan moral.
Sedangkan Smith melihatnya dari sudut rasionalitas. Misalnya pada zaman
dahulu gejala kemiskinan yang menimpa suatu kaum atau pada perseorangan
dianggap sebagai sebuah takdir. Tetapi pada zaman modern yang disini sudah
dimulai pada masa abad 18 kemiskinan dipandang ada kaitannya dengan
ketidakmampuan bekerja produktif atau tidak memiliki tanah.
Smith memandang perekonomian sebagai sebuah sistem seperti sama
halnya alam semesta. Sebagai sistem, perekonomian memiliki kemampuan
penstabil otomatis untuk menjaga keseimbangannya.
Masalah-masalah ekonomi merupakan gangguan keseimbangan sistem
dan masalah akan pulih jika keseimbangannya pun dipulihkan, kekuatan itu
disebut dengan sistem ekonomi Invisible Hand atau tangan gaib. Analisis-analisis

20

semenjak masa Smith telah mewujudkan suatu analisa ekonomi yang
memberikan gambaran tentang berbagai aspek segiatan ekonomi suatu Negara.
Cara pandag Smith tentang perekonomian merupakan hasil pergaulan
intensifnya dengan Quesnay, seorang dokter yang berkebangsaan Prancis.
Quesnay merupakan tokoh utama Psyokrat, yaitu kelompok yang merintis
analisis ekonomi dengan pendekatan ilmu pengetahuan alam/science.
Pemikiran Adam Smith dikembangkan kembali oleh para ilmuwan
setelahnya seperti Jean Baptiste Say, Thomas Maltinus, dan David Richardo,
terbentuklah pemikiran pasar. Pasar dalam pengertian ilmu ekonomi adalah
pertemuan permintaan dan penawaran. Dalam pengertian ekonomi, pasar bersifat
interaktif, bukan fisik. Mekanisme pasar adalah proses penentuan tingkat harga
berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. 1
Tawar menawarkekuatan dalam sistem perekonomian itu seperti
dikendalikan oleh “the invisible hand”.
Dimana konsep invisible hand merupakan teori yang dikembangkan atau
dipelopori oleh Adam Smith (tokoh klasik). Konsep invisble hand ini kemudian
direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga sebagai instrumen
utamanya. Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar
tahun 1930-anyang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap
gejolak di pasar saham.Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan

1

Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Indonesia, 2008) h. 23-24.

21

teori dalam bukunya General Theory ofemployment, Interest, and Money yang
menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan
karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumberdaya
mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia
ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak jenis pemikiran dari keduanya seperti:
new classical, neo klasik, neo keynesian, monetarist, aliran sisi penawaran,
aliran rational expectations dan lain sebagainya. Namun perkembangan
dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan
kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional. Sehingga
disini kita dapat mengambil sebuah kesimpulam bahwa yang ingin dicapai oleh
setiap individu adalah keadilan dan kesejahteraan, atau bisa dikatakan bahwa
inilah tujuan akhir dari individu tersebut dalam sebuah kegiatan perekonomian.
Namun apabila kita coba lihat kembali pada kenyataannya untuk mencapai
tujuan akhir tersebut bisa dibilang sangat sulit untuk dicapai, bisa tercapai namun
memerlukan waktu yang dapat kita pastikan sangat lama.2
Intervensi pemerintah menjadi hal yang sangat penting dalam pencapaian
individual akan kesejahteraan nantinya, di penelitian kali ini akan dibahas,
bagaimana dampaknya apakah memang sangat berpengaruh atau malah
sebaliknya?.

2

http://www.academia.edu/9762939/pelaksanaan_intervensi_pemerintah_dalam_perekonomia
n diakses pada tanggal 7-April-2015 pukul 10.00 WIB.

22

B. Intervensi Pemerintah dalam Mekanisme Pasar
Ahli yang mengemukakan mengenai pentingnya intervensi pemerintah
dalam perekonomian adalah Keynes. Munculnya teori ini bermula dari kritikan
Keynes terhadap mekanisme pasar yang tidak memberikan dampak yang cukup
besar terhadap perekonomian pada saat itu, hal ini dikemukakan oleh kaum
klasik. Memang mekanisme pasar adalah suatu sistem yang cukup efisien
didalam

mengalokasikan

faktor-faktor

produksi

dan

mengembangkan

perekonomian, tetapi pada keadaan tertentu ia menimbulkan beberapa akibat
buruk, sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk memperbaikinya.
Kita juga tidak bisa menafikan bahwa mekanisme pasar adalah sistem
perekonomian yang buruk namun mekanisme pasar juga memiliki beberapa
kebaikan yang diantaranya:
1. Pasar dapat memberikan informasi yang tepat
2. Pasar mampu memberikan rangsangan bagi para pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan usaha
3. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat untuk
melakukan kegiatan ekonomi, dari uraian diatas secara keseluruhan
mekanisme pasar cukup baik, namun Keynes memiliki pandangan yang
berbeda.
Dalam sisi lain ia juga melihat beberapa kelemahan dari mekanisme pasar
diantaranya :

23

1. Dengan adanya kebebasan yang diberikan kepada masyaraakat secara luas
akan lebih membuat beberapa golongan menjadi tertindas.
2. Mekanisme pasar memicu timbulnya monopoli bagi beberapa golongan
yang berkuasa.
3. Kegiatan konsumen dan produsen menimbulkan eksternalitas yang
merugikan.
Dari kebaikan dan keuntungan yang dikemukakan di atas kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa kaum klasik analisisnya bertumpu pada
masalah-masalah mikro. Dalam produksi saja misalnya yang mereka analisis
adalah bagaimana menghasilkan barang dan jasa sebanyak-banyaknya dengan
biaya serendah-rendahnya dengan memilih alternatif kombinasi faktor produksi
terbaik.
Dengan cara memilih alternatif tersebut mereka yakin akan memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya, sehingga mereka termotivasi untuk
memproduksi barang sebanyak-banyaknya. Kaum klasik berpendapat dan
percaya bahwa “penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri” dan
pendapat inilah yang dikritik oleh Keynes habis-habisan, Keynes memandang
hal ini adalah suatu hal yang salah, Keynes berpendapat bahwa dalam
kenyataannya biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran, karena sebagian
dari pendapatan yang diterima oleh masyarakat akan ditabung, dan tidak
semuanya digunakan untuk konsumsi. Dengan demikian permintaan efektif
biasanya lebih kecil daripada total produksi. Sehingga banyak kekurangan yang

24

harus dilengkapi oleh perusahaan dan jalan satu-satunya adalah dengan
menurunkan harga barang namun konsekuensinya adalah pendapatan mereka
akan turun dan akhirnya jumlah permintaan akan lebih kecil daripada
penawaran, sehingga pada tahun 1930-an itu perusahaan berlomba-lomba untuk
memproduksi sebanyak-banyaknya tanpa terkendali, sedangkan mereka tidak
melihat bahwa daya beli masyarakat yang terbatas. Akibatnya banyak barang
yang menumpuk. Sehingga akhirnya perusahaan melakukan hal yang rasional
mulai dari mengurangi jumlah produksi dan mengurangi jumlah pekerja, ketika
pekerja dikurangi akan menambah jumlah pengangguran. Daya beli masyarakat
pun semakin turun, karena pendapatan juga turun. Dan puncaknya adalah
kemerosotan ekonomi yang terjadi pada tahun 1930-an, dan biasanya disebut
juga dengan depresi secara besar-besaran. Sehingga Keynes berpaendapat
bahwa teori klasik yang menyatakan bahwa penawaran akan selalu
menciptakan penawaran itu hanya berlaku pada perekonomian tertutup
sederhananya yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja, tapi
memang benar logika dari Keynes ini pada tingkat perekonomian seperti ini
semua pendapatan tidak digunakan seluruhnya untuk konsumsi tapi sebagian
akan ditabung oleh masyarakat.
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam perekonomian
dari

kejadian depresi

ekonomi

membuat

Keynes

berkaca

menyarankan

atau

merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan seluruhnya kepada
mekanisme pasar. Boleh diberlakukan mekanisme pasar, namun sebaiknya

25

diberikan pembatasan. Setidaknya ada peran pemerintah disini, misalnya saja
kalau kita lihat mengenai masalah pengangguran yang terjadi, pemerintah akan
mengambil peran disana yaitu dengan memperbesar pengeluaran pemerintah
(kebijakan fiskal) dan pengeluaran itu dialokasikan kepada program padat karya
sehingga dari program ini akan banyak menyerap tenaga kerja, dan juga
meningkatkan pendapatan masyarakat. Dan di lain hal jika terjadi kenaikan
harga maka hal yang melakukan program-program yang dapat meringankan
yang dihadapi masyarakat miskin, misalnya pemerintah melakukan program
‘Program Inpres Desa Tertinggal’ atau IDT, pemberian kredit untuk para petani
dan pengasuh kecil berupa ‘Kredit Usaha Kecil’ atau KUK, Kredit Modal Kerja
Permanen (KMKP), Program Kawasan Terpadu (PKT), Program Gerakan
Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta
program-program lainnya.
Masalah Keterbelakangan Dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK), Indonesia masih dikategorikan sebagai negara sedang
berkembang. Ciri lain dari negara sedang berkembang adalah rendahnya tingkat
pendapatan dan pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan
fasilitas umum/publik, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya
tingkat keterampilan penduduk, rendahnya tingkat

pendidikan formal,

kurangnya modal, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya
tingkat manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut,
pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan program

26

pendidikan seperti wajib belajar 9 tahun dan mengadakan pelatihan- pelatihan
seperti Balai Latihan Kerja (BLK). Selain itu, melakukan pertukaran tenaga
ahli, melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju. Masalah
Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja Pengangguran merupakan
suatu kondisi kurang produktif atau pasif sehingga kurang mampu
menghasilkan sesuatu. Sedangkan keterbatasan kesempatan kerja merupakan
suatu keadaan kekurangan peluang untuk mendapatkan pekerjaan karena tidak
dapat masuk dalam kuota atau pekerjaan yang tersedia.
Masalah pengangguran dan keterbatasan kesempatan Kerja saling
berh