Potensi Kreativitas pada Manusia Mengembangkan Kreativitas dan Potensi

C. Potensi Kreativitas pada Manusia

Jika ditelaah melalui pandangan psikologi, pada dasarnya setiap manusia telah dikaruniai potensi kreatif sejak dilahirkan. Hal ini dapat dilihat melalui perilaku bayi ataupun anak yang secara alamiah gemar bertanya, gemar mencoba, gemar memerhatikan hal baru, gemar berkarya melalui benda apa saja yang ada dalam jangkauannya termasuk di dalamnya gemar berimajinasi. Potensi kreativitas ini dapat dilihat melalui keajaiban alamiah seorang bayi dalam mengeksplorasi apa pun yang ada di sekitarnya. Kegemaran tersebut adalah potensi kreativitas yang sangat dibutuhkan saat mereka dewasa nanti. Dengan data tersebut dapat dipahami bahwa pada dasarnya manusia termasuk masyarakat Indonesia telah dikaruniai potensi kreatif. Namun dalam kenyataannya kita menyadari potensi kreatif termasuk semakin berkurang dari hari ke hari, hingga ahirnya hilang sama sekali karena berbagai faktor. Menurut Devito dalam Supriadi, 1994 mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Setiap orang lahir dengan potensi kreatif, dan potensi ini dapat dikembangkan dan dipupuk. Selanjutnya ia juga mengutip pendapat Trefinger yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang sama sekali tidak mempunyai kreativitas, seperti halnya tidak ada seorang pun manusia yang inteligensinya nol. Semua orang adalah kreatif, persoalannya tinggal bagaimana potensi ini dapat terkembangkan dengan baik dan tidak hilang dimakan usia.

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kreativitas

Kreativitas sangat terkait dengan kebebasan pribadi. Hal itu artinya seorang anak harus memiliki rasa aman dan kepercayaan diri yang tinggi, sebelum berkreasi. Sedangkan pondasi untuk membangun rasa aman dan kepercayaan dirinya adalah dengan kasih sayang. Empat hal yang dapat diperhitungkan dalam pengembangan kreativitas yaitu: 6

1. Rangsangan Mental

Suatu karya kreatif yang muncul jika anak mendapatkan rangsangan mental yang mendukung. Rangsangan mental tersebut baik pada aspek kognitif maupun kepribadiannya serta suasana psikologis Psychological Athmospere. Pada aspek kognitif anak distimulasi agar mampu memberikan berbagai alternative pada setiap stimultan yang muncul. Pada aspek kepribadian anak distimulasi untuk mengembangkan berbagai macam potensi pribadi kreatif seperti percaya diri, keberanian, ketahanan diri, dan lain sebagainya. Pada aspek suasana psikologis psychological athmospere distimulasi agar anak memiliki rasa aman, kasih sayang, dan penerimaan. Para pendidik harus siap untuk menerima apa pun karya anak dukungan mental bagi anak sangat diperlukan. Dengan adanya dukungan mental anak akan merasa dihargai dan diterima keberadaannya sehingga ia akan berkarya dan memiliki keberanian untuk memperlihatkan kemampuannya. Sebaliknya, tanpa dukungan mental yang positif bagi anak maka kreativitas tidak akan terbentuk.

2. Iklim dan Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan di sekitar anak sangat berpengaruh besar dalam menumbuhkembangkan kreativitas. Lingkungan yang sempit, pengap dan menjemukan akan terasa muram, tidak bersemangat dan mengumpulkan ide cemerlang. Kreativitas dengan sendirinya akan mati dan tidak berkembang dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Cherry 1976 dan Ayan 2002 mengemukakan beberapa kondisi lingkungan yang harus diciptakan untuk menumbuhkan jiwa kreatif, sebagai berikut: a. Pencahayaan ruangan b. Sentuhan warna dalam ruangan c. Seni dalam lingkungan, contohnya hiasan dinding d. Bunyi dan musik e. Aroma f. Sentuhan g. Cita rasa 7 Dengan menciptakan lingkungan kondusif, akan memudahkan anak untuk mengakses apa pun yang dilihatnya, dipegang, didengar, dan dimainkan untuk pengembangan kreativitasnya. Perangsangan mental dan lingkungan kondusif dapat berjalan beriringan seperti halnya kerja simultan otak kiri dan otak kanan.

3. Peran Guru

Guru adalah tokoh bermakna dalam kehidupan anak. Guru memegang peranan lebih dari sekadar pengajar, melainkan pendidik dalam arti sesungguhnya. Peran guru dalam mengembangkan kreativitas, artinya ketika kita ingin anak menjadi kreatif, maka akan dibutuhkan juga guru yang kreatif pula dan mampu memberikan stimulasi yang tepat pada anak. Beberapa hal yang dapat mendukung peran guru dalam mengembangkan kreativitas siswa adalah sebagai berikut: a. Percaya diri b. Berani mencoba hal baru c. Memberikan contoh d. Memahami keragaman karakteristik siswa e. Memberikan kesempatan untuk berekspresi dan bereksplorasi f. Positive thinking

4. Peran Orang Tua

Dalam menumbuhkan kreativitas anak, hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua adalah sebagai berikut: a. Pola asuh b. Menghargai pendapat anak c. Membolehkan anak membuat keputusan sendiri d. Mendorong kemandirian e. Memberi pujian f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak g. Menjalin kerja sama

E. Mengembangkan Kreativitas dan Potensi

Pengajaran yang distandarkan sekarang ini, memaksa setiap siswa ke dalam cetakan yang sama, padahal talenta serta kemampuan masing-masing siwa itu 8 berbeda-beda. Jika semua orang dipaksa belajar menurut model yang tetap maka hal yang bisa ditimbulkan adalah: 1. Siswa kehilangan minat sama sekali dalam belajar dan putus sekolah 2. Siswa mungkin dalam mulanya sangat kreatif, tetapi kreativitasnya secara bertahap tercekik sampai mati akibat model tetap yang kaku Banyak orang hanya sadar bahwa reformasi pendidikan itu akan menyelamatkan siswa-siswa yang kurang serta yang putus sekolah. Padahal siswa-siswa yang cemerlang dan kreativitas pun sama menderitanya akibat sistem pendidikan yang tidak efektif. Dalam sistem yang seperti itu, waktu dan energi mereka disita untuk ujian sehingga tidak banyak yang tersisa untuk mengembangkan semangat kreatif serta berpetualang mereka. Kreativitas itu tidaklah terbatas pada beberapa orang yang beruntung, yang terinspirasikan, melainkan dapat diterapkan terhadap kehidupan yang biasa. Jika seorang guru selalu mengajarkan menggunakan buku teks, otomatis pemikiran para siswanya pun akan terbatas pada buku teks. Banyak orang tua mengatur segala macam kursus tambahan bagi anak-anaknya di usia dini, seolah-olah pendidikan mereka baru bisa dianggap memadai kalau setiap menit waktu mereka terisi. Sikap menjejali seperti ini hanya akan mematikan kreativitas sang anak. Selain merangsang otak sang anak, guru juga harus memberinya waktu luang untuk sendirian. Hanya dengan waktu luanglah pikiran sang anak bisa meluas dan imajinasinya bisa berkembang tak terhalang. Kreativitas itu sulit berkembang dalam kesibukan. Kreativitas itu hanya mungkin berkembang ketika seorang anak diberikan saat menyendiri, pengetahuan memungkinkan kita memahami secara akurat, sifat dasar dalam segala hal, tetapi terlalu banyak pengetahuan bisa mematahkan dahaga kita akan pengetahuan. Pencetus teori relativitas yaitu Albert Einsten pernah mengatakan imajinasi itu lebih penting daripada pengetahuan, sebab ketika usianya baru 23 tahun ia menemukan teori relativitas menyangkut alam semesta ini. Ia tahu, ia tidak mungkin mendapatkan pengetahuan tentang fisika ketika itu, tetapi ia penuh dengan imajinasi. Hal itulah yang menjadikan Einsten luar biasa bukanlah pengetahuan tetapi imajinasi. Jika kita bandingkan dengan kondisi sistem pendidikan saat ini di Indonesia, siswa selalu dijejalkan 9 dengan materi pelejaran yang terlalu banyak, seperti bahasa inggris, matematika, fisika, dan pengetahuan buku teks lainnya, mana mungkin siswa memiliki kreativitas dan kapasitas belajar yang tinggi. Sebelum merancang sarana-sarana untuk merangsang potensi belajar siswa, maka hal yang perlu dilakukan oleh guru adalah: 1. Berusaha menemukan potensi seperti apa yang dipunyai siswa. 2. Menggunakan metode pengajaran yang sesuai untuk memancingnya. Adapun metodenya antara lain melalui: a. Imajinasi b. Eksplorasi c. Eksperimen d. Proyek e. Musik f. Bahasa 3. Memberikan evaluasi yang terbaik dalam membimbing para siswa serta memeriksa kemajuan meraka dalam belajar, menurut kondisi dan situasi masing-masing yang berbeda-beda. 4. Guru harus menjadi seorang instruktur yang baik dalam upaya menumbuhkan minat siswa untuk belajar. 5. Guru harus membantu siswa untuk berkembang secara mental maupun emosional agar siswa dapat mengatasi situasi-situasi kehidupan nyata yang berbeda-beda. Beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu: a. Buatlah dia merasa dicintai. dikasihi dan disayangi. Anak akan merasa nyaman, terlindungi jika orang tua selalu menyayanginya, melindunginya, menolongnya dan selalu ada disampingnya jika anak dalam kondisi membutuhkan. Buat perasaan anak nyaman dan benar-benar mencintai orang tua dan merasa dicintai pula. b. Pahami dan hargai setiap anak sebagai individu yang unik. Setiap anak adalah unik, karena perilaku anak memang khas dan dapat melakukan hal- hal yang tidak terduga. Setiap anak adalah mempunyai karakter tersendiri. Oleh karena itu, setiap orang tua sepatutnya memahami sehingga orang tua akan sadar terhadap keunikannya tersebut. c. Bangkitkan minat dan motivasi belajarnya. 10 d. Beri kesempatan untuk memilih dan membuat keputusan. Berilah kesempatan anak untuk berani memilih dan membuat setiap keputusan yang akan dijalaninya. Berilah kepercayaan anak untuk membuat keputusan sendiri dalam melakukan setiap kegiatan atau belajarnya. Berilah keleluasaan anak untuk berani memilih diantara pilahan. e. Doronglah anak mencari informasi di luar rumah atau di sekitar sekolah. Doronglah anak kreatif untuk mencari kebutuhan informasi yang menunjang potensinya. Bisa dimulai dengan informasi tokoh-tokoh yang sukses pada bidangnya atau bagaimana supaya bisa menjadi sukses tersebut. f. Jangan matikan harapan dan cita-cita anak. Hargai setiap pilihan cita-cita anak. g. Tunjukkan penghargaan dan penghormatan kepada usaha anak. Hargailah setiap yang dilakukan anak walau sekecil mungkin, jangan meremehkan yang dilakukan anak walaupun tampaknya sepele. Berilah penghormatan kepada setiap yang dikerjakan anak, sehingga anak akan merasa tersanjung dan dihargai jerih payahnya. h. Jalin hubungan yang kondusif antara orang tua, sekolah dan lingkungannya. Sukses tidaknya potensi anak juga tergantung dengan kondisi sekitarnya baik itu dirumah, disekolah maupun lingkungannya. 6. Guru hendaknya mampu merangsang potensi kreatif siswa.

F. Kemampuan-kemampuan Penting Guru di Masa Depan