KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L) Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung (Zea mays L) Di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.
KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)
DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi
Disusun Oleh :
Ayudi Prabowo
NIM : E100080044
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
i
HALAMAN PHYGESAHAN
PUBLIKASI ILMIATI
KESESUAIAN I.AIIAN
UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea maysL\
DI KECAMATA}I BEFIDOSARI KABTJPATEN SUKOI{ARJO
Ayudi Prabowo
NIM: ElfiX)8ffi44
Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat oleh
Team Pembimbins
Pembimbing
:
I : DR. H. Kusw4ji Dwi Priyono, M.Si
Suraka*a 03 Oktober 2012
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk mernperoleh gelar kesa{anaan
di
suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 03 Oktober 2012
Ayudi Prabowo
ill
KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)
DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Land Suitability for Corn Crops
in Bendosari Sub District, Sukoharjo District
Ayudi Prabowo¹ dan Kuswaji Dwi Priyono²
¹Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
²Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
E-mail : ayudiprabowo@yahoo.co.id, kuswaji@yahoo.com
ABSTRACT
The study, entitled "Land Suitability for Corn Crops in Bendosari Sub
District, Sukoharjo District" aims to determine the suitability of land as well as
the limiting factors to the suitability of land for maize in the study area.
The research method used was a survey. Stipulation to capture data and
soil samples determined by stratified random sampling. Sampling points is
determined by land units map. The data used are primary data include soil
drainage, effective soil depth, slope, surface rock, rock outcrops, erosion
appearance. Secondary data include rainfall, land use, population. Laboratory
analysis data includes soil tekstur, KTK, soil pH, total N, P2O5, K2O, and salinity.
Processing data by matching the comparison between guideline requirements for
land suitability classes with characteristics of maize land in the study area.
Results from this research that, of the 12 land units in the study area has
two land suitability classes, namely the class S2: Pretty As (moderatly Suitable)
spread on seven land units namely V I Gr Sw, V I Gr Tg, V II Gr Sw, V II Gr Tg,
F I Al Tg, V II La Tg, V II La Sw. In this class there is a sub-class S2, f,n,x,s ;
S2,r,f,n,s ; S2,f,n,s ; S2,n,x,s ; S2,n,s ; S2,n,x,s,e ; S2,r,n,x,s. And S3 classes:
Under Marginal (Marginal Suitable) spread on five land units are F I Gr Sw, F I
Gr Tg, V III Gr Tg, V III Gr Sw, F I Al Sw. In this class there is a sub-class of S3,r
; S3,s ; S3,x.
As the final results of this study, the suitability of the land in the study area
are presented in a land suitability map Bendosari Sukoharjo district.
Keywords : landforms, land units, land suitability
iii
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung di
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo” bertujuan untuk mengetahui kelas
kesesuaian lahan serta faktor-faktor pembatas terhadap kesesuaian lahan untuk
tanaman jagung di daerah penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Penetapan lokasi untuk
pengambilan data maupun sampel tanah ditentukan dengan cara stratified random
sampling. Titik pengambilan sampel ditentukan dengan peta satuan lahan. Datadata yang digunakan yaitu data primer meliputi drainase tanah, kedalaman efektif
tanah, lereng, batuan permukaan, singkapan batuan, dan kenampakan erosi. Data
sekunder meliputi curah hujan, penggunaan lahan, dan kependudukan. Data
analisis laboratorium meliputi tekstur tanah, KTK, pH tanah, N total, P2O5, K2O,
dan salinitas. Pengolahan data dengan matching yaitu membandingkan antara
pedoman persyaratan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dengan
karakterisitik lahan yang ada di daerah penelitian.
Hasil dari penelitian ini yaitu, dari 12 satuan lahan pada daerah penelitian
memiliki dua kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderatly
Suitable) yang tersebar pada tujuh satuan lahan yaitu V I Gr Sw, V I Gr Tg,
V II Gr Sw, V II Gr Tg, F I Al Tg, V II La Tg, V II La Sw. Pada kelas ini
terdapat sub kelas S2,f,n,x,s; S2,r,f,n,s; S2,f,n,s; S2,n,x,s; S2,n,s; S2,n,x,s,e;
S2,r,n,x,s. Dan kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginal Suitable) yang tersebar pada
lima satuan lahan yaitu F I Gr Sw, F I Gr Tg, V III Gr Tg, V III Gr Sw, F I Al Sw.
Pada kelas ini terdapat sub kelas S3,r,f,n,x; S3,r,f,n,s; S3,s,n; S3,s,r,f,n; S3,x,n,s.
Sebagai hasil akhir dari penelitian ini, kesesuaian lahan pada daerah
penelitian disajikan dalam peta kesesuaian lahan Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo
Kata Kunci : bentuklahan, satuan lahan, kesesuaian lahan
iv
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertandatangan di bawah ini, saya
Nama
: Ayudi Prabowo
NIM
: E 100080044
Fakultas
: Geografi
Jenis
: Skripsi
Judul
: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung (Zea Mays L)
di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan
hak
menyimpan,
formatkan,
mengelola
dalam
mengalihkan
bentuk
pangkalan
mediakan/mengalih
data
(database),
mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk
kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS tanpa perlu meminta ijin
dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan Perpustakaan UMS dari semua bentuk tuntutan hukum yang
timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana semestinya.
Surakarta, 03 Oktober 2012
Yang Menyatakan
(Ayudi Prabowo)
v
PENDAHULUAN
Lahan sangat penting bagi
kehidupan manusia karena seluruh
aktivitas dan kehidupan manusia
terjadi di dalamnya. Sebagai sumber
penghidupan,
ketergantungan
manusia terhadap lahan sangat besar.
Lahan merupakan bagian dari bentang
alam yang mencakup pengertian
lingkungan fisik termasuk iklim,
topografi atau relief, tanah, hidrologi,
dan bahkan keadaan vegetasi alami
yang semuanya secara potensial akan
berpengaruh terhadap penggunaan
lahan (FAO, 1976).
Wujud dari penggunaan lahan
diantaranya
untuk
pertanian,
permukiman, industri, maupun untuk
sarana lain baik dalam ruang lingkup
fisik maupun sosial ekonomi.
Penggunaan lahan merupakan segala
kegiatan manusia terhadap lahan
untuk memenuhi sebagian dari
kebutuhan
hidupnya.
Indonesia
dikenal sebagai negara agraris dimana
sebagian besar penduduk bermata
pencaharian sebagai petani. Usaha
penggunaan lahan untuk keperluan
produksi pertanian harus diperhatikan
secara seksama agar tercapai produksi
pertanian
secara
maksimal.
Kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk
suatu penggunaan tertentu (Sitorus,
1985).
Permasalahan yang dihadapi
adalah sumber daya lahan bersifat
terbatas,
sedangkan
kebutuhan
manusia akan lahan semakin lama
semakin bertambah seiring bertambah
pesatnya
jumlah
penduduk.
Kebutuhan lahan untuk non pertanian
yang semakin besar mengakibatkan
semakin langkanya lahan pertanian.
Oleh sebab itu lahan harus
dimanfaatkan secara maksimal dan
dipergunakan secara optimal untuk
memperoleh
hasil
baik
yang
menunjang
kepada
peningkatan
kualitas kehidupan.
Usaha pertanian jagung di
Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo memberikan peran yang
penting dan sumbangan yang besar
terhadap
petani
lokal.
Ini
menunjukkan
daerah
penelitian
merupakan daerah yang sangat
berpotensi pertanian jagung. Adapun
tingkat produksi jagung selama kurun
waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat
dalam Tabel 1. Berikut.
Tabel 1. Produksi Jagung di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2002-2011
Tahun
Produksi (Ton)
Tahun
Produksi (Ton)
2002
3.713
2007
3.549
2003
1.443
2008
4.173
2004
1.717
2009
2.578
2005
3.878
2010
4.387
2006
3.032
2011
4.295
Sumber : Sukoharjo dalam angka 2003-2012
1
Dari data di atas dapat dilihat
bahwa produktivitas tanaman jagung
masih belum stabil dari tahun ke
tahun.
Kadangkala
mengalami
kenaikan, terkadang juga mengalami
penurunan. Sehingga perlu adanya
penelitian tentang kesesuaian lahan
untuk tanaman jagung agar lahan
dapat dimanfaatkan secara optimal
dan didapatkan produktivitas yang
optimal pula.
Berdasarkan masalah tersebut
tujuan dari penelitian ini adalah :
1) mengetahui klasifikasi kelas
kesesuaian lahan di daerah penelitian
untuk
tanaman
jagung,
dan
2) mengetahui faktor-faktor pembatas
lahan terhadap kesesuaian tanaman
jagung di daerah penelitian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode survey. Penetapan lokasi
untuk pengambilan sampel tanah
ditentukan dengan cara stratified
random sampling. Pengolahan peta
dilakukan dengan bantuan aplikasi
software GIS. Peta satuan lahan
memiliki peran yang penting dalam
penelitian ini. Untuk membuatnya
diperlukan interpretasi peta topografi
skala 1:50.000 dan peta geologi skala
1:100.000. Kedua peta tersebut untuk
menghasilkan peta bentuklahan. Peta
tanah, peta lereng, peta bentuklahan,
dan peta penggunaan lahan, dengan
skala yang sama yaitu 1:50.000
dilakukan tumpang susun (overlay)
menggunakan program arc view
untuk mendapatkan peta satuan lahan.
Peta satuan lahan digunakan sebagai
dasar untuk menentukan lokasi
pengambilan sampel. Penelitian ini
menggunakan tiga data yaitu data
primer, data skunder, dan hasil
analisa laboratorium. Data primer
dengan cara langsung terjun di
lapangan meliputi : drainase tanah,
kedalaman efektif tanah, lereng,
batuan permukaan, singkapan batuan,
serta kenampakan erosi. Data
sekunder meliputi : curah hujan,
penggunaan
lahan,
dan
kependudukan. Data di laboratorium
meliputi : tekstur tanah, KTK, pH
tanah, N total, P2O5, K2O, dan
salinitas.
Pengolahan
data
dengan
dilakukan perhitungan, klasifikasi dan
analisa data primer, sekunder dan
hasil
laboratorium
kemudian
dilakukan
matching
dengan
persyaratan kelas kesesuaian lahan
untuk tanaman jagung. Pedoman
klasifikasi kesesuaian lahan untuk
tanaman jagung dalam penelitian ini
menggunakan
pedoman
dari
CSR/FAO staff, 1983. Disajikan
dalam tabel 2. Berikut.
2
Tabel 2. Pedoman Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan
untuk Tanaman Jagung
Variabel-variabel
No
Kesesuaian Lahan
yang dipakai
S1
Kesesuaian Lahan
S2
S3
N1
N2
Pengaruh temperatur (t)
1.
- Temperatur tahunan
20 – 26
27 – 30
rata-rata (ºC)
31 – 35
> 35
20 – 18
< 18
-
Ketersediaan air (w)
1–7
7,1 – 8,0
8,1 – 9,0
>9
-
> 1200
1200 – 900
900 – 600
< 600
-
- Drainase tanah
b
ac, s
at, c
st, t
-
- Tekstur tanah
glp, gd, g, gld,
pg, gp, ld, gld,
lb, l
k,p
-
gl, d
lp
> 100
75 – 99
50 – 74
> Sedang
Rendah
Sangat rendah
5,5 – 6,0
6,1 – 7,5
7,6 – 8,0
8,1 – 8,5
> 8,5
5,4 – 5,0
4,9 – 4,0
< 4,0
-
- Jumlah bulan kering
2.
( sedang
Rendah
Sangat rendah
-
-
- P2O5 tersedia
> tinggi
Sedang
Sangat rendah
-
-
- K2O tersedia
> sedang
Rendah
Sangat rendah
-
-
8
- Lereng (%)
0–5
5 – 15
15 – 24
24 – 35
> 35
- Batuan permukaan (%)
0–5
5 – 10
10 – 25
25 – 50
> 50
- Singkapan bantuan (%)
0
0–5
5 – 25
25 – 50
> 50
Tanpa
Sedang
Berat
Sangat berat
-
Toksisitas/ keracunan (x)
- Salinitas (mm hos/cm)
Medan (s)
7.
8.
Erosi (e)
- Kenampakan erosi
Sumber : CSR/FAO Staff (1983 dalam Taryono, 1997)
Keterangan : Tekstur = glp : geluh lempung berpasir, gd : geluh berdebu, g : geluh, gld : geluh lempung
berdebu, gl : geluh lempung, d : debu, pg : pasir bergeluh, gp : geluh berpasir,
ld : lempung berdebu, gld : geluh lempung berdebu, lp : lempung berpasir,
lb : lempung berdebu, l : lempung, k : kerikil, p : pasir
Drainase = b : baik, ac : agak cepat, s : sedang, at : agak terhambat, c : cepat,
st : sangat terhambat, t : terhambat
3
Bentuklahan Daerah Penelitian
Untuk mengetahui kondisi
bentuklahan
daerah
penelitian,
diperlukan peta bentuklahan yang
diperoleh dari interpretasi peta
topografi skala 1:50.000 dan peta
geologi skala 1:100.000 serta cek
lapangan. Berdasarkan hasil overlay
kedua peta tersebut, daerah penelitian
memiliki dua bentuklahan berikut.
1. Dataran aluvial berbatuan tuff,
lahar, breksi dan lava andesit
sampai basal. Bentuklahan ini
mempunyai
mempunyai
luas
2.073,80 ha atau 37,25 %, berada
pada ketinggian 100-150 mdpal,
dengan kemiringan lereng 0-5 %,
berbatuan Formasi aluvial. Batuan
yang menyusun bentuklahan ini
adalah tuff, lahar, breksi dan lava
andesit sampai basal.
2. Lereng kaki vulkan terkikis sedang
berbatuan tuff, lahar, breksi dan
lava
andesit
sampai
basal.
Bentuklahan
ini
mempunyai
mempunyai luas 3.493,69 ha atau
62,75 %, berada pada ketinggian
150-200 lebih mdpal, dengan
kemiringan lereng 5-25 %,
Berbatuan Formasi lahar Lawu.
Batuan
yang
menyusun
bentuklahan ini adalah tuff, lahar,
breksi dan lava andesit sampai
basal.
Satuan Lahan Daerah Penelitian
Satuan lahan daerah penelitian
dinyatakan dengan simbol. Urutan
penulisan simbol tersebut adalah
bentuklahan,
lereng,
tanah,
penggunaan lahan. Tabel 3. berikut
menunjukkan
simbol
yang
dipergunakan dalam satuan lahan di
daerah penelitian.
Tabel 3. Simbol Satuan Lahan
No
1.
2.
Unsur
Bentuklahan
Lereng
Jenis
- Dataran aluvial berbatuan tuff, lahar,
breksi dan lava andesit sampai basal
- Lereng kaki vulkan terkikis sedang
berbatuan tuff, lahar, breksi dan lava
andesit sampai basal
0–5%
5 – 15 %
15 – 24 %
Simbol
F
V
I
II
III
4
No
3.
4.
Unsur
Tanah
Penggunaan
Lahan
Jenis
Simbol
- Latosol coklat kemerahan
- Aluvial kelabu dan aluvial coklat
kekuningan
- Asosiasi grumusol coklat keabuan dan
grumusol kelabu kekuningan
La
Al
-
Pr
Sw
Tg
Wd
Permukiman
Sawah
Tegalan
Waduk
Gr
Sumber : Penulis, 2012
Dari hasil overlay seperti yang
disebutkan di atas, diperoleh bahwa
Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo
atau
daerah
penelitian, terdiri dari 20 satuan
lahan, dapat dilihat dalam Tabel 4.
berikut.
Tabel 4. Satuan Lahan Daerah Penelitian
11.
Satuan
Lahan
S I Gr Sw
Luas
(ha)
1007,28
Persen
(%)
18,09
7,71
12.
S I Gr Wd
5,49
0,09
10,90
0,19
13.
S I Gr Tg
19,81
0,35
V III Gr Pr
153,52
2,75
14.
V I Gr Pr
335,92
6,03
5.
V III Gr Sw
494,30
8,87
15.
V I Gr Sw
700,97
12,59
6.
V III Gr Tg
151,00
2,71
16.
V I Gr Tg
43,71
0,78
7.
V II Gr Pr
403,00
7,23
17.
V I Gr Wd
82,54
1,48
8.
V II Gr Sw
912,00
16,38
18.
V II La Pr
16,00
0,28
9.
V II Gr Tg
183,32
3,29
19.
V II La Sw
12,00
0,21
354,64
6,37
20.
V II La Tg
5,61
0,10
1.
Satuan
Lahan
F I Al Pr
Luas
(ha)
246,00
Persen
(%)
4,41
2.
F I Al Sw
429,48
3.
F I Al Tg
4.
No
10. F I Gr Pr
No
Sumber : Penulis berdasakan hasil perhitungan dengan software Arcview GIS, 2012
5
Dari 20 satuan lahan yang ada
pada daerah penelitian, hanya ada 12
satuan lahan yang digunakan untuk
penambilan sampel. Dalam hal ini,
sebanyak enam titik satuan lahan
dengan penggunaan lahan untuk
permukiman tidak dipergunakan,
karena daerah permukiman tidak
mungkin bisa dipergunakan untuk
budidaya pertanian jagung. Serta di
masa yang akan datang, area
permukiman
sangat
tidak
dimungkinkan untuk dirubah menjadi
area pertanian. Enam satuan lahan
tersebut adalah F I Al Pr, V III Gr Pr,
V II Gr Pr, F I Gr Pr, V I Gr Pr, V II
La Pr. Dua satuan lahan lain yang
tidak dipergunakan untuk penentuan
titik sampel yaitu satuan lahan dengan
penggunaan lahan sebagai waduk
dengan alasan yang sama. Kedua
satuan lahan itu adalah F I Gr Wd dan
V I Gr Wd.
Untuk lebih jelasnya, sebaran
satuan lahan pada daerah penelitian
disajikan pada Gambar 1. Peta Satuan
Lahan
Kecamatan
Bendosari
Kabupaten Sukoharjo.
Gambar 1. Peta Satuan Lahan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
(Sumber : Penulis, 2012)
Karakteristik
dan
Kelas
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Jagung di Daerah Penelitian
Karakteristik
dan
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Jagung di
Daerah Penelitian
disajikan dalam tabel 5. dan tabel 6.
berikut.
Kelas
6
Tabel 5. Karakteristik Satuan Lahan Daerah Penelitian
Karakteristik Lahan
No
Satuan
Lahan
Pengaruh
Temperatur
(t)
Ketersediaan Air
(w)
Kondisi Perakaran
(r)
Potensi Hara
(f)
Ketersediaan Unsur
Hara
(n)
Toksisitas
(x)
Medan
(s)
Erosi
(e)
1.
F I Gr Sw
25,38
4,3
Curah
Hujan
Tahunan
Rata-rata
(mm)
2.135,6
Baik
Lempung
75
29,20
5,44
0,17
15,27
0,30
2,2
2
0-5
0
2.
V I Gr Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
Gl
120
28,00
5,20
0,15
13,66
0,30
2,3
4
5-10
0-5
Tanpa
3.
F I Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
Lempung
100
27,60
6,20
0,13
11,91
0,31
1,9
2
0-5
0-5
Tanpa
4.
V I Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
80
30,40
6,12
0,13
12,35
0,30
1,8
4
5-10
0-5
Tanpa
5.
V II Gr Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
100
24,00
6,21
0,14
19,95
0,30
1,6
4
0-5
0-5
Tanpa
180
29,60
5,72
0,15
18,49
0,30
2,0
8
5-10
0-5
Tanpa
150
20,40
5,93
0,15
13,66
0,30
1,5
20
0-5
0
Tanpa
150
32,00
6,11
0,18
19,51
0,30
1,6
20
0-5
0
Tanpa
150
30,40
5,61
0,20
10,89
0,31
1,6
2
0-5
0-5
Tanpa
100
32,00
5,67
0,23
12,64
0,31
3,3
2
0-5
0-5
Tanpa
120
26,64
5,57
0,18
10,30
0,31
2,2
6
5-10
0
Sedang
80
22,80
5,76
0,20
11,33
0,31
2,2
2
0-5
0-5
Tanpa
Temperatur
Tahunan
Rata-rata
(°C)
Jumlah
Bulan
Kering
Drainase
Tanah
Tekstur
Tanah
6.
V II Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
7.
V III Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
8.
V III Gr Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
9.
F I Al I S Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
10.
F I Al Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
11.
V II La Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
12.
V II La Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
Gl
berlempung
Gl
Gl
berlempung
Gl lmp
berpasir
Lempung
berdebu
Gl
berlempung
Geluh
Gl
berlempung
Gl lmp
berpasir
Kedalaman
Efektif
Tanah
(cm)
KTK
(me/
100g)
pH
tanah
N
total
(%)
P2O5
(ppm)
K2O
(me/
100g)
Salinitas
(mm
hos/cm)
Lereng
(%)
Batuan
Permukaan
(%)
Singkapan
Batuan
(%)
Kenampakan
Erosi
Tanpa
Sumber : Penulis, 2012
Keterangan : Tekstur tanah = Gl : geluh, Lmp : lempung
7
Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung di Daerah Penelitian
Karakteristik Lahan
No
Satuan
Lahan
Pengaruh
Temperatur
(t)
Ketersediaan Air
(w)
Kondisi Perakaran
(r)
Potensi Hara
(f)
Ketersediaan Unsur
Hara
(n)
Toksisitas
(x)
Medan
(s)
Erosi
(e)
Kelas
Kesesuaian
1.
F I Gr Sw
S1
S1
Curah
Hujan
Tahunan
Rata-rata
(mm)
S1
2.
V I Gr Sw
S1
S1
S1
3.
F I Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S3
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S3,r,f,n,s
4.
V I Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S2
S2
S1
S2,r,f,n,s
5.
V II Gr Sw
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S2,f,n,s
6.
V II Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S2,n,x,s
7.
V III Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S1
S3
S1
S1
S1
S3,s,n
8.
V III Gr Sw
S1
S1
S1
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S3
S1
S1
S1
S3,s,r,f,n
Temperatur
Tahunan
Rata-rata
(°C)
Jumlah
Bulan
Kering
Drainase
Tanah
Tekstur
Tanah
Kedalaman
Efektif
Tanah
(cm)
KTK
(me/
100g)
pH
tanah
N total
(%)
P2O5
(ppm)
K2O
(me/
100g)
Salinitas
(mm
hos/cm)
Lereng
(%)
Batuan
Permukaan
(%)
Singkapan
Batuan
(%)
Kenampakan
Erosi
Lahan
S1
S3
S2
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S1
S3,r,f,n,x
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S2
S2
S1
S2,f,n,x,s
9.
F I Al Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S2,n,s
10.
F I Al Sw
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S3
S1
S1
S2
S1
S3,x,n,s
11.
V II La Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S2
S2,n,x,s,e
12.
V II La Sw
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S2
S1
S2,r,n,x,s
Sumber : Penulis, 2012
Keterangan : S1 : Sangat Sesuai
S2 : Cukup Sesuai
S3 : Sesuai Marginal
N1 : Tidak Sesuai Pada Saat Ini
N2 : Tidak Sesuai Permanen
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan
melihat
kelas
kesesuaian lahan untuk tanaman
jagung di daerah penelitian yang
disajikan dalam Tabel 6. tersebut,
maka diketahui daerah penelitian
memiliki kelas kesesuaian, yaitu
kesesuaian lahan pada tingkat kelas
dan kesesuaian lahan pada tingkat sub
kelas.
1. Kesesuaian lahan pada tingkat
kelas
Daerah penelitian memiliki
dua kelas kesesuaian lahan, yaitu
kelas S2 : Cukup Sesuai
(Moderatly Suitable) yang tersebar
pada tujuh satuan lahan yaitu
V I Gr Sw, V I Gr Tg, V II Gr Sw,
V II Gr Tg, I Al Tg, V II La Tg, V
II La Sw. Dan kelas S3 : Sesuai
Marginal (Marginal Suitable) yang
tersebar pada lima satuan lahan
yaitu F I Gr Sw, F I Gr Tg, V III
Gr Tg, V III Gr Sw, F I Al Sw.
2. Kesesuaian lahan pada tingkat
sub
kelas
dan
faktor
pembatasnya
Sub kelas kesesuaian lahan
menceminkan jenis pembatas atau
macam perbaikan yang diperlukan
dalam
suatu
kelas.
Faktor
pembatas ditunjukkan dengan
simbol, disajikan dalam Tabel 7.
Berikut.
Tabel 7. Simbol Faktor Pembatas
Faktor Pembatas
Simbol
Faktor Pembatas
Simbol
Pengaruh Temperatur
t
Ketersediaan Unsur Hara
n
Ketersediaan Air
w
Toksisitas
x
Kondisi Perakaran
r
Medan
s
Potensi Hara
f
Kenampakan Erosi
e
Sumber : Penulis, 2012
Hasil dari penelitian, yaitu kelas
kesesuaian lahan, faktor pembatas,
dan persebarannya tiap satuan lahan
disajikan dalam Tabel 8. Berikut.
9
Tabel 8. Sub Kelas, Faktor Pembatas, dan Persebaran Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung
di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
No
Satuan Lahan
Sub Kelas
1.
V I Gr Sw
S2,f,n,x,s
2.
V I Gr Tg
S2,r,f,n,s
3.
V II Gr Sw
S2,f,n,s
4.
V II Gr Tg
S2,n,x,s
5.
F I Al Tg
S2,n,s
6.
V II La Tg
S2,n,x,s,e
7.
V II La Sw
S2,r,n,x,s
8.
F I Gr Sw
S3,r,f,n,x
9.
F I Gr Tg
10.
Faktor Pembatas
Daerah Persebaran
pH tanah, N total, P2O5, K2O, salinitas, batuan permukaan,
Desa Sugihan, Mulur, Mertan, Jagan, Bendosari dan
dan singkapan batuan
Mojorejo
kedalaman efektif tanah, pH tanah, N total, P2O5, K2O,
Desa Sugihan, Mulur, Mertan, Jagan, Bendosari dan
batuan permukaan, dan singkapan batuan
Mojorejo
pH tanah, N total, P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Mertan,
Jagan,
Bendosari,
Mojorejo,
Luas (Ha)
Manisharjo,
Cabeyan, Puhgogor dan Paluhombo
701
43
912
N total, P2O5, K2O, salinitas, lereng, batuan permukaan, dan
Desa Mertan, Jagan, Bendosari, Mojorejo, Manisharjo,
singkapan batuan
Cabeyan, Puhgogor dan Paluhombo
N total, P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Gentan, Sidorejo dan Jombor
11
Cabeyan
5
Cabeyan
121
N total, P2O5, K2O, salinitas, lereng, batuan permukaan, dan
kenampakan erosi
kedalaman efektif tanah, N total, P2O5, K2O, salinitas, dan
singkapan batuan
184
kedalaman efektif tanah, pH tanah, N total, P2O5, K2O, dan
Gentan, Sidorejo, Jombor, Sugihan, Toriyo, Mulur dan
salinitas
Jagan
S3,r,f,n,s
pH tanah, N total, P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Gentan, Sidorejo, Jombor, Sugihan, Mulur dan Jagan
V III Gr Tg
S3,s,n
N total, P2O5, dan K2O
11.
V III Gr Sw
S3,s,r,f,n
tekstur tanah, pH tanah, N total, P2O5, dan K2O
Bendosari, Mojorejo, Cabeyan, Puhgogor dan Paluhombo
494
12.
F I Al Sw
S3,x,n,s
P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Gentan, Sidorejo, Jombor, Toriyo dan Mulur
429
Bendosari, Mojorejo, Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo
1007
19
151
Sumber : Penulis, 2012
10
a. Kelas S2 : Cukup Sesuai
(Moderatly Suitable)
Pada kelas ini lahan mempunyai
pembatas-pembatas agak berat
untuk suatu penggunaan yang
lestari. Pembatas akan mengurangi
produktivitas dan keuntungan dan
meningkatkan
masukan
yang
diperlukan. Sub kelas tersebut
sebagai berikut :
1. Satuanlahan V I Gr Sw,
termasuk kedalan sub kelas
S2,f,n,x,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah pH, N
total, P2O5, K2O, salinitas,
batuan permukaan, singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 701 ha atau 13,22% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Sugihan,
Mulur,
Mertan,
Jagan,
Bendosari dan Mojorejo.
2. Satuanlahan V I Gr Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,r,f,n,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah kedalaman
efektif tanah, pH, N total, P2O5,
K2O,
batuan
permukaan,
singkapan batuan. Sub kelas ini
memiliki luas 43 ha atau 0,81%
dari total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Sugihan,
Mulur,
Mertan,
Jagan,
Bendosari dan Mojorejo.
3. Satuanlahan V II Gr Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S2,f,n,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah pH, N
total, P2O5, K2O, singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 912 ha atau 17,21% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Mertan, Jagan,
Bendosari,
Mojorejo,
Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo.
4. Satuanlahan V II Gr Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,n,x,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah N total,
P2O5, K2O, salinitas, lereng,
batuan permukaan, singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 184 ha atau 3,47% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Mertan, Jagan,
Bendosari,
Mojorejo,
Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo.
5. Satuanlahan F I Al Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,n,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah N total,
P2O5, K2O, singkapan batuan.
Sub kelas ini memiliki luas 11
ha atau 0,20% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Gentan, Sidorejo dan
Jombor.
6. Satuanlahan V II La Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,n,x,s,e.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah N total,
P2O5, K2O, salinitas, lereng,
batuan permukaan, kenampakan
erosi. Sub kelas ini memiliki
luas 5 ha atau 0,09% dari total
luas daerah penelitian. Tersebar
di Desa Cabeyan.
11
7. Satuanlahan V II La Sw,
termasuk kedalaman sub kelas
S2,r,n,x,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah kedalaman
efektif tanah, N total, P2O5,
K2O,
salinitas,
singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 121 ha atau 2,28% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Cabeyan.
b. Kelas S3 : Sesuai Marginal
(Merginal Suitable)
Pada kelas ini lahan yang
mempunyai
pembatas-pembatas
yang sangat berat untuk suatu
penggunaan yang lestari. Pembatas
akan mengurangi produktivitas
atau keuntungan dan perlu
menaikkan
masukan
yang
diperlukan. Sub kelas tersebut
sebagai berikut :
1. Satuanlahan F I Gr Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S3,r,f,n,x.
Dengan
faktor
pembatas utamanya adalah
tekstur tanah. Faktor pembatas
yang lain adalah kedalaman
efektif tanah, pH tanah, N total,
P2O5, K2O, dan salinitas. Sub
kelas ini memiliki luas 1007 ha
atau 19,00% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Gentan, Sidorejo, Jombor,
Sugihan, Toriyo, Mulur dan
Jagan.
2. Satuanlahan F I Gr Tg, termasuk
kedalam sub kelas S3,r,f,n,s.
Dengan
faktor
pembatas
utamanya adalah tekstur tanah.
Faktor pembatas yang lain
adalah pH tanah, N total, P2O5,
K2O, dan singkapan batuan. Sub
kelas ini memiliki luas 19 ha
atau 0,35% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Gentan, Sidorejo, Jombor,
Sugihan, Mulur dan Jagan.
3. Satuanlahan V III Gr Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S3,s,n. Dengan faktor pembatas
utamanya adalah lereng. Faktor
pembatas yang lain adalah N
total, P2O5, dan K2O. Sub kelas
ini memiliki luas 151 ha atau
2,84% dari total luas daerah
penelitian. Tersebar di Desa
Bendosari,
Mojorejo,
Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo.
4. Satuanlahan V III Gr Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S3,s,r,f,n.
Dengan
faktor
pembatas utamanya adalah
lereng. Faktor pembatas yang
lain adalah tekstur tanah, pH
tanah, N total, P2O5, dan K2O.
Sub kelas ini memiliki luas 494
ha atau 9,32% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Bendosari, Mojorejo,
Cabeyan,
Puhgogor
dan
Paluhombo.
5. Satuanlahan F I Al Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S3,x,n,s.
Dengan
faktor
pembatas utamanya adalah
salinitas. Faktor pembatas yang
lain adalah P2O5, K2O, dan
singkapan batuan. Sub kelas ini
memiliki luas 429 ha atau
12
8,09% dari total luas daerah
penelitian. Tersebar di Desa
Gentan, Sidorejo, Jombor,
Toriyo dan Mulur.
Sebagai hasil akhir dari penelitian ini,
kesesuaian lahan pada daerah
penelitian disajikan pada Gambar 2.
Peta Kesesuaian Lahan Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo.
Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
(Sumber : Penulis, 2012)
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Daerah penelitian memiliki dua
kelas kesesuaian lahan, yaitu
kelas S2 : Cukup Sesuai
(Moderatly Suitable) yang
tersebar pada tujuh satuan lahan
yaitu V I Gr Sw, V I Gr Tg, V
II Gr Sw, V II Gr Tg, F I Al Tg,
V II La Tg, V II La Sw. Pada
kelas ini terdapat sub kelas
S2,f,n,x,s; S2,r,f,n,s; S2,f,n,s;
S2,n,x,s; S2,n,s; S2,n,x,s,e;
S2,r,n,x,s. Dan kelas S3 : Sesuai
Marginal (Marginal Suitable)
yang tersebar pada lima satuan
lahan yaitu F I Gr Sw, F I Gr
Tg, V III Gr Tg, V III Gr Sw, F
I Al Sw. Pada kelas ini terdapat
sub kelas S3,r,f,n,x; S3,r,f,n,s;
S3,s,n; S3,s,r,f,n; S3,x,n,s.
2. Faktor
pembatas
terhadap
kesesuaian lahan untuk tanaman
jagung di daerah penelitian,
yaitu pada kelas S2 : Cukup
Sesuai (Moderatly Suitable)
adalah
kondisi
perakaran,
potensi hara, ketersediaan unsur
hara, toxisitas, medan, dan
erosi. Pada kelas S3 : Sesuai
Marginal (Marginal Suitable)
adalah
kondisi
perakaran,
potensi hara, ketersediaan unsur
hara, toxsisitas, dan medan.
13
2. Saran
1. Pemanfaatan lahan pertanian
untuk tanaman jagung di
Kecamatan
Bendosari
Kabupaten
Sukoharjo
hendaknya
memperhatikan
kesesuaian lahan di daerah
tersebut, agar diperoleh hasil
yang
optimum
guna
meningkatkan
produksi
pertanian dan peningkatan
kesejahteraan petani.
2. Pada satuan lahan dengan kelas
kesesuaian lahan Kelas S2 :
Cukup
Sesuai
(Moderatly
Suitable) mempunyai pembataspembatas agak berat. Sehingga
pertanian jagung masih bisa
dikembangkan
dengan
memperhatikan
faktor-faktor
pembatasnya.
3. Pada satuan lahan dengan kelas
kesesuaian lahan Kelas S3 :
Sesuai Marginal (Marginal
Suitable) mempunyai pembataspembatas yang sangat berat.
Sehingga dalam pemanfaatan
lahan yang optimum untuk
usaha pertanian jagung di
daerah ini agak sulit dilakukan.
Lahan bisa dibudidayakan
untuk tanaman lain yang sesuai
dengan karakteristik lahan pada
daerah tersebut.
4. Pada satuan lahan dengan faktor
pembatas
tekstur
tanah,
kedalaman efektif tanah, batuan
permukaan, dan singkapan
batuan, diperlukan pengelolaan
lahan yang teratur. Pada satuan
lahan dengan faktor pembatas
pH tanah, N total, P2O5, dan
K2O, diperlukan pemupukan
yang lebih intensif. Pada satuan
lahan dengan faktor pembatas
salinitas, diperlukan adanya
pola pengairan yang baik dan
teratur. Pada satuan lahan
dengan faktor pembatas lereng,
diperlukan adanya terasiring
pada lahan tersebut. Dan pada
satuan lahan dengan faktor
pembatas kenampakan erosi,
diperlukan adanya galengan
atau guludan pada tanah yang
akan diolah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2003-2012. Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka Tahun
2003 – 2012. Sukoharjo : BPS.
Badan Pusat Statistik. 2011. Kecamatan Bendosari Dalam Angka Tahun 2012.
Sukoharjo : BPS.
Djauhari Nor. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta : Graham Ilmu.
Eka Kusuma Ningsih, 2011. Perencanaan Pengembangan Lahan Untuk Tanaman
Hortikultura di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar.
14
Skripsi, S-1. Surakarta : Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Eko Budiyanto, 2007. SIG Menggunakan Arc View GIS. Buku Umum. Surabaya :
Penerbit ANDI.
FAO, 1976. Guidelines for Soil Profiles Description. New York : Soil Survey
Fertility Branch Land Water Devision.
Heni Ika S, 2008. Kesesuaian Lahan Tanaman Tebu di Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganayar. Skripsi, S-1. Surakarta : Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Indrowuryatno, 1985. Meteorologi dan Klimatologi Pertanian. Surakarta :
Fakultas Pertanian UNS.
Jamulya dan Suratman Woro, 1993. Pengantar Geografi Tanah. Diktat Kuliah.
Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Kanisius. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta : Kanisius.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Tutorial Arch View. Bandung :
Informatika.
Santun Sitorus, 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito.
Sarwono Hardjowigono Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan tata Guna Lahan. Diktat Kuliah. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM.
Sitanala Arsyad, 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bandung : Institut Pertanian
Bogor, Press.
Sugeng, 1983. Bercocok Tanam Polowijo. Semarang : Aneka Jaya.
Suharjo, 1996. Geomorfologi Dasar. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Taryono, 1997. Evaluasi Sumber Daya Tanah. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Taryono, 1997. Erosi dan Konservasi Tanah. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Taryono, 1999. Geografi Tanah Survei dan Pemetaan. Diktat Kuliah. Surakarta :
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Verstappen H.Th. 1983. Applied Geomorphology. Geomorphological Surveys for
Environmental Development. Elsevier : Amsterdam.
Wahyu Widayati, 2004. Kesesuaian Lahan Untuk Berbagai Tanaman Alternatif di
Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali. Skripsi, S-1. Surakarta :
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yuli Priyana, 1998. Pengantar meteorologi dan klimatologi. Diktat Kuliah.
Surakarta : Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
15
UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)
DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi
Disusun Oleh :
Ayudi Prabowo
NIM : E100080044
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
i
HALAMAN PHYGESAHAN
PUBLIKASI ILMIATI
KESESUAIAN I.AIIAN
UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea maysL\
DI KECAMATA}I BEFIDOSARI KABTJPATEN SUKOI{ARJO
Ayudi Prabowo
NIM: ElfiX)8ffi44
Telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat oleh
Team Pembimbins
Pembimbing
:
I : DR. H. Kusw4ji Dwi Priyono, M.Si
Suraka*a 03 Oktober 2012
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk mernperoleh gelar kesa{anaan
di
suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 03 Oktober 2012
Ayudi Prabowo
ill
KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L)
DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO
Land Suitability for Corn Crops
in Bendosari Sub District, Sukoharjo District
Ayudi Prabowo¹ dan Kuswaji Dwi Priyono²
¹Mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
²Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102
E-mail : ayudiprabowo@yahoo.co.id, kuswaji@yahoo.com
ABSTRACT
The study, entitled "Land Suitability for Corn Crops in Bendosari Sub
District, Sukoharjo District" aims to determine the suitability of land as well as
the limiting factors to the suitability of land for maize in the study area.
The research method used was a survey. Stipulation to capture data and
soil samples determined by stratified random sampling. Sampling points is
determined by land units map. The data used are primary data include soil
drainage, effective soil depth, slope, surface rock, rock outcrops, erosion
appearance. Secondary data include rainfall, land use, population. Laboratory
analysis data includes soil tekstur, KTK, soil pH, total N, P2O5, K2O, and salinity.
Processing data by matching the comparison between guideline requirements for
land suitability classes with characteristics of maize land in the study area.
Results from this research that, of the 12 land units in the study area has
two land suitability classes, namely the class S2: Pretty As (moderatly Suitable)
spread on seven land units namely V I Gr Sw, V I Gr Tg, V II Gr Sw, V II Gr Tg,
F I Al Tg, V II La Tg, V II La Sw. In this class there is a sub-class S2, f,n,x,s ;
S2,r,f,n,s ; S2,f,n,s ; S2,n,x,s ; S2,n,s ; S2,n,x,s,e ; S2,r,n,x,s. And S3 classes:
Under Marginal (Marginal Suitable) spread on five land units are F I Gr Sw, F I
Gr Tg, V III Gr Tg, V III Gr Sw, F I Al Sw. In this class there is a sub-class of S3,r
; S3,s ; S3,x.
As the final results of this study, the suitability of the land in the study area
are presented in a land suitability map Bendosari Sukoharjo district.
Keywords : landforms, land units, land suitability
iii
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung di
Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo” bertujuan untuk mengetahui kelas
kesesuaian lahan serta faktor-faktor pembatas terhadap kesesuaian lahan untuk
tanaman jagung di daerah penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Penetapan lokasi untuk
pengambilan data maupun sampel tanah ditentukan dengan cara stratified random
sampling. Titik pengambilan sampel ditentukan dengan peta satuan lahan. Datadata yang digunakan yaitu data primer meliputi drainase tanah, kedalaman efektif
tanah, lereng, batuan permukaan, singkapan batuan, dan kenampakan erosi. Data
sekunder meliputi curah hujan, penggunaan lahan, dan kependudukan. Data
analisis laboratorium meliputi tekstur tanah, KTK, pH tanah, N total, P2O5, K2O,
dan salinitas. Pengolahan data dengan matching yaitu membandingkan antara
pedoman persyaratan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman jagung dengan
karakterisitik lahan yang ada di daerah penelitian.
Hasil dari penelitian ini yaitu, dari 12 satuan lahan pada daerah penelitian
memiliki dua kelas kesesuaian lahan, yaitu kelas S2 : Cukup Sesuai (Moderatly
Suitable) yang tersebar pada tujuh satuan lahan yaitu V I Gr Sw, V I Gr Tg,
V II Gr Sw, V II Gr Tg, F I Al Tg, V II La Tg, V II La Sw. Pada kelas ini
terdapat sub kelas S2,f,n,x,s; S2,r,f,n,s; S2,f,n,s; S2,n,x,s; S2,n,s; S2,n,x,s,e;
S2,r,n,x,s. Dan kelas S3 : Sesuai Marginal (Marginal Suitable) yang tersebar pada
lima satuan lahan yaitu F I Gr Sw, F I Gr Tg, V III Gr Tg, V III Gr Sw, F I Al Sw.
Pada kelas ini terdapat sub kelas S3,r,f,n,x; S3,r,f,n,s; S3,s,n; S3,s,r,f,n; S3,x,n,s.
Sebagai hasil akhir dari penelitian ini, kesesuaian lahan pada daerah
penelitian disajikan dalam peta kesesuaian lahan Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo
Kata Kunci : bentuklahan, satuan lahan, kesesuaian lahan
iv
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertandatangan di bawah ini, saya
Nama
: Ayudi Prabowo
NIM
: E 100080044
Fakultas
: Geografi
Jenis
: Skripsi
Judul
: Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung (Zea Mays L)
di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan
hak
menyimpan,
formatkan,
mengelola
dalam
mengalihkan
bentuk
pangkalan
mediakan/mengalih
data
(database),
mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk
kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS tanpa perlu meminta ijin
dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan Perpustakaan UMS dari semua bentuk tuntutan hukum yang
timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana semestinya.
Surakarta, 03 Oktober 2012
Yang Menyatakan
(Ayudi Prabowo)
v
PENDAHULUAN
Lahan sangat penting bagi
kehidupan manusia karena seluruh
aktivitas dan kehidupan manusia
terjadi di dalamnya. Sebagai sumber
penghidupan,
ketergantungan
manusia terhadap lahan sangat besar.
Lahan merupakan bagian dari bentang
alam yang mencakup pengertian
lingkungan fisik termasuk iklim,
topografi atau relief, tanah, hidrologi,
dan bahkan keadaan vegetasi alami
yang semuanya secara potensial akan
berpengaruh terhadap penggunaan
lahan (FAO, 1976).
Wujud dari penggunaan lahan
diantaranya
untuk
pertanian,
permukiman, industri, maupun untuk
sarana lain baik dalam ruang lingkup
fisik maupun sosial ekonomi.
Penggunaan lahan merupakan segala
kegiatan manusia terhadap lahan
untuk memenuhi sebagian dari
kebutuhan
hidupnya.
Indonesia
dikenal sebagai negara agraris dimana
sebagian besar penduduk bermata
pencaharian sebagai petani. Usaha
penggunaan lahan untuk keperluan
produksi pertanian harus diperhatikan
secara seksama agar tercapai produksi
pertanian
secara
maksimal.
Kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk
suatu penggunaan tertentu (Sitorus,
1985).
Permasalahan yang dihadapi
adalah sumber daya lahan bersifat
terbatas,
sedangkan
kebutuhan
manusia akan lahan semakin lama
semakin bertambah seiring bertambah
pesatnya
jumlah
penduduk.
Kebutuhan lahan untuk non pertanian
yang semakin besar mengakibatkan
semakin langkanya lahan pertanian.
Oleh sebab itu lahan harus
dimanfaatkan secara maksimal dan
dipergunakan secara optimal untuk
memperoleh
hasil
baik
yang
menunjang
kepada
peningkatan
kualitas kehidupan.
Usaha pertanian jagung di
Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo memberikan peran yang
penting dan sumbangan yang besar
terhadap
petani
lokal.
Ini
menunjukkan
daerah
penelitian
merupakan daerah yang sangat
berpotensi pertanian jagung. Adapun
tingkat produksi jagung selama kurun
waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat
dalam Tabel 1. Berikut.
Tabel 1. Produksi Jagung di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2002-2011
Tahun
Produksi (Ton)
Tahun
Produksi (Ton)
2002
3.713
2007
3.549
2003
1.443
2008
4.173
2004
1.717
2009
2.578
2005
3.878
2010
4.387
2006
3.032
2011
4.295
Sumber : Sukoharjo dalam angka 2003-2012
1
Dari data di atas dapat dilihat
bahwa produktivitas tanaman jagung
masih belum stabil dari tahun ke
tahun.
Kadangkala
mengalami
kenaikan, terkadang juga mengalami
penurunan. Sehingga perlu adanya
penelitian tentang kesesuaian lahan
untuk tanaman jagung agar lahan
dapat dimanfaatkan secara optimal
dan didapatkan produktivitas yang
optimal pula.
Berdasarkan masalah tersebut
tujuan dari penelitian ini adalah :
1) mengetahui klasifikasi kelas
kesesuaian lahan di daerah penelitian
untuk
tanaman
jagung,
dan
2) mengetahui faktor-faktor pembatas
lahan terhadap kesesuaian tanaman
jagung di daerah penelitian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode survey. Penetapan lokasi
untuk pengambilan sampel tanah
ditentukan dengan cara stratified
random sampling. Pengolahan peta
dilakukan dengan bantuan aplikasi
software GIS. Peta satuan lahan
memiliki peran yang penting dalam
penelitian ini. Untuk membuatnya
diperlukan interpretasi peta topografi
skala 1:50.000 dan peta geologi skala
1:100.000. Kedua peta tersebut untuk
menghasilkan peta bentuklahan. Peta
tanah, peta lereng, peta bentuklahan,
dan peta penggunaan lahan, dengan
skala yang sama yaitu 1:50.000
dilakukan tumpang susun (overlay)
menggunakan program arc view
untuk mendapatkan peta satuan lahan.
Peta satuan lahan digunakan sebagai
dasar untuk menentukan lokasi
pengambilan sampel. Penelitian ini
menggunakan tiga data yaitu data
primer, data skunder, dan hasil
analisa laboratorium. Data primer
dengan cara langsung terjun di
lapangan meliputi : drainase tanah,
kedalaman efektif tanah, lereng,
batuan permukaan, singkapan batuan,
serta kenampakan erosi. Data
sekunder meliputi : curah hujan,
penggunaan
lahan,
dan
kependudukan. Data di laboratorium
meliputi : tekstur tanah, KTK, pH
tanah, N total, P2O5, K2O, dan
salinitas.
Pengolahan
data
dengan
dilakukan perhitungan, klasifikasi dan
analisa data primer, sekunder dan
hasil
laboratorium
kemudian
dilakukan
matching
dengan
persyaratan kelas kesesuaian lahan
untuk tanaman jagung. Pedoman
klasifikasi kesesuaian lahan untuk
tanaman jagung dalam penelitian ini
menggunakan
pedoman
dari
CSR/FAO staff, 1983. Disajikan
dalam tabel 2. Berikut.
2
Tabel 2. Pedoman Penggolongan Kelas Kesesuaian Lahan
untuk Tanaman Jagung
Variabel-variabel
No
Kesesuaian Lahan
yang dipakai
S1
Kesesuaian Lahan
S2
S3
N1
N2
Pengaruh temperatur (t)
1.
- Temperatur tahunan
20 – 26
27 – 30
rata-rata (ºC)
31 – 35
> 35
20 – 18
< 18
-
Ketersediaan air (w)
1–7
7,1 – 8,0
8,1 – 9,0
>9
-
> 1200
1200 – 900
900 – 600
< 600
-
- Drainase tanah
b
ac, s
at, c
st, t
-
- Tekstur tanah
glp, gd, g, gld,
pg, gp, ld, gld,
lb, l
k,p
-
gl, d
lp
> 100
75 – 99
50 – 74
> Sedang
Rendah
Sangat rendah
5,5 – 6,0
6,1 – 7,5
7,6 – 8,0
8,1 – 8,5
> 8,5
5,4 – 5,0
4,9 – 4,0
< 4,0
-
- Jumlah bulan kering
2.
( sedang
Rendah
Sangat rendah
-
-
- P2O5 tersedia
> tinggi
Sedang
Sangat rendah
-
-
- K2O tersedia
> sedang
Rendah
Sangat rendah
-
-
8
- Lereng (%)
0–5
5 – 15
15 – 24
24 – 35
> 35
- Batuan permukaan (%)
0–5
5 – 10
10 – 25
25 – 50
> 50
- Singkapan bantuan (%)
0
0–5
5 – 25
25 – 50
> 50
Tanpa
Sedang
Berat
Sangat berat
-
Toksisitas/ keracunan (x)
- Salinitas (mm hos/cm)
Medan (s)
7.
8.
Erosi (e)
- Kenampakan erosi
Sumber : CSR/FAO Staff (1983 dalam Taryono, 1997)
Keterangan : Tekstur = glp : geluh lempung berpasir, gd : geluh berdebu, g : geluh, gld : geluh lempung
berdebu, gl : geluh lempung, d : debu, pg : pasir bergeluh, gp : geluh berpasir,
ld : lempung berdebu, gld : geluh lempung berdebu, lp : lempung berpasir,
lb : lempung berdebu, l : lempung, k : kerikil, p : pasir
Drainase = b : baik, ac : agak cepat, s : sedang, at : agak terhambat, c : cepat,
st : sangat terhambat, t : terhambat
3
Bentuklahan Daerah Penelitian
Untuk mengetahui kondisi
bentuklahan
daerah
penelitian,
diperlukan peta bentuklahan yang
diperoleh dari interpretasi peta
topografi skala 1:50.000 dan peta
geologi skala 1:100.000 serta cek
lapangan. Berdasarkan hasil overlay
kedua peta tersebut, daerah penelitian
memiliki dua bentuklahan berikut.
1. Dataran aluvial berbatuan tuff,
lahar, breksi dan lava andesit
sampai basal. Bentuklahan ini
mempunyai
mempunyai
luas
2.073,80 ha atau 37,25 %, berada
pada ketinggian 100-150 mdpal,
dengan kemiringan lereng 0-5 %,
berbatuan Formasi aluvial. Batuan
yang menyusun bentuklahan ini
adalah tuff, lahar, breksi dan lava
andesit sampai basal.
2. Lereng kaki vulkan terkikis sedang
berbatuan tuff, lahar, breksi dan
lava
andesit
sampai
basal.
Bentuklahan
ini
mempunyai
mempunyai luas 3.493,69 ha atau
62,75 %, berada pada ketinggian
150-200 lebih mdpal, dengan
kemiringan lereng 5-25 %,
Berbatuan Formasi lahar Lawu.
Batuan
yang
menyusun
bentuklahan ini adalah tuff, lahar,
breksi dan lava andesit sampai
basal.
Satuan Lahan Daerah Penelitian
Satuan lahan daerah penelitian
dinyatakan dengan simbol. Urutan
penulisan simbol tersebut adalah
bentuklahan,
lereng,
tanah,
penggunaan lahan. Tabel 3. berikut
menunjukkan
simbol
yang
dipergunakan dalam satuan lahan di
daerah penelitian.
Tabel 3. Simbol Satuan Lahan
No
1.
2.
Unsur
Bentuklahan
Lereng
Jenis
- Dataran aluvial berbatuan tuff, lahar,
breksi dan lava andesit sampai basal
- Lereng kaki vulkan terkikis sedang
berbatuan tuff, lahar, breksi dan lava
andesit sampai basal
0–5%
5 – 15 %
15 – 24 %
Simbol
F
V
I
II
III
4
No
3.
4.
Unsur
Tanah
Penggunaan
Lahan
Jenis
Simbol
- Latosol coklat kemerahan
- Aluvial kelabu dan aluvial coklat
kekuningan
- Asosiasi grumusol coklat keabuan dan
grumusol kelabu kekuningan
La
Al
-
Pr
Sw
Tg
Wd
Permukiman
Sawah
Tegalan
Waduk
Gr
Sumber : Penulis, 2012
Dari hasil overlay seperti yang
disebutkan di atas, diperoleh bahwa
Kecamatan Bendosari Kabupaten
Sukoharjo
atau
daerah
penelitian, terdiri dari 20 satuan
lahan, dapat dilihat dalam Tabel 4.
berikut.
Tabel 4. Satuan Lahan Daerah Penelitian
11.
Satuan
Lahan
S I Gr Sw
Luas
(ha)
1007,28
Persen
(%)
18,09
7,71
12.
S I Gr Wd
5,49
0,09
10,90
0,19
13.
S I Gr Tg
19,81
0,35
V III Gr Pr
153,52
2,75
14.
V I Gr Pr
335,92
6,03
5.
V III Gr Sw
494,30
8,87
15.
V I Gr Sw
700,97
12,59
6.
V III Gr Tg
151,00
2,71
16.
V I Gr Tg
43,71
0,78
7.
V II Gr Pr
403,00
7,23
17.
V I Gr Wd
82,54
1,48
8.
V II Gr Sw
912,00
16,38
18.
V II La Pr
16,00
0,28
9.
V II Gr Tg
183,32
3,29
19.
V II La Sw
12,00
0,21
354,64
6,37
20.
V II La Tg
5,61
0,10
1.
Satuan
Lahan
F I Al Pr
Luas
(ha)
246,00
Persen
(%)
4,41
2.
F I Al Sw
429,48
3.
F I Al Tg
4.
No
10. F I Gr Pr
No
Sumber : Penulis berdasakan hasil perhitungan dengan software Arcview GIS, 2012
5
Dari 20 satuan lahan yang ada
pada daerah penelitian, hanya ada 12
satuan lahan yang digunakan untuk
penambilan sampel. Dalam hal ini,
sebanyak enam titik satuan lahan
dengan penggunaan lahan untuk
permukiman tidak dipergunakan,
karena daerah permukiman tidak
mungkin bisa dipergunakan untuk
budidaya pertanian jagung. Serta di
masa yang akan datang, area
permukiman
sangat
tidak
dimungkinkan untuk dirubah menjadi
area pertanian. Enam satuan lahan
tersebut adalah F I Al Pr, V III Gr Pr,
V II Gr Pr, F I Gr Pr, V I Gr Pr, V II
La Pr. Dua satuan lahan lain yang
tidak dipergunakan untuk penentuan
titik sampel yaitu satuan lahan dengan
penggunaan lahan sebagai waduk
dengan alasan yang sama. Kedua
satuan lahan itu adalah F I Gr Wd dan
V I Gr Wd.
Untuk lebih jelasnya, sebaran
satuan lahan pada daerah penelitian
disajikan pada Gambar 1. Peta Satuan
Lahan
Kecamatan
Bendosari
Kabupaten Sukoharjo.
Gambar 1. Peta Satuan Lahan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
(Sumber : Penulis, 2012)
Karakteristik
dan
Kelas
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Jagung di Daerah Penelitian
Karakteristik
dan
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman
Jagung di
Daerah Penelitian
disajikan dalam tabel 5. dan tabel 6.
berikut.
Kelas
6
Tabel 5. Karakteristik Satuan Lahan Daerah Penelitian
Karakteristik Lahan
No
Satuan
Lahan
Pengaruh
Temperatur
(t)
Ketersediaan Air
(w)
Kondisi Perakaran
(r)
Potensi Hara
(f)
Ketersediaan Unsur
Hara
(n)
Toksisitas
(x)
Medan
(s)
Erosi
(e)
1.
F I Gr Sw
25,38
4,3
Curah
Hujan
Tahunan
Rata-rata
(mm)
2.135,6
Baik
Lempung
75
29,20
5,44
0,17
15,27
0,30
2,2
2
0-5
0
2.
V I Gr Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
Gl
120
28,00
5,20
0,15
13,66
0,30
2,3
4
5-10
0-5
Tanpa
3.
F I Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
Lempung
100
27,60
6,20
0,13
11,91
0,31
1,9
2
0-5
0-5
Tanpa
4.
V I Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
80
30,40
6,12
0,13
12,35
0,30
1,8
4
5-10
0-5
Tanpa
5.
V II Gr Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
100
24,00
6,21
0,14
19,95
0,30
1,6
4
0-5
0-5
Tanpa
180
29,60
5,72
0,15
18,49
0,30
2,0
8
5-10
0-5
Tanpa
150
20,40
5,93
0,15
13,66
0,30
1,5
20
0-5
0
Tanpa
150
32,00
6,11
0,18
19,51
0,30
1,6
20
0-5
0
Tanpa
150
30,40
5,61
0,20
10,89
0,31
1,6
2
0-5
0-5
Tanpa
100
32,00
5,67
0,23
12,64
0,31
3,3
2
0-5
0-5
Tanpa
120
26,64
5,57
0,18
10,30
0,31
2,2
6
5-10
0
Sedang
80
22,80
5,76
0,20
11,33
0,31
2,2
2
0-5
0-5
Tanpa
Temperatur
Tahunan
Rata-rata
(°C)
Jumlah
Bulan
Kering
Drainase
Tanah
Tekstur
Tanah
6.
V II Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
7.
V III Gr Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
8.
V III Gr Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
9.
F I Al I S Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
10.
F I Al Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
11.
V II La Tg
25,38
4,3
2.135,6
Baik
12.
V II La Sw
25,38
4,3
2.135,6
Baik
Gl
berlempung
Gl
Gl
berlempung
Gl lmp
berpasir
Lempung
berdebu
Gl
berlempung
Geluh
Gl
berlempung
Gl lmp
berpasir
Kedalaman
Efektif
Tanah
(cm)
KTK
(me/
100g)
pH
tanah
N
total
(%)
P2O5
(ppm)
K2O
(me/
100g)
Salinitas
(mm
hos/cm)
Lereng
(%)
Batuan
Permukaan
(%)
Singkapan
Batuan
(%)
Kenampakan
Erosi
Tanpa
Sumber : Penulis, 2012
Keterangan : Tekstur tanah = Gl : geluh, Lmp : lempung
7
Tabel 6. Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung di Daerah Penelitian
Karakteristik Lahan
No
Satuan
Lahan
Pengaruh
Temperatur
(t)
Ketersediaan Air
(w)
Kondisi Perakaran
(r)
Potensi Hara
(f)
Ketersediaan Unsur
Hara
(n)
Toksisitas
(x)
Medan
(s)
Erosi
(e)
Kelas
Kesesuaian
1.
F I Gr Sw
S1
S1
Curah
Hujan
Tahunan
Rata-rata
(mm)
S1
2.
V I Gr Sw
S1
S1
S1
3.
F I Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S3
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S3,r,f,n,s
4.
V I Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S2
S2
S1
S2,r,f,n,s
5.
V II Gr Sw
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S2,f,n,s
6.
V II Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S2,n,x,s
7.
V III Gr Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S1
S3
S1
S1
S1
S3,s,n
8.
V III Gr Sw
S1
S1
S1
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S3
S1
S1
S1
S3,s,r,f,n
Temperatur
Tahunan
Rata-rata
(°C)
Jumlah
Bulan
Kering
Drainase
Tanah
Tekstur
Tanah
Kedalaman
Efektif
Tanah
(cm)
KTK
(me/
100g)
pH
tanah
N total
(%)
P2O5
(ppm)
K2O
(me/
100g)
Salinitas
(mm
hos/cm)
Lereng
(%)
Batuan
Permukaan
(%)
Singkapan
Batuan
(%)
Kenampakan
Erosi
Lahan
S1
S3
S2
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S1
S3,r,f,n,x
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S2
S2
S1
S2,f,n,x,s
9.
F I Al Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S1
S1
S1
S2
S1
S2,n,s
10.
F I Al Sw
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S3
S1
S1
S2
S1
S3,x,n,s
11.
V II La Tg
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S2
S2
S1
S2
S2,n,x,s,e
12.
V II La Sw
S1
S1
S1
S1
S1
S2
S1
S1
S2
S2
S2
S2
S1
S1
S2
S1
S2,r,n,x,s
Sumber : Penulis, 2012
Keterangan : S1 : Sangat Sesuai
S2 : Cukup Sesuai
S3 : Sesuai Marginal
N1 : Tidak Sesuai Pada Saat Ini
N2 : Tidak Sesuai Permanen
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan
melihat
kelas
kesesuaian lahan untuk tanaman
jagung di daerah penelitian yang
disajikan dalam Tabel 6. tersebut,
maka diketahui daerah penelitian
memiliki kelas kesesuaian, yaitu
kesesuaian lahan pada tingkat kelas
dan kesesuaian lahan pada tingkat sub
kelas.
1. Kesesuaian lahan pada tingkat
kelas
Daerah penelitian memiliki
dua kelas kesesuaian lahan, yaitu
kelas S2 : Cukup Sesuai
(Moderatly Suitable) yang tersebar
pada tujuh satuan lahan yaitu
V I Gr Sw, V I Gr Tg, V II Gr Sw,
V II Gr Tg, I Al Tg, V II La Tg, V
II La Sw. Dan kelas S3 : Sesuai
Marginal (Marginal Suitable) yang
tersebar pada lima satuan lahan
yaitu F I Gr Sw, F I Gr Tg, V III
Gr Tg, V III Gr Sw, F I Al Sw.
2. Kesesuaian lahan pada tingkat
sub
kelas
dan
faktor
pembatasnya
Sub kelas kesesuaian lahan
menceminkan jenis pembatas atau
macam perbaikan yang diperlukan
dalam
suatu
kelas.
Faktor
pembatas ditunjukkan dengan
simbol, disajikan dalam Tabel 7.
Berikut.
Tabel 7. Simbol Faktor Pembatas
Faktor Pembatas
Simbol
Faktor Pembatas
Simbol
Pengaruh Temperatur
t
Ketersediaan Unsur Hara
n
Ketersediaan Air
w
Toksisitas
x
Kondisi Perakaran
r
Medan
s
Potensi Hara
f
Kenampakan Erosi
e
Sumber : Penulis, 2012
Hasil dari penelitian, yaitu kelas
kesesuaian lahan, faktor pembatas,
dan persebarannya tiap satuan lahan
disajikan dalam Tabel 8. Berikut.
9
Tabel 8. Sub Kelas, Faktor Pembatas, dan Persebaran Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung
di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
No
Satuan Lahan
Sub Kelas
1.
V I Gr Sw
S2,f,n,x,s
2.
V I Gr Tg
S2,r,f,n,s
3.
V II Gr Sw
S2,f,n,s
4.
V II Gr Tg
S2,n,x,s
5.
F I Al Tg
S2,n,s
6.
V II La Tg
S2,n,x,s,e
7.
V II La Sw
S2,r,n,x,s
8.
F I Gr Sw
S3,r,f,n,x
9.
F I Gr Tg
10.
Faktor Pembatas
Daerah Persebaran
pH tanah, N total, P2O5, K2O, salinitas, batuan permukaan,
Desa Sugihan, Mulur, Mertan, Jagan, Bendosari dan
dan singkapan batuan
Mojorejo
kedalaman efektif tanah, pH tanah, N total, P2O5, K2O,
Desa Sugihan, Mulur, Mertan, Jagan, Bendosari dan
batuan permukaan, dan singkapan batuan
Mojorejo
pH tanah, N total, P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Mertan,
Jagan,
Bendosari,
Mojorejo,
Luas (Ha)
Manisharjo,
Cabeyan, Puhgogor dan Paluhombo
701
43
912
N total, P2O5, K2O, salinitas, lereng, batuan permukaan, dan
Desa Mertan, Jagan, Bendosari, Mojorejo, Manisharjo,
singkapan batuan
Cabeyan, Puhgogor dan Paluhombo
N total, P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Gentan, Sidorejo dan Jombor
11
Cabeyan
5
Cabeyan
121
N total, P2O5, K2O, salinitas, lereng, batuan permukaan, dan
kenampakan erosi
kedalaman efektif tanah, N total, P2O5, K2O, salinitas, dan
singkapan batuan
184
kedalaman efektif tanah, pH tanah, N total, P2O5, K2O, dan
Gentan, Sidorejo, Jombor, Sugihan, Toriyo, Mulur dan
salinitas
Jagan
S3,r,f,n,s
pH tanah, N total, P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Gentan, Sidorejo, Jombor, Sugihan, Mulur dan Jagan
V III Gr Tg
S3,s,n
N total, P2O5, dan K2O
11.
V III Gr Sw
S3,s,r,f,n
tekstur tanah, pH tanah, N total, P2O5, dan K2O
Bendosari, Mojorejo, Cabeyan, Puhgogor dan Paluhombo
494
12.
F I Al Sw
S3,x,n,s
P2O5, K2O, dan singkapan batuan
Gentan, Sidorejo, Jombor, Toriyo dan Mulur
429
Bendosari, Mojorejo, Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo
1007
19
151
Sumber : Penulis, 2012
10
a. Kelas S2 : Cukup Sesuai
(Moderatly Suitable)
Pada kelas ini lahan mempunyai
pembatas-pembatas agak berat
untuk suatu penggunaan yang
lestari. Pembatas akan mengurangi
produktivitas dan keuntungan dan
meningkatkan
masukan
yang
diperlukan. Sub kelas tersebut
sebagai berikut :
1. Satuanlahan V I Gr Sw,
termasuk kedalan sub kelas
S2,f,n,x,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah pH, N
total, P2O5, K2O, salinitas,
batuan permukaan, singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 701 ha atau 13,22% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Sugihan,
Mulur,
Mertan,
Jagan,
Bendosari dan Mojorejo.
2. Satuanlahan V I Gr Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,r,f,n,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah kedalaman
efektif tanah, pH, N total, P2O5,
K2O,
batuan
permukaan,
singkapan batuan. Sub kelas ini
memiliki luas 43 ha atau 0,81%
dari total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Sugihan,
Mulur,
Mertan,
Jagan,
Bendosari dan Mojorejo.
3. Satuanlahan V II Gr Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S2,f,n,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah pH, N
total, P2O5, K2O, singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 912 ha atau 17,21% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Mertan, Jagan,
Bendosari,
Mojorejo,
Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo.
4. Satuanlahan V II Gr Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,n,x,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah N total,
P2O5, K2O, salinitas, lereng,
batuan permukaan, singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 184 ha atau 3,47% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Mertan, Jagan,
Bendosari,
Mojorejo,
Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo.
5. Satuanlahan F I Al Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,n,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah N total,
P2O5, K2O, singkapan batuan.
Sub kelas ini memiliki luas 11
ha atau 0,20% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Gentan, Sidorejo dan
Jombor.
6. Satuanlahan V II La Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S2,n,x,s,e.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah N total,
P2O5, K2O, salinitas, lereng,
batuan permukaan, kenampakan
erosi. Sub kelas ini memiliki
luas 5 ha atau 0,09% dari total
luas daerah penelitian. Tersebar
di Desa Cabeyan.
11
7. Satuanlahan V II La Sw,
termasuk kedalaman sub kelas
S2,r,n,x,s.
Dengan
faktor
pembatasnya adalah kedalaman
efektif tanah, N total, P2O5,
K2O,
salinitas,
singkapan
batuan. Sub kelas ini memiliki
luas 121 ha atau 2,28% dari
total luas daerah penelitian.
Tersebar di Desa Cabeyan.
b. Kelas S3 : Sesuai Marginal
(Merginal Suitable)
Pada kelas ini lahan yang
mempunyai
pembatas-pembatas
yang sangat berat untuk suatu
penggunaan yang lestari. Pembatas
akan mengurangi produktivitas
atau keuntungan dan perlu
menaikkan
masukan
yang
diperlukan. Sub kelas tersebut
sebagai berikut :
1. Satuanlahan F I Gr Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S3,r,f,n,x.
Dengan
faktor
pembatas utamanya adalah
tekstur tanah. Faktor pembatas
yang lain adalah kedalaman
efektif tanah, pH tanah, N total,
P2O5, K2O, dan salinitas. Sub
kelas ini memiliki luas 1007 ha
atau 19,00% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Gentan, Sidorejo, Jombor,
Sugihan, Toriyo, Mulur dan
Jagan.
2. Satuanlahan F I Gr Tg, termasuk
kedalam sub kelas S3,r,f,n,s.
Dengan
faktor
pembatas
utamanya adalah tekstur tanah.
Faktor pembatas yang lain
adalah pH tanah, N total, P2O5,
K2O, dan singkapan batuan. Sub
kelas ini memiliki luas 19 ha
atau 0,35% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Gentan, Sidorejo, Jombor,
Sugihan, Mulur dan Jagan.
3. Satuanlahan V III Gr Tg,
termasuk kedalam sub kelas
S3,s,n. Dengan faktor pembatas
utamanya adalah lereng. Faktor
pembatas yang lain adalah N
total, P2O5, dan K2O. Sub kelas
ini memiliki luas 151 ha atau
2,84% dari total luas daerah
penelitian. Tersebar di Desa
Bendosari,
Mojorejo,
Manisharjo, Cabeyan, Puhgogor
dan Paluhombo.
4. Satuanlahan V III Gr Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S3,s,r,f,n.
Dengan
faktor
pembatas utamanya adalah
lereng. Faktor pembatas yang
lain adalah tekstur tanah, pH
tanah, N total, P2O5, dan K2O.
Sub kelas ini memiliki luas 494
ha atau 9,32% dari total luas
daerah penelitian. Tersebar di
Desa Bendosari, Mojorejo,
Cabeyan,
Puhgogor
dan
Paluhombo.
5. Satuanlahan F I Al Sw,
termasuk kedalam sub kelas
S3,x,n,s.
Dengan
faktor
pembatas utamanya adalah
salinitas. Faktor pembatas yang
lain adalah P2O5, K2O, dan
singkapan batuan. Sub kelas ini
memiliki luas 429 ha atau
12
8,09% dari total luas daerah
penelitian. Tersebar di Desa
Gentan, Sidorejo, Jombor,
Toriyo dan Mulur.
Sebagai hasil akhir dari penelitian ini,
kesesuaian lahan pada daerah
penelitian disajikan pada Gambar 2.
Peta Kesesuaian Lahan Kecamatan
Bendosari Kabupaten Sukoharjo.
Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo
(Sumber : Penulis, 2012)
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Daerah penelitian memiliki dua
kelas kesesuaian lahan, yaitu
kelas S2 : Cukup Sesuai
(Moderatly Suitable) yang
tersebar pada tujuh satuan lahan
yaitu V I Gr Sw, V I Gr Tg, V
II Gr Sw, V II Gr Tg, F I Al Tg,
V II La Tg, V II La Sw. Pada
kelas ini terdapat sub kelas
S2,f,n,x,s; S2,r,f,n,s; S2,f,n,s;
S2,n,x,s; S2,n,s; S2,n,x,s,e;
S2,r,n,x,s. Dan kelas S3 : Sesuai
Marginal (Marginal Suitable)
yang tersebar pada lima satuan
lahan yaitu F I Gr Sw, F I Gr
Tg, V III Gr Tg, V III Gr Sw, F
I Al Sw. Pada kelas ini terdapat
sub kelas S3,r,f,n,x; S3,r,f,n,s;
S3,s,n; S3,s,r,f,n; S3,x,n,s.
2. Faktor
pembatas
terhadap
kesesuaian lahan untuk tanaman
jagung di daerah penelitian,
yaitu pada kelas S2 : Cukup
Sesuai (Moderatly Suitable)
adalah
kondisi
perakaran,
potensi hara, ketersediaan unsur
hara, toxisitas, medan, dan
erosi. Pada kelas S3 : Sesuai
Marginal (Marginal Suitable)
adalah
kondisi
perakaran,
potensi hara, ketersediaan unsur
hara, toxsisitas, dan medan.
13
2. Saran
1. Pemanfaatan lahan pertanian
untuk tanaman jagung di
Kecamatan
Bendosari
Kabupaten
Sukoharjo
hendaknya
memperhatikan
kesesuaian lahan di daerah
tersebut, agar diperoleh hasil
yang
optimum
guna
meningkatkan
produksi
pertanian dan peningkatan
kesejahteraan petani.
2. Pada satuan lahan dengan kelas
kesesuaian lahan Kelas S2 :
Cukup
Sesuai
(Moderatly
Suitable) mempunyai pembataspembatas agak berat. Sehingga
pertanian jagung masih bisa
dikembangkan
dengan
memperhatikan
faktor-faktor
pembatasnya.
3. Pada satuan lahan dengan kelas
kesesuaian lahan Kelas S3 :
Sesuai Marginal (Marginal
Suitable) mempunyai pembataspembatas yang sangat berat.
Sehingga dalam pemanfaatan
lahan yang optimum untuk
usaha pertanian jagung di
daerah ini agak sulit dilakukan.
Lahan bisa dibudidayakan
untuk tanaman lain yang sesuai
dengan karakteristik lahan pada
daerah tersebut.
4. Pada satuan lahan dengan faktor
pembatas
tekstur
tanah,
kedalaman efektif tanah, batuan
permukaan, dan singkapan
batuan, diperlukan pengelolaan
lahan yang teratur. Pada satuan
lahan dengan faktor pembatas
pH tanah, N total, P2O5, dan
K2O, diperlukan pemupukan
yang lebih intensif. Pada satuan
lahan dengan faktor pembatas
salinitas, diperlukan adanya
pola pengairan yang baik dan
teratur. Pada satuan lahan
dengan faktor pembatas lereng,
diperlukan adanya terasiring
pada lahan tersebut. Dan pada
satuan lahan dengan faktor
pembatas kenampakan erosi,
diperlukan adanya galengan
atau guludan pada tanah yang
akan diolah.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2003-2012. Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka Tahun
2003 – 2012. Sukoharjo : BPS.
Badan Pusat Statistik. 2011. Kecamatan Bendosari Dalam Angka Tahun 2012.
Sukoharjo : BPS.
Djauhari Nor. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta : Graham Ilmu.
Eka Kusuma Ningsih, 2011. Perencanaan Pengembangan Lahan Untuk Tanaman
Hortikultura di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar.
14
Skripsi, S-1. Surakarta : Fakultas Geografi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Eko Budiyanto, 2007. SIG Menggunakan Arc View GIS. Buku Umum. Surabaya :
Penerbit ANDI.
FAO, 1976. Guidelines for Soil Profiles Description. New York : Soil Survey
Fertility Branch Land Water Devision.
Heni Ika S, 2008. Kesesuaian Lahan Tanaman Tebu di Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganayar. Skripsi, S-1. Surakarta : Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Indrowuryatno, 1985. Meteorologi dan Klimatologi Pertanian. Surakarta :
Fakultas Pertanian UNS.
Jamulya dan Suratman Woro, 1993. Pengantar Geografi Tanah. Diktat Kuliah.
Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM.
Kanisius. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta : Kanisius.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Tutorial Arch View. Bandung :
Informatika.
Santun Sitorus, 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito.
Sarwono Hardjowigono Widiatmaka, 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan tata Guna Lahan. Diktat Kuliah. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM.
Sitanala Arsyad, 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bandung : Institut Pertanian
Bogor, Press.
Sugeng, 1983. Bercocok Tanam Polowijo. Semarang : Aneka Jaya.
Suharjo, 1996. Geomorfologi Dasar. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Taryono, 1997. Evaluasi Sumber Daya Tanah. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Taryono, 1997. Erosi dan Konservasi Tanah. Diktat Kuliah. Surakarta : Fakultas
Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Taryono, 1999. Geografi Tanah Survei dan Pemetaan. Diktat Kuliah. Surakarta :
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Verstappen H.Th. 1983. Applied Geomorphology. Geomorphological Surveys for
Environmental Development. Elsevier : Amsterdam.
Wahyu Widayati, 2004. Kesesuaian Lahan Untuk Berbagai Tanaman Alternatif di
Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali. Skripsi, S-1. Surakarta :
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yuli Priyana, 1998. Pengantar meteorologi dan klimatologi. Diktat Kuliah.
Surakarta : Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
15