HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Distribusi Kepuasan Pasien Terhadap Penerapan Triage Perawat Pada Triage Hijau.

Tabel 1 Distribusi kepuasan pasien terhadap penerapan triage perawat pada triage hijau di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Semen Gresik tanggal 1 Oktober 2009 s/d 30 November 2009.

Kepuasan pasien

Triage

Total hijau

tdk puas

8 Spearman’s Rho p=0,000

r = 0,565

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dengan penerapan triage hijau secara baik didapatkan sebagian besar responden pasien menyatakan kepuasan sebanyak 75 orang (85,23%), sedang pada penerapan cukup didapatkan pernyataan tidak puas sebanyak 3 responden (3,41%). Dari uji statistik menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa dengan penerapan triage hijau secara baik didapatkan sebagian besar responden pasien menyatakan kepuasan sebanyak 75 orang (85,23%), sedang pada penerapan cukup didapatkan pernyataan tidak puas sebanyak 3 responden (3,41%). Dari uji statistik menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan Spearman Rank Correlation pada tabel 1 menunjukkan ada hubungan penerapan triage perawat pada triage hijau dengan kepuasan pasien pada pasien di Instalasi Gawat Darurat RS Semen Gresik. Derajat kekuatan hubungan adalah mempunyai korelasi sedang. Dalam penelitian ini, dari hasil observasi didapatkan penerapan triage perawat di Instalasi Gawat Darurat pada triage hijau hampir seluruh perawat menerapkan secara baik, sebagian kecil cukup, dan untuk kurang tidak didapatkan. Dari hasil kuesioner terhadap responden tentang penerapan triage perawat pada triage hijau, pada penerapan cukup dan hampir seluruhnya menyatakan puas dan sangat puas dan hanya sebagian kecil responden yang menyatakan tidak puas. Pada penerapan baik seluruhnya menyatakan puas dan sangat puas, tidak satupun responden yang menyatakan tidak puas. Hal ini menunjukkan penerapan triage hijau berhubungan dengan kepuasan pasien.

Sistem triage harus dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (Herkutanto, 2007). Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilahan pasien untuk menentukan tingkat kegawatan dan prioritas penanganan pasien (Depkes, 2005). Triage hijau adalah kasus non urgency merupakan prioritas terakhir adalah apa yang dinamakan kondisi tidak gawat tidak darurat yaitu pasien walking wounded, tetapi dapat juga termasuk kasus lain yang stabil hemodinamiknya tetapi ada riwayat terluka sebelumnya. Termasuk dalam kategori ini adalah: laserasi kulit, kontusio, abrasi dan jenis lainnya, fraktur dan dislokasi tertentu, demam dan kondisi medis lainnya.

Pasien tidak gawat tidak darurat yang datang di Instalasi Gawat Darurat juga membutuhkan penanganan yang baik sehingga tidak bertambah parah penyakitnya, walaupun tidak menjadi prioritas dalam penanganannya. Dari pengalaman dan penelitian umumnya pasien yang datang di Instalasi Gawat Darurat merasa sakitnya parah atau ingin mendapatkan penanganan yang cepat. Karakteristik tingkat pendapatan pasien juga berpengaruh pada tingkat kepuasan pasien tersebut terhadap penerapan triage perawat di Instalasi Gawat Darurat RS Semen Gresik. Pasien dengan tingkat pendapatan yang tinggi, sering menginginkan pelayanan triage terlebih dahulu dari pada pasien lain walaupun dengan triage yang lebih gawat.

2. Distribusi Kepuasan Pasien Terhadap Penerapan Triage Perawat Pada Triage Kuning

Tabel 2 Distribusi kepuasan pasien terhadap penerapan triage perawat pada triage kuning di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Semen Gresik tanggal 1 Oktober 2009 s/d 30 November 2009.

Kepuasan pasien

Triage Sangat

kuning tdk puas

puas

puas

Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Cukup

5 Spearman’s Rho ρ = 0,000

r = 0,551

Tabel 2 di atas menyebutkan bahwa dengan penerapan triage kuning secara baik didapatkan sebagian besar responden pasien menyatakan kepuasan sebanyak 54 orang (83,08%), sedang pada penerapan cukup didapatkan pernyataan tidak puas sebanyak 2 responden (3,07%). Dari uji statistik menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation didapatkan nilai signifakasi ρ = 0,000 < α (0,050), maka Ho ditolak, yang berarti ada Tabel 2 di atas menyebutkan bahwa dengan penerapan triage kuning secara baik didapatkan sebagian besar responden pasien menyatakan kepuasan sebanyak 54 orang (83,08%), sedang pada penerapan cukup didapatkan pernyataan tidak puas sebanyak 2 responden (3,07%). Dari uji statistik menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation didapatkan nilai signifakasi ρ = 0,000 < α (0,050), maka Ho ditolak, yang berarti ada

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan Spearman Rank Correlation pada tabel 2 menunjukkan ada hubungan penerapan triage perawat pada triage kuning dengan kepuasan pasien pada pasien di Instalasi Gawat Darurat RS Semen Gresik. Derajat kekuatan hubungan adalah mempunyai korelasi sedang. Dalam penelitian ini, dari hasil observasi didapatkan penerapan triage perawat di Instalasi Gawat Darurat pada triage kuning hampir seluruh perawat menerapkan secara baik, sebagian kecil cukup, dan untuk kurang tidak didapatkan. Dari hasil kuesioner terhadap responden tentang penerapan triage perawat pada triage kuning, pada penerapan cukup dan hampir seluruhnya menyatakan puas dan sangat puas dan hanya sebagian kecil responden yang menyatakan tidak puas. Pada penerapan baik seluruhnya menyatakan puas dan sangat puas, tidak satupun responden yang menyatakan tidak puas. Hal ini menunjukkan penerapan triage kuning berhubungan dengan kepuasan pasien.

Triage kuning adalah kasus urgency atau gawat tidak mengancam nyawa. Kategori ini yaitu mereka yang harus ditangani dalam beberapa waktu, atau mereka yang secara fisilogis stabil tetapi kemudian dapat menurun jika tidak ditangani dalam beberapa jam. Termasuk dalam kategori ini adalah : cedera spinal, stroke, apendiksitis, cholisistitis (Depkes, 2005).

Pasien gawat tidak mengancam nyawa yang datang di Instalasi Gawat Darurat kondisinya lebih parah dari pasien-pasien dengan triage hijau sehingga harus lebih didahulukan dan lebih menjadi prioritas dalam penanganannya. Dari pengalaman dan penelitian umumnya pasien yang datang di Instalasi Gawat Darurat kondisinya memang lebih parah dan memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Pasien dengan kategori ini lebih rawan baik karena kasus penyakitnya atau beresiko komplin apabila penanganan di Instalasi Gawat Darurat dirasa lambat atau kurang tepat sesuai yang diharapkan. Maka dibutuhkan perawat yang mempunyai kemampuan melakukan triage sehingga proses penerapan triage yang dilakukan perawat pada kasus ini dilakukan dengan baik. Dalam penelitian ini ditemukan adanya perbedaan kemampuan dalam melakukan penerapan triage antara perawat yang sudah mendapatkan pelatihan tentang triage dengan perawat yang belum mendapatkan pelatihan atau yang hanya mendapatkan pengetahuan triage dari materi orientasi perawat baru di Instalasi Gawat Darurat. Perawat yang sudah mendapatkan pelatihan, dalam menerapkan triage lebih baik bila dibandingkan dengan perawat yang belum mendapatkan pelatihan tentang triage.

3. Distribusi Kepuasan Pasien Terhadap Penerapan Triage Perawat Pada Triage Merah

Tabel 3 Distribusi kepuasan pasien terhadap penerapan triage perawat pada triage merah di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Semen Gresik tanggal 1 Oktober 2009 s/d 30 November 2009

Kepuasan pasien

merah tdk puas

0 0 0 0 4 17,39 19 82,61 23 100 Spearman’s Rho

r = 0,844

Tabel 3 di atas menunjukkan dengan penerapan triage merah secara baik didapatkan sebagian besar responden pasien menyatakan kepuasan sebanyak 20 orang (86,96%), sedang pada penerapan cukup didapatkan pernyataan puas sebanyak 3 orang (13,04%) dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak puas. Hasil uji statistik menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation didapatkan nilai signifakasi ρ = 0,000 < α (0,050), Tabel 3 di atas menunjukkan dengan penerapan triage merah secara baik didapatkan sebagian besar responden pasien menyatakan kepuasan sebanyak 20 orang (86,96%), sedang pada penerapan cukup didapatkan pernyataan puas sebanyak 3 orang (13,04%) dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak puas. Hasil uji statistik menggunakan uji statistik Spearman Rank Correlation didapatkan nilai signifakasi ρ = 0,000 < α (0,050),

Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan Spearman Rank Correlation pada tabel 3 menunjukkan ada hubungan penerapan triage perawat pada triage merah dengan kepuasan pasien pada pasien di Instalasi Gawat Darurat RS Semen Gresik. Derajat kekuatan hubungan adalah mempunyai korelasi sangat kuat. Dalam penelitian ini, dari hasil observasi didapatkan penerapan triage perawat di Instalasi Gawat Darurat pada triage merah hampir seluruh perawat menerapkan secara baik, sebagian kecil cukup, dan untuk kurang tidak didapatkan. Dari hasil kuesioner terhadap responden tentang penerapan triage perawat pada triage merah, pada penerapan cukup dan baik seluruhnya menyatakan puas dan sangat puas, dan tidak satupun responden yang menyatakan tidak puas. Hal ini menunjukkan penerapan triage merah berhubungan dengan kepuasan pasien.

Triage merah adalah kasus emergency atau gawat mengancam nyawa adalah pasien- pasien yang membutuhkan stabilisasi. Termasuk dalam kategori ini, misalnya : syok oleh berbagai sebab, gangguan pernafasan, trauma kepala dengan pupil anisokor, perdarahan eksternal massif, gangguan jantung yang mengancam, luka bakar lebih dari 50 % atau luka bakar di daerah thoraks (Depkes, 2005).

Pasien gawat mengancam nyawa yang datang di Instalasi Gawat Darurat biasanya kondisinya sangat parah dan penanganannya harus menjadi prioritas utama, ketepatan dalam penerapan triage pada kasus ini harus benar-benar baik dan cepat karena pasien harus segera ditangani. Sesuai dengan teori pasien-pasien dengan triage merah respon timenya harus kurang dari 5 menit, yaitu pasien datang harus langsung mendapatkan penanganan gawat darurat untuk mencegah kecacatan atau kematian akibat penyakitnya. Dari pengalaman dan penelitian umumnya pasien yang datang di Instalasi Gawat Darurat kondisinya memang sangat parah dan memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Untuk itu dalam penerapan triage pada kasus ini dibutuhkan perawat yang mahir dan sudah mendapatkan pelatihan triage.

4. Hubungan Penerapan Triage Perawat Pada Triage Biru Dan Triage Hitam Dengan Kepuasan Pasien

Di Instalasi Gawat Darurat RS Semen Gresik untuk triage biru dan triage hitam, kasusnya sangat sedikit. Pada saat dilakukan penelitian selama bulan Oktober 2010 sampai dengan bulan November 2010, untuk triage biru sebanyak 4 kasus, dan untuk triage hitam sebanyak 1 kasus. Tetapi untuk kasus-kasus tersebut semuanya terjadi pada malam hari dan pada saat peneliti tidak berada di Instalasi Gawat Darurat sehingga tidak dilakukan observasi penerapan triage perawat maupun kuesioner penilaian kepuasan pasien dengan triage biru maupun triage hitam, sehingga variabel tersebut tidak dilakukan pengukuran.