c. keraguan timbul jika dua nilai CiLij berdekatan dengan nilai acuan 1,0, misalnya C
1
L
1
j = 0,9 dan C
2
L
2
j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar, misal C
3
L
3
j = 5,0 dan C
4
L
4
j = 10,0. Dalam contoh ini tingkat kerusakan badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengataso kesulitan ini
adalah: 1 penggunaan nilai CiLij
hasil pengukuran
kalau nilai lebih kecil dari 1,0. 2 penggunaan nilai CiLij
baru
jika nilai CiLij
hasil pengukuran
lebih besar dari 1,0.
CiLij
baru
= 1,0 + P. logCiLij
hasil pengukuran
P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan bebas dan disesuikan dengan hasil pengamatan lingkungan dan atau persyaratan yang
dikehendaki untuk suatu peruntukan biasanya digunakan nilai 5. 5. Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan CiLij
CijLij
R
dan CijLij
M
6. Tentukan harga PIj
��
�
= √ � �
�
⁄
�
+ � �
�
⁄
�
… … … … … �
2.4 Tinjauan Studi
Telah banyak dilakukan penelitian mengenai pengendalian dan pengelolaan kualitas air sungai, penelitian-penelitian tersebut diantaranya :
Tabel II.5 Tinjauan Studi Terdahulu yang Terkait
No Peneliti
Judul Metode
Hasil
1 Matahelumual,
B. C Penentuan Status
Mutu Air dengan Sistem STORET
di Kecamatan Bantar Gebang
Metode STORET
- Menentukan kualitas air tanah menggunakan
metode STORET untuk mengetahui mutu suatu
sistem akuatik berdasarkan parameter
pada analisis parameter fisika, kimia dan biologi
- Pengambilan percontohan air dilakukan di
Kecamatan Bantar Gebang, tempat
pembuangan akhir sampah Bantar Gebang.
2 Toban Tiku
Pairunan Perangkat Lunak
Pendukung Keputusan
Analisis Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian
Pencemaran Air Sungai
Metode Perhitungan
Indeks
- Data penelitian diimplementasikan pada
parameter sungai Saddang di Provinsi Sulawesi Selatan di
Badan Lingkungan Hidup Daerah.
- Perangkat lunak menampilkan hasil
perhitungan indeks setiap titik ukur dan seluruh titik
ukur dan perangkat lunak dapat mengidentifikasi
parameter yang memiliki nilai konsentrasi tinggi,
sedang dan memenuhi baki mutu
- Hasil implementasi perangkat lunak yang telah
diuji coba melalui data pemantauan sungai Saddang
periode tahun 2010, dihasilkan nilai rata-rata
titik ukut sebesar -64,4 dengan status sungai cemar
berat.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Daerah Aliran Sungai DAS Citarum merupakan DAS terbesar dan terpanjang di Jawa Barat, secara geografis dari 106
o
51’36” - 107
o
51’BT dan 7
o
19’ - 6
o
24’ LS. DAS Citarum adalah salah satu DAS yang secara hidrologis tercakup ke dalam wilayah Sungai Citarum dengan pengelolaannya berada di
wilayah kerja Balai Besar Sungai Citarum BBWS Citarum. Daerah pengaliran Sungai DAS Citarum meliputi Kabupaten dan Kota
Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi dan Kota Cimahi. Luas DAS Citarum
adalah 6.868 km
2,
dengan panjang sungai utama 458,7 km dan panjang sungai keseluruhan 1.394 km. DAS Citarum memiliki bentuk memanjang dengan
panjang kurang lebih 167,6 km dan lebar rata-rata 40,98 km. Sungai Citarum memiliki beberapa anak sungai, yaitu Sungai Citarik,
Sungai Cisangkuy, Sungai Ciminyak, Sungai Cikapundung, Sungai Ciwidey, Sungai Cihaur, Sungai Cisokan.
Daerah pengaliran sungai DAS Citarum sendiri mempunyai luas wilayah keseluruhan sekitar 11.225 km
2
Pemda Jabar, 2002 atau 12.000 km
2
Sudjana, 2002, dengan sub DAS di daerah hilir diantaranya meliputi kali Bekasi,
Cikarang, Lemah Abang, Ciherang, Cilamaya, Ciasem dan Cipunegara, serta beberapa DAS parsial lainnya. Gambar III.1 memperlihatkan daerah aliran sungai
Citarum.