PERAN DAN FUNGSI BANK DALAM SISTEM PEREKONOMIAN

PERAN DAN FUNGSI BANK DALAM
SISTEM PEREKONOMIAN
by Zulkarnain Sitompul

F

ungsi bank sangat krusial bagi perekonomian suat u negara. Oleh karena it u,
keberadaan aset bank dalam bent uk kepercayaan masyarakat sangat pent ing
dij aga guna meningkat kan ef isiensi penggunaan bank dan ef isiensi int ermediasi
sert a unt uk mencegah t erj adinya bank runs and panics. Kepercayaan masyarakat j uga
diperlukan karena bank t idak memiliki uang t unai yang cukup unt uk membayar
kewaj iban kepada seluruh nasabahnya sekaligus,
Indust ri perbankan di Indonesia t elah mengalami masalah-masalah yang apabila
diamat i akar penyebabnya ( root causes) adalah lemah dan t idak dit erapkannya t at a
kelola perusahaan yang baik ( good corporat e governance). Hal ini menyebabkan indust ri
perbankan t idak dapat secara berhat i-hat i ( prudent ) menyerap pert umbuhan risiko
kredit dan harga domest ik yang cepat berubah. Sement ara it u, t idak t ransparannya
prakt ik dan pengelolaan ( pract ices and governance) suat u bank mengakibat kan badan
pengawas sulit mendet eksi prakt ik kecurangan yang dilakukan oleh pengurus dan pej abat
bank.
Tant angan lain yang dihadapi bank adalah berpalingnya nasabah t radisional bank

kepada sumber pembiayaan lain. Tersedianya banyak alt ernat if sumber dana bagi
perusahaan-perusahaan besar yait u ant ara lain dari perusahaan-perusahaan modal vent ura,
perusahaan-perusahaan leasing, perusahaan-perusahaan hire-purchase, perusahaanperusahaan anj ak piut ang, perusahaan-perusahaan f orf eit ing, pasar uang, dan pasar modal
dengan berbagai debt inst rument snya sepert i promissory not es dan obligasi sert a equit y
inst rument nya mempert aj am persaingan yang dihadapi bank. Sement ara it u, larangan
t erhadap bank unt uk melakukan kegiat an di pasar modal mempersempit kemampuan bank
dalam menyalurkan dananya sehingga menj adi alasan bagi bank unt uk melakukan kegiat an
pada pemberian kredit yang berisiko t inggi yang pada gilirannya berakibat pada keamanan
dan kesehat an indust ri perbankan.
Masalah paling berat yang dihadapi indust ri perbankan dan badan pengawas bank
adalah kelalaian pengurus bank sert a penipuan dan penggelapan yang mereka lakukan.
Hal ini dapat dilihat dari prakt ik para bankir ant ara lain berupa besarnya kredit yang
disalurkan kepada kelompok usahanya sendiri. Pemberian kredit kepada kelompok usaha
sendiri t ersebut sering kali t idak diiringi dengan analisis pemberian kredit yang sehat .
Padahal prakt ik sepert i ini pada dasarnya dapat dikat egorikan sebagai penipuan.
Unt uk mendapat kan dan at au mempert ahankan kepercayaan masyarakat , indust ri
perbankan harus diat ur dan diawasi dengan ket at baik melalui perat uran langsung
( direct regul at ion) maupun perat uran t idak langsung ( indirect regul at ion). Perat uran
langsung bert uj uan mengurangi kewenangan pengurus bank dalam menj alankan kegiat an
usaha. Bank misalnya dilarang memberikan kredit kepada suat u perusahaan melebihi


1

prosent ase t ert ent u dari modalnya. Sedangkan perat uran t idak langsung didasarkan pada
pemberian insent if yang bert uj uan mempengaruhi sikap t ert ent u dari pengurus bank,
misalnya melalui penerapan perat uran mengenai persyarat an risk-based capit al .
Beberapa prinsip dapat dij adikan landasan dalam menyusun perat uran perbankan yait u:
ef isiensi, keadilan sosial, pengembangan sist em, dan pemeliharaan inst it usi. Tuj uannya
adalah unt uk mencipt akan perbankan yang aman dan sehat ( saf e and sound banking).
Unt uk mencapai t uj uan t ersebut kepada badan pengawas bank perlu diberi
kewenangan luas unt uk mengat ur dan mengawasi indust ri perbankan. Kewenangan
t ersebut ant ara lain berupa kewenangan menet apkan berapa besarnya modal yang harus
dimiliki, berapa besarnya pinj aman yang dapat diberikan kepada suat u perusahaan,
siapa yang boleh menj adi pengurus bank dan sebagainya. Kewenangan mengawasi
diberikan dengan t uj uan unt uk memonit or apakah bank melakukan kegiat an usaha sesuai
dengan ket ent uan yang berlaku. Perlu pula dikaj i unt uk memberikan kewenangan
penyidikan kepada badan pengawas. Kewenangan t ersebut bert uj uan unt uk melindungi
nasabah, melindungi perekonomian dan menj aga t idak t erj adinya konsent rasi bisnis.
Perlindungan t erhadap nasabah merupakan alasan paling dasar unt uk mengawasi bank
karena nasabah merupakan t arget yang mudah bagi pencurian oleh pengurus bank.

Pent ingnya pengawasan t erhadap indust ri perbankan secara j elas dinyat akan
Adam Smit h sebagai berikut :

oleh

“ [ b]eing t he managers of ot her peopl e’ s money t han of t hei r own, it cannot wel l be expect ed, t hat t hey
shoul d wact h over it wit h t he same anxious vigi l ance wit h which part ners in a privat e copart nery f requent l y
wat ch over t hei r own… Negl igence and prof usi on, t heref ore, must al ways prevail s, more or l ess, in t he
management of t he af f ai rs of such a company. ”

Pent ingnya pengawasan j uga disebabkan karakt erist ik usaha bank. Berbeda dengan
perusahaan j asa keuangan lainnya bank menyediakan produk berupa penerimaan
simpanan dan pemberian kredit . Produk dalam bent uk simpanan harus dibayar oleh bank
set iap saat at au beberapa wakt u set elah adanya permint aan pembayaran dari nasabah.
Produk bank berupa pemberian kredit menggunakan sumber dana yang berasal dari
simpanan nasabah. Aset bank dalam bent uk pemberian kredit t ersebut hanya dapat
dit agih oleh bank sesuai dengan j angka wakt u perj anj ian kredit yang disepakat i bank
dengan nasabahnya.
Singkat kat a, ut ang bank adalah ut ang yang set iap saat dapat dit agih dan waj ib
dibayar sedangkan piut ang bank hanya dapat dit agih oleh bank berdasarkan j angka

wakt u t ert ent u. Demikian bank t erekspose kepada kemungkinan t erj adinya kekurangan
dana apabila nasabah penyimpan menarik simpanannya pada bank. Kondisi ini t erj adi
apabila mereka kehilangan kepercayaan kepada bank. It ulah sebabnya bank disebut
sebagai lembaga kepercayaan. Alan Greenspan mengat akan “ When conf idence in t he
int egrit y of a f inancial inst it ut ions is shaken or it s commit ment t o t he honest conduct of
business is in doubt , public t rust erodes and t he ent ire syst em is weakened.”
Sement ara it u, kurang t ransparannya bank menyebabkan reput asi merupakan
masalah sangat pent ing bagi kelangsungan hidup suat u bank. Rumor dapat memperlemah
kepercayaan nasabah t erhadap bank. Unt uk it u bank harus menerapkan prinsip kehat ihat ian dalam menj alankan kegiat an usahanya. Indust ri perbankan t idak saj a rawan di
rampok oleh pengurus dan at au pemiliknya t et api j uga rawan sebagai t empat
penyembunyian hasil kej ahat an. It ulah sebabnya bank harus mengenal nasabahnya yait u
dengan menerapkan prinsip mengenal nasabah ( know your cust omer Principe) dan j uga

2

menerapkan prinsip kenali karyawan ( know your empl oyee). Dengan menerapkan kedua
prinsip it u maka reput asi bank akan t erj aga dan kepercayaan nasabah meningkat .
Pengalaman menunj ukan bahwa penyelesaian likuidasi bank selalu berlarut -larut
sehingga merugikan nasabah dan menimbulkan ket idakpast ian hukum. Hal ini dapat
membuat kepercayaan masyarakat t erhadap bank menurun. Padahal unt uk menyelesaian

bank bermasalah t elah diberlakukan ket ent uan yang berbeda dengan ket ent uan
penyelesaian perusahaan non bank. Maksudnya adalah agar penyelesaian bank
bermasalah dapat dilakukan dengan cepat . Kecepat an penyelesaian bank bermasalah
merupakan kunci t ercipt anya kepercayaan masyarakat . Berkurangnya kepercayaan
t erhadap suat u bank dengan mudah menyebar ke bank lain yang pada dasarnya sehat . Ini
t erj adi karena nasabah menget ahui bahwa apabila t erj adi rush, maka nilai aset bank
akan t urun dengan cepat sehingga nasabah akan berupaya menarik simpanannya sebelum
nasabah yang lain.
Unt uk mempermudah dikeluarkannya bank bermasalah dari sist em perbankan salah
sat u caranya adalah dengan mendirikan asuransi simpanan. Asuransi simpanan
merupakan mekanisme unt uk mempermudah bank bermasalah “ dikeluarkan” dari
indust ri perbankan. Alasannya adalah asuransi simpanan menyediakan j alan agar biaya
sosial dan polit ik akibat kebangkrut an bank dapat diminimalkan. Disamping it u asuransi
simpanan j uga bert uj uan menurunkan kemungkinan t erj adinya rush, dan sekaligus
melindungi nasabah penyimpan kecil yang secara sosial dan polit ik t idak dapat
menanggung beban kerugian akibat kebangkrut an bank. Teori keuangan modern
mengaj arkan bahwa pada suat u masyarakat yang corrupt ion-resist ant sekalipun,
nasabah penyimpan harus t et ap khawat ir t ent ang sikap oport unist ik pengurus dan
pemilik bank.
Kesulit an yang dihadapi nasabah penyimpan dalam mengkordinir aksi kolekt if guna

mengawasi sikap oport unist ik pengurus dan pemilik bank memiliki dua akar yang j alinmenj alin. Pert ama, kesulit an yang dihadapi nasabah penyimpan dalam memperoleh
inf ormasi t erpercaya t ent ang perkembangan yang t idak mengunt ungkan dan
mengobservasi t indakan merugikan oleh pengurus bank t ermasuk kesemberonoan,
ket idak hat i-hat ian, kecurangan dan sel f deal ing. Kedua, kesulit an yang dihadapi
nasabah penyimpan dalam menganalisis dan merespons set iap inf ormasi yang diperoleh.
Unt uk menanggulangi kesulit an yang dihadapi oleh nasabah penyimpan set idaknya ada
dua pendekat an yang dapat diambil, yait u ket erbukaan maksimal dan pencegahan
maksimal.
Ket erbukaan maksimal adalah suat u kerangka ket erbukaan yang secara sempurna
dan t anpa biaya memberikan inf ormasi kepada nasabah penyimpan t ent ang perubahan
kinerj a bank dan kegiat an penuh risiko yang dilakukan pengurus bank. Sedangkan
pencegahan maksimal adalah suat u sit uasi dimana nasabah dengan segera mengert i
implikasi dari inf ormasi yang mengalir secara sempurna dan mereka mampu melindungi
dirinya sendiri secara lengkap dan t anpa biaya dari segala ancaman t erhadap kekayaan
mereka. Sit uasi sepert i it u t ent unya sangat sulit bahkan must ahil unt uk t ercipt a. Unt uk
it u diperlukan suat u keseimbangan dimana inf ormasi yang t ersedia t idak menyebabkan
biaya yang t erlalu t inggi bagi indust ri perbankan sehingga menghambat pengembangan
usaha mereka.
Dalam melakukan pembaruan t erhadap indust ri perbankan, badan pengawas harus
sangat berhat i-hat i. Pemberlakuan ket ent uan dan kebij akan yang di anggap t idak t epat


3

oleh pasar akan berpengaruh sangat buruk bagi st abilit as perbankan dan keuangan.
Ket ua US Federal Reserve, Alan Greenspan mengingat kan bahwa :
"The new world of f inancial t rading can punish policy misalignment s wit h amazing
alacrit y. This is a lesson repeat ed t ime and again, t aught most recent ly by t he breakdown
of t he European Exchange Rat e Mechanism in 1992 and t he plunge in t he value of Mexican
Peso (in 1994). In t he process of pursuing t heir domest ic obj ect ives, cent ral banks cannot
be indif f erent t o t he signals coming f rom int ernat ional f inancial market s. Alt hough market s
can be harsh t eachers at t imes, t he const rains t hat impose discipline our policy choices and
remind us every day of our longer run responsibilit ies."

Unt uk mencipt akan perbankan sehat harus dilakukan pendekat an yang t erdiri dari
t iga pilar, yait u pengawasan, int ernal governance dan disiplin pasar. Pendekat an ini
harus dilakukan karena badan pengawasan t idak akan mampu berpacu dengan kecepat an
liberalisasi, globalisasi dan kemaj uan t eknologi pada inst rumen keuangan. Dengan
demikian pengawasan yang dilakukan oleh ot orit as harus dilengkapi dengan disiplin
int ernal bank sert a disipli pasar. Melibat kan int ernal governance dalam melakukan
pengawasan karena bank merupakan t empat t erbaik unt uk mengat ur dan memelihara

prakt ik manaj emen bank yang sehat . Pengikut sert aan disiplin pasar mencerminkan f akt a
bahwa t anpa pasar yang kompet it if dan punit ive at as kegagalan bersaing di pasar, maka
t idak cukup insent if bagi pemilik bank, pengurus dan nasabah unt uk melakukan
keput usan keuangan yang t epat . Unt uk it u, perlu dilakukan penyempurnaan t erhadap
perat uran perbankan.
Banyak negara sepakat bahwa salah sat u pendekat an yang diperlukan unt uk
membangun suat u sist em perbankan yang sehat dan kuat adalah dengan memberikan
j aminan yang eksplisit bagi nasabah penyimpan. Sebelum pembent ukan suat u lembaga
penj amin yang permanen, diperlukan langkah-langkah pembaruan sist em perbankan
sebagai prasyarat agar sist em t ersebut dapat berj alan ef ekt if . Alasan dasar ( rat ional e)
bagi pemerint ah unt uk memf asilit asi pendirian lembaga penj amin simpanan adalah
kepercayaan pada indust ri perbankan sangat pent ing bagi pert umbuhan ekonomi dan
pada sist em perbankan yang diawasi secara baik dapat meminimalkan t erj adinya
kebangkrut an bank, dan kebangkrut an t ersebut dapat diprediksi dan merupakan
kej adian yang dapat dicegah. Selain it u, keset araan sosial j uga merupakan
pert imbangan. Perlindungan nasabah kecil dari bankir yang t idak bert anggungj awab
adalah suat u pendekat an yang adil dan t epat . Dengan demikian, bank dapat beroperasi
secara konsist en dan dipercaya unt uk menyediakan kredit dalam j umlah cukup unt uk
kesehat an perekonomian, mendukung sist em monet er yang aman dan ef isien sekaligus
mencegah pengurus bank mengambil risiko berlebihan yang pada gilirannya menghindari

kemungkinan bail out oleh pemerint ah.
Masalah-masalah di at as merupakan f okus pembahasan dalam buku ini yang dibagi
dalam 5 bab sebagaimana diuraikan di bawah ini.

Bab Pert ama, menguraikan masalah-masalah yang dihadapi oleh indust ri perbankan.
Globalisasi dan int egrasi sist em keuangan yang diikut i dengan peningkat an persaingan
baik ant ar bank maupun ant ara bank dan lembagai keuangan lainnya t elah membawa
permasalahan t ersendiri bagi bank dan badan pengawas bank. Bab Kedua, membahas
pent ingnya kepercayaan masyarakat t erhadap perbankan dan permasalahan yang t imbul

4

pada perbankan dan perekonomian akibat hilangnya kepercayaan masyarakat
Bab
Ket iga, mengkaj i t ent ang kej ahat an perbankan dan masalah-masalah yang berkait an
dengan prinsip mengenal nasabah dan t indak pidana pencucian uang. Bab Keempat ,
Masalah yang dit imbulkan pencabut an ij in usaha dan likuidasi bank akibat kelemahan
dari ket ent uan yang berlaku. Bab Kel ima, menguraikan mengenai pent ingnya
perlindungan nasabah penyimpan dalam
bent uk skim asuransi simpanan

unt uk
meningkat kan kepercayaan masyarakat t erhadap perbankan. Dalam bab ini j uga
diuraikan mengenai pendirian Lembaga Penj amin Simpanan dan masalah-masalah yang
dihadapi dalam penerapan sist em penj amin simpanan t ersebut . **

Jakart a, 2005

5