c. Periode Akuntansi
Konsep ini menjelaskan bahwa rugi dan laba perusahaan baru dapat diketahui setelah perusahaan baru dapat diketahui setelah perusahaan dilikuidasi atau dengan kata
lain bahwa tingkat kesuksesan suatu perusahaan hanya dapat diketahui pada saat perusahaan menghentikan usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas.
Namun demikian, pada kenyataannya keputusan manajemen banyak dilakukan selama berlangsungnya kegiatan perusahaan. Untuk mengambil keputusan ini perlu ada
informasi. Disinilah laporan keuangan perlu disusun sebagai sumber informasi. Penyusunan laporan keuangan periodik ini beranggapan bahwa umur kegiatan
perusahaan yang tidak terbatas tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan perusahaan dari beberapa periode yang tidak terbatas ini selanjutnya disebut periode
akuntansi.
d. Pengukuran Dalam Nilai Uang
Penyelenggaraan akuntansi beranggapan bahwa mata uang adalah alat pengukur yang berlaku umum terhadap semua kegiatan ekonomi. Penggunaan satuan mata uang
rupiah didasarkan pemahaman bahwa mata uang mempunyai nilai yang tetap. Bila asumsi ini tidak dipenuhi maka fungsi laporan keuangan sebagai media informasi akan
berkurang nilainya.
e. Penetapan Beban dan Pendapatan
Penentuan laba periodik dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual, yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya
pada saat terjadinya, bukan hanya sekedar pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. Penentuan laba periodik menyangkut dua masalah yaitu: pengakuan pendapatan
selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk menghasilkan pendapatan tersebut.
2.2.5. Kendala atau Keterbatasan Akuntansi
kunjungi blog kami kelompokakuntansi.blogspot.com
Dalam menyajikan informasi yang memiliki karakteristik mutu, maka akan dihadapkan pada kendala-kendala yang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu
kendala primer dan kendala sekunder.
a. Asas Manfaat dan Biaya
Untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi akuntansi diperlukan biaya. Para pemakai harus mempertimbangkan biaya untuk menghasilkan
informasi tersebut. kesulitannya adalah tidak semua manfaat informasi dapat diukur atau dibuktikan. Manfaat informasi tersebut dapat dirasakan oleh pihak penyaji dalam
bentuk efisiensi pengendalian dan oleh para pemakai dalam bentuk alokasi sumber- sumber ekonomi, jumlah pajak yang dibayar, ketaatan tehadap regulasi. Semua ini
kadang sulit dikuantitatifkan. Sedangkan biaya untuk pengadaan informasi umumnya mudah dikuantitatifkan.
b. Asas Materialitas
Asas ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain peristiwa yang tidak penting kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi perusahaan adalah tidak harus
dilakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansi. Perlakuan seperti ini dapat diterima karena informasi yang tidak materialitas tidak cukup berarti atau tidak
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para pemakainya. Kesulitan mengukur materialitas menjadi kendala, mengingat materialitas sangat tergantung pada pengaruh
atau akibatnya kepada para pemakainya.
c. Asas Konservatif