Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

2. Menanya

Aktivitas mengamati dilakukan dengan sungguh-sungguh dan cermat, akan mucul persepsi tentang objek yang diamati. Ada persepsi yang jelas, samar-samar, bahkan kemungkinan gelap sehingga memunculkan banyak pertanyaan. Menanya adalah membatasi masalah, merumuskan pertanyaan, serta merumuskan jawaban sementara terhadap pertanyaan berdasarkan pengetahuan data informasi terbatas yang telah dimiliki. Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari „bertanya‟. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan pendidik untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Bagi peserta didik, kesempatan bertanya merupakan saat yang berguna karena saat itu peserta didik memusatkan seluruh perhatian untuk memahami sesuatu yang baru. Setiap pertanyaan yang diutarakan menunjukan bahwa peserta didik menyadari adanya suatu masalah.

3. Mencoba

Kegiatan mencoba adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan peserta didik dapat melakukan aktifitas fisik yang memaksimalkan penggunaan pancaindradengan berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan atau prinsipsesuai dengan kompetensi mata pelajaran.

4. Menalar

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Salah satu aktivitas penting dalam penalaran adalah kegiatan analisis dan penilaian. Analisis dilakukan dengan melihat persamaan dan perbedaannya, menganalisis kesesuaian dan ketidaksesuaiannya, mengidentifiksi kebenaran tesis dan arguennya, dan lain-lain.

5. Mengomunikasikan

Pada tahap ini, peserta didik memaparkan hasil pemahamannya terhadap suatu konsepbahasan secara lisan atau tertulis. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah melakukan presentasi laporan hasil percoban, mempresentasikan peta konsep, dan lain-lain Priyatni, 2014: 97-99. 2.8.2 Media Pembelajaran Secara harfiah, kata media berarti perantara atau pengantar. AECT Suliani, 2011:54 mengartikan media segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan, NEA Suliani 2011: 54 mengartikan media segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Brown dalam Suliani, 2011: 54 mengatakan bahwa media yang digunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat memengaruhi efektivitas program intruksional. Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadi verbalisme. Media pembelajaran merupakan alat bantu pendengaran dan penglihatan Audio Visual Aid bagi peserta didik dalam rangka memeroleh pengalam bealajar secara signifikan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan mahasiswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar mengajar Suliani, 2011: 55. Media pembelajaran digunakan guru untuk menyalurkan materi pelajaran sehingga siswa dapat terangsang pikirannya, perasaan, dan minat siswa. Menurut Hamalik dalam Suliani, 2011: 6 mengatakan bahwa media dapat dijadikan alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Media pembelajaran juga memiliki fungsi, diantaranya sebagai berikut. 1. Mengubah titik berat pendidikan formal, dari pendidikan yang menekankan pada pengajaran akademis, menekankan semata-mata pelajaran yang sebagian besar kurang berguna bagi kebutuhan anak yang beralih kepada pendidikan yang mementingkan kebutuhan dan kehidupan anak. 2. Membangkitkan motivasi belajar pada murid yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. 3. Memberikan kejelasan classification untuk mendapatkan pengalaman yang lengkap, yaitu dengan melalui lambang kata, wakil dari benda yang sebenarnya dan dengan melalui benda sebenarnya. 4. Memberikan rangsangan stimulation untuk keingintahuan yang merupakan pangkal daripada ilmu pengetahuan yang hendak dieksploitir dalam proses belajar mengajar dengan pemakaian media pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah Moleong, 2011:6. Penulis bermaksud untuk mendeskripsikan struktur kalimat yang berfokus pada bentuk dan maknanya di dalam teks anekdot untuk selanjutnya diimplikasikan ke dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa Teks Anekdot yang terdapat di Koran Tempo Edisi November 2014. Pengambilan data dapat dilakukan dengan cara memilih yang terdapat teks anekdotnya.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membaca dengan cermat teks anekdot. 2. Menandai struktur kalimat yang berfokus pada bentuk dan makna dalam teks anekdot. 3. Menganalisis struktur kalimat yang berfokus pada bentuk dan makna sebagai berikut: Menurut bentuknya ada 3, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk setara bertingkat, dan kalimat tak lengkap, sedangkan menurut maknanya ada 4, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, dan kalimat eksklamatif. 4. Menyimpulkan hasil analisis tentang struktur kalimat yang berfokus pada bentuk dan makna dalam teks anekdot. 5. Mengimplikasikan hasil penelitian dengan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, khususnya kelas X.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman 1992: 18. Analisis dilakukan secara bersamaan yang mencakup tiga kegiatan yaitu 1 reduksi data, 2 penyajian data, dan 3 penarikan kesimpulan verifikasi. Analisis data seperti ini dinamainya dengan analisis data model alir. Untuk jelasnya digambarkan sebagai berikut. Gambar: 3.1 Komponen-Komponen Analisis data: Model Alir Analisis data model alir ini, diawali dengan data yang muncul berupa deskripsi kata-kata atau rangkaian kata, dapat juga berupa rangkaian kalimat yang jelas bukan rangkaian angka. Kemudian, reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis saat penelitian. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama melakukan penelitian. Reduksi bukan terpisahkan dari analisis. Penulis memilih data yang sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data pada penelitian yaitu mendeskripsikan struktur kalimat dalam teks anekdot yang terdapat di dalam koran Tempo edisi November 2014. Penarikan kesimpulan disusun berdasarkan pola-pola induktif selama penelitian berlangsung dan data yang perlu diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya. Penganalisaan data yang mengacu pada sebuah model interaktif Miles dan Huberman, 1992: 23, membedakan kegiatan analisis menjadi empat tahap, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahap-tahap tersebut agar mudah dipahami, peneliti sajikan dalam tabel 3.1 Tabel 3.1 Tahap Masa Pengumpulan Data Model Alir No Tahap Analisi Keterangan 1 Pengumpulan data Proses ini diawali dengan data yang muncul berupa deskripsi kata-kata atau rangkaian kata, dapat juga berupa rangkaian kalimat yang jelas bukan rangkaian angka. Dilakukan dengan observasi terhadap teks anekdot yang akan dianalisis 2 Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis saat penelitian. Reduksi data berlangsung secara terus menerus selama melakukan penelitian. Reduksi bukan terpisahkan dari analisis. Penulis memilih data yang sesuai dengan indikator yang telah dibuat. 3 Penyajian Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data pada penelitian yaitu mendeskripsikan struktur kalimat dalam teks anekdot yang terdapat dalam Koran Tempo. 4 Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan disusun berdasarkan pola- pola induktif selama penelitian berlangsung dan data yang perlu diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya.

Dokumen yang terkait

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA JURNALISTIK PADA SURAT KABAR RADAR LAMPUNG EDISI APRIL 2014 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

3 21 102

KONJUNGSI PADA TEKS ANEKDOT DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARN BAHASA INDONESIA DI SMA

0 106 92

AFIKS DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR LAMPUNG POST DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

10 27 102

KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST EDISI MARET 2015 DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK

1 68 64

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 5 15

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 4

DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014 Deiksis Dalam Teks Anekdot Pada Media Massa Koran Solopos Edisi September Sampai November Tahun 2014.

1 4 20

DEIKSIS DALAM TEKS ANEKDOT PADA MEDIA MASSA KORAN SOLOPOS EDISI SEPTEMBER SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2014 Deiksis Dalam Teks Anekdot Pada Media Massa Koran Solopos Edisi September Sampai November Tahun 2014.

0 2 13

Struktur kalimat pada tajuk rencana Surat Kabar Harian Suara Merdeka edisi 2-7 November 2015.

2 5 134