kuno untuk semenanjung korea, dan ada juga yang mengatakan istilah itu mengandung arti berasal dari negara asing. Sedangkan
犬 adalah huruf kanji dari kata anjing.
Seperti shisa, komainu juga diwujudkan dalam bentuk patung.
Di negara Myanmar, Tibet, Korea, dan Asia timur lainnya juga terdapat patung yang berfungsi sebagai pelindung sama seperti shisa dengan nama dan variasi bentuk
yang sedikit berbeda. Namun, diyakini hanya di daerah Okinawa yang diletakkan pada rumah-rumah warga dan bangunan komersial. Sedangkan di tempat atau negara lain
biasanya hanya diletakkan di kuil dan istana kerajaan atau hanya dijadikan sebagai simbol otoritas istana kerajaan.
Jika dilihat, topik ini sangat menarik untuk dibahas. Seperti yang telah dituliskan sebelumnya bahwa negara Jepang sudah banyak mengalami proses modernisasi dalam
berbagai bidang sehingga menjadikannya sebagai negara yang maju. Secara langsung,
daerah Okinawa juga tersentuh oleh proses modernisasi tersebut. Namun uniknya masyarakat okinawa masih mempertahankan dan mempercayai mitos-mitos tentang
benda tertentu yang memiliki kekuatan supranatural dapat melindungi. Oleh karena itu,
penulis merasa tertarik untuk meneliti “PANDANGAN MASYARAKAT OKINAWA TERHADAP PATUNG SHISA”
1.2 Rumusan Masalah
Mahluk mitologi Okinawa yaitu Shisa yang diwujudkan ke dalam bentuk patung dan dipercaya sebagai pelindung ini bisa juga dikategorikan sebagai Folk Belief.
Hori Ichiro dalam Situmorang 2013: 28 mengatakan folk belief adalah kepercayaan rakyat terhadap benda-benda yang mempunyai kekuatan supranatural.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kemunculan patung shisa ke daerah Okinawa diperkirakan berasal dari negeri Cina. Hal ini diperkuat dengan
banyaknya pengaruh kebudayaan Cina yang mendominasi di daerah ini, salah satunya adalah bangunan bersejarah Okinawa yang mirip dengan arsitektur bangunan milik
kerajaan Cina. Selain itu, dahulu Okinawa merupakan sebuah kerajaan yang terpisah dari Jepang dan bernama kerajaan ryukyuu. Kerajaan ini banyak melakukan hubungan
perdagangan dengan Cina. Dari aktivitas ini, banyak kebudayaan Cina yang masuk dan terserap, kemudian mengalami pembauran dengan kebudayaan setempat. Dari sekian
banyak kebudayaan yang mengalami pembauran, patung shisa adalah salah satunya. Suatu kebudayaan luar yang diterima dan masih terus terpelihara oleh suatu
daerah disebabkan oleh adanya manfaat atau keuntungan yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sama seperti patung shisa yang dirasakan bermanfaat
sebagai penjaga atau pelindung oleh masyarakat Okinawa. Contohnya, semenjak kebiasaan meletakkan patung shisa di rumahbangunan terus dilakukan, tindak
kejahatan khususnya pencurian semakin berkurang dan keadaan kota pun semakin aman. Hal ini dikarenakan orang yang ingin mencuri menjadi takut akan terkena musibah atau
hukuman dari hewan mitologi shisa ini. Dari uraian diatas, bisa disimpulkan juga bahwa patung shisa merupakan sebuah
kearifan lokal. Sebab, patung ini menjadi alat untuk mensiasati lingkungan hidup di daerah Okinawa agar tetap aman dan dijadikan sebagai bagian dari budaya, serta
diteruskan dari generasi ke generasi. Masih banyak contoh lain yang mendukung patung
shisa sebagai sebuah kearifan lokal. Maka dari itu, penulis akan mencoba merumuskan permasalahan yang akan dibahas agar penelitian lebih terarah dan memudahkan sasaran
yang ingin dikaji. Perumusan masalahnya sebagai berikut: 1.
Bagaimana asal-usul kemunculan patung shisa ? 2.
Bagaimana pandangan kearifan lokal masyarakat Okinawa terhadap patung shisa ?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan