16
BAB IV METODE PENELITIAN
Pada penelitian terdahulu, pemodelan matematika tentang penyebaran penyakit demam berdarah menggunakan model Susceptible Infected Recovery SIR telah
diperkenalkan oleh beberapa ahli seperti yang disebutkan pada bab sebelumnya. Pada penelitian kali ini, pengumpulan data rill dilakukan untuk keakuratan model pada dunia nyata
KKRI, 2008. Dalam pembangunan model kali ini, beberapa step dilakukan sebagai berikut:
1. Step pertama
Model yang paling sederhana untuk membangun model dari dinamika penyebaran
penyakit demam berdarah adalah Susceptible-Infected-Removed SIR. Pada tahun 1927, W.
O. Kermack and A. G. McKendrick membuat model dimana mereka mempertimbangkan populasi tetap dengan hanya membagi menjadi tiga komponen yaitu susceptible St, infected
It, and removed Rt. Pada penelitian ini, model SIR akan diulas kembali sebagai dasar teori pembentukan model baru.
2. Step kedua
Untuk mengetahui jumlah populasi dari manusia yang rentan, manusia yang terinfeksi dan jumlah nyamuk yang bias menyebarkan penyakit demam berdarah motode Runge Kutta
order 4 RK4. Metode RK 4 digunakan untuk memperoleh jumlah populasi tersebut kemudian, hasil dari RK4 dibandingkan dengan data sebenarnya KKRI 2008. Metode
RK4 ini dihitung menggunakan paket MAPLE dengan signifikan digit beejumlah 16.
3. Step Ketiga
Langkah berikutnya, salah satu metode semi numeric. Metode ini dikenal dengan MIV seperti telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Penentuan pekali Lagrange dilakukan
sebelum melakukan iterasi. Pemilihan iterasi dipilih dengan melaikukan perbandingan solusi dari RK4. Metode MIV ini dihitung menggunakan paket MAPLE dengan signifikan digit
beejumlah 16. Dalam menggambarkan graph, pakut gnuplot dan Latex digunakan untuk mendapatkan hasil grafik yang lebih bagus tampilannya.
4. Step Keempat
Metode semi numerik lainnya, yaitu MPH digunakan untuk mengetahui jumlah populasi dari manusia yang rentan, manusia yang terinfeksi dan jumlah nyamuk yang bias
menyebarkan penyakit demam berdarah. Pendekatan polinomial He digunakan dalam MPH seperti yang telah dikemukakan pada baba sebelumnya. Hasil dari MPH dibandingkan
dengan hasil dari MIV dan RK4 sebagai hasil dasar.
5. Step Kelima
Metode analisis homotopi MAH juga digunakan untuk melihat metode mana yang lebih akurat untuk menyelesaikan model SIR ini. MAH berdasarkan homotopi dari topologi.
MAH ini bebas, apakah perlu ada parameter kecil atau tidak sehingga MAH bias mengatasi keterbatasan tehnik perturbasi. Metode MAH ini dihitung menggunakan paket
MATHEMATICA dengan signifikan digit berjumlah 16. Dalam menggambarkan graph, pakut gnuplot dan Latex digunakan untuk mendapatkan hasil grafik yang lebih bagus
tampilannya.
17
6. Step Keenam
Pembangunan model SEIR dibangun untuk mengetahui dinamik penyebaran penyakit demam berrdarah bagi manusia yang terpapar atau terkena gejala demam berdarah tetapi belum
teridentifikasi terinfeksi. Model pembangunan dari model SEIR telah dibicarakan pada bab sebelumnya.
7. Step Tujuh
Metode dekomposisi Adomian Multistage MADM juga digunakan untuk melihat metode mana yang lebih akurat untuk menyelesaikan model SIR ini. MDAM berdasarkan iterasi
teknik yang menggunakan pendekatan polynomial Adomian yang dijalankan secara step. MDAM ini bebas, apakah perlu ada parameter kecil atau tidak sehingga MDAM biasa
mengatasi keterbatasan tehnik perturbasi. Metode MDAM ini dihitung menggunakan paket MAPLE dengan signifikan digit beejumlah 16. Dalam menggambarkan graph, paket gnuplot
dan Latex digunakan untuk mendapatkan hasil grafik yang lebih bagus tampilannya Secara keseluruhan, langkah-langkah penelitian ini dituliskan menggunakan fishbone
sebagarai berikut:
Gambar 4. Fishbone dari Penelitian
Metode mana Yang lebih akurat
Dari MIV, MPH dan MAH, MDAM
Metode perturbasi Homotopi
Metode analisis Homotopi
Kasus demam
berdarah di Sulawesi
Selatan Model SIR
Side dan Noorani 2013
Metode Iterasi Variasi He, 1997
Metode RK4 Plot data dengan
ODESOLVE
Aproksimasi awal Pekali Lagrange
Parameter tambahan Pengitegralan
Aproksimasi awal Pembangunan
Model SEIR
Polinomial He