Meneladani Ketabahan Nabi Ayub AS ketika Menderita Sakit
Pendidikan Agama Islam SD Kelas V
38 Tugas kenabian yang diemban oleh Nabi Musa AS dapat dibaca dalam surah
Ibrahim ayat 5 sebagai berikut.
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan Kami
perintahkan kepadanya; “Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” Q.S. Ibrahim : 5
Secara nasab, Nabi Musa AS adalah anak Imran bin Yashar, ibunya bernama Yukabad binti Qahat dari suku Bani Israil. Nabi Musa AS adalah keturunan keempat
Nabi Yakub AS yang tinggal di Mesir sejak Nabi Yusuf AS berkuasa di Mesir. Pada waktu itu, penduduk Mesir terdiri atas dua suku bangsa, yaitu orang Qibti
bangsa asal Mesir dan orang-orang Bani Israil. Orang-orang Qibti menduduki jabatan- jabatan tinggi sedangkan orang Bani Israil hanya berkedudukan rendah seperti para
buruh, pelayan, dan pesuruh.
Pada suatu malam, Fir’aun sebagai raja yang berkuasa di Mesir bermimpi. Dalam mimpinya, ia menyaksikan negeri Mesir hancur lebur dan hanya menyisakan orang-
orang Bani Israil yang tetap hidup. Segeralah Fir’aun memanggil para ahli nujum untuk menafsirkan mimpi yang dialaminya. Para ahli nujum meramalkan bahwa akan datang
seorang laki-laki dari Bani Israil yang akan menjatuhkan kekuasaannya. Mendengar hal itu, Fir’aun segera mengeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa setiap
anak laki-laki yang lahir dari Bani Israil harus dibunuh.
Fir’aun adalah seorang raja yang zalim dan kejam. Fir’aun bahkan menobatkan dirinya sebagai Tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Ia memerintah sekehendak
hati. Rakyat dibuatnya selalu dalam ketakutan. Seluruh perintahnya harus ditaati, tidak ada seorang pun yang berani menentangnya, rakyat yang tidak mau menyembahnya
akan disiksa, bahkan hingga hukuman mati. Allah SWT berfirman dalam surah Asy-Syu’ara’ ayat 29 sebagai berikut.