Hipotesis Tanaman Jagung EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L) PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA MAKMUR DESA BUMI SARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

6 Menurut Djaenuddin dkk. 2000, lahan untuk tanaman jagung yang termasuk ke dalam kelas S1 Sangat sesuai yaitu daerah dengan temperatur udara 20 – 26 o C, drainase baikagak terhambat, tekstur tanah halusagak halussedang, kemasaman tanah 5,8 – 7,8, KTK liat lebih dari 16 cmol c kg, kejenuhan basa 50 , kandungan C-organik 0,4 , lereng 8 serta curah hujan 500-1200.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kondisi yang ada di daerah penelitian seperti yang dikemukakan dalam kerangka pemikiran maka diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Lahan usahatani tanaman jagung Kelompok Tani Karya Makmur Desa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Selatan termasuk dalam kelas kesesuaian lahan Sesuai marginal dengan faktor pembatas retensi hara pH dan ketersediaan air berlebih yang diberi simbol S 3 wa nr. 2. Usaha budidaya tanaman jagung Kelompok Tani Karya Makmur Desa Bumi Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan secara finansial layak untuk dikembangkan. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung

Jagung Zea mays. L. merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Jagung merupakan tanaman semusim dengan batang tumbuh tegak, berakar serabut dan mempunyai tinggi antara 1 – 3 m. Tanaman jagung banyak dibudidayakan karena penyebarannya sangat luas, tanaman tersebut mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan. Jagung tumbuh dengan baik di wilayah yang berada pada 580 LU dan 500 LS, sampai ketinggian lebih dari 3.000 m dpl, dengan kondisi curah hujan tinggi sampai rendah, lahan marjinal sampai subur, dan dari wilayah beriklim tropis panas sampai sub-tropis. Untuk dapat tumbuh baik dan menghasilkan sesuai dengan yang diinginkan, tanaman jagung membutuhkan lingkungan tumbuh yang sesuai, antara lain: 1. Tanah bertekstur ringan sampai sedang. 2. Tersedia air yang cukup selama pertumbuhan 3. Lahan tidak tergenang air. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6-7,5. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air 8 dalam kondisi baik. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 dapat ditanam jagung, karena di sana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil. Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1.000- 1.800 m dpl. Daerah dengan ketinggian yang optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Budadaya jagung harus mengetahui beberapa aspek diantaranya persyaratan benih, benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul daya tumbuh besar, tidak tercampur benihvarietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit. Lalu pengolahan tanah, yaitu dengan cara tanah yang akan ditanami calon tempat barisan tanaman dicangkul sedalam 15-20 cm kemudian diratakan, lalu pengolahan tanah dengan dibajak, setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya buruk. Lalu setelah itu dilakukan pemupukan anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200- 300 kgha, TSP=75-100 kgha dan KCl=50-100 kgha. Setelah itu dilakukan perawatan yaitu dengan cara penyiangan, pembubunan, dan penyulaman serta pengairan dan penyiraman. Hama pada tanaman jagung lalat bibit Atherigona exigua Stein gejala yang ditimbulkan yaitu, daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan, di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya 9 tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: 1 penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; 2 tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; 3 kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma. Ciri jagung yang siap dipanen adalah: a Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam. b Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. c Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Jagung untuk sayur jagung muda, baby corn dipanen sebelum bijinya terisi penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya tempat menempelnya biji pada tongkol. Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai 10 buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan. www.Wikkipedia 2008. Perkecambahan benih jagung terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji. Benih jagung akan berkecambah jika kadar air benih pada saat di dalam tanah meningkat 30 McWilliams et al. 1999. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu 1 fase perkecambahan, saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; 2 fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina silking, fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan 3 fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis. Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Pada tanaman jagung yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat muatan yang batangnya tidak tumbuh. Batang beruas-ruas, bentuknya memanjang, antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Dowswell et al,1996. Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. Akhir- akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung 11 banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain: a Batang dan daun muda: pakan ternak b Batang dan daun tua setelah panen: pupuk hijau atau kompos c Batang dan daun kering: kayu bakar d Batang jagung: lanjaran turus e Batang jagung: pulp bahan kertas f Buah jagung muda putren, Jw: sayuran, bergedel, bakwan, sambel goreng g Biji jagung tua: pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun, bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil. Tanaman jagung dalam bahasa ilmiahnya disebut Zea mays L. adalah salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan Graminaceae. Jagung hibrida merupakan generasi pertama atau F1 dari persilangan antara dua galur. Jagung hibrida dapat diperoleh dari hasil seleksi kombinasi atau biasa disebut hibridisasi. Hibridisasi merupakan perkawinan silang antara tanaman satu dengan tanaman yang lain dalam satu spesies untuk mendapatkan genotipe sifat-sifat dalam yang unggul. Hal ini dapat menciptakan suatu jenis atau spesies baru yang dapat meningkatkan produksi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta berumur pendek. Tanaman jagung Zea mays L. dalam tata nama atau sistematika taksonomi tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae 12 Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Graminae Famili : Graminaceae Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Warisno, 2009. Varietas memiliki adaptasi yang berbeda terhadap lingkungan tumbuh, termasuk tingkat kesuburan tanah. Tanah Inceptisol merupakan tanah dengan kondisi kesuburan rendah dan pH rendah sehingga diperlukan varietas yang memiliki adaptasi yang baik pada kondisi tersebut, untuk varietas yang cocok digunakan pada lahan bertipe tersebut adalah varietas hibrida Pioner 21 yang memiliki keunggulan diantaranya yaitu tahan terhadap serangan bulai, dan juga toleran terhadap kekeringan. Tahan terhadap karat daun, bercak daun kelabu C. Zeae- maydis, Ketahanan sedang terhadap busuk tongkol diplodia, virus, dan perkecambahan tongkol agak rentan terhadap busuk batang bakteri.

2.2 Evaluasi Lahan

Dokumen yang terkait

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF PADA LAHAN PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) KELOMPOK TANI TANI MAKMUR DESA SINAR MULYA KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

0 8 69

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF BUDIDAYA PADI (Oryza sativa L.) PADA LAHAN SAWAH NON IRIGASI TEKNIS KELOMPOK TANI TANI MAKMUR DESA SINAR MULYA KECAMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN

2 11 60

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF UNTUK PERTANAMAN UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) DI KELOMPOK TANI ”TANI MAKMUR” DESA SINAR MULYA NATAR LAMPUNG SELATAN

0 8 3

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L) PADA LAHAN KELOMPOK TANI TRI MULYA DESA GALIH LUNIK KECAMATAN TANJUNG BINTANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

3 29 51

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN (Oryza sativa L.) PADA KELOMPOK TANI REJO TANI DESA NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 14 47

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN (Oryza sativa L.) PADA LAHAN KELOMPOK TANI RUKUN TANI DESA BUMISARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 26 76

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN PADI SAWAH TADAH HUJAN PADA LAHAN KELOMPOK TANI KARYA TANI I DESA KARANG REJO KECAMATAN JATI AGUNG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Oleh

1 10 55

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF TANAMAN JAGUNG (ZEA MAYS. L) PADA LAHAN KELOMPOK TANI SUMBER REZEKI DESA SIDORENO KECAMATAN WAY PANJI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 2 12

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L) Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung (Zea mays L) Di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L) Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung (Zea mays L) Di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

0 0 21