Teknik Pengumpulan Data PENDAHULUAN

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya :

1. Wawancara

Wawancara adalah merupakan salah satu metode pengumpulan berita, data atau fakta dalam memperoleh keterangan. Pelaksanaannya bisa secara langsung, bertatap muka face to face dengan orang yang diwawancarai interview, atau bisa secara tidak langsung seperti elalui telepon, internet, atau surat kabar wawancara tertulis. Teknik wawancara yang peneliti lakukan yaitu, dengan mewawancarai pihak redaksi rubrik harian umum kompas Bandung.

2. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk menarik inferensi kesimpulan ihwal makna dan sudut pandang informan, kejadian, peristiwa, atau proses yang diamati. Lewat observasi ini peneliti akan melihat pemahaman yang tidak terucapkan tacit understanding, bagaimana teori digunakan langsung theory in use dan sudut pandang informan yang mungkin tidak tercungkil lewat wawancara. Dimana dalam melakukan observasi peneliti bisa menjadi participant atau non participant.

3. Studi Kepustakaan

Teknik kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menelaah teori, opini, membaca buku atau jurnal yang relevan dengan masalah yang diteliti.

4. Penelusuran Data Online

Burhan Bungin mengatakan bahwa metode penelusuran data online adalah cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data informasi yang berupa data maupun informasi teori,secepat semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Bungin, 2005:148 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan layanan internet dengan cara membuka alamat mesin pencari search engine kemudian membuka alamat website yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian.

5. Dokumentasi

Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental yang lain.

1.10 Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pencemaran Nama Baik Yang Dilakukan Oleh Pers Ditinjau Dari KUHP Dan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

1 31 113

Implementasi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers Dalam Memberikan Perlindungan Kemerdekaan Pers Bagi Wartawan Kota Bandung

7 78 167

Peranan Kepolisian terhadap Insan Pers dalam Merahasiakan Identitas Narasumber sebagai Pelaku Kejahatan Melalui Liputan Investigasi Berdasarkan KUHP dan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers

1 12 100

WACANA KONGLOMERASI MEDIA NASIONAL DALAM UNDANG-UNDANG POKOK PERS WACANA KONGLOMERASI MEDIA NASIONAL DALAM UNDANG-UNDANG POKOK PERS (Analisis Wacana Mengenai Konglomerasi Media di Indonesia Menurut Bab IV Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers).

0 3 14

PENDAHULUAN WACANA KONGLOMERASI MEDIA NASIONAL DALAM UNDANG-UNDANG POKOK PERS (Analisis Wacana Mengenai Konglomerasi Media di Indonesia Menurut Bab IV Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers).

0 2 34

KESIMPULAN DAN SARAN WACANA KONGLOMERASI MEDIA NASIONAL DALAM UNDANG-UNDANG POKOK PERS (Analisis Wacana Mengenai Konglomerasi Media di Indonesia Menurut Bab IV Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers).

0 3 40

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN SECONDARY RAPE OLEH PERS ATAS PEMBERITAAN TENTANG PERKOSAAN DI MEDIA MASSA DIKAITAKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS.

0 1 1

Undang Undang No 40 Tahun 1999

0 0 14

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG - UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

0 0 11

PERBANDINGAN SISTEM PERS YANG DIANUT INDONESIA DI ERA ORDE BARU DAN ERA REFORMASI (TINJAUAN YURIDIS TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERS DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS) - repository perpusta

0 0 9