Uji Parsial
3. Uji Parsial
Untuk menguji pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, digunakan uji Statistik t
(uji t). Apabila nilai t hitung > nilai t tabel , maka H 0 ditolak dan H a diterima, sebaliknya apabila nilai t hitung < nilai t tabel , maka H 0 diterima dan H a ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini:
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial
t Sig.
B Std. Error
4.606 .000 a Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah) Dilihat dari Tabel 4.14 diatas diperoleh nilai t hitung dari setiap variabel independen dalam penelitian ini. Nilai t hitung dari setiap variabel independen akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 0,05 maka diperoleh nilai t tabel 1,660.
Dari hasil Uji t akan diketahui pengaruh setiap variabel bebas (independent variabel ) terhadap variabel terikatnya (dependent variabel) sebagai berikut ini:
Pengaruh produk (X 1 ) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung (0,489) lebih kecil dari t tabel (1,660), maka keputusannya adalah menerima H 0 dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk yang indikatornya terdiri dari merek, kemasan, warna, aroma, dan rasa, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel produk Pengaruh produk (X 1 ) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung (0,489) lebih kecil dari t tabel (1,660), maka keputusannya adalah menerima H 0 dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk yang indikatornya terdiri dari merek, kemasan, warna, aroma, dan rasa, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel produk
Hal ini diakibatkan kemasan, warna, aroma, dan rasa dari sekian banyak katagori produk teh celup yang ada di pasaran hampir sama antar satu merek dengan merek yang lain sehingga kebijakan tentang variabel produk tidak akan mempengaruhi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Kartajaya (2000) “Produk harus diperbaiki terus menerus supaya konsumen tidak berpaling ke pesaing”.
Pengaruh harga (X 2 ) terhadap variabel keputusan kembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung (1,433) lebih kecil dari t tabel (1,660), maka keputusannya adalah menerima H 0 dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga yang indikatornya terdiri dari harga dan potongan harga, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel harga atau penetapan harga tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
Hal ini disebabkan harga teh celup yang ada dipasaran relatif sama antara satu merek teh celup dengan merek teh celup yang lain sehingga harga tidak Hal ini disebabkan harga teh celup yang ada dipasaran relatif sama antara satu merek teh celup dengan merek teh celup yang lain sehingga harga tidak
Pengaruh saluran distribusi (X 3 ) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung (0,240) lebih kecil dari t tabel (1,660), maka keputusannya adalah menerima H 0 dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi yang indikatornya terdiri dari lokasi penjualan, ketepatan tempat, dan ketepatan waktu, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara saluran distribusi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel saluran distribusi tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
Hal ini disebabkan teh celup SariWangi mudah untuk diperoleh atau dibeli karena keberadaan teh celup SariWangi terdapat dihampir setiap toko, warung, dan swalayan yang ada di kota Medan, sehingga variabel saluran distribusi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
Pengaruh promosi (X 4 ) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung sebesar 4.606 dan nilai signifikansi 0,000 sedangkan nilai t tabel pada tingkat kepercayaan 0.95 adalah 1,660. oleh karena
t hitung (4.606 ) lebih besar dari t tabel (1.660) maka H O ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa promosi yang indikatornya terdiri dari isi pesan yang disampaikan, kesederhanaan isi pesan, dan media yang digunakan, berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya semakin promosi digiatkan, baik dimedia cetak maupun elektronik akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga yang semakin meningkat demikian sebaliknya.
Hal ini disebabkan karena intensitas iklan teh celup SariWangi di media elektronik seperti televisi lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis. Pengaruh iklan yang ditayangkan melalui media televisi sangat dimungkinkan karena di Indonesia pada umumnya dan kota Medan khususnya, televisi bukan lagi barang mewah bahkan televisi sudah dianggap kebutuhan primer bagi sebagian besar rumah tangga. Hal ini yang mengakibatkan promosi menjadi variabel yang paling berpengaruh (signifikan) terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.
Penelitian ini sesuai apa yang dikemukakan oleh Walker, et al. (2000) “Promosi memainkan peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi di mata dan benak pembeli, karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan, Penelitian ini sesuai apa yang dikemukakan oleh Walker, et al. (2000) “Promosi memainkan peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi di mata dan benak pembeli, karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan,
Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, yang dilihat dari nilai
besarnya koefisien determinasi atau R 2 . Nilai besarnya koefisien determinasi atau R yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai
berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi