Contoh Praktik Penelitian Hadis (Takhrij)

E. Contoh Praktik Penelitian Hadis (Takhrij)

Apabila telah dilakukan takhrij, mungkin semua riwayat belum semua riwayat tercakup, Untuk itu, hadis yang telah ditakhrij tadi lafalnya perlu dicoba dipakai untuk mentakhrij lagi. Dengan demikian akan dapat diketahui semua riwayat berkenaan hadis yang ditelusuri.

Adakalanya semua lafal dalam matan hadis dapat diapkai sebagai acuan untuk melakukan kegioatan takhrij, tetapi hasilnya masih belum lengkap. Maka dalam hal ini masih perlu dipakai kitab kamus hadis lainnya yang mungkin dapat melengkapinya. Contoh :

Hadis yang diingat hanya bagian matn yang berbunyi اﺮﻜﻨﻣ ﻢﻜﻨﻣ ىأر ﻦﻣ .Dengan modal lafal ا ﺮﻜﻨﻣ maka lafal itu ditelusuri melalui halaman kamus yang memuat lafal ﺮﻜﻧ . Setelah diperoleh , lalu dicari kata اﺮﻜﻨﻣ . Di bagian itu ada petunjuk bahwa hadis yang dicari memiliki sumber cukup banyak,

yakni: 31

1. Sahih Muslim kitab iman nomor 78

2. Sunan Abu Daud, kitab shalat bab 242 dan kitab malahim, bab 17

3. Sunan al-Turmudzi, kitab fitan bab 111

4. Sunan al-Nasa’I, kitab iman bab 17

31 Lihat AJ Wensink, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawi, (Leiden: EJ Brill, 1936 M), Juz VI, hlm 558.

5. Sunan Ibnu Majah, kitab Iqamah, bab 155 dan kitab fitan bab 20.

6. Musnad Ahmad bin Hanbal Juz III, hlm 10, 20, 49, dan 52-53.

Dalam kitab Mu’jam al-Mufahras terdapat rumus-rumus kitab yaitu :

1. خ simbol Shahih al-Bukhari

2. م simbol Shahih Muslim

3. ت simbol Turmudzi

4. د simbol Sunan Abu Daud

5. ن simbol kitab sunan al-Nasa’i

6. ﮫﺟ simbol kitab Sunan Ibnu Majah

7. ط simbol Kitab al-Muwaththa Malik

8. ﻢﺣ simbol Musnad Ahmad bin Hanbal

9. يد simbol sunan al-Darimi

Adapun penelusuran hadis dengan pendekatan melalui topik masalah (takhrij al-hadis bilmaudhu’i) tidak terikat dengan matan hadis, tetapi berdasarkan topik masalah. Misalnya, hadis yang akan diteliti adalah hadis tentang nikah mut’ah. Untuk menelusurinya diperlukan bantuan kitab kamus yang menerangkan berbagai riwayat hadis tentang topik tersebut.

Kitab-kitab yang diperlukan dalam takhrij bilmaudhu’i cukup banyak. Namun, saat ini kitab kamus yang disusun berdasarkan topik masalah yang relatif agak lengkap yaitu kitab yang disusun oleh Dr.AJ Wensinck dkk

berjudul : ﺔﻨﺴﻟا زﻮﻨﻛ حﺎﺘﻔﻣ . Kitab yang menjadi rujukan kitab kamus tersebut ada 14 macam, yakni sembilan macam yang ada dalam mu’jam al-mufahras

lalu ditambah dengan yang lainnya yaitu Musnad Zaid bin Ali, Musnad Abi Daud at-Tayalisi, Thabaqat Ibn Sa’ad, Sirah Ibn Hisyam, dan Magazi al- Waqidi.

Berikut contoh hasil takhrij hadis yang berbunyi : ﺍﺮﻜﻨﻣ ﻢﻜﻨﻣ ﻯﺃﺭ ﻦﻣ

atau yang semakna adalah sebagai berikut :

(Imam Muslim berkata) telah menyampaikan berita kepada kami (dengan metode as-sama’) Abu bakr bin Abi Syaibah (yang dia menyatakan bahwa) Waki’ telah menyampaikan berita kepada kami (dengan metode as-sama’, berita itu berasal) dari Sufyan. (Imam Muslim juga berkata bahwa) telah menyampaikan berita kepada kami (dengan metode as-sama’) Muhamamd bin Mutsanna (yang dia itu menyatakan bahwa) Muhammad bin Ja’far telah menyampaikan berita kepada kami (dengan metode as-sama’ yang berita itu berasal) dari Syu’bah. Keduanya (yakni Sufyan dan Syu’bah menerima berita) dari Qais bin Muslim (yang berita itu berasal) dari Thariq bin Syihab. (Lafal) hadis ini (berdasarkan riwayat melalui sanad) Abu Bakr (bin Abi Syaibah, yakni bahwa Thariq bin Syihab) berkata: Orang yang mula-mula memulai dengan khutbah pada hari Raya ialah Marwan (bin Hakam). Maka seseorang berdiri dan berkata:”Shalat (harus dilaksanakan) sebelum khutbah.” Orang tadi berkata lagi: ”Telah ditinggalkan apa yang seharusnya dilakukan “.Abu Sa’id (al-LKhudri) menyatakan:

Sesungguhnya telah ada ketetapan padanya. Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa di antara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya; apabila tidak mampu (mengubah dengan tangan), maka (hendaklah mengubahnya) dengan lisannya; dan apabila tidak mampu juga (mengubah dengan lisannya), maka (hendaklah mengubahnya) dengan hatinya. Yang demikian itu selemah-lemahnya iman.”

Urutan perawi dan sanad di atas adalah sebagai berikut: No

Nama Periwayat

Urutan Sebagai

Urutan Sebagai

Periwayat

Sanad

1 Abu Said

Periwayat I

Sanad VI

2 Thariq bin Syihab

Periwayat II

Sanad V

3 Qais bin Muslim

Periwayat III

Sanad IV

4 Sufyan

Periwayat IV

Sanad III

5 Syu’bah

Periwayat IV

Sanad III

6 Waki’

Periwayat V

Sanad II

7 Muhammad bin Ja’far

Periwayat V

Sanad II

8 Abu Bakr bin Abi Syaibah

Periwayat VI

Sanad I

9 Muhammad bin al-Mutsanna Periwayat VI Sanad I

10 Muslim

Periwayat VII

(Mukharrij al- Hadis)

Huruf ح yang ada antara Sufyan dan kata wahaddatsana adalah singkatan dari kata-kata al-tahwil min isnad ila isnad, artinya: perpindahan dari sanad yang satu ke sanad yang lain. Sanad Muslim pada riwayat hadis tersebut ada dua macam.

Skema sanad Muslim dalam hadis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: