TINJAUAN PUSTAKA A. Perkerasan Lentur Flexible Pavement

Material yang sering digunakan untuk lapis pondasi adalah material yang cukup kuat dan awet sesuai syarat teknik dalama spesifikasi pekerjaan. Lapis pondasi dapat dipilih lapis berbutir tanpa pengikat atau lapis aspal sebagai pengikat.

D. Lapis Pondasi Bawah Subbase Course

Lapis perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi dan tanah dasar dinamakan lapis pondasi bawah subbase. Lapis pondasi bawah berfungsi sebagai : a. Bagian dari struktur perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban kendaraan ke lapis tanah dasar. Lapis ini harus cukup stabil dan mempunyai CBR sama atau lebih besar dari 20, serta Indeks Plastis sama atau lebih kecil dari 10. b. Efesiensi penggunaan material yang relative murah, agar lapis diatasnya daapt dikurangi tebalnnya. c. Lapis peresap, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi d. Lapis pertama, agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancer sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan roda alat berat e. Lapis filter untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan pondasi. Untuk itu lapis pondasi bawah haruslah memenuhi syarat : Dengan : D 15 = diameter butir pada persen lolos 15 D 85 = diameter butir pada persen lolos 85 Jenis lapis pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia adalah lapis pondasi agregat kelas C dengan gradasi pada table 2.1 dan ketentuan sifat campuran seperti pada table 2.2. Lapis pondasi agregat kelas C ini dapat pula digunakan sebagai lapis pondasi tanpa penutup aspal. Tabel 2.1 Gradasi Lapis Pondasi Agregat Ukuran Saringan Persen Lolos saringan ASTM mm Class A Class B Class C 2 50 100 75 -- 100 1⅟₂ 37.5 100 88 -- 95 60 -- 90 1 25 79 -- 85 70 -- 85 45 -- 78 ⅜ 9.5 44 -- 58 30 -- 65 25 -- 55 No 4 4.75 29 -- 44 25 -- 55 13 -- 45 No 10 2 17 -- 30 15 -- 40 8 -- 36 No 40 0.425 7 -- 17 8 -- 20 7 -- 23 N0 200 0.75 2 -- 8 2 -- 8 5 -- 15 Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2007 Tabel 2.2 ketentuan Sifat Lapis Pondasi Agregat Kelas C Sifat Kelas C Abrasi dari agregat kasar SNI 03-2471-1990 mak 40 Indeks Plastis SNI-03-1966-1990 dan SNI-03-1967-1990 4 -- 9 Batas Cair SNI 03-1967-1990 mak 35 Gumpalan lempung dan butir - butir mudah pecah dalam agregat SNI 03-1744-1989 mak 1 CBR SNI 03-1744-1989 min. 35 Perbandingan persen lolos 200 dan 40 mak 23 Sumber : Spesifikasi 2011

E. AGREGAT

Agregat adalah material granural, misalnya pasir, kerikil, batu pecah, dan kerak tungku besi, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu semen hidraulik atau adukan. Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah melalui proses pelapukan dan aberasi yang berlangsung lama. Atau agregat dapat juga diperoleh dengan memecah batuan induk yang lebih besar. Agregat dibedakan menjadi 2 jenis sesuai dengan ukuran butiran yaitu sebagai berikut : 1. Agregat kasar Agregat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm. Besar butir maksimum yang diizinkan tergantung pada maksud pemakaian. Agregat kasar adalah salah satu material yang digunakan untuk pembuatan lapis pondasi pada struktur