BAB IV : PEMEROLEHAN MORFOSINTAKSIS 1. PEMEROLEHAN MORFOSINTKASIS UMUR 1 TAHUN

BAB IV : PEMEROLEHAN MORFOSINTAKSIS

1. PEMEROLEHAN MORFOSINTKASIS UMUR 1 TAHUN
Pada umur dua belas bulan pertama, dia dan kebanyakan anak lain
belum menunjukkan adanya pemerolehan bentuk morfologi ataupun sintaksis karena pada
umur ini anak sedang dalam tahap pengenmbangan neurobiologinya yang merupakan
prasyarat tumbuhnya bahasa. Echa belum mengeluarkan produksi, namun komprehensinya
tetap berjalan.

2. PEMEROLEHAN MORFOLOGI UMUR 2 TAHUN
Hampir semua kata yang diucapkan Echa adalah kata monomorfemik. Karenanya,
ragam BIN yang dikuasai oleh Echa adalah ragam informal. Disamping itu, Echa juga sudah
dapat memakai kata-kata tersebut sebagai kalimat
Pemerolehan afiks
sejak umur 1;9:0, Echa sudah menggunakan prefiks pasif [-di]. Hal ini mempunyai
dampak sintatikyang luas karena dengan dipakainya prefiks ini, seluruh struktur kalimat
menjadi berubah. Echa juga memakai afiks lain seperti [di-], [teR-], dan [-in]

3. PEMEROLEHAN SINTAKSIS UMUR 2 TAHUN
Ujaran satu kata
Sebelum umur 1;3, komprehensinya sudah baik, namun kemampuan produksinya

terbatas. Karena keterbatasan motoris ini, Echa mulai bersintaksis dengan satu suka kata pula,
dan jumlahnya masih sangat terbatas sampai umur 1;5. Pada umur 1;6, dia sudah mulai bisa
membentuk produksi dengan mengujar dengan kata suku dua. Dari keragamam kata yang

telah dikuasinya pada tahap ini, sebenarnya Echa telah menguasai beberapa macam ujaran
seperti pernyataan, permintaan, bantahan, dan larangan.
Ujaran dua kata
Mulanya, ujaran ini adalah dua suku kata yang diucapkan dengan jeda. Pada usia 2
tahun, ujaran Echa masuh satu atau dua kata, meskipun jumlah ujaran yang tiga kata atau
lebih sudah mulai bertambah.
Bentuk Interogatif
Yang muncul hingga usia ini tampaknya masih terbatas pada hal – hal yang sifatnya
eksplorstori. Dia mulanya belum bisa membedakan fungsi apa dan siapa. Kata
tanya mana dan gimana juga sudah muncul. Namun, kata seperti kenapa dan kapan, belum
ada respon.
Bentuk Imperatif
Pada usia 1;8:0, Echa telah dapat membuat kalimat perintah dengan sangat sederhana.
Kalimat perintah inklusif juga sudah muncul. Kalimat eksklamatif juga masih sangat terbatas.
Bentuk Negatif
Ada 4 bentuk negatif dalam BIN, yaitu, bukan, tidak, belum, dan jangan. Yang

pertama kali dikuasai oleh Echa adalah bukan yang dia ucapkan [tan], [utan], [butan].
Kemudian, Echa menguasai bentuk belum. Untuk bentuk negatif lain yang muncul adalah
kata [ndak].
Struktur Modifikasi
Kemampuan sintaksis yang berkembang menjadikan dia mampu membentuk
modifikasi, yang baru muncul ada 2 macam, yaitu posesif dan deskriptif.

Nominalisasi
Echa sudah tahu bahwa untuk menduduki posisi subjek atau objek, kata yang harus
dipakai berkategori nomina atau nominal.
Pronomina yang sudah dikuasai Echa hingga usia ini barulah ini dan itu.

4. BAHASAN MORFOLOGI UMUR 2 TAHUN
Munculnya prefiks pasif [di-] pada saat Echa umur 1;9:0 adalah hal unik karena ini
terjadi lebih awal daripada data yang telah ada. Penjelasan dari kasus ini harus dilihat dari
dua segi yakni derajat kompleksitas dan kedominan bentuk pasif dalam bahasa-bahasa
tersebut. Bagi anak Indonesia, jumalah aturan yang harus diikuti tidak sebanyak yang harus
diikuti anak-anak barat. Pada umumnya bentuk pasif dibedakan menjadi dua macam yaitu
pasif adjektival (tidak diikuti oleh pelaku) dan pasif verbal (diikuti oleh pelaku).


5. BAHASAN SINTAKSIS UMUR 2 TAHUN
Bahasan tentang Ujaran Satu – Dua Kata
Echa lebih memilih untuk mengambil suku kata terakhir dalam pengcapannya.
Contoh gajah dia ucapkan [dah]. Disimpulkan bahwa perkembangan sintaksis anak memang
dimulai dari tahap yang sederhana (1 suka kata) ke tahap yang lebih sukar.
Bahasan bentuk imperatif
Masukan yang diterima Echa adalah bentuk informal yang memang tidak
mengandung verba seperti [pergi ke kemar, yo, Mah] itulah yang akhirnya dikuasai sebagai
manifestas dari pengaruh lingkungan terhadap pemerolehan yang sifatnya language-specific.
Bahasan bentuk interogatif

Ujaran ‘interogatif ya/tidak’ belum pernah muncul pada Echa. Faktor yang
memperhambat ini antara lain adalah alternatif struktural.

Pemerolehan sintaksis umur empat
tahun (buku echa)
Perkembangan frasa umur empat tahun
-

Perkembangan frasa verbal

Perkembangan frasa verbal yang sudah di mulai sekitar 2;3 makin tampak. Misalnya :
Belum punya
Harus lewat
Sudah habis
Lagi mikir
Sesudah umur 3;0 frasa verba yang mengansungunsur penyangkal dan verba bantu telah di
urutkannya dengan baik. Muncul frasa seperti
Ngga mau ikut
Ngga bisa tulis
Ngga boleh pergi

-

Perkembangan frasa adjektif
Echa telah dapat mengembangkan adjektiva menjadi frasa dengan memakai verba bantu, kata
modalitas, dan kata penyangkal. Seperti ;
Bisa sakit
Belum sembuh
Tidak jahat
Satu perkembangan baru pasa umur sekitar 3;8 pemakaian tingkat perkembangan pasa

adjektiva dengan memakai kata lebih. Umur 2;8 echa sudah dapat memakai kata tinggian
dengan arti komparatif. Seperti pada sialog ;
EC ;(tinggian ini/bukan tinggian itu)
EK ; ini sama ini mana yang lebih tinggi , cha ?
EC ;(ini nih)
EK ;ini lebih tinggi apa lebih rendah , cha?
EC ; (lebih tinggi)

-

Perkembangan frasa nominal
Bentuk-bentuk si bawah ini sudah dia pakai sejak umur 2;0.
Dua orang
Banyak boneka
Tiap minggu
Penggolongan seperti buah,ekor, orang belum terekam.

-

perkembangan frasa preposisional

preposisi yang sudah si pakai echa, sebagian sebelum umur 3;0
di
untuk
buat
ke
dengan
oleh
dari
sampai
seperti
dengan demikian bentuk bentuk seperti ;
di rumah
ke kamar
dari sini
untuk eyang
telah lama di pakainya.

-

Perkembangan klausa dan kalimat

Menjelang umur 3;0 echa telah mengusai kalimat tunggal deklaratif,interogatif, dan
imperatif. Klausa relatif baru muncul pada akhir kalimat. Semua kalimat majemuk ini
memang sudah muncul tetapi belum banyak.

-

Perkembangan kalimat tunggal
Perkembanga kalimat echa adalah telah munculnya kalimat dengann urutan predikat-subjek,
kalimat eksistensif, khususnya dengan ada sebagai predikatnya. Contonya ;
(inih ada kakak-kakakna tsantik) umur 3;3
(inih nih ada pesawat telban)
(ada mad mudzi di sana ) umur 3;7
(kan nggak ada pilinna) umur 3;9
Pasa umur 3;11 echa telah pula memakai kalimat ekuatif dengan kata adalah sebagai
predikatnya.
EK ; si cantik dan si buruk muka- beauty and the beast, ya, cha.
EC ; (heeh/byutina adalah etsa)
Untuk mnyatakan aspek temporal. Echa lebih sering memakai kata lagi daripada sedang.
(mbak etda lagi masak) umur 3;9
(kan lagi nabutin lumput) umur 3;9

(pinokio lagi batsa sulat) umur 3;11
Semua kata tanya ,termasuk kenapa, telah dapat dia pakai. Sepert ;
(eyan lagi tsari apa )?
(kenapa sindelela lali)?
Bentuk negatif yang di pakai echa adalah kata nggak. Kata tidak baru muncul pada umur 3;10
(panelan itu di kutuk sma nene sihil)
(itu ditduli olan dzahat)
Untuk kalimat imperatif echa lebih sering memakai kata tolong, seperti;
(eyan/ tolon pegan ini) umur 3;0

-

Perkembangan kalimat majemuk
Echa telah lebih bnayak menghasilkan kalimat-kalimat majemuk dari pada tahun
sebelumnya.
(kalo dipake untuk di tsekolahan / belum apa apa udah kelinetan)
(pake katsamata dulu/ bial bisa gambal)

Saat ini echa telah mengusai kalim at majemuk, baik ynag setara maupun yang bertingkat.
Meskipun belum semuanya.

-

Perkembangan kalimat majemuk setara.
Kalimat majemuk setara dengan tetapi atau tapi telah makin sering dia ucapkan. Seperti ;
(ditsali tsali / tapi ketemuna si situ) umur 3;7

perkembangan kalimat majemuk bertimgkat.
Yang di pakai oleh echa barulah enam macam, yakni ,kalimat majemuk,syarat,
waktu,penyebaban, tujuan, faktif,dan atribut.
a. Kalimat majemuk syarat ; umur empat tahun
Kalimat majemuk yang menyatakan syaraty ; kalau, jikalau, 9ap)bila , dan bilamana. Yang
sering echa adalah kata kalau. Seperti ;
(kalo olan tua masuk / ngga boleh balankali)
(kalo udah gede sih ngga takut bisna)
-

b. Kalimat majemuk waktu
Kalimat majemuk waktu masih sangat terbatas. Yang masih dering si pakai echa malah
perkataan pass. Seperti ;
( pass buka pintu/ katana/ halo/ ko ngak ada siapa-siapa)?

( pas papa lagi tilpon/ ada semut di medza)
Konjungtor waktu seperti sejak, sebelum, dan sesudah, masih belum di pakai oleh echa.
c. Kalimat majemuk penyebaban
Dari bentuk kalimat ini adalah bentuk pemakaian kata soalnnya alih-alih karena masih terus
berlanjut. Bentuk lain seperti sebab sama sekali belum pernah muncul. Seperti ;
(soalna mbak etda mau itu)
(mbak etsa sambil tsutsi tanan/soalna bau sih) umur 3;9
d. Kalimat majemuk tujuan
Echa baru memakai satu, yakni biar, yang sebenar-benarnya sudah si pahami waktu berumur
2;1
(pake katsamata dulu/ bial bisa gambal)3;9
e.

Kalimat majemuk faktif
Kalimat majemuk bertingkat kelima yang sudah mulai muncul tetapi belum cukup baik di
kuasai echa adalah kalimat faktif, yakni kalimat majemuk yamng memakai konjungtor
padahal.
(pdahal itu belum maten)
(padahal bisna (beastnya) baik)


f.

Kalimat majemuk atribut
Echa sudah sejak umur 2;0 mulai memakai kontruksi ini, dan terus berlanjut. Yang sering
muncul adalah kalimat sematan di sebelah kanan.
(main-main itu/ yan gambalna laien ken)
(minta sepeda yan lodanya empat)
Perkembangan kalimat komp[on-komplek
Selain kalimat majemuk yang setara dan bertingkat, echa juga telah membuat kalimat yang
merupakan gabungan keduanya, yakni kalimat yang kompon-komplek. Sepert5i;
(inina tsopot dulu soalna mbak etsa mauna yan pedzek pedzek dulu/ yan tenah tenah nanti)

-





Bahasan Morfologi ; Umur Empat Tahun
Pertama, prefiks formal (me-N) dan (beR). Echa memakai kata kata tanggkap, potong, dan
cabuti memakai bunyi senagau yang telah terluluhkan sehingga terbentuklah verba,
Nangkap
Motong
Nyabutin

Bahasan sintaksis
Perkembangan yang terjasi antara umur 3;0 – 4;0, baik pada tataran frasa maupun klausa.
Bahasan perkembangan frasa
Echa sudah terlihat memakai kata yang ber Afiks (-an) sebagai pembentuk adjektif
komparatif. Misalnya juga sudah di pakai oleh echa untuk membentuknomina pada kata
mainan,prosotan, dan ayunan.
Bahasan perkembangan klausa
Perkembangan kalusa mencakup perkembangan klausa tunggal dan klausa majemuk.
1. Bahasan tentang klausa tunggal
Bentuk klausa seperti ini dengan segala aturannya tampak mulai di kuasai echa sejak umur
3;5. Sejak saat itu klausa sepertimbak echa duduknya di sini. Meja belajar echa
warnanyaputih telah di pakai dia dengan benar.
2. Bahasan tentang kalimat majemuk
Kalimat koordinatif dengan dan belum muncul pada umur 3;0 sampai umur 4;0 pun kalimat
seperti ini belum muncul juga. Sebaliknya echa telah memakai dengan kalau pada umur 3;0
dan pada kata yang umur 2;3 , sengan soalnya pada umur 3;5, dengan padahal dan pas
(=karena) pada umur 3;11. Kalimat kompon komplek sudah dia pakai menjelang umur 4;0 .

Dokumen yang terkait

Penentuan Suhu Reaksi dan Rasio Volume Gliserol dan Palm Fatty Acid Distillate untuk Sintesis Mono-Diasilgliserol

0 12 41

Pemurnian Mono-Diasilgliserol Hasil Esterifikasi Palm Fatty Acid Distillate Dan Gliserol Dengan Ekstraksi Pelarut – Saponifikasi Dan Destilasi Molekuler

1 8 63

Kinetika Reaksi Esterifikasi Palm Fatty Acid Distilate (PFAD) menjadi Biodiesel dengan Katalis Zeolit-Zirkonia Tersulfatasi | Masduki | Jurnal Rekayasa Proses 4953 8588 1 PB

0 0 6

Catalytic Cracking Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Dengan Katalis Zeolit (ZSM-5) Menjadi Biofuel

0 0 5

Catalytic Cracking Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Dengan Katalis Zeolit (ZSM-5) Menjadi Biofuel

0 3 10

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dalam Crude Coconut Acid (CNO) dan Coconut Fatty Acid Distillate (CFAD) di PT Palmcoco Laboratories Dengan Metode Titrasi

0 0 2

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dalam Crude Coconut Acid (CNO) dan Coconut Fatty Acid Distillate (CFAD) di PT Palmcoco Laboratories Dengan Metode Titrasi

0 0 4

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dalam Crude Coconut Acid (CNO) dan Coconut Fatty Acid Distillate (CFAD) di PT Palmcoco Laboratories Dengan Metode Titrasi

0 2 18

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dalam Crude Coconut Acid (CNO) dan Coconut Fatty Acid Distillate (CFAD) di PT Palmcoco Laboratories Dengan Metode Titrasi

0 0 1

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit - Stabilitas Vitamin E dari PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) yang Diinkorporasi pada Galaktomanan Kolang-Kaling

0 1 18