PERBANDINGAN ANALISA SWOT ANTARA LEMBAGA

PERBANDINGAN ANALISA SWOT ANTARA LEMBAGA PEMERINTAH
DAN PERUSAHAAN (SWASTA)
PT POS dan TIKI(JNE)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh
Nilai Mata Kuliah Manajemen Strategi
Disusun Oleh :
Biandoko Setia A

D1112002

Jayanti Noor H

D1112008

Petra Lugas N

D1112012

Rosi Utami Sulandari


D1112014

Dosen : Dra. Sri Yuliani, M.Si

PROGRAM STUDI NON REG ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
SWOT merupakan singkatan dari Strenght ( kekuatan ), Weakness
( kelemahan ), Opportunity ( peluang ), Threat ( ancaman ). Strenght adalah
kekuatan yang dimiliki sebuah perusahaan. Kekuatan yang dimaksud adalah suatu
kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengelola kinerja perusahaannya.
Antara lain kekuatan dalam mengolah input (SDA, SDM, modal, dan
manajemen ) untuk menghasilkan output yang bernilai tinggi serta dapat bersang
di dunia bisnis.

Weakness adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Dalam
hal ini setiap perusahaan harus mampu meminimalkan dampak kelemahan yang
mereka miliki terhadap kinerja perusahaan. Mereka juga harus mampu
menindaklanjuti kelemahan yang mereka miliki agar dapat menemukan solusi dan
strategi yang jitu untuk menembus pasar.
Opportunity adalah peluang perusahaan untuk meningkatkan daya saing
serta untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan
berupa produk-produk yang berkualitas di pasaran. Peluang ini juga digunakan
untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang mereka hasilkan.
Threat adalah ancaman bagi perusahaan baik itu dari luar maupun dari
dalam. Ancaman yang datang dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang
timbul akibat suatu perbedaan tujuan dan pandangan antara satu divisi dengan
divisi lain atau salah paham antar individu atau kelompok dalam sebuah
organisasi perusahaan. Ancaman yang datang dari luar dapat berupa penilaian
seputar dimensi makro, faktor-faktor ekonomi ( naik turunnya harga bahan baku,
krisis ekonomi ), sosial budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah,
politik dan teknologi.
Analisa SWOT adalah analisa yang sangat dikenal dalam proses
pembuatan strategi bisnis. Analisa SWOT sendiri merupakan singkatan dari
strenght, weakness, opportunity, dan threat.

Perkembangan perusahaan penyedia ekspedisi/kurir di Indonesia sudah
semakin banyak dan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Faktanya PT. Pos

2

Indonesia yang merupakan perusahaan milik BUMN, sekarang ini bersaing ketat
dengan Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE sebagai salah satu perusahaan
penyedia ekspedisi/kurir besar di Indonesia milik swasta yang melayani
pengiriman paket ke dalam dan/atau ke luar negeri. Dalam membentuk suatu
usaha diperlukan manajemen strategic yang baik salah satunya yaitu dengan
menerapkan analisis SWOT.

3

BAB II
PEMBAHASAN
1. PT. Pos Indonesia
a. Sejarah PT. POS Indonesia
Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)
Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos yang berbentuk pengiriman surat,

pengiriman uang maupun pengiriman paket. Saat ini, bentuk usaha Pos Indonesia
merupakan perseroan terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos Indonesia.
Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan peraturan pemerintah Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 1995. Peraturan pemerintah tersebut berisi tentang
pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum (perum)
menjadi sebuah perusahaan (persero). Pos Indonesia memiliki Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H.
Nomor 117 pada tanggal 20 Juni 1995 yang juga telah mengalami perubahan
sebagaimana yang dicatatkan di Akta Notaris Sutjipto, S. H. Nomor 89 pada
tanggal 21 September 1998 dan Nomor 111 pada tanggal 28 Oktober 1998.
Dunia perposan modern muncul di Indonesia sejak tahun 1602 pada saat
VOC menguasai bumi nusantara ini. pada saat itu, perhubungan pos hanya
dilakukan di kota-kota tertentu yang berada di pulau Jawa dan luar pulau Jawa.
Surat-surat atau paket-paket pos hanya diletakkan di stadsherberg atau gedung
penginapan kota sehingga orang-orang harus selalu mengecek apakah ada surat
atau paket untuknya di dalam gedung itu. Untuk meningkatkan keamanan suratsurat dan paket-paket pos tersebut, Gubernur Jenderal G. W. Baron Van Imhoff
mendirikan kantor pos pertama di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta).
Era kepemimpinan Gubernur Jenderal Daendels di VOC membuat
sebuah kemajuan yang cukup berarti di dalam pelayanan pos di nusantara.
Kemajuan tersebut berupa pembuatan jalan yang terbentang dari Anyer sampai

Panarukan. Jalan sepanjang 1.000 km ini sangat membantu dalam mempercepat
pengantaran surat-surat dan paket-paket antar kota di pulau Jawa. Jalan yang
dibuat dengan metode rodi (kerja paksa) ini dikenal dengan nama Groote Postweg
(Jalan Raya Pos). Dengan adanya jalan ini, perjalanan antara provinsi Jawa Barat

4

sampai provinsi Jawa Timur, yang awalnya bisa memakan waktu puluhan hari,
bisa ditempuh dalam jangka waktu kurang dari seminggu.
Arus perkembangan teknologi telepon dan telegraf yang masuk ke
Indonesia pun mengubah sistem pelayanan pos di Indonesia. Pada tahun 1906, pos
di Indonesia pun akhirnya berubah menjadi Posts Telehgraafend Dienst atau
jawatan pos, telegraf, dan telepon (PTT). Layanan pos awalnya berpusat di
Welrevender (Gambir) juga berpindah ke dinas Pekerjaan Umum atau Burgerlijke
Openbare Werker (BOW) di Bandung pada tahun 1923. Pada saat pendudukan
Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang. Angkatan Muda
PTT (AMPTT) mengambil alih kekuasaan Jawatan PTT tersebut dan kemudian
secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa
tersebut terjadi pada tanggal 27 September 1945. Hari itu pun diperingati sebagai
Hari Bakti PTT atau Hari Bakti Parpostel.

Cukup banyak perubahan dalam sistem Pos Indonesia sendiri. Perubahan
tersebut terlihat dari bentuk badan usaha yang dimiliki oleh Pos Indonesia secara
terus-menerus dari tahun ke tahun. Pada tahun 1961, Pos Indonesia resmi menjadi
perusahaan negara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 240 Tahun 1961.
Peraturan tersebut menyebutkan bahwa jawatan PTT itu kemudian berubah
menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Setalah menjadi
Perusahaan Negara, Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel)
mengalami pemecahan menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan
Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Hal ini
bertujuan untuk mencapai perkembangan yang lebih luas bagi dari masing-masing
badan usaha milik negara (BUMN) ini. pemecahan PN Postel menjadi PN Pos dan
Giro dan PN Telekomunikasi ini memiliki legalitas hokum melalui peraturah
pemerintah Nomor 29 tahun 1965 dan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun
1965.
Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1978
untuk mengubah lagi bentuk badan usaha dari pelayanan pos di Indonesia ini
(melalui PN Pos dan Giro). Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut,
Perusahaan Pos dan Giro berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro
(Perum Pos dan Giro). Hal ini bertujuan untuk semakin mempermudah


5

keleluasaan pelayanan pos bagi masyarakat Indonesia. Perubahan bentuk usaha
dari sebuah perusahaan negara menjadi perusahaan umum ini pun disempurnakan
lagi supaya bisa mengikuti iklim usaha yang sedang berkembang melalui
keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1984 mengenai tata cara
pembinaan dan pengawasan. Setelah beberapa tahun memberikan pelayanan
dengan statusnya sebagai perusahaan umum, Pos Indonesia mengalami perubahan
status atau bentuk usaha lagi. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 5 tahun 1995, Perum Pos dan Giro berubah menjadi PT. Pos Indonesia
(Persero). Hal ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas dan kedinamisan
untuk PT. Pos Indonesia (Persero) sehingga bisa lebih baik dalam melayani
masyarakat dan menghadapi perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat.
b. Visi, misi dan budaya PT. Pos Indonesia
a. Visi
Menjadi pemimpin pasar di Indonesia dengan menyediakan layanan suratpos,
paket dan logistik yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya.
b. Misi
 Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang



selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
Berkomitmen kepada karyawan untuk memberi iklim kerja yang



aman, nyaman dan menghargai kontribusi.
Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha




yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.
Berkomitmen untuk berprilaku transparan dan terpercaya kepada

seluruh pemangku kepentingan.
Keyakinan Dasar :
 Karyawan yang Bertalenta (Talented People).
 Keunggulan Layanan (Excellence Service).

 Nilai-nilai bagi Kastemer (Customer Values).
 Pertumbuhan Kinerja Keuangan yang Tinggi

dan

Berkelanjutan

(Sustainable Outstanding Financial Performance).
Nilai-nilai Dasar :
 Regangkan Tujuan (Stretching Goals).
 Integritas (Integrity).
 Berpikir Kesisteman (System Thinking)
 Berani dan Bertanggung jawab (Courage and Responsible).

6

 Penghargaan Berbasis Kinerja (Reward Based on Performance).
c. Jenis Layanan dan Produk dari Pos Indonesia
Berikut ini adalah berbagai jenis layanan yang disediakan oleh PT Pos
Indonesia (Persero):

1. Layanan Estándar
Layanan standar terdiri dari Suratpos Tercatat, Surapos Biasa, Paketpos
Biasa, Weselpos, Weselpos Tagih dan Giropo
2. Layanan Customized
Layanan Customized merupakan layanan perlakuan khusus dari weselpos
atau giropos yang disebut dengan layanan keagenan/kemitraan. Layanan
kemitraan dapat dikelompokkan kembali sesuai dengan jenis layanan yaitu
tabungan, penyaluran dana, pembayaran tagihan dan retail (penjualan
benda-benda pihak ketiga melalui pos).
3. Layanan Pengembangan
Pos Indonesia menjadi sentra pembayaran bagi berbagai instansi melalui
layanan System on-line payment point. Melalui system on-line payment
point, memungkinkan Pos Indonesia bertindak sebagai wakil suatu instansi
(sebagai produsen) untuk menerima pembayaran atas suatu jasa yang
diberikan (kepada konsumen) oleh instansi tersebut. Dengan fasilitas
payment point, produsen mendapatkan kemudahan dalam menerima
pembayaran/iuran rutin dalam periode tertentu.
4. Layanan Perluasan
Termasuk dalam layanan perluasan adalah Poserba yaitu merupakan
pengembangan fasilitas pelayanan fisik loket kantor pos dengan mengacu

kepada konsep “One Stop Shopping”. Poserba hadir untuk melayani tuntas
segala kebutuhan tentang pos untuk memberikan kemudahan dan
kenyamanan bagi setiap pengunjung yang datang. Poserba menyediakan
semua kebutuhan yang berhubungan dengan pos dan berbagai alat tulis
menulis termasuk kartu ucapan dan benda filateli dalam kemasan khusus.
5. Layanan Prioritas
Terdiri dari Suratpos Kilat Khusus, Suratpos Kilat, Paketpos Kilat Khusus,
Weselpos Prima, Giropos Prima.
6. Aliansi
Aliansi yang dibangun mengutamakan pola kemitraan yang saling
menguntungkan yang akan dapat menimbulkan sinergi keunggulan yang

7

dimiliki masing-masing, mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi
idle capacity. Secara bersamaan juga akan memberikan dampak positif
untuk meningkatkan kualitas layanan pos secara umum. Sehingga
kebutuhan akan perlunya investasi baru dapat dipenuhi dan layanan
operasional akan berjalan semakin lancar. Beberapa jenis layanan yang
dikembangkan dengan pola aliansi strategis adalah Speedpost dengan
DHL, Speedcargo dengan GPIG/Airbone, Expresspost dengan TNT
Express, dan Western Union Money Transfer dengan Western Union.
7. Dukungan bagi Aktifitas Bisnis Keuangan dan Keagenan
 Pengembangan layanan system On-line Payment Point untuk
pembayaran tagihan rekening perusahaan lain seperti PT
TELKOM, PAM, PT PLN, PT Telkomsel, PT Satelindo.
 Pengembangan Layanan Tabungan dari cara off-line menjadi online bekerjasama dengan vendor mitra kerja.
 Pengembangan Weselpos Khusus Perbankan yaitu penguangan
weselpos pada jaringan ATM yang dikembangkan industri
perbankan.
 Pengembangan payroll payment untuk pembayaran gaji pegawai
perusahaan swasta.
d. Hasil Analisis SWOT PT. Pos Indonesia
Sebelum memaparkan kondisi bidang-bidang di kantor induk, seluruh
manajer bidang termasuk manajer region menyampaikan hasil analisis SWOT
bidang atau unit yang dipimpinya. region-region telah menyampaikan kelemahan,
ancaman, peluang dan kekuatan yang dimiliki dalam rangka penyusunan analisis
swot.
Strenght ( kekuatan )
PT. Pos Indonesia berkomitmen untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan fungsi logistik pelanggan, dengan kerangka kerja yang bersinergi
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Kepercayaan dan kejujuran, saling
menghargai, professional adalah budaya yang diterapkan oleh PT. Pos Indonesia.

8

Strategi PT. Pos Indonesia terfokus pada penciptaan nilai tambah bagi
pelanggan melalui penurunan harga, peningkatan layanan, implementasi yang
lebih cepat dan fleksibel.
Management pada PT. Pos Indonesia adalah Management Unit Bisnis
Total LogistikStrategic diarahkan pada sebuah institusi yang dedicated dan fokus
dengan orientasi utama pada Total Solution kepada customer. Organisasi akan
dikelola sebagai strategic business unit ( SBU) PT Pos Indonesia yang
mengedepankan prinsip-prinsip pengelolaan bisnis secara professional.
Sumber daya yang dapat digunakan sepenuhnya sumber daya dan
kekuatan ( comparative advantages) yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia
( Persero) dengan keunggulan pada pengelolaan yang focus dan dedicated.
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Unit Bisnis Total Logistik adalah
mereka yang sudah terpilih ( selected people) yang telah mendapatkan berbagai
pelatihan dan benchmark di bidang Supply Chain Management, Integrated
Logistics, Freight, dan Warehousing. Pengalaman selama bertahun-tahun
mengelola bisnis pos dengan kompetensi pada saluran distribusi juga merupakan
kekuatan yang diyakini mampu memberikan nilai tambah. Kapasitas produksi
yang dimiliki selain gedung, tanah, dan kendaraan yang tersebar di seluruh
Indonesia juga diperkuat dengan koneksi virtual dan kesisteman jaringan yang
sangat kuat antar satu node dengan node lainnya yang hingga saat ini mungkin
sulit disamai oleh pihak manapun juga.
Jaringan layanan PT. Pos Indonesia adalah jaringan layanan yang berbasis
kepada pelanggan. Secara channel of distribution, maka jaringan meliputi seluruh
pelosok Indonesia yang meliputi tidak kurang dari 4.828 unit titik layanan tetap
( gedung kantor) dan 39.434 titik simpul distribusi. Freight Forwarding akan
dibangun dengan system konsolidasi dengan jumlah main hub sebanyak 4 buah
yang terletak di Batam, Jakarta Tanjung Priuk , Jakarta Sukarno-Hatta, dan
Denpasar. Titik konsolidasi terletak di kota-kota Medan, Batam, Jakarta, Bandung,
Semarang, Yogya, Solo, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.
Memberikan layanan jasa ogistik secara paripurna dan customized yang
senantiasa dapat diintegrasikan kepada klien meliputi:

9

1. Integrated Logistics : Adalah sebuah konsep layanan Total Logistics yang
memungkinkan penanganan sebuah produk mulai dari hulu hingga hilir
( from tree to toilet) yang berbasis pada konsep supply chain management
( scm) . Konsep pelayanan ini memadukan tiga bidang bisnis logistic yaitu
warehousing, Freight Forwarding dan Transporting.
2. Freight Forwarding : Adalah sebuah konsep pelayanan yang diberikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan ( consignee) mulai dari
pengurusan dokumen hingga penanganan pengiriman barang mereka.
3. Transporting : Adalah suatu bentuk jasa trucking yang dibutuhkan
customer untuk memindahkan kiriman dari satu tempat ( pabrikasi) ke
distribution center ( DC) atau langsung ke retailer ( Point To Point) .
4. Warehousing : Adalah jasa layanan Distribution Center yang di dalamnya
terdapat aktivitas Cross Docking, Inventory, Product Marking & Labeling,
Selected Manufacturing Activities dengan dukungan IT System yang
appropriate.
Weakness ( kelemahan )
Kurangnya iklan publikasi untuk informasi produk, karena kebanyakan
masyarakat Indonesia masih belum paham dengan cara kerja atau pun mekanisme
dari produk – produk yang ada dalam PT POS INDONESIA sehingga konsumen
enggan dalam menggunakan produk yang telah ada.
Kebanyakan produk – produk inovasi baru PT POS INDONESIA masih
digunakan oleh masyarakat menengah ke atas contohnya seperti mail online,
terbatasnya jaringan online di masyarakat itulah yang jadi hambatan karena tidak
semua orang memiliki jaringan internet.
Masyarakat Indonesia masih belum percaya dengan keamanan informasi
di Indonesia karena banyaknya problem dan tragedy yang terjadi belakangan ini di
dalam negeri. Oleh sebab itu meyakinkan dan memberikan keamanan informasi
produk – produk PT POS INDONESIA adalah tugas utama agar masyarakat
kembali percaya dan tidak takut tentang hal hack system yang sedang marak
belakangan ini.
Opportunity ( peluang )

10

Jasa antaran lebih cepat dan terpercaya di dalam negeri atau secara terbatas
ke luar negeri melalui kerja sama dengan pemainpemain besar, seperti yang
dilakukan U.S. Postal Service dengan DHL dan FedEx.
Threat ( ancaman )
Teknologi informasi memang bisa menjadi enabler bagi kemajuan
perusahaan. Namun, di sisi lain, juga kerap membawa instabilitas terhadap bisnis
satu perusahaan. Maraknya penggunaan Internet dan mobile phone yang
mendorong komunikasi lisan melalui telepon atau tertulis (e-mail dan SMS) yang
berdampak pada bisnis jasa pengiriman pos.
Di luar itu, masih ada masalah lain yang menurutnya mengganggu kinerja
perusahaannya. Persepsi sebagai perusahaan negara, diakuinya, membuat SDM
menjadi kurang berjiwa kompetitif. Kemapanan status sebagai pegawai BUMN
dan pemain tunggal di bisnis jasa pengiriman surat dan logistik sangat kuat di
benak karyawan. Citra demikian berdampak negatif terhadap etos kerja karyawan
yang berjumlah hampir 26 ribu orang. Dalam mencari dan menangkap berbagai
peluang bisnis yang bisa menjadi sumber pendapatan perusahaan, karyawan lebih
banyak bersikap menunggu dibandingkan menjemput bola. Tak heran jika jiwa
entrepreneurship di sini tidak berkembang dengan baik. Hal ini membuat PT. Pos
Indonesia menjadi tidak aware dan kurang sigap dalam mengantisipasi
perkembangan dan persaingan di bisnis sejenis.
2. PT. Tiki /JNE
a. Sejarah PT. Tiki/JNE
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir didirikan pada tanggal 26 November
1990 oleh Soeprapto Suparno. Perusahaan ini dirintis sebagai sebuah divisi dari
PT Citra van Titipan Kilat (TiKi) yang bergerak dalam bidang jasa kurir
internasional. Dengan delapan orang dan kapital 100 juta rupiah JNE memulai
kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan, impor
kiriman barang, dokumen serta pengantaranya dari luar negeri ke Indonesia.
Pada tahun 1991, JNE memperluas jaringan internasional dengan
bergabung sebagai anggota asosiasi perusahaan-perusahaan kurir beberapa negara
Asia (ACCA) yang bermakas di Hong Kong yang kemudian memberi kesempatan

11

kepada JNE untuk mengembangkan wilayah antaran sampai ke seluruh dunia.
Karena persaingannya di pasar domestik, JNE juga memusatkan memperluas
jaringan domestik. Dengan jaringan domestiknya TiKi dan namanya, JNE
mendapat keuntungan persaingan dalam pasar domestik. JNE juga memperluas
pelayanannya dengan logistik dan distribusi.
Selama setahun-tahun TiKi dan JNE berkembang dan menjadi dua
perusahaan yang punya arah diri sendiri. Karena ini dua-duanya perusahaan
menjadi saingan. Akhirnya JNE menjadi perusahaan diri sendiri dengan
manajemen diri sendiri. JNE menlancar logo sendiri dan membedakan dari TiKi.
b. Visi dan Misi PT. Tiki/JNE
Visi:
Menjadi perusahaan dengan standar Internasional dibidang jasa distribusi yang
mampu melayani kebutuhan segenap lapisan masyarakat dan dapat diterima
menjadi

tuan

rumah

di

negeri

sendiri.

Misi:
• Memadukan jasa pengiriman, kepabeanan, pergudangan, pendistribusian dalam
satu

sistem

yang

terintegrasi

secara

efektif

dan

fleksibel.

• Mendayagunakan jaringan dan infrastruktur yang dimiliki sebagai kontribusi
pada proses perputaran roda ekonomi dengan didukung SDM yang professional
dan

memiliki

itegritas

moral

yang

tinggi.

• Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi secara tepat guna.
• Mendorong pertumbuhan usaha yang berkeseinambungan dalam rangka
mencapai kesejahteraan karyawan dan senantiasa meningkatkan tanggung jawab
sosial.
c. Nilai-Nilai Dasar
1. Jujur
2. Adil
3. Disiplin
4. Tanggung Jawab
5. Kerjasama
6. Peduli

12

7. Visioner
d. Hasil Analisis SWOT PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir / JNE
Berikut adalah hasil analisis SWOT pada PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir atau
JNE
a. Strenght ( kekuatan )
1. hemat,
2. Aman,
3. Pasti,
4. Cepat,
5. Mudah,
6. Lacak,
7. Sumber Daya Manusia,
8. Penjemputan,
9. Kemudahan Pembayaran.
b. Weakness ( kelemahan )
Kelemahan pada PT TIKI yaitu dibidang pelayanan terhadap customer yang
dinilai kurang ramah sehingga membuat customer merasa segan dan cenderung
dapat mengurangi konsumen.
c. Opportunity ( peluang )
 Dengan kekuatan yang dimiliki TIKI memberikan kepercayaan pada
customer dengan tetap memakai jasa TIKI
 Kemajuan teknologi memperluas jaringan pelayanan pada TIKI
d. Threat ( ancaman )
Ancaman bagi PT TIKI yaitu banyaknya perusahaan penyedia ekspedisi/kurir
yang juga menyediakan jasa pengiriman barang/paket baik di dalam maupun
luar negeri seperti DHL,ASPERINDO,dan jasa kurir lainnya.
Kelebihan dan kelemahan Analisis SWOT pada organisasi publik dan
organisasi bisnis :
1. Organisasi Publik
 Kelebihan :
Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun berbagai
kebijakan strategis terkait rencana dan pelaksanaan di masa akan
13

datang. Dengan adanya analisa ini, maka diharapkan perusahaan
akan mampu memilih kebijakan dan rencana terbaik untuk
perkembangan bisnis di masa akan datang.
-

Menjadi bentuk bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem
perencanaan sebuah perusahaan. Analisa SWOT akan membantu
perusahaan dalam memikirkan berbagai upaya evaluasi kebijakan
yang

dirasa

merugikan

dan

mana

yang

menguntungkan.

Menetapkan berbagai rancangan terbaru sebagai solusi berbagai
masalah yang ditemukan melalui evaluasi analisa SWOT tersebut.
Sudah terkenal kenyamanan dan keamanannya
Peleyanannya baik
Karyawannya Ramah dan bersahaja.

-

 Kelemahan :
- Kurang promosi dan diskon
Kurang Inovasi lagi karena sudah banyak pesaingnya.
2. Organisasi Bisnis
 Kelebihan :
- Memberikan tantangan ide-ide baru bagi pihak manajemen
perusahaan. Adanya berbagai permasalahan seperti kelemahan,
peluang serta kekuatan yang kecil ataupun ancaman dari pihak luar
akan mendorong bagian dari manajemen perusahan untuk
menemukan berbagai ide kebijakan yang lebih fresh dan akan lebih
-

efektif menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang ada.
Hemat, aman dan cepat
Menggunakan teknologi yang modern sehingga memperluas

jaringannya
- Banyak inovasi, promosi dan diskon
 Kelemahan :
- Banyaknya pesaing dari perusahaan lain yang lebih kreatif dan
berinovasi.
-

pelayanan terhadap customer yang dinilai kurang ramah sehingga
membuat customer merasa segan dan cenderung dapat mengurangi
konsumen.

14

BAB III
PENUTUP
Analisis SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar
unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan terhadap unsur-unsur
eksternal yaitu peluang dan ancaman. Didalam penelitian analisis SWOT kita
ingin memproleh hasil berupa kesimpulan-kesimpulan berdasarkan ke-4 faktor
dimuka yang sebelumnya telah dianalisa :
1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)
Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan
atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan
adalah

pada

keunggulan

teknologinya,

maka

keunggulan

ini

dapat

dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat
teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan kebutuhannya
telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena
kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak
dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah
bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap
pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar dapat
memanfaatkan kesempatan.
3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

15

Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini
mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi
atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya ancaman perang harga.
4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi
yang umumnya dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut.
Keputusan yang diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada
situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang
lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu
perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.
Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat
mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil
kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan
dapat menerapkan strategi yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
16

http://id.wikipedia.org/wiki/JNE diakses pada 7 Nopember 2013; 21.00 WIB
http://juventus4ever.wordpress.com/2013/06/25/analisis-manajemen-strategi-ptpos-indonesia/ diakses pada 9 Nopember 2013; 22.00 WIB
http://lisa-aprilia.blogspot.com/2010/03/analisis-swot-pada-pt-tikijne.html diakses
pada 7 Nopember 2013; 21.00 WIB
http://lisa-aprilia.blogspot.com/2010/02/visi-dan-misi-pttiki-jalur-nugraha.html
diakses pada 7 Nopember 2013; 21.00 WIB
http://www.posindonesia.co.id/ diakses pada 9 Nopember 2013; 22.00 WIB
www.tikijne.co.id diakses pada 7 Nopember 2013; 21.00 WIB

17