Ideologi Pergerakan Islam di Timur Tengah Abad 21 (Studi Kasus: Nilai-Nilai Perjuangan Islamic State of Iraq and Suriah)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Abu Sulaiman Aman. 2015. Seri Materi Tauhid: For The Greatest Happiness.[pdf]. Millah Ibrahim.

al-Furqan, Departemen Produksi Informatika. Reportase Khotbah dan Sholat Jum’at Bersama Amirul Mu’minin Ibrohim nin Awwad Abu Bakr al- Baghdadi. [pdf].

al-Himmah, Tim Maktabah. Inilah Aqidah dan Manhaj Kami (Apa yang diyakini dan diimani oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah). [pdf]

Al-Kurdi, Abu Abdullah As-Sunni. Sejarah Ringkas Daulah Islamiyyah dan Sebagian Pokok Pemikirannya[pdf]. thareeqalhal e-publishing.

Arifin. Syamsul. 2005. Ideologi dan Praksis gerkan sosial kaum fundamentalis (Pengalaman Hizb al-Tahrir Indonesia). Malang: UMM Pres.

Assad, Muhammad Haidar. 2014. ISIS Organisasi Teroris Paling Mengerikan Abad Ini. Jakarta: ZAHIRA

Azhary, Muhammad Tahir. 2003. Negara Hukum; Suatu Studi tentang Prinsip Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini. Jakarta: Prenada Media.

Azzam, Salim. 1990. Beberapa Pandangan Tentang Pembentukan Negara Islam. Bandung: Mizan.

Bachtiar, Tiar Anwar. 2008. HAMAS kenapa dibenci Israel?. Jakarta: PT. Mizan Publika.


(2)

Baskara, Nando. 2009. Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam; Dari Al-Qaeda, Hizbullah, hingga Hamas. Jakarta: Pt. Buku Kita.

Budiardjo, Mirriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Burdah. Ibnu. 2014. Islam Kontemporer Revolusi & Demokrasi. Malang: Intrans Publishing.

Center, Al-Hayat Media.1435H. Dari Hijrah Menuju Khilafah. Majalah Dabiq edisi 1 Ramadhan 1435H.

Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Danin, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi Presentasi dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa dan Peneliti Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora. Bandung: Pustaka Setia.

Firmanzah. 2011. Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jurdi, Fatahullah. 2014. Ilmu Politik Ideologi dan Hegemoni Negara. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kamil, Sukron. 2013. Pemikiran Politik Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah dan HAM, Fundamentalisme, dan Antikorupsi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hasan, Farid Nu’man. 2009. Seuntai Bunga Rampai Politik Islam: Memahami Politik Islam Secara Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: Tauhid Media Center.


(3)

HR, Ridwan. 2007. Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan. Yogyakarta: FH UII PRESS.

Iskandar. 2009. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi untuk Penelitian Pendidikan, Hukum, Ekonomi &Manajemen, Sosial, Humaniora, Politik, Agama dan Filsafat. Jakarta: GP Press.

Iqbal, Muhammad dan Amin Husein Nasution. 2010. Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kumoro, Bawono. 2009. HAMAS (Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel). Bandung: Mizan Media Utama.

Mashuri, Ikhwanul Kiram. 2014. ISIS Jihad atau Petualangan. Jakarta: Republika Penerbit.

Moleong, Lexy J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Reno. 2014. ISIS Kebiadaban Konspirasi Global. Jakarta: Noura Books (PT. Mizan Publika).

Oktorino, Nino. 2015. Pedang Sang “Khalifah” (ISIS dan Ancaman Radikalisasi dalam Perang Saudara di Suriah dan Irak). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Prabowo, Akhmad Jenggis. 2011. Kebangkitan Islam. Yogyakarta: NFP Publishing.

Rana, Muhammad Amir. 2005. A to Z of Jehadi Organization in Pakistan. Lahore: Publisher Marhal Books.


(4)

Romli, Asep Syamsul M., 2000. Demonologi Islam: Upaya Barat Membasmi Kekuatan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Roy, Olivier. 1992. Gagalnya Islam Politik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Sahid, Komarudin. 2011. Memahami Sosiologi Politik. Bogor: Ghalia Indonesia. Situmorang, Jubair. 2014. Model Pemikiran dan Penelitian Politik Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

Suardi, Moh. 2005. Ideologi Politik Pendidikan Kontemporer. Yogyakarta: DEPUBLISH.

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.

Suryadi, Budi. 2007. Sosiologi Politik Sejarah, Definisi dan Perkembangan Konsep. Yogyakarta: IRCiSoD.

Tahrir, Tim Hizbut. 2007. Mengenai Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir. Bogor: Thariqul Izzah.

Tamburaka, Apriadi. 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: Buku Seru.

Turki, Abu Sufyan. 2014. Al-Lafzhu As-Sani min Tarjamah Al-Adnani (Biografi Syaikh Al Adnani, Sang Manjanik Daulah Islam). Shotussalam Islamic Media.[pdf]

Turmudi, Endang & Riza Sihbudi. 2005. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta:LIPI Press.

Weiss, Michael & Hassan Hassan. 2015. ISIS The Inside Story. Jakarta: PRENAMEDIA GROUP.


(5)

Anggorowati, Dwi Wahyu. 2014. Kajian Tentang Runtuhnya Kekuasaan Ben Ali di Tunisia Tahun 2011. Pdf. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

Marwah, Sitti. 2012. Signifikasi Negosiasi dalam penyelesaian Konflik Israel-Palestina pdf, Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial. Universitas Hasanuddin.

Sugesti, Nining. 2013. Proses Bersatunya Hamas dan Al-Fatah Dalam menghadapi Agenda Perdamaian Antara Israel dan Palestina 2011-2012. Pdf.Skripsi. Yogyakarta: Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Negeri Yogyakarta

Majalah

An-Najah, Media Islam. 2009. Perang Iraq: Embrio Lahirnya Daulah Islam. Majalah An-Najah No.6/V/Maret/2009.

Center, Al-Hayat Media.1435H. Dari Hijrah Menuju Khilafah. Majalah Dabiq edisi 1 Ramadhan 1435H.

Channel, mustaqabal. 1436 H. Deklarasi ISIS oleh Syekh Abu Bakar Al-Baghdadi. Majalah Al Mustaqabal. Edisi 03 Ramadhan 1436 H.

Jurnal:

Ghafur, Muhammad Fakhry. 2014. Agama dan Demokrasi: Munculnya Kekuatan Politik Islam di Tunisia, Mesir dan Libya. Jurnal Penelitian Politik Vol.11 No 2 Desember [pdf]


(6)

Armandhanu, Denny & Santi Dewi. 2014. Pemimpin Abu Sayyaf Nyatakan Sumpah Setia Pada ISIS. diakses dari m.news.viva.co.id/news/read/526267-pemimpin-abu-sayyaf-nyatakan-sumpah-setia-pada-isis. pada 12 Mei 2016.

Alfurqon. 2015. Boko haram nyatakan berbaiat kepada Abu Bakar Al-Baghdadi ISIS. diakses dari

Alfurqan, Muassasah. 2016. Struktur Khilafah. diakses dari

Banan. 2014. AQAP Tolak Khilafah ISIS, Menyebutnya Memecah Belah Barisan Mujahidin.Diakses dari Mei 2016.

BBC. 2013.Mesir larang Ikhwanul Muslimin Beraktivitas. diakses dari

Channel, UKK. 2015. Inilah Struktur Pemerintahan Negara Islam. diakses dari: https://telegram.me/UKKChannel. pada 16 Juni 2016.

Dabiq, Tim KDI. 2016. Mengenal Daulah Khilafah. diakses dari situs https://telegram.me/kdidabiq/32. Pada 7 November 2016.

Dewi. 2014. Deklarasi Baiat Organiasi Teroris Transnasional.diakses dari http://liputanislam.com/liputan/deklarasi-baiat-organisasi-teroris-transnasional. Pada tanggal 2 mei 2016.


(7)

Pada 21 Oktober 2016.

pada

21 Oktober 2016.

https://telegram.me/AD15MIT/127 https://telegram.me/firqotunnajiyyah2nd/405

Jamaah, Tauhid Sunnah Wal. 2016. Siapakah Sebenarnya Amirul Mukminin?. Diakses dari Jihad, Tauhid Wal. 2016. Sang Khalifah Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi. diakses dari htpp://Telegram.TauhidWalJihad/. pada 18 Juni 2016.


(8)

Manjanik.com. 2015. Obama & Erdogan Menegaskan Untuk Tingkatkan Perang Lawan Islamic State (IS). Diakses dari manjanik.net/news/internasional/obama-erdogan-menegaskan-untuk-tingkatkan-perang-lawan-islamic-state-is/ pada 6 Mei 2016.

Manjanik.com. 2015. Ulama Syi’ah Iraq Kobarkan Perang Habis-Habisan Lawan Islamic State (IS). Diakses dari manjanik.net/news/internasional/ulama-syi’ah-iraq-kobarkan-perang-habis-habisan-lawan-islamic-state-IS/#pada 6 Mei 2016.

Media, KDI. 2014. 20 Ulama’ Mujahid dan Komandan Jihad Tanda Tangani Pernyataan Dukungan Untuk ISIS. diakses dari

2016.

Online, Redaksi Salam. 2016. 10 Tahun yang lalu yang mengejutkan: Hamas Menangi Pemilu Palestina. diakses dari situs m.salam-online.com/2016/01/10-tahun-lalu-yang-mengejutkan-hamas-menang-pemilu-tapi-tak-diakui.html. Pada 21 Januari 2017.

Sasongko, Agung. 2014. Mufti Arab Saudi: ISIS Musuh nomor satu umat Islam. Diakses dari m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam- mancanegara/14/08/24/nas7xm-mufti-arab-saudi-isis-musuh-nomor-satu-umat-islam. diakses pada 2 Mei 2016.


(9)

Tahrir, Tim Media Hizbut. 2008. Dilarang Gelar Konferensi Khilafah, Aktivis Hizbut Tahrir Palestina di Tangkap. Diakses dari situs

______ 2016. Konferensi Khilafah Digelar di Ramallah Palestina. Diakses dari situs htpps://hizbut-tahrir.or.id/2016/05/03/konferensi-khilafah-di-gelar-di-ramallah-palestina/. Pada 25 Oktober.

______2008. Tentang Kami. diakses dari situs

______2012. Para Analis: Hizbut Tahrir Organisasi Massa Terbesar dan Terbaik. Diakses dari situs: http://www/hizbut-tahrir.or.id/2012/03/24/para-analis-hizbut-tahrir-organisasi-massaa-terbesar-dan-terbaik/. Pada 24 Oktober.


(10)

BAB III

ANALISIS IDEOLOGI PERGERAKAN ISLAM DI TIMUR TENGAH ABAD 21 (NILAI-NILAI PERJUANGAN ISIS)

3.1. Ideologi Pergerakan Islam di Timur Tengah Abad 21 3.1.1. Keberadaan Pergerakan Islam di Timur Tengah

Sejak keruntuhan Turki Utsmaniyah pada 1924 Islam mengalami masa kelamnya. Akibat keruntuhan kekhalifahan Utsmaniyah tersebut Islam berada di bawah jajahan Eropa. Keadaan yang membuat kesatuan Islam sebelumnya menjadi terpecah ke dalam negara bangsa yang merupakan efek kolonialisme tersebut, seiring berjalannya waktu umat muslim sadar bahwa perlunya penyatuan kekuatan untuk melepaskan negara Islam dari jajahan bangsa Eropa. Untuk mewujudkan hal tersebut umat muslim melakukan berbagai usaha salah satunya melalui pembentukan sebuah gerakan sosial.

Adanya kemunculan sekelompok orang di wilayah Timur Tengah sejak keruntuhan kekhalifahan Utsmaniyah, seperti adanya aktivitas kolektif yang terorganisir atas dasar kesadaran umat Islam bahwa pentingnya penyatuan kembali negara Islam agar terlepas dari kolonialisme tersebut menunjukkan adanya sebuah gerakan sosial di Timur Tengah.


(11)

Kemunculan berbagai organisasi maupun partai-partai yang berlandaskan akan ajaran Islam menunjukkan akan kebangkitan umat Islam setelah keterpurukannya pada keruntuhan Utsmaniyah. Salah satu pelopor gerakan Islam yang cukup berpengaruh pada awal sejarah pergerakan Islam sendiri adalah Ikhwanul Muslimin, dan Jamaah Islami. Kemudian disusul dengan kemunculan berbagai pergerakan yang serupa seperti Hizbut tahrir, Hamas dan beberapa Partai Keislaman yang bermunculan pada era Arab Springs saat ini. Sebagai salah satu gerakan sosial yang berlandaskan Islam ada baiknya kita lihat tahapan yang dilalui oleh beberapa contoh gerakan Islam sehingga dapat disebut sebagai sebuah gerakan sosial.

Henselin dalam studinya tentang gerakan sosial menjabarkan ada lima tahap dari gerakan sosial, dimulai dari tahap kerusuhan dan agitatif, berlanjut pada tahap mobilisasi sumber daya, kemudian tahap pengorganisian, selanjutnya tahap institusionalisasi, hingga pada tahap kemunduran dan kebangkitan kembali. Keberlangsungan dari pergerakan Islam di atas menunjukkan bahwa gerakan baik Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islami maupun Hizbut Tahrir melalui tahap-tahapan dari sebuah gerakan sosial.

Pertama, tahapan kerusuhan dan agitatif. Henselin menjelaskan bahwa tahapan ini bermula dari sekelompok orang yang merasa terganggu oleh kondisi tertentu dan hendak mengubahnya. Tahapan ini terlihat pada awal mula terbentuknya sebuah gerakan itu sendiri baik Ikhwanul Muslimin maupun Hizbut Tahrir. Awal kemunculan Ikhwanul Muslimin di Mesir yang dipelopori oleh


(12)

Hasan al-Banna didasari oleh keadaan dunia Islam yang saat itu sedang terpuruk dan dalam masa kolonialisme oleh pihak Barat. Sehingga muncullah keinginan untuk mengembalikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup serta penerapan syariat Islam pada kehidupan nyata. Serupa dengan Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir yang dipelopori oleh al-Nabhani terbentuk akibat adanya keresahan terkait keterpurukan umat Islam kala itu membuat munculnya keinginan untuk mendirikan kembali kekhilafahan Islam. Bagi mereka ketiadaan Khilafahlah (semenjak keruntuhan kekhilafahan Turki Utsmani) yang menyebabkan keterpurukan umat Islam. Alasan yang sama juga menjadi dasar Al-Maududi untuk mendirikan Jamaah Islamiyah di Pakistan.

Kedua, tahapan mobilisasi sumber daya, Henselin mengatakan bahwa gerakan bisa dilalui jika mampu memobilisasi sumber daya seperti waktu, dana, keterampilan orang, dan untuk mendapatkan perhatian media massa. Ikhwanul Muslimin maupun Hizbut Tahrir sendiri terbukti mampu memobilisasi sumber daya sebagai tahapan dari sebuah gerakan sosial. Terlihat dari hasil propaganda dan perekrutan yang dilakukan oleh kedua pergerakan ini yang membuat terdapatnya beberapa cabang di berbagai negara. Beberapa cabang dari Ikhwanul Musimin antara lain Yordania, Suriah, Palestina, Kuwait, Yaman dan lain-lain. Bahkan Ikhwanul Muslimin juga sempat berperan dalam kancah politik praktis dengan mendirikan partai di bawah naungannya dan mengikuti pemilu, salah satunya partai Al-Hurriyah wa Al-Adalah di Mesir. Sedangkan Hizbut Tahrir sendiri melalui mobilisasi sumber dayanya berhasil mendirikan cabang di


(13)

Palestina, Mesir, Libya, Sudan, Aljazair, Pakistan, Indonesia, Turki dan lain-lain. Meskipun Hizbut Tahrir merupakan sebuah gerakan sosial dalam bentuk partai politik, Hizbut Tahrir belum pernah mengikuti pemilu. Tetapi, Hizbut Tahrir tetap melakukan propagandanya melalui berbagai aktivitas dakwah di Masjid dan berbagai tempat. Sedangkan Jamaah Islami sendiri melalui mobilisasi sumber dayanya berhasil mendirikan cabang di India, Bangladesh, Khasmir dan Srilangka.

Ketiga, tahap pengorganisasian. Tahapan ini ditandai dengan adanya pembagian kerja. Pemimpin memutuskan suatu kebijakan, sedangkan perangkat struktur yang ada melaksanakan tugas sehari-hari yang diperlukan agar gerakan tetap berjalan. Gerakan Islam Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islami, Hizbut Tahrir sendiri juga memiliki struktur kepengurusannya sendiri dengan pembagian tugas sesuai jabatannya masing-masing. Ditandai dengan adanya pemimpin gerakan dan struktur-struktur pendukung lainnya.

Keempat, tahap institusionalisasi ditandai gerakan yang mulai mengembangkan suatu birokrasi. Terlihat gerakan Ikhwanul Muslimin yang memenangkan pemilu Mesir tahun 2012 dan berhasil menempatkan Mursi sebagai Presiden di Mesir. Sedangkan Hizbut Tahrir terlihat memiliki strukturnya sendiri yang dipimpin seorang Amir yang berbasis di Yordania dan dibawahnya terdapat beberapa lembaga. Begitu juga Jamaah Islami yang mencoba mengikuti pemilu di Pakistan untuk menempatkan kadernya di parlemen meskipun belum seberhasil Ikhwanul Muslimin.


(14)

Kelima, tahap kemunduran dan kemungkinan kebangkitan kembaliyang ditandai dengan perubahan sentimen politik, tidak ada lagi kelompok orang yang mempunyai komitmen kuat dan berbagi suatu tujuan bersama. Sepak terjang Ikhwanul Muslimin sendiri terutama di Mesir tidak berjalan mulus. Gerakan ini kerap kali mendapat perlawanan dari rezim yang berkuasa, dianggap sebagai organisasi terlarang dan kerap kali pemerintah berupaya untuk menghapuskan organisasi ini termasuk melenyapkan partai yang berada di bawah naungan organisasi ini. Hingga kian hari eksistensi dari Ikhwanul Muslimin semakin menipis di tengah masyarakat. Sedangkan Hizbut Tahrir yang juga sering kali mendapat pertentangan dari berbagai pihak juga mengakibatkan eksistensi gerakan ini timbul tenggelam, meski terkadang mereka melakukan dakwahnya secara terselebung. Sedangkan Jamaat Islami cabang Bangladesh yang kini mengalami kemunduran akibat rezim setempat melarang partai ini untuk mengikuti pemilu karena pelarangan penggunaan agama dalam politik.

3.1.2. Ideologi Politik Pergerakan Islam di Timur Tengah

Seperti pembahasan sebelumnya terkait gerakan sosial yang merupakan usaha kolektif untuk menunjang ataupun menolak perubahan, sebuah gerakan sosial pastilah memiliki ideologi politik sebagai dasar mereka untuk melakukan sesuatu. Ideologi politik selalu hadir dalam setiap program politik, langsung maupun tidak langsung, sadar maupun tidak sadar, serta menjadi ciri khas setiap gerakan organisasi politik. Dalam Ideologi politik itu sendiri termuat pemikiran dan keyakinan yang berhubungan dengan tindakan dan praktik gerakan sosial tersebut.


(15)

Salah satu gerakan yang menonjol sekaligus sebagai pelopor bangkitnya gerakan Islam pasca keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani di Timur Tengah ialah Ikhwanul Muslimin. Gerakan Ikhwanul Muslimin yang dibangun oleh Hasan al-Banna di Ismailia pada 1928 melihat pengaruh modernisasi sekuler Barat pada kehidupan dan nilai-nilai Islam serta kelemahan pemerintah yang dirasakan kurang tanggap dalam menghadapi kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat Mesir. Hasan al-Banna menyatakan bahwa awal penyakit masyarakat ialah penyimpangan umat dari cita-cita Islam awal, yaitu pada masa Nabi dan sahabat beliau.144 Beliau melihat saat itu masyarakat muslim terpesona dengan bentukan budaya Barat. Dalam struktur pemerintahan itu dapat dilihat secara nyata pada kasus Turki, dimana terjadi upaya untuk menggeser hukum Allah dan menggantikannya dengan hukum wadhi’iy (buatan manusia).145

Hasan al-Banna dalam menetapkan garis perjuangan Ikhwanul Muslimin tidak hanya secara teoritis dan tidak pula menolak modernism, tetapi melakukan amaliah nyata dengan saringan selektif terhadap hal-hal yang jelas hanya dapat dibenarkan oleh Islam. Segala konsep ataupun sistematika amal harus berpola pada manhaj (sistem) Islam. Tujuan akhir kehidupan yang islami mustahil terwujud tanpa terbentuknya daulah Islamiyah al-Amaliyah.146

Al-Bana sendiri juga menetapkan fikrah (pemikiran) al-Ikhwan, yaitu; Pertama, hukum-hukum Islam dan seluruh ajarannya dapat mengatur urusan

144

Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution. 2010. Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik

Hingga Indonesia Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal. 193. 145

Ibid. Hal. 188. 146


(16)

hidup manusia di dunia dan akhirat. Kedua, dasar pengajaran al-Ikhwan dan seluruh pemahamannya adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Ketiga, sebagai agama yang mencakup keseluruhan, Islam memiliki kemampuan mengatur seluruh persoalan hidup dan semua bangsa dan umat pada segala zaman.147

Karena terbentuknya negara dalam Islam bersumber dari prinsip dasar ajaran Islam sendiri yaitu Al-Qur’an dan Sunnah, maka dalam menentukan bentuk negara, al-Banna mengatakan bahwa bentuk negara yang diharapkan adalah khilafah. Walaupun untuk mewujudkannya tidaklah sekaku gerakan lainnya. Hasan al-Banna bersikap elastis dan mengatakan bahwa dalam menegakkan khilafah diperlukan tahapan, serta sifatnya bukanlah dengan melakukan revolusi

Pemaparan al-Banna di atas terkait penetapan fikrah al-Ikhwan semakin memperjelas kita bahwa gerakan Ikhwanul Muslimin sesuai dengan prinsip-prinsip dasar politik Islam. Dalam Islam, negara didirikan atas prinsip-prinsip-prinsip-prinsip tertentu yang ditetapkan Al-Qur’an dan Sunnah terlihat dari pernyataan di atas bahwa dasar pengajaran al-Ikhwan adalah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Sesuai dengan prinsip pertama yang menjelaskan bahwa seluruh kekuasaan alam semesta berada di tangan Allah SWT, sehingga menurut keimanan seorang muslim hanya Allah yang harus ditaati, Kedua bahwa hukum Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Sesuai pula dengan salah satu tipologi pemikiran politik Islam Organik Tradisional yang memandang Islam merupakan agama yang lengkap, yang mengatur semua urusan termasuk politik/negara.

147


(17)

fisik, tetapi dengan terlebih dahulu menghidupkan “api Islam” dalam seluruh aspek kehidupan manusia.148

Kemudian ada Jama’ah Islamiyah (Kelompok Islam) alias Jami’at Islami didirikan di anak benua India-Pakistan pada tahun 1941 oleh Abu A’la al-Maududi. Berawal dari al-Maududi yang terpanggil oleh keprihatinan politiknya sebagai masyarakat yang mengkehendaki negara Islam yang terpisah dari anak Benua India.149

Pembentukan JI sendiri juga didasari oleh Maududi yang melihat fenomena bahwa para pendiri negara Pakistan cenderung tidak konsisten melaksanakan Islam dalam kehidupan bernegara, hingga muncul keinginan untuk menjadikan Islam sebagai pandangan hidup dan dasar dari konstitusi negara tersebut.150

Tujuan utama JI sendiri yang menginginkan terbentuknya sebuah negara Islam. Negara Islam adalah negara yang mempunyai sistem tersendiri yang pada hakikatnya berbeda dengan negara sekuler. Islam memberikan kedaulatan terbatas kepada rakyat. Rakyat tidak dapat dan tidak boleh menggunakan kedaulatannya itu dengan semaunya, sebab ada peraturan-peraturan, norma dan nilai yang harus dipatuhi sesuai yang tertera dalam Al-Qur’an dan Sunnah.151

Al-Maududi sebagai pendiri JI menjelaskan bahwa negara Islam itu bersifat universal, tidak membatasi ruang lingkup kegiatannya. Dalam negara

148

Ibid. Hal. 203. 149

Ibid. Hal. 169 150

Ibid. Hal. 170 151


(18)

seperti ini, tidak seorangpun dapat mengkliam urusan kehidupannya bersifat pribadi dan rahasia. Beliau juga menyatakan bahwa islam tidak mengakui sekat-sekat geografis, bahasa atau warna kulit. Al-Maududi menolak sistem nasionalisme atau kebangsaan yang menurutnya dengan Islam. Di sini terlihat bahwa sarana akhir negara Islam adalah negara dunia.152

Begitu pula dengan Hamas di Palestina yang merupakan bagian dari Ikhwanul Muslimin sendiri. Pemahaman akidah Hamas bersandar pada Al-Qur’an dan Sunnah. Pasal pertama dalam Piagam Gerakan menyebutkan bahwa manhaj Hamas adalah Islam. Hamas menjadikan islam sebagai sumber pemikiran dan pemahamannya terhadap alam, kehidupan, manusia, kepadanya mereka berhukum dalam setiap perilakunya dan segala langkah langkahnya juga merujuk padanya.

Pernyataan Al-Maududi di atas menunjukkan bahwa gerakan ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar politik Islam yaitu mendirikan negara berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Tampak pula kaitan penjabaran dari prinsip politik Islam yaitu prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia pada pernyataan Al-Maududi bahwa Islam tidak mengakui sekat-sekat geografis, bahasa atau warna kulit.

153

Selain Ikhwanul muslimin, gerakan Islam di Timur Tengah yang cukup eksis ialah Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir (HT) didirikan pada 1953 oleh Taqiyuddin al-Nabhani di Al Quds, Hizbut Tahrir oleh al-Nabhani dimaksudkan

152

Ibid. Hal. 179 153

Nando Baskara. 2009. Gerilyawan-Gerilyawan Militan Islam; Dari Al-Qaeda, Hizbullah,


(19)

sebagai basis politik untuk memperjuangkan umat Islam agar bisa bebas dari kemunduran dan penderitaan yang telah berlangsung dalam waktu yang sangat panjang. Kemunduran yang diderita oleh umat Islam, dalam pengamatan al-Nabhani betul-betul berada pada keadaan yang memperihatinkan karena umat Islam tidak bisa lagi mengatur kehidupannya sendiri. Sementara gerakan untuk mengembalikan umat Islam seperti pada zaman kejayaan masa lalu, yang dilakukan apa yang disebut al-Nabhani dengan aktivis kebangkitan Islam, mengalami kegagalan.154

Al-Nabhani mendirikan Hizbut Tahrir bukan sebagai sebuah organisasi kerohanian, melainkan merupakan organisasi politik yang bermaksud untuk membangkitkan kembali umat Islam dari kemerosotan yang sangat parah, membebaskan umat Islam dari ide-ide, sistem-sistem perundang-undangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan mereka dari cengkraman dominasi dan pengaruh negara Barat. Selain itu kemunculan Hizbut Tahrir juga bermaksud untuk membangun kembali Daulah Islamiyah di muka bumi, sehingga urusan pemerintahan dapat dijalankan kembali sesuai dengan apa yang diturunkan Allah.155

Pemaparan di atas menjelaskan bahwa tujuan utama dari gerakan Hizbut Tahrir adalah mendirikan Negara Islam (Daulah Islam) yang bertugas untuk menerapkan Islam, menjalankan hukum-hukum Islam di dalam negeri dan

154

Syamsul Arifin. Op.Cit. Hal. 78. 155

Tim Hizbut Tahrir. 2007. Mengenai Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir. Bogor:


(20)

menyebarluaskan dakwah Islam di luar negeri dan cara mereka untuk mewujudkan tujuan tersebut melalui jihad yang dilakukan oleh negara. Hal tersebut terpapar dalam kutipan pernyataan al-Nabhani:

“Sesungguhnya umat Islam secara berangsur-angsur telah kehilangan gambaran yang jelas mengenai al-tariqah al-Islamiyah (metode Islam). Dahulu, kaum muslimin mengetahui bahwa keberadaannya dalam hidup ini adalah hanya untuk Islam semata, dan bahwa tugas daulah Islam adalah menerapkan Islam, menjalankan hukum Islam di dalam negeri serta menyebarluaskan dakwah Islam di luar negeri. Dan sesungguhnya metode praktis untuk melakukan hal itu adalah dengan jihad yang dilakukan oleh negara. Namun demikian fakta menunjukkan bahwa umat Islam mulai berpandangan bahwa tugas seorang muslim di dunia ini, pertama-tama adalah mencari kesenangan dunia lebih dahulu, baru setelah itu sebagai tugas yang kedua menyampaikan nasehat dan petunjuk, itupun jika keadaan mengizinkan. Sementara negara sudah tidak lagi memperdulikan kesalahanan kelalaiannya dalam melaksanakan hukum Islam. Negara tidak lagi bersalah atas kelalaian dan berpangku tangan dari jihad di jalan Allah dalam rangka menyebarkan Islam. Kaum muslimin sendiri, setelah kehilangan negaranya, mulai beranggapan bahwa kebangkitan Islam dapat diraih kembali dengan cara membangun masjid-masjid, menerbitkan buku, tulisan atau karangan, serta memperbaiki akhlak. Sementara mereka pada saat yang sama tetap berdiam diri terhadap kepemimpinan kufur yang menguasai dan menjajah mereka”.156

Ada beberapa alasan yang dikemukakan oleh HT untuk mendirikan khilafah. Mengenai alasan tersebut kita sebaiknya melihat dampak dari ketiadaan sistem khilafah menurut pandangan HT.

Dalam gerakan kepartaian Hizbut Tahrir sendiri penulis melihat bahwa HT menawarkan sebuah pemikiran bagaimana bentuk sebuah masyarakat yang dianggap paling baik hal ini sesuai dengan penjabaran ideologi politik secara fungsional yang diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang masyarakat yang dianggap lebih baik. HT menyebutnya dengan Daulah Khilafah Islamiyah. Adapun penjabaran sudut pandang Hizbut Tahrir mengenai Daulah Khilafah Islamiyah adalah sebagai berikut.

156


(21)

“Tanpa daulah khilafah islam, umat islam menjadi terpecah-belah, terbagi atas dasar letakgeografis dan nation yang direkayasa oleh penjajah barat. Ini membuat umat islam menjadi lemah untuk menghadapi kekuatan penjajah. Jangankan bersatu untuk melawan kekuatan penjajah, yang terjadi justru umat islam saling bertikai satu sama lainnya atas dasar kepentingan nasional masing-masing”.157

“Hidup tanpa daulah Khilafah telah menyebabkan terlantarkannya hukum Allah, terutama dalam masalah negara dan kemasyarakatan. Hukum-hukum Allah kemudian tidak diterapkan dalam bidang pemerintahan, politik, ekonomi, pendidikan, dan bidang sosial lainnya. Dan ini berarti malapetaka karena setiap pengabaian terhadap hukum Allah, jelas akan menyengsarakan kaum muslimin”.

Dari penjelasan tersebut kita melihat bahwa HT berpendapat perpecahan dari umat islam yang terbagi ke dalam perbedaan geografi dan nation telah menyebabkan pertikaian diantara umat islam tersebut. Hal itu dikarenakan ketiadaan sistem khilafah. Selain pertikaiann yang terjadi, dampak dari ketiadaan sistem tersebut kemudian ialah terlantarkannya hukum Allah.

158

Selanjutnya menurut HT ketiadaan sistem khilafah juga berdampak pada lemahnya perlindungan terhadap umat islam yang ada di dunia. Bagi mereka tidak adanya daulah khilafah islam berakibat fatal juga terhadap perlindungan nasib kaum muslimin. Dalam pandangan HT, khalifah merupakan pelindung bagi kaum muslimin. Tapi begitu daulah khilafah islam berakhir, umat islam tidak lagi mendapatkan perlindungan. Akibatnya, ungkap HT, kaum muslimin di beberapa kawasn dunia seperti irak, Afganistan, Checnya, dengan mudah dikalahkan, bahkan menjadi korban pembantaian massal”159

Dampak dari ketiadaan sistem khilafah itu kemudian membuahkan suatu keyakinan bagi HT untuk dapat mendirikan kembali sistem khilafah. Begitu juga

157

Ibid. Hal. 112 158

Ibid. Hal. 113 159


(22)

dengan suatu kewajiban yang dipikul oleh umat islam untuk mendirikan kembali daulah khilafah islam dalam kaca mata HT. Sistem pemerintahan islam, dikatakan bahwa kewajiban menegakkan kembali daulah khilafah islam merupakan suatu keharusan yang menuntut pelaksaan tanpa tawar menawar lagi dan tidak pula ada kompromi. 160

HT yang didirikan oleh Al-Nabhani sebagai sebuah partai politik tidak dimaksudkan hanya untuk meraih kekuasaan, apalagi hanya ditempuh dengan cara pragmatis. Misi kehadiran HT adalah dalam rangka mendekonstruksi dan merekonstruksi paradigma pemikiran umat muslim sesuai syariat murni Islam.161

3.2. Nilai-Nilai Perjuangan ISIS

Penjabaran sudut pandang HT di atas menunjukkan bahwa HT menerapkan prinsip prinsip dasar politik Islam bahwa negara didirikan atas prinsip tertentu yang ditetapkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Dimana tujuan akhir dari HT sendiri adalah mendirikan negara Islam karena bagi HT ketiadaan sistem khilafahan tersebut menyebabkan ketiadaan perlindungan bagi umat muslim.

3.2.1 ISIS Sebagai Gerakan Sosial

ISIS mendeklarasikan berdirinya negara Islam pada Ahad, 29 Juni 2014 silam. Dalam sebuah rekaman suara, kelompok ini juga menyatakan bahwa komandan mereka Al Baghdadi akan menjadi pemipin bagi umat muslim sedunia.

160

Ibid. Hal. 115 161


(23)

Baghdadi sendiri sempat melontarkan ajakan kepada seluruh muslim dunia agar bergabung bersamanya dan turut terlibat mendirikan kekhilafahan islam. 162

David F Aberle menjelaskan pula bahwa beberapa sifat yang terkandung dalam gerakan sosial ialah transformatif dan juga metamormatif. Gerakan sosial transformatif menunjuk pada gerakan untuk mentransformasikan tatanan sosial itu sendiri. Para anggotanya memiliki kehendak mengubah tatanan sosial masyarakat menjadi tatanan yang lebih baik menurut versi mereka. Sifat transformatif yang dijelaskan oleh Aberle terkandung pula di dalam gerakan sosial ISIS yang ingin mengubah tatanan sosial lama menjadi tatanan sosial baru yaitu sistem kekhilafahan. Tidak hanya bersifat transformatif, ISIS sebagai gerakan sosial juga menjadikan tujuan pendirian sistem kekhilafahan yang dicita-citakannya mencakup skala dunia. Itu sejalan dengan penjelasan Aberle mengenai gerakan sosial bersifat metaformatif yang menunjuk pada gerakan yang ingin mengubah Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa sekelompok orang yang mengatasnamakan ISIS telah mendeklarasikan diri untuk mendesakkan ataupun memperjuangkan berdirinya kekhilafahan Islam yang berkuasa di seluruh dunia. Hal itu sejalan dengan penjelasan tentang gerakan sosial yang umumnya itdidefinisikan sebagai gerakan bersama sekelompok orang atau masyarakat yang terorganisasi tetapi informal bersifat lintas kelompok untuk menentang atau mendesakkan perubahan.

162

Reno Muhammad. 2014. ISIS Kebiadaban Konspirasi Global. Jakarta: Noura Books (PT.


(24)

tatanan sosial itu sendiri, yang tidak hanya pada skala lokal dan nasional, tetapi lebih luas lagi yaitu tatanan sosial global.

Memandang ISIS sebagai gerakan sosial, ada baiknya pula jika kita melihat tahapan-tahapan yang dilalui oleh ISIS sebagai gerakan sosial. Henselin dalam studinya tentang gerakan sosial menjabarkan ada lima tahap dari gerakan sosial, dimulai dari tahap kerusuhan dan agitatif, berlanjut pada tahap mobilisasi sumber daya, kemudian tahap pengorganisian, selanjutnya tahap institusionalisasi, hingga pada tahap kemunduran dan kebangkitan kembali. Setali tiga uang dengan penjelasan Henselin tersebut, dinamika keberlangsungan ISIS menunjukkan pula fakta-fakta dari tahap yang dilalui oleh ISIS sebagai gerakan sosial.

Seperti disinggung diatas, salah satu tahap gerakan sosial yang ada dalam pandangan Henselin ialah tahap kerusuhan dan agitasi. Lebih jauh lagi, Henselin menjelaskan pada tahap ini bermula dari sekelompok orang yang merasa terganggu oleh kondisi tertentu dan hendak mengubahnya. Pada tahap ini, keberadaan organisasi ISIS bermula dari peristiwa Amerika yang menyerang Irak pada 20 Maret 2003 dengan tuduhan Irak memiliki senjata pemusnah massal. Karena peristiwa itu, aksi perlawanan bersenjata oleh para mujahidin yang menentang keberadaan Amerika mulai terjadi.

Selain itu, pada tahap kerusuhan dan agitatif Henselin juga menjelaskan adanya kemunculan pemimpin yang mampu menerjemaahkan perasaan orang-orang ke dalam bentuk wacana yang menyangkut sejumlah isu yang berhubungan dengan


(25)

sebab ketergangguan tersebut. Abu Musab Az-Zarqawi sebagai salah satu pemimpin faksi jihad kala itu dan merupakan tokoh pendiri organisasi ISIS ini menyadari bahwa perlunya membentuk kekhilafahan Islam dengan cara mempersatukan para mujahidin.

Kemudian pada tahap selanjutnya yaitu tahapan mobilisasi sumber daya, Henselin mengatakan bahwa gerakan bisa dilalui jika mampu memobilisasi sumber daya seperti waktu, dana, keterampilan orang, dan untuk mendapatkan perhatian media massa. Dalam hal memobilisasi sumber daya manusia, ISIS gencar melakukan perekrutan maupun propaganda baik melalui majalah seperti majalah Dabiq terbitan resmi mereka maupun melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Telegram, Youtube dan aplikasi lainnya. Menurut Michael Weiss dan Hassan Hassan dalam bukunya ISIS Inside Story menyatakan bahwa ISIS menggunakan aplikasi khusus smartphone dan computer yang bernama Zello, yang memungkinkan pengguna membuka channel untuk berbagi pesan audio. Akhir-akhir ini Zello dipakai oleh ISIS sebagai penyampaian pedoman sederhana tentang cara-cara berbai’at kepada Al-Baghdadi, aplikasi ini layaknya walkie-talki yang membuat siapapun yang ingin tahu tentang ISIS atau ingin bergabung dapat mendengarkan khotbah yang disampaikan oleh ulama ISIS.163

Selain itu, beberapa peristiwa yang dilalui ISIS tidak pula luput dari pemberitaan media-media dunia. Seperti pada saat Abu Bakar Al-Baghdadi memberikan pengumuman terbentuknya negara dengan sistem khilafah sekaligus mengajak

163


(26)

seluruh umat islam yang ada di dunia untuk bergabung ke dalam kekahlifahan tersebut, peristiwa tersebut sangat hangat diberitakan oleh media-media yang ada di dunia. Begitu pula dengan video berjudul join the rank yang disebarkan oleh ISIS lewat Youtube.164

Tahapan terakhir dari gerakan sosial menurut Henselin adalah tahapankemunduran dan kemungkinan kebangkitan kembali,yang ditandai dengan perubahan sentimen politik, tidak ada lagi kelompok orang yang mempunyai

Video tersebut berkonten ajakan jihad untuk orang-orang Indonesia yang disampaikan oleh Abu Muhammad Al-Indonesi. Tersebarnya video itu kemudian juga dibahas secara hangat oleh media-media dunia. Begitulah beberapa fenomena tentang ISIS yang berkaitan dengan Mobilisasi dalam bentuk ajakan yang kemudian menjadi perhatian media.

Tahap ketiga dari penjelasan Henselin ialah tahap pengorganisasian. Tahapan ini ditandai dengan adanya pembagian kerja. Pemimpin memutuskan suatu kebijakan, sedangkan perangkat struktur yang ada melaksanakan tugas sehari-hari yang diperlukan agar gerakan tetap berjalan. ISIS yang kini memperkenalkan dirinya sebagai sebuah negara dengan sebutan Islamic State (IS) pada 29 Juni 2014 memiliki struktur khilafahnya sendiri dengan pembagian tugas sesuai jabatan masing-masing. Begitulah secara sederhana ISIS berada pada tahap pengorganisasiannya. selain itu, dengan adanya struktur khilafah tersebut, ISIS juga telah berada pada institusionalisasiyang menurut Henselin ditandai dengan adanya suatu birokrasi.

164


(27)

komitmen kuat dan berbagi suatu tujuan bersama. Gerakan ISIS sendiri juga mengalami tahap ini saat organisasi ini masih bernama ISI. Pada awal 2012 pimpinan ISI (Islamic State of Iraq) Abu Bakar Al-Baghdadi berusaha memperluas operasi mereka ke Suriah dengan mengutus pasukan guna membantu milisi di Suriah. Kelompok ini bernama Jabhat Al-Nusra (JN) yang dipimpin oleh Abu Muhammad Al-Jaulani dan dibiayai dengan kekayaan ISI sendiri.165

Jabhat Al-Nusra dengan cepat meraih keberhasilan di medan laga dan menarik pengikut baru dari dalam dan luar Suriah. Tapi kian hari JN mulai menjauh dari induk organisasinya ISI, hingga pada April 2013 Al-Baghdadi menyebut penggabungan kedua organisasi dengan nama baru ISIS. Namun, keinginanya untuk mengontrol secara mutlak kedua organisasi ditolak oleh Al-Jaulani, yang malah menyatakan kesetiaan kepada pemimpin tertinggi Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri.166

165

Reno Muhammad.. Op.Cit. Hal 31-32

166

Nino Oktorino. 2015. Pedang Sang “Khalifah” (ISIS dan Ancaman Radikalisasi dalam Perang

Saudara di Suriah dan Irak). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Hal 54.

Dari pemaparan di atas kita dapat melihat adanya ketegangan antara Al-Baghdadi sebagai pimpinan ISI dan Al-Jaulani sebagai pimpinan JN dalam hal pengakuan wilayah kekuasaan di Suriah. Ketegangan tersebut menimbulkan perpecahan dimana JN yang dulunya bagian dari ISI bahkan memiliki tujuan yang sama berbalik melakukan perlawanan atas klaim ISI terhadap kekuasaannya di wilayah Suriah.


(28)

Ketegangan tersebut tidak pula menjadikan langkah ISI terhenti dalam memperluas kekuasannya di Suriah. Abu Bakar Al-Baghdadi kemudian memperkuat dirinya di Suriah, menarik banyak sekali anggota asin JN maupun anggota kelompok berontak lain bergabung dengannya sehingga membuat ISIS dengan cepat menjadi kelompok yang dominan di Suriah. 167

3.2.2. Ideologi Politik ISIS

Perjalanan ISIS yang mengalami perpecahan dari JN, hingga kebangkitan kembali kekuatan ISIS di Suriah menunjukkan bagaimana ISIS mengalami tahapan kemunduran dan kebangkitan kembali dari gerakan tersebut, sejalan dengan pandangan Henselin tentang tahapan dari gerakan sosial.

Begitulah secara sederhana ISIS melewati berbagai tahapan dari mulai Kerusuhan dan agitatif hingga pada tahapan kemuduran dan kebangkitan kembali. Tahapan-tahapan yang dilalui oleh ISIS tersebut, serta kesesuaian antara fakta tersebut dengan teori Henselin tentang tahapan gerakan sosial telah mengukuhkan bahwa ISIS adalah sebuah gerakan sosial.

Sebagai gerakan sosial yang memperjuangkan perubahahan tatanan sosial seperti dicita-citakannya, ISIS tentunya memiliki ideologi politik sebagai dasar bagi pergerakan mereka. Jika kita membedah penjelasan etimologis tentang ideologi yang terdiri dari Idea (pikiran) dan logia yang mengandung makna ilmu pengetahuan, ada indikator-indikator yang terkandung pada penjelasan tentang

167


(29)

ideologi yang dapat kita gunakan sebagai pemandu dalam melihat bagaimana ideologi dari Islamic State of Iraq and Suriah.

Sejauh ini, ISIS menggunakan eskatologi Islam sebagai justifikasi atas legitimasi dan mobilisasinya. Islam sebagai basis atas legitimasi dan mobilisasi gerakan ISIS di dalam khasanah akademik menunjukkan adanya kajian tentang pemikiran politik Islam. Kajian tersebut tentunya berkesusaian dengan salah satu indikator dari ideologi, yaitu Idea sebagai sesuatu yang ada dalam pikiran sebagai hasil perumusan atau rencana. Hal itu dapat dilihat dari penjelasan pemikiran politik Islam yang bersumber pada ajaran Islam.

Politik Islam dapat diartikan sebagai salah satu arena pemikiran Islam yang membahas tentang bagaimana cara berpikir dan bertindak umat islam dalam kehidupan praktek politiknya. Perumusan dan juga rencana terkait politik yang tertuang pada pemikiran politik Islam tersebut adalah bukti kesusaian antara indikator idea yang ada pada idoelogi terhadap pemikiran politik Islam yang bersumber dari ajaran Islam itu sendiri.

Kesesuaian antara penjelasan tentang ideologi pada paragraf sebelumnya terhadap pemikiran politik Islam juga terlihat pada indikator kedua dari kata ideologi yaitu logia yang dimaknai sebagai ilmu pengetahuan ataupun teoriyang terkandung pada penjelasan tentang ideologi. Islam telah mengilhami khasanah kajian akademik dalam melahirkan teori ataupun pengetahuan tentang pemikiran politik Islam.


(30)

Islam sebagai basis dari gerakan ISIS memiliki kesesuaian terhadap pengertian ideologi, begitulah penjabaran yang ada diatas. Berangkat dari penjabaran tersebut, lalu ada baiknya pula jika kita melihat kesesuaian antara prinsip-prinsip yang ada pada pemikiran politik Islam terhadap prinsip yang terdapat pada gerakan ISIS. Kesesuaian tersebut akan membawa kita pada kejelasan atas pertanyaan apakah benar bahwa Islam sebagai basis legitimasi dan mobilisasi yang diamini oleh ISIS sejalan dengan prinsip pemikiran politik Islam. Dan membuktikan apakah kesesuaian tersebut merupakan bukti bahwa sumber ideologi politik dari ISIS ialah Islam. Uraian dibawah akan mencoba untuk menjelaskan pertanyaan tersebut.

Pemikiran politik Islam sendiri memiliki prinsip dalam memandang politik atau siyasah tersebut. Dalam Islam, negara didirikan atas prinsip-prinsip tertentu yang ditetapkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Prinsip pertama adalah bahwa seluruh kekuasaan alam semesta ada pada Allah karena Dia yang telah menciptakannya. Menurut keimanan seorang Muslim, hanya Allah yang harus ditaati; orang dapat ditaati jika Allah memerintahkannya. Prinsip kedua adalah bahwa hukum Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sedangkan sunnah Nabi merupakan penjelasan otoritatif tentang Al-Qur’an.

Senada dengan prinsip politik Islam yang pertama mengatakan bahwa seluruh kekuasaan berada pada Allah SWT, ISIS juga menyatakan hal yang serupa dengan prinsip tersebut bahwa mereka meyakini seluruh kekuaasaan berada di tangan Allah SWT. Dalam pernyataannya, ISIS mengatakan:


(31)

Kita mengimani bahwa Allah SWT adalah Sang Pencipta dan Sang Pengatur. Bagi-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia adalah Yang Pertama dan Yang Terakhir, Yang Zhahir dan Yang Batin.“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (asy-Syuro: 11) Kita tidak mengingkari sesuatu pun dari nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. Kita menetapkan nama-nama dan sifat-sifat itu bagi Allah sebagaimana disebutkan dalam al-Kitab (Al-Qur’an) dan as-Sunnah yang sahih.168

“Dengan memuji Allah, sesungguhnya neraca-neraca penilai kami berdasarkan ajaran langit, hukum-hukum kami berdasarkan Al-Qur’an dan keputusan-keputusan kami berdasarkan petunjuk Nabi SAW (sunnahnya)”.

Kemudian prinsip politik Islam yang kedua adalah bahwa hukum Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sedangkan sunnah Nabi merupakan penjelasan otoritatif tentang Al-Qur’an. Terkait dengan prinsip yang kedua ISIS melalui pendiri gerakan tersebut menyatakan bahwa organisasi yang mereka dirikan berlandaskan hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Berikut pernyataannya,

169

168

Tim Maktabah al-Himmah. . Inilah Aqidah dan Manhaj Kami (Apa yang diyakini dan diimani

oleh Ahlus Sunnah wal Jama’ah). Hal. 1 [pdf] 169

Ibid.

Sejauh ini, kita melihat bahwa prinsip yang ada pada pemikiran politik Islam juga terkandung di dalam pernyataan-pernyataan ISIS mengenai gerakannya. Lebih jauh lagi, dalam khasanah pemikiran politik Islam ditemukan pebedaan-perbedaan yang ada dalam memandang fenomena politik. Perbedaan tersebut dapat kita jumpai melalui bukti bahwa pemikiran tersebut terbagi ke dalam beberapa tipologi yang masing-masing menyatakan bahwa pandangannya bersumber pada agama Islam.


(32)

Sebelum melihat kesesuaian antara unsur ideologi politik ISIS terhadap pemikiran politik Islam, sebaiknya kita membedah terlebih dahulu unsur-unsur yang ada pada ideologi politik ISIS. Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik menyatakan bahwa ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide-ide atau norma-norma, kepercayaan atau keyakinan, suatu Weltanschauung, yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok orang atas dasar mana ia menentukan sikapnya

Dari penjelasan Miriam Budiarjo diatas, maka dapat dilihat bahwa unsur dari ideologi politik ialah : nilai-nilai, norma-norma dan keyakinan. Untuk dapat melihat ideologi politk dari ISIS, maka kita harus terlebih dahulu melihat nilai-nilai, norma, dan keyakinan dari ISIS sebagai unsur dari Ideologi Politik dari ISIS itu sendiri.

Pertama, nilai-nilai ISIS. Nilai-nilai yang dianut oleh jama'ah ini (ISIS) sebagai dasar gerakannya adalah untuk menghidupkan kembali tauhid terutama dalam masalah yang banyak diabaikan dan ditinggalkan oleh gerakan ‐gerakan “Islam”

yaitu masalah yang berhubungan dengan alwala’ wal bara’, hukum, dan tasyri '(legislasi). Jama'ah akan menggunakan kewajiban jihad sebagai alat fundamental untuk perubahan, dan melaksanakan perintah Allah, {dan perangilah mereka hingga tidak ada fitnah dan (hingga) agama itu hanya untuk Allah} [Al‐Anfal:


(33)

i'dad (pelatihan), yang mengarah ke ribat dan qital (pertempuran), kemudian khilafah atau kesyahidan.170

Kedua, norma-norma ISIS. Dalam sebuah pernyataannya, ISIS mengatakan bahwa : “Sumber-sumber pengambilan hukum bagi kita (ISIS) adalah al-kitab (Al-Qur’an) dan juga As-sunah.171

Ketiga, keyakinan ISIS. Abu Bakar Al Baghdadi melalaui rekaman yang kemudian dimuat dalam majalah Al Mustaqabal Channel menjabarkan apa yang diyakini oleh ISIS dalam berjuang menegakkan daulah Islam.

Hukum yang dimaksud merupakan himpunan norma yang dimiliki oleh ISIS. ISIS mengakui bahwa dalam melakukan sesuatu baik itu mengambil keputusan maupun bertindak harus berasal dari apa yang tertulis di Al-Qur’an dan As-Sunnah. Hal ini tampak dari beberapa pernyataan ISIS terkait tindakan mereka sehari-hari.

172

Mereka meyakini wajibnya bertahakum (berhukum) dan menerapkan syari’at Islam dalam segala aspek kehidupannya. Mereka berasumsi bahwa taat terhadap

Pada umumnya politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima baik oleh sebagian warga, untuk membawa masyarakat kearah kehidupan bersama yang harmonis. Pada rekaman tersebut ada beberapa poin yang berkaitan dengan penegakan syari’at-syari’at Islam dalam mengatur tata kehidupan bermasyarakat. Berikut ringkasannya:

170

Al-Hayat Media Center.1435H. Dari Hijrah Menuju Khilafah. Majalah Dabiq edisi 1 Ramadhan 1435H. Hal. 35

171

Tim KDIDabiq. 2016. Mengenal Daulah Khilafah. diakses dari situs

172


(34)

hukum diluar dari syari’at Islam (UU buatan manusia) menjadi hal yang membatalkan keislaman. Bahkan mereka menyebut negara yang menerapkan hukum selain hukum Islam dengan sebutan negara kafir. Mereka juga menentang kelompok yang bertentangan pada penerapan syari’at Islam yang dhohir, salah satunya kelompok Syi’ah yang mereka anggap sebagai kelompok syirik dan murtad.

Kemudian poin yang berhubungan dengan agama dan bentuk negara yaitu keyakinan ISIS bahwa sekularisme dengan berbagai bentuk dan benderanya dan berbagai jenis ajarannya, seperti nasionalisme, paham kebangsaan, sosialisme dan komunisme merupakan kekufuran dan bagi mereka hal tersebut dapat membatalkan keislaman.

Dalam konteks mendapatkan, memperluas, serta mempertahankan kekuasaan ISIS menggunakan jihad sebagai sarananya. Hal tersebut tertuang pula pada rekaman pimpinan ISIS yang dimuat pada majalah Al-Mustaqabal yaitu ISIS mempercayai bahwa jihad wajib dilaksanakan untuk mendukung penegakan syari’at Islam sekalipun dalam bentuk peperangan. Mereka juga diwajibkan untuk melepaskan tawanan muslim dari tangan musuh (kafir) baik dengan perang atau tebusan. Mereka juga mewajibkan untuk memerangi pemerintahan kafir termasuk lembaga yang menguatkannya, memerangi kelompok yang menentang penerapan syari’at Islam, serta diwajibkan untuk melenyapkan segala hal yang menghantarkan pada kesyirikan. Serta wajib pula memberikan pengajaran kepada umat Islam tentang


(35)

urusan negara maupun agama. Mereka mewajibkan belajar ilmu duniawi selama tidak keluar dari kaidah syari’at-syari’at Islam.

Setelah melihat nila-nilai, norma, dan keyakinan yang ada pada ISIS, maka dapat kita sederhanakan bahwa unsur yang ada pada ideologi politik ISIS ialah.penegakan Khilafah, penegakan syariat islam berdasarkan Al-qur’an dan As-Sunah, serta keyakinan atas Jihad sebagai cara yang sah dalam memperjuangkan apa yang mereka inginkan.

Salah satu pertanyaan yang menjadi fokus dalam skripsi ini ialah mengenai bagaimana nilai-nilai/cita-cita yang ada pada gerakan ISIS. Untuk melihat arah dari Ideologi politik gerakan tersebut hendaknya kita lihat pula relevansinya dengan padangan-pandangan yang ada pada tipologi pemikiran politik Islam yang ada.

Salah satu pernyataan Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISIS dalam khotbah jum’atnya.

“Wahai manusia, sesungguhnya agama Allah SWT tidak dapat ditegakkan, dan tujuan yang karenanya Allah menciptakan kita tidak akan terwujud, melainkan dengan menerapkan syari’ah Allah, berhukum dengan syari’ah itu dan menerapkan hudud, sedangkan hal itu tidak dapat terjadi kecuali dengan kekuatan dan al-Qur-an. Allah ta’ala berfirman, [Sungguh kami telah mengutus para Rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan kitab dan timbangan bersama mereka agar manusia berbuat adil, serta kami turunkan pula besi yang di dalamnya terdapat kekuatan yang keras dan manfaat bagi manusia, juga agar Allah mengetahui siapa yang akan menolong (agama)Nya dan para rasul-Nya padahal mereka tidak melihat Allah. Sungguh Allah maha kuat lagi perkasa] (al-Hadid: 25). Inilah penopang agama, (yaitu) kitab sebagai petunjuk dan pedang sebagai pembela.”173

173

Departemen Produksi Informatika al-Furqan. Reportase Khotbah dan Sholat Jum’at Bersama


(36)

Pernyataan Abu Bakar Al-Baghdadi di atas sangat jelas menunjukkan bahwa pandangan mereka mengenai Islam yang tak akan berdiri tegak tanpa menerapkan syariat Allah termasuk menerapkan hudud. Pernyataan bahwa penopang agama itu berupa Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedang sebagai pembela agama dipertegas lagi dalam pidato Abu Bakar Al-Baghdadi di atas dengan kutipan ayat Al-Qur’an Surat Al-Hadid ayat 25 sebagai bukti bahwa setiap tindakan yang mereka tempuh mengikuti anjuran dari ayat-ayat Al-Qur’an. Termasuk mengangkat senjatanya (berperang) untuk melawan para kaum kafir yang menindas kaum muslimin di sekitarnya.

Pernyataan lainnya untuk memperjelas hal tersebut sebagai berikut:

“Sungguh pembicaraan yang paling benar adalah kitab Allah (al-Qur-an), sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW, seburuk-buruk perkara adalah yang baru (yang tiada tuntunannya dalam agama), sedangkan setiap yang baru adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap yang sesat adalah di neraka.”174

Selanjutnya, pernyataan pimpinan ISIS di atas yang dilontarkan oleh Abu Bakar Al-Baghdadi dalam khotbah jum’atnya menunjukkan bahwa gerakan ini mempercayai adanya Al-Qur’an sebagaimana yang tertera dalam rukun iman Islam dan mereka juga menggunakan hadis nabi sebagai petunjuk dalam bertindak. Segala sesuatu yang berada di luar Al-Quran dan Hadis merupakan hal yang sesat dan buruk yang disebut dengan istlah bid’ah.175

174

Ibid. Hal 4. 175

Bid’ah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya. Sedangkan secara istilah diartikan sebagai suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil) yang menyerupai syariat (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk melebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah


(37)

pernah bersabda : “siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan berasal darinya maka dia tertolak.” (HR Bukhori dan Muslim).

ISIS sangat tegas terhadap segala sesuatu yang bertentangan dengan hukum Allah. Dalam pidato para petinggi ISIS bahkan dalam setiap tulisan resmi yang dipublikasikan oleh pihak media ISIS terkait pernyataan sikap mereka yang anti terhadap orang-orang yang menentang hukum Allah ISIS sangat mengecam orang-orang yang setia terhadap negara-negara para kafir (negara yang tunduk terhadap syariat Allah). Sehingga kerap kali kita membaca berita tentang ISIS yang memerangi negara-negara yang tidak sependapat dengan mereka dan ISIS sendiri menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti memerangi para kafir sebelum mereka beriman kepada Allah dan menerapkan syariat yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah. Berikut salah satu pernyataan pihak ISIS:

“Saya tegaskan lagi bahwa setiap negara yang tidak berhukum dengan syari’at Allah dan tidak tunduk kepada hukum Allah, maka ia adalah negara jahiliyyah, kafir, zhalim, lagi fasiq dengan penegasan ayat-ayat yang muhkam. Wajib bagi setiap muslim membenci negara itu dan memusuhinya karena Allah, serta haram atas mereka mencintai dan loyal kepadanya sehingga ia beriman kepada Allah saja dan menerapkan Syari’at-Nya.176

Kemudian, gerakan ISIS yang kini telah berubah menjadi sebuah negara Islam atau biasa disebut Daulah Islamiyah meyakini bahwa hanya negara yang mereka dirikanlah yang menegakkan syariat Islam sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Qur’an maupun hadis. Aturan yang mereka berlakukan di dalam daulah itu tidak terlepas dari ajaran yang dianjurkan Allah SWT dan menjauhi apa yang

176

Abu Sulaiman Aman Abdurrahman. 2015. Seri Materi Tauhid: For The Greatest


(38)

dilarang oleh Allah SWT hal ini sesuai dengan prinsip dasar politik Islam pertama dan penjabarannya poin ketaatan rakyat bahwa seluruh kekuasaan semesta berada pada Allah SWT dan hanya Allah yang harus dipatuhi, seluruh rakyat dalam suatu negara wajib mentaati perintah Allah SWT. Untuk melindungi daulah yang telah didirikan dan melindungi kaum muslimin yang sedang berada dalam kesusahan (kaum muslimin yang ditindas oleh kaum kafir) mereka melakukan jihad, memberantas segala hal yang berbau syirik, memerangi orang yang menyembah berhala, dan tetap berupaya menegakkan tauhid. Sesuai dengan penjabaran prinsip dasar politik Islam yaitu perdamaian. Dalam Islam perang hanya suatu tindakan darurat yang bersifat defensif. Berikut pernyataan pihak ISIS terkait negara yang mereka dirikan:

“Daulah Islam adalah satu-satunya Daulah (negara) yang menegak-kan hukum syariat di belahan bumi mana pun yang berada di bawah kekuasaannya, menegakkan hudud dan membentuk mahkamah-mahkamah syari’at untuk menghukumi manusia dengan apa yang telah Allah turunkan, memerintah yang ma’ruf dan melarang yang munkar, menyeru manusia kepada tauhid dan makna-maknanya, kufur kepada thaghut, baik thaghut yang hidup atau thaghut yang mati, Arab maupun ‘Ajam, dan memandang bahwa tauhid adalah urusan paling besar yang telah Allah perintahkan, dan syirik adalah larangan paling besar yang telah Allah larang, sehingga dia menjadikan perintah tauhid dan larangan syirik dan wasilahnya adalah urusan paling utama dari urusan lainnya, dia adalah Daulah yang menghapus kesyirikan dan tempat ibadahnya di setiap tempat yang berada di bawah kendali dan kekuasaannya. Dia adalah daulah yang berjihad melawan orang-orang kafir dan murtad dari berbagai aliran dan agama kufur, berjihad melawan orang-orang Yahudi, Nahsrani dan para penyembah berhala, orang-orang murtad dari kalangan Rafidhah, Pashmerga, Shahawat murtad dan pe-merintahan syirik dan murtad.”177

“Dan sungguh, hanya khilafahlah satu-satunya sistem yang islami. Maka mereka sepakat membentuk kekhilafahan. Apakah kalian tidak ridho dan ikhlas jika mereka menolak sistem kufur dan menggantinya dengaan sistem yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah?.”178

Bagi ISIS negara dengan sistem kekhilafahan merupakan satu-satunya cara agar syariat Islam kembali tegak, karena itulahlah negara ini sangat berambisi untuk

177

Abu Abdullah As-Sunni Al-Kurdi. Sejarah Ringkas Daulah Islamiyyah dan Sebagian Pokok

Pemikirannya[pdf]. thareeqalhal e-publishing. Hal. 3-4 178


(39)

mewujudkan salah satu cita-citanya yaitu negara khilafah yang berlandaskan syariat Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa mereka tidak sepakat dengan sistem apapun selain sistem khilafah, karena bagi mereka sistem diluar itu merupakan sistem kufur yang tidak sesuai syariat Islam yang patut untuk di musnahkan.

Dari beberapa pemaparan di atas terkait nilai-nilai ISIS yang ingin menegakkan kembali ajaran Islam dengan memberlakukan syariat Islam disetiap sendi kehidupan termasuk dalam urusan bernegara, mendirikan kembali sistem kekhilafahan sebagai wujud resmi dari penegakan syariat Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Hal tersebut sangat sesuai dengan salah satu tipologi pemikiran politik Islam yaitu Pemikiran politik Islam organik tradisional yang melihat bahwa Islam adalah agama sekaligus negara. Pandangan bahwa Islam bukan hanya agama tetapi juga pola hidup yang lengkap dengan pengaturan untuk segala aspek kehidupan, termasuk politik. Berbeda dengan tipologi lainnya yaitu pemikiran politik Islam sekuler yang memisahkan urusan agama dengan negara dan pemikiran politik Islam Moderat yang berpandangan bahwa Islam tidak menunjukkan preferensinya terhadap sistem politik tertentu, dimana umatnya merupakan masyarakat yang terbuka dan menengah.

3.3. Keterkaitan Ideologi Pergerakan di Timur Tengah dengan Nilai-Nilai Perjuangan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS)

Sejak awal abad ke 19 hingga abad 21 eksistensi beberapa gerakan sosial di Timur Tengah semakin meluas ke berbagai penjuru, beberapa gerakan yang


(40)

berlandaskan Islam tersebut terbentuk akibat munculnya kesadaran dari umat Islam sendiri bahwa perlunya penegakan kembali ajaran Islam dalam berbagai segi kehidupan. Ditandai dengan keruntuhan Utsmaniyah Turki dan munculnya kolonialisme dari bangsa Eropa terhadap umat muslim di Timur Tengah menimbulkan keresahan tersendiri bagi umat Islam. Berbagai pergerakan yang mengusung ajaran Islam bermunculan dan membawakan pemikiran dan ide-ide yang menurut mereka sebagai solusi untuk menghilangkan keresahan umat muslim.

Hingga fenomena pergerakan Islam yang saat ini banyak mencuri perhatian adalah kemunculan dari gerakan ISIS yang mengatas namakan ajaran Islam. Berbagai pro dan kontra terkait organisasi yang sekarang sudah menyatakan sebagai sebuah negara Islam pun tak dapat dihindari. Pada bagian ini penulis berupaya menarik hubungan antara ideologi pergerakan Islam di Timur Tengah dengan nilai-nilai perjuangan ISIS yang dibagi berdasarkan tujuan dan caranya.

a. Berdasarkan Tujuan Pergerakan.

Berdasarkan tujuan dari pergerakannya baik pergerakan Islam di Timur Tengah seperti Ikhwanul Muslimin beserta partai bentukannya maupun Hamas sebagai organisasi lokal dari Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islami di Pakistan, dan Hizbut Tahrir memiliki tujuan yang serupa dengan ISIS sendiri yaitu berupaya menegakkan kembali ajaran Islam dalam segala sendi kehidupan, menerapkan hukum-hukum Allah yang bersumber dalam Al-Qur’an, dan tujuan akhir dari


(41)

setiap gerakan ini baik gerakan Islam yang ada di Timur Tengah maupun ISIS sendiri adalah mendirikan negara Islam (Daulah Islamiyah). Oleh karena itu penulis merumuskan bahwa gerakan di atas termasuk dalam kategori tipologi pemikiran politik Islam tradisional yang melihat agama sekaligus negara, dalam artian negara yang berlandaskan syariat Islam.

b. Berdasarkan Cara mewujudkan cita-cita akhir.

Meskipun memiliki tujuan yang serupa baik pergerakan Islam di Timur Tengah maupun ISIS memiliki cara yang berbeda dalam mewujudkan cita-cita akhir mereka yaitu mendirikan negara Islam. Ikhwanul muslimin diawal kemunculannya banyak melakukan kegiatan keagamaan dan juga pendidikan, penerbitan majalah, bahkan mengirim surat kepada pihak pemerintah yang merupakan pendekatan perjuangan Undang-undang bagi mereka. Hingga kemudian memilih untuk terjun ke dunia politik dengan membentuk sebuah partai, dan mulai menempatkan kandidatnya di beberapa kursi parlemen hingga puncaknya Muhammad Mursi berhasil memenangkan pemilihan umum presiden pertama Mesir secara demokratis. Meski akhirnya pada 2013 Presiden Mursi dikudeta.

Tujuan keterlibatan dalam politik baik dalam bentuk partai bagi mereka adalah untuk membebaskan tanah air Mesir dari segala bentuk kekuasaan asing yang tidak Islami, baik di bidang politik, ekonomi maupun sosial budaya. Kemudian barulah targetnya memperbaiki pemerintahan dengan jalan memberi nasihat dan petunjuk sehingga betul-betul islami. Pemikiran Al-Banna dalam membangun IM


(42)

dan merumuskan cita-cita mereka terlihat fleksibel dalam menetapkan bentuk negara Islam yang seharusnya. Khilafah yang diharapkan Al-Banna terbina melalui koordinasi negara-negara Islam yang sepakat untuk menerapkan nilai-nilai ajaran Islam, terlihat bahwa Al-Banna mengidealkan negara Khilafah yang bersifat koordinatif dan tidak totaliter.

Metode yang digunakan oleh Jamaah Islami Pakistan hampir serupa dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Mereka mengawali dengan berdakwah hingga akhirnya terjun ke dunia politik dan mengikuti Pemilu. Sedangkan Hamas, meski saat ini lebih fokus untuk membebaskan Palestina dari cengkraman Israel, mereka melakukan gerakan intifada (berjuang hanya bermodalkan batu dan ban bekas) untuk mengusir Israel hingga tujuan akhirnya mampu terpenuhi yaitu mendirikan negara yang berlandaskan Islam di Palestina. Dan akhir-akhir ini Hamas mulai terjun ke dunia politik, terlihat dari kemenangan Hamas pada pemilu 2006 silam di Palestina.

Hizbut Tahrir meskipun merupakan sebuah partai politik bukan berarti HT melebur mengikuti pemilu dan sebagainya. Al-Nabhani sebagai pendiri HT menjelaskan bagaimana pentingnya umat melakukan pengambilan kekuasaan melalui sebuah tahapan awal untuk mencapai cita-citanya yaitu fokus terhadap kegiatan dakwahnya. Kerapkali HT melakukan kegiatan dakwahnya melalui pengajian umum atau ceramah di masjid-masjid, melalui media massa, buku-buku maupun selebaran. Bagi Al-Nabhani apabila HT telah mampu meleburkan diri dengan umat melalui pembinaan kegiatan dakwah tersebut dan berhasil


(43)

melakukan penyadaran ideologis secara kolektif hal itu lebih memudahkan umat Islam untuk meraih kebangkitan.

Sebagai gerakan dan organisasi politik, HT juga melakukan aktivitas politik. Aktivitas politik yang dipilih oleh HT adalah suatu aktivitas politik yang menciptakan perubahan. Dalam pengertian secara umum, HT memahami politik sebagai aktivitas memelihara urusan umat, sedangkan politik dalam kontek Islam dipahami oleh HT sebagai aktivitas memelihara dan mengatur urusan masyarakat yang didasarkan pada ketentuan syariat Islam.179

ISIS dalam mencapai cita-citanya tidak cukup melalui dakwah secara langsung maupun media massa. Mereka meyakini bahwa jihad yang bertujuan untuk menegakkan syariat Islam wajib dilakukan meskipun dalam bentuk peperangan. ISIS sendiri menggunakan Q.S Al-Hadid: 25 sebagai landasannya180

Berdasarkan kutipan ayat di atas kerap kali petinggi ISIS dalam menyampaikan pernyataan maupun pidatonya menyatakan bahwa Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedang sebagai pembela . Sehingga ISIS sendiri dikenal sebagai sebuah gerakan yang menghalalkan perang secara fisik untuk mewujudkan cita-cita yang menurut mereka paling baik. Bagi mereka jihad

, yang berbunyi:

Sungguh kami telah mengutus para Rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan kitab dan timbangan bersama mereka agar manusia berbuat adil, serta kami turunkan pula besi yang di dalamnya terdapat kekuatan yang keras dan manfaat bagi manusia, juga agar Allah mengetahui siapa yang akan menolong (agama)Nya dan para rasul-Nya padahal mereka tidak melihat Allah. Sungguh Allah maha kuat lagi perkasa (Q.S. Al-Hadid:25)

179

Ibid. Hal. 154. 180


(44)

media, ataupun hanya berdakwah tidak cukup untuk mewujudkan cita-citanya yang besar. Karena itu bagi mereka wajib hukumnya untuk memusnahkan segala hal yang bertentangan dengan ajaran agama Islam dari muka bumi.


(45)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Gejolak fenomena perubahan politik di berbagai negara khususnya kawasan Timur Tengah kerap kali berdampingan dengan munculnya sebuah gerakan sosial. Dimulai dari keruntuhan Turki Utsmani pada 1924 dan fenomena Arab Springs, hingga kemunculan sebuah gerakan sosial yang menggemparkan dunia internasional yaitu Islamic State of Iraq and Suriah yang saat ini dikenal dengan Islamic State ataupun Daulah Islamiyah. Berbagai pernyataan dan tindakan yang mengundang pro dan kontra membuat gerakan ini menjadi sangat fenomenal di abad 21 ini. Sehingga dari hasil uraian data terkait gambaran ideologi pergerakan islam di Timur tengah beserta analisis tentang nilai-nilai perjuangan Islamic State of Iraq and Suriah hingga keterkaitannya dengan ideologi pergerakan Islam di Timur Tengah saat ini makadapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

a) Kemunculan berbagai pergerakan di Timur Tengah seperti Ikhwanul Muslimin beserta partai bentukannya, Jamaah Islami, Hizbut Tahrir bahkan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) sendiri dilatar belakangi oleh keadaan sosial setempat, kolonialisme serta munculnya kesadaran perlunya menegakkan kembali ajaran Islam yang shahih.


(46)

b) Sesuai teori pemikiran politik Islam ISIS beserta beberapa contoh perwakilan dari pergerakan di Timur Tengah yang sudah diuraikan tergolong dalam kategori pemikiran politik Islam organik tradisional yang melihat bahwa Islam adalah agama sekaligus negara. Islam mengatur segala sendi kehidupan. Nilai-nilai yang diperjuangkan ISIS terlihat dari cita-citanya mendirikan negara dengan sistem kekhilafahan, negara yang menggunakan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai landasan hukumnya. Hal tersebut juga terdapat pada gerakan islam lainnya di Timur Tengah seperti Ikhwanul Muslimin, Jamaah Islami maupun Hizbut Tahrir.

c) Meskipun terdapat keterkaitan antara nilai perjuangan ISIS dengan ideologi pergerakan Islam di Timur Tengah dalam hal mencapai tujuan tersebut ISIS lebih tegas dalam mewujudnya tidak seperti beberapa pergerakan Islam di Timur Tengah yang melalui dakwah maupun mengikuti pemilu di negara setempat. Bagi ISIS untuk mewujudkan hal tersebut tidak cukup melalui dakwah saja oleh karena itu ISIS melakukan jihadnya dengan cara berperang. Dan alasan untuk berperang tersebut diakibatkan banyaknya kaum muslimin yang tertindas oleh rezim yang berkuasa.

4.2. Saran

a) Untuk akademisi yang konsen pada studi politik Islam khususnya Timur Tengah dalam hal ini penulis berharap ada yang menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan penulis dengan sumber-sumber lainnya


(47)

seperti melalui wawancara melalui narasumber yang memahami ISIS secara mendalam . Karena penulis menyadari bahwa data dalam penelitian ini masih belum sempurna. Selain itu pergerakan Islam di Timur Tengah abad 21 termasuk ISIS sendiri merupakan objek kajian yang menarik untuk diteliti mengingat pro kontra yang banyak ditimbulkan oleh gerakan ini.

b) Kepada masyarakat Indonesia, diharapkan untuk lebih memahami secara mendalam bagaimana sebenarnya nilai-nilai yang diusung oleh pergerakan Islam di Timur Tengah termasuk ISIS. Dan berupaya untuk bersikap netral dalam menanggapi pergerakan yang mengusung ajaran agama Islam terutama ISIS yang kini sudah mulai memasuki Indonesia.


(48)

BAB II

SEJARAH PERGERAKAN ISLAM DAN PROFIL ISIS

2.1. Sejarah Kebangkitan Pergerakan Islam Pasca Keruntuhan Turki Utsmani

Kejayaan Islam dalam dunia politik mencatat bahwa salah satu kekaisaran yang sempat menjadi sentral bagi islam ialah Turki Utsmaniyah. Kekaisaran tersebut tercatat berkuasa selama berabad-abad dan kemudian runtuh pada 1924. Setelah kekhalifahan Turki Utsmani runtuh, kondisi sebagian besar dunia Islam saat itu benar-benar rapuh dan berada dalam pengaruh kolonialisme jajahan Eropa, maka jatuhnya kekhalifahan Turki Utsmani ini benar-benar merupakan pukulan telak bagi dunia Islam yang mana memberikan perubahan total disegala bidang.69

Akhirnya dengan keadaan yang kian memburuk, kemudian dengan kondisi dunia Islam yang akhirnya terpecah-pecah menjadi negara bangsa (nation-state) sebagai dampak dari kolonialisme penjajah. Saat itu pula umat muslim mulai menyadari bahwa mereka tidak ada kepemimpinan lagi. Berbagai usaha untuk menyatukan kembali negara-negara dunia Islam pun dilakukan dalam berbagai bentuk, dari aktivitas perindividu, kelompok maupun pergerakan hingga pada tingkat negara.70

Tak lama kemudian seruan kembali kepada persatuan dan kesatuan akhirnya bermunculan dari berbagai penjuru dunia Islam. Pada abad ke19 dan 20, era

69

Akhmad Jenggis Prabowo. 2011. Kebangkitan Islam. Yogyakarta: NFP Publishing. Hal 23

70


(49)

modern juga diwarnai dengan kemerdekaan negara-negara Islam. Dalam tahun-tahun terakhir ini banyak negara muslim yang telah merdeka, bersamaan itu muncul pula organisasi-organisasi dan partai-partai nasional yang mendasarkan bentuk-bentuk pemerintahan pada prinsip-prinsip syariat islam dan adanya keinginan untuk membangkitkan kembali gerakan islam.71

Seperti munculnya berbagai pergerakan Islam pada tahun 1930-an yang cukup berpengaruh, lebih memasyarakat dan juga mengalami perkembangan pesat, seperti contoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Jami’at Islami di Pakistan. Gerakan-gerakan inilah yang merupakan pelopor dari gerakan Islam modern yang terorganisir dengan rapi dan solid, yang mana selanjutya akan memberikan inspirasi bagi munculnya gerakan-gerakan serupa di negara Islam lainnya.72

Sebagai pelopor gerakan fundamentalis Islam zaman modern di kawasan Asia Afrika dan Timur Tengah, Ikhwanul Muslimin (IM) Mesir yang didirikan pada 1928 oleh Hasan al-Banna dengan latar belakang sosiokultural, keadaan lingkungan Mesir serta melihat realitas dunia Islam pada umumnya yang terpuruk. IM sendiri menginginkan al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai pedoman hidup serta mengajak kepada penerapan syariat islam dalam kehidupan nyata.Ikhwanul Muslimin juga pernah ikut serta dalam perang Arab Israel pada 1948 dan pasca

71

Salim Azzam. 1990. Beberapa Pandangan Tentang Pembentukan Negara Islam. Bandung:

Mizan. Hal 45 72


(50)

perang dunia II, IM tampil sebagai organisasi politik yang militan dan aktif menentang pemerintahan sekuler Mesir.73

Pada tahun 1940-an, IM Mesir sudah membentuk Departemen Hubungan antar dunia Islam dan memiliki Sembilan komisi. Bagian ini bukan saja membahas propaganda, tapi juga mengatur komunikasi antara sesama gerakan dunia muslim. Tak lama sesudahnya, cabang-cabang IM dibentuk di Yordania, Suriah, Palestina, Kuwait, Sudan dan Yaman. Cabang IM di Sudan didirikan pada 1985 di bawah kepemimpinan Hasan al Turabi.74 Ikhwanul Muslimin cabang Palestina yang kebanyakan aktif di jalur Gaza mendirikan organisasi Hamas pada 1987 yang dipimpin oleh Syaikh Yasin.75

Ikhwanul Muslimin juga terjun ke dalam dunia politik untuk mewujudkan misi mereka dengan mengikuti pemilu. Seperti pada tahun 2012 Ikhwanul Muslimin di Mesir mengikuti pemilu melalui partainya yang bernama Partai Kebebasan dan Keadilan yang berhasil mendudukkan Muhammad Mursi sebagai presiden Mesir secara demokratis. Namun, pada tahun 2013 presiden Mursi di Kudeta dari kepemimpinannya serta banyak aktivis dan anggota Ikhwanul Muslimin di penjara. Selanjutnya, pengadilan di Mesir melarang Ikhwanul Muslimin melakukan semua aktivitas dan memerintahkan agar aset gerakan ini disita. Pemerintahan Mesir terkini Elsisi yang didukung militer melakukan sejumlah

73

Asep Syamsul M. Romli, 2000. Demonologi Islam: Upaya Barat Membasmi Kekuatan Islam.

Jakarta: Gema Insani Press. Hal. 62 74

Olivier Roy. 1992. Gagalnya Islam Politik. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Hal. 137

75


(51)

langkah keras terhadap gerakan ini sejak Presiden Mohammed Mursi yang berasal dari kelompok ini digulingkan.76

Dalam waktu yang berdekatan dengan eksistensi IM di Mesir, di Pakistan sendiri kemunculan pergerakan Jamaah Islamiyah (JI) lahir pada 1941 oleh Al-Maududi. Tujuan pergerakan ini adalah menegakkan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam hal kenegaraan. Jama’ah Islamiyah (JI) juga gigih membendung berbagai bentuk aliran sekularistis, menentang dominasi peradaban Barat, dan berupaya memperbaiki pemikiran dan kepribadian kaum muslim, termasuk perbaikan sistem pemerintahan agar sesuai dengan ajaran Islam.77 JI sendiri merupakan partai religious tertua di Pakistan, kini persebaran JI muncul di India (Jamaat e-Islami Hind), Bangladesh (Jamaat e-Islami Bangladesh), Khasmir dan Srilangka.78

Pada tahun 1972 tampuk kepemimpinan JI di Pakistan beralih kepada Mian Tufail Muhammad yang memimpin hingga tahun 1987. Jumlah kader inti JI di Pakistan pada masa kepemimpinan Mian Tufail Muhammad secara keseluruhan adalah 15.824 orang, 1.295 adalah wanita. Simpatisan 56.455 orang dan 9.381 diantaranya adalah wanita. Terdapat 1.317 kantor JI di seluruh Pakistan. Memiliki 1.932 kelompok binaan kader yang mengatur permasalahan da’wah, organisasi,

76

BBC. 2013.Mesir larang Ikhwanul Muslimin Beraktivitas. diakses dari www.bbc.co

m.b.tldw.me/indonesia/dunia/2013/09/130923_mesir_ikhwanuldilarang. Pada tanggal 15 Oktober

2016 77

Endang Turmudi & Riza Sihbudi. 2005. Islam dan Radikalisme di Indonesia. Jakarta:LIPI Press.

Hal. 62 78

Diakses dari


(52)

dan politik. Semua program ini tiap bulan dilaporkan ke Markas JI Pakistan di Mansoorah Lahore. 79

Jamaat Islami di Pakistan sendiri danggap sebagai partai terbesar ketiga di kota Karachi setelah partai sekuler Muttahida Qaumi Movement (MQM) dan Partai Rakyat Pakistan (PPP). Tetapi pada pemilu parlemen Pakistan tahun 2013, JI memboikot pemilu di kota Karachi dengan alasan dikarenakan banyaknya kecurangan dan aksi kekerasan yang terjadi, mereka menuduh MQM memicu kekerasan dan mempengaruhi pemilih dengan adanya kelompok bersenjata yang bekerjasama dengan MQM untuk menakut-nakuti pemilih dan mempengaruhi pemilih.80 Sehingga JI menarik 29 kandidatnya yang bertarung untuk kursi nasional dan provinsi, serta menarik diri dari pemilu kota Hyderabad di Sindh.81

Sedangkan di Bangladesh Komisi Pemilu Bangladesh menyatakan Jamaat Islami tidak dapat ikut bertarung dalam pemilu 2013. Majelis hakim menyatakan pendaftaran JI sebagai partai politik bertentangan dengan konstitusi sekuler negara Bangladesh yang melarang penggunaan agama dalam politik.82

79

Muhammad Amir Rana. 2005. A to Z of Jehadi Organization in Pakistan. Lahore: Publisher

Marhal Books. Hal. 425.

Kemudian pada 3 September 2016 Mir Quasem Ali, pemimpin kunci Partai Jamaat e-Islami Bangladesh dieksekusi oleh rezim Bangladesh dengan cara digantung sampai mati

80

Diakses dari

81

Diakses dari situs

2016 Pukul 23:10 PM. 82

Diakses dari situs


(53)

karena dianggap melakukan kejahatan kontroversial selama perang kemerdekaan melawan Pakistan pada 1971.83

Hizbut Tahrir didirikan oleh al-Nabhani pada 1953 di Al Quds, Palestina dengan basis politik bagi perjuangannya mendirikan kembali Daulah Khilafah Islam.

Pergerakan di atas menunjukkan bahwa setelah keterpurukan dunia Islam terdapat kemunculan pergerakan Islam yang menginginkan kembali tegaknya prinsip-prinsip Islam baik dari segi kehidupan sehari-hari bahkan dalam sistem pemerintahan. Keruntuhan Turki Utsmani dan keterpurukan dunia Islam kerap dijadikan sebagai landasan untuk berjuang bagi organisasi-organisasi Islam yang berdiri pada saat itu. Hal itulah yang juga melatarbelakangi kelahiran institusi kepartaian Hizbut Tahrir.

84

Hizbut Tahrir sendiri berpendapat bahwa tanpa daulah khilafah islam, umat islam akan mengalami perpecahan yang terbagi ke dalam perbedaan geografi dan nation, ketiadaan khilafah juga akan menyebabkan terlantarkannya hukum Allah, lemahnya perlindungan terhadap umat Islam yang ada di dunia sehingga umat Islam dengan mudah dikalahkan bahkan menjadi korban pembantaian massa.85

Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris,

83

Diakses dari

2016 pukul 22:04 WIB

84

Syamsul Arifin. 2005. Ideologi dan Praksis gerkan sosial kaum fundamentalis (Pengalaman

Hizb al-Tahrir Indonesia). Malang: UMM Pres. Hal 110. 85


(54)

Perancis, Jerman, Austria, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Indonesia dan Australia. 86

Karena aktivitas Hizbut Tahrir yang rahasia, menurut situs resmi Hizbut Tahrir Indonesia di sebagian negara besar di dunia, maka jumlah pasti anggotanya di dunia tidak diketahui, namun diperkirakan jumlah anggotanya di Asia Tenggara saja antara 20.000 hingga 100.000 anggota. Popularitas dan dukungan massa Hizbut Tahrir diperoleh dari para mahasiswa, pengangguran, buruh pabrik dan guru. Dan tampak juga bahwa Hizbut Tahrir mengalami kemajuan signifikan dalam penjara, bahkan diperkirakan bahwa antara 7.000 sampai 8.000 anggotanya mendekam di penjara-penjara Uzbekistan.87

Kemudian, pada 30 April 2016, Hizbut Tahrir menggelar konferensi Khilafah di Palestina. Konferensi ini dilakukan dalam rangka mengenang 95 tahun runtuhnya Kekhilafahan.88

86

Tim Media Hizbut Tahrir. Tentang Kami. diakses dari situ

Hizbut Tahrir merupakan sebuah organisasi yang berfokus kepada dakwahnya, mereka kerap kali melakukan seperti konferensi khilafah maupun dakwah di mesjid dan menerbitkan booklet maupun majalah sebagai cara mereka untuk memperkenalkan ideologi yang mereka usung. Bagi mereka cita-cita untuk mendirikan daulah Islamiyah tidak dapat secara instan, semua

87

Tim Media Hizbut Tahrir. 2012. Para Analis: Hizbut Tahrir Organisasi Massa Terbesar dan

Terbaik. Diakses dari situs:

88

Tim Media Hizbut Tahrir. 2016. Konferensi Khilafah Digelar di Ramallah Palestina. Diakses

dari situs htpps://hizbut-tahrir.or.id/2016/05/03/konferensi-khilafah-di-gelar-di-ramallah-palestina/. Pada 25 Oktober pukul 09:15 WIB.


(55)

dilakukan secara bertahap. Dan melakukan dakwah adalah menjadi tahap awal bagi mereka.

Perjalanan Hizbut Tahrir untuk melakukan dakwah tidak berjalan lancar, HT juga mendapat larangan dari beberapa negara seperti Rusia, Inggris, Australia, beberapa negara di Asia Selatan dan Asia Tengah. Beberapa rezim pemerintahan merasa terancam dengan keberadaan HT akibat retorika yang agresif dari HT sendiri. Bahkan pada tahun 2008, sekitar 1000 aktivis HT telah ditangkap oleh aparat keamanan Palestina, ketika mereka memperingati runtuhnya Khilafah. Pihak otoritas Palestina juga melarang wartawan dan pers untuk meliput kejadian ini. Tetapi berbagai larangan dan kecamanan bagi partai HT ini tidak meredamkan semangat mereka untuk membangkitkan Islam kembali. Terlihat dengan semakin gencarnya HT melebarkan sayapnya ke berbagai negara.89

HAMAS merupakan sebuah gerakan kaum muda Palestina yang melancarkan serangan terhadap pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat sungai Berbagai pergerakan Islam terus mengalami perkembangan pesat, lambat laun beberapa negara yang mengalami penjajahan mulai memperoleh kemerdekaan melalui gerakan kemerdekaan yang bermunculan. Salah satu gerakan kemerdekaan yang akan dibahas adalah gerakan kemerdekaan di Palestina yaitu HAMAS yang juga merupakan bagian dari pergerakan Ikhwanul Muslimin.

89

Tim Media Hizbut Tahrir. 2008. Dilarang Gelar Konferensi Khilafah, Aktivis Hizbut Tahrir

Palestina di Tangkap. Diakses dari situ


(56)

Yordan. Gerakan perlawanan mereka dikenal dengan istilah intifada (perlawanan). Dengan dibekali keyakinan agama Islam bahwa berjuang melawan penjajahan merupakan bagian dari berperang di jalan Allah dalam artian berjihad.90

Cita-cita dan tujuan Hamas secara lengkap tertulis dalam Piagam Hamas tahun 1988. Pada dasarnya, cita-cita dan tujuan Hamas tidak dapat dipisahkan dari perjuangan Ikhwanul Muslimin secara keseluruhan, yaitu mewujudkan kekuasaan Islam di seluruh dunia. Dalam konteks Palestina cita-cita dan tujuannya lebih bersifat lokal, yakni untuk membebaskan Palestina dari cengkraman Israel.91

Hamas mempercayai bahwa berdirinya sebuah negara bagi rakyat Palestina adalah tujuan akhir dari gerakan pembebasan Palestina. Setelah Palestina bebas maka yang harus terwujud adalah negara Islam. Oleh sebab itu, dengan berbagai cara Hamas mengarahkan seluruh gerakannya untuk mewujudkan negara Islam di Palestina merdeka. Bagi Hamas, adalah hak rakyat Palestina untuk hidup dalam kemerdekaaan dan memerintah diri sendiri di bawah payung Islam yang menjadi agama mayoritas warga Palestina.92

Hamas yang pada awalnya merupakan gerakan sosial dalam masyarakat Palestina dengan pengaruh Ikhwanul Muslimin secara perlahan namun pasti telah menjelma menjadi salah satu gerakan politik Islam dengan kekuatan yang patut diperhitungkan di wilayah Timur Tengah. Pada tahun 2006 Hamas mengikuti

90

Endang Turmudi & Riza Sihbudi. Op.Cit. Hal. 73

91

Bawono Kumoro. 2009. HAMAS (Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel). Bandung: Mizan Media Utama. Hal. 91

92


(57)

pemilu parlemen di Palestina, Hamas memenangkan 76 dari 132 kursi parlemen di Palestina. Hal ini merupakan salah satu pencapaian tertinggi Hamas dalam memperkuat sayap pergerakannya karena Hamas sukses menggabungkan perlawanan bersenjata dengan politik. Selain itu pencapaian besar Hamas juga terlihat pada keberhasilannya melewati serangan dahsyat dari militer Israel terhadap Gaza yang menunjukkan kemajuan sayap militer mereka.93

Pasca Keruntuhan Turki Utsmani pada 1924, kebangkitan gerakan-gerakan Islam lainnya masih terus berlanjut hingga saat ini. Rakyat di beberapa Negara Arab bahkan dunia memiliki harapan yang besar terhadap proses perubahan yang sedang melanda negara tersebut. Mereka menyebutnya dengan Tsaurat al-Arabiyyah yaitu revolusi yang akan mengubah tatanan menuju masyarakat dan bangsa ideal. Orang Barat menyebutnya dengan Arab Springs yaitu musim yang menjadi titik awal pertumbuhan demokrasi di negara-negara itu.94

93

Redaksi Salam Online. 2016. 10 Tahun yang lali yang mengejutkan: Hamas Menangi Pemilu

Palestina. diakses dari situs m.salam-online.com/2016/01/10-tahun-lalu-yang-mengejutkan-hamas-menang-pemilu-tapi-tak-diakui.html. Pada 21 Januari 2017 pukul 21:30 WIB

94

Ibnu Burdah . Loc.Cit. Hal.21

Pada Era Arab Spring berbagai fenomena perubahan politik terjadi di Kawasan Timur Tengah. Berbagai gerakan yang berbasis Islam kerap kali muncul melakukan perlawanan. Era Arab Spring banyak ditandai dengan keruntuhan rezim-rezim otoriter oleh gerakan sosial di kawasan tersebut. Berawal dari Tunisia sebagai negara pemantik kemunculan fenomena Arab Spring. Mesir di era Husni Mubarok juga tak luput dari serangkaian aksi perlawanan dari gerakan yang juga disebut-sebut sebagai bagian dari Arab Spring.


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan tahap demi tahap pembuatan skripsi ini. Tidak lupa pula penulis panjatkan shalawat beriring salam kepada Nabi besar junjungan kita Muhammad SAW, semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan pertolongan di akhir kelak, amin ya rabbal ‘alamin.

Skripsi ini berjudul ”Ideologi Pergerakan Islam di Timur Tengah Abad 21 (Studi Kasus: Nilai-Nilai Perjuangan Islamic State of Iraq and Suriah). Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini mendeskripsikan tentang nilai-nilai perjuangan dari sebuah gerakan yang berlandaskan ajaran Islam di Timur Tengah saat ini yaitu Islamic State of Iraq and Suriah(ISIS), serta mendeskripsikan keterkaitan Ideologi pergerakan Islam di Timur Tengah dengan nilai-nilai perjuangan ISIS sendiri. Sungguh penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini ke depan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak mendapat bantuan dan dukungan baik dari segi materiil maupun moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.sos, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara.


(2)

iv

2. Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Adil Arifin, S.Sos, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah

mengarahkan, mengkritik dan memberikan saran yang sangat berguna dalam penulisan skripsi ini.

4. Dosen dan Staff pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Kak Zuraida, Kak Siti dan Pak Burhan yang selalu membantu dalam urusan administrasi.

6. Teristimewa kepada Ibunda penulis, Wardah S.U. Sagala atas limpahan kasih sayang, pengertian serta kesabarannya memotivasi penulis agar selalu semangat dalam mengerjakan skripsi ini. Sungguh engkau wanita terhebat dan paling sempurna untuk anak-anakmu. Kepada almarhum Ayahanda Amiruddin Banurea, skripsi ini menjadi bukti bahwa anakmu bisa sukses dengan studinya dan tak berlarut dengan kesedihan. Semoga ini bisa menjadi hadiah untukmu dan semoga engkau bahagia dan tersenyum melihat anak-anakmu satu persatu menjadi orang yang berhasil.

7. Teristimewa kepada saudara kandung penulis, Kak Erma Sabena, Bang Rismo Rahmat, Kak Risdayani, Kak Rahmiyanida, Kak Rohiyana dan Nurmaya. Terimakasih atas dukungan yang diberikan kepada penulis. Sukses untuk kita dan kebahagiaan orang tua kita.

8. Untuk teman-teman seperjuangan di Ilmu Politik Muammar Achmat Tahir terimakasih telah meluangkan waktunya berdiskusi serta


(3)

masukannya kepada penulis sehingga penulis mendapat pencerahan untuk melanjutkan skripsi ini. Kepada kru All is Well Reggy, Paldo, David, Putra, Goldy, Despan, Dedy, Jesi, Billy dll terimakasih selalu setia mendukung penulis dalam keadaan apapun.

9. Kepada para nakama D’Seongkokerz (Desra Israyana, Qomariah dan Keke Rizkynta) terimakasih buat dukungannya selama kuliah. Serta seluruh pihak terkait yang tidak dapat penulis ucapkan satu-persatu. Terimakasih.

Medan, Januari 2017

Penulis


(4)

vi DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 21

1.3. Batasan Masalah ... 21

1.4. Tujuan Penelitian ... 22

1.5. Manfaat Penelitian ... 22

1.6. Kerangka Teori ... 23

1.6.1. Ideologi Politik ... 23

1.6.2. Pemikiran Politik Islam ... 28

1.6.2.1. Prinsip-prinsip Dasar Politik (Siyasah) Islam ... 29

1.6.2.2. Tipologi Pemikiran Politik Islam ... 33

1.7. Kerangka Konsep ... 35

1.7.1. Gerakan Sosial ... 35

1.8. Metodologi Penelitian ... 39

1.8.1. Metode Penelitian... 39

1.8.2. Jenis Penelitian ... 40

1.8.3. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1.8.4. Teknik Analisa Data ... 40

1.9. Sistematika Penulisan ... 41

BAB II SEJARAH PERGERAKAN ISLAM DAN PROFIL ISIS ... 43

2.1. Sejarah Kebangkitan Pergerakan Islam Pasca Keruntuhan Turki Utsmani ... 43

2.2. Profil Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ... 56

2.2.1. Sejarah Berdirinya ISIS... 56

2.2.2. Keyakinan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ... 62

2.2.3. Wilayah ISIS... 64

2.2.4. Struktur Pemerintahan ISIS ... 65

2.2.5. Profil Tokoh Berpengaruh dalam Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ... 67


(5)

BAB III ANALISIS IDEOLOGI PERGERAKAN ISLAM DI TIMUR

TENGAH ABAD 21 (NILAI-NILAI PERJUANGAN ISIS) ... 75

3.1. Ideologi Pergerakan Islam di Timur Tengah Abad 21 ... 75

3.1.1. Keberadaan Pergerakan Islam di Timur Tengah ... 75

3.1.2. Ideologi Politik Pergerakan Islam di Timur Tengah ... 79

3.2. Nilai-Nilai Perjuangan ISIS ... 88

3.2.1. ISIS Sebagai Gerakan Sosial ... 88

3.2.2. Ideologi Politik ISIS ... 94

3.3. Keterkaitan Ideologi Pergerakan di Timur Tengah dengan Nilai-Nilai Perjuangan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS) ... 105

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 110

4.1. Kesimpulan ... 110

4.2. Saran ... 111


(6)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Wilayah Kekuasaan ISIS ... 64 Gambar 2.2. Struktur Pemerintahan ISIS ... 65