Program Pengabdian Masyarakat | 99
PerIset
E. Gatari
1
, P. Widyasari
1
, and N. Arbiyah
1
1. Faculty of Psychology, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok.
corresponding author Email : eka.gatarigmail.com
pratiwi.widyasarigmail.com nurul.arbiyahgmail.com
The Inluence of Motivation, Leadership Self-Eicacy,
Attitude, Subjective Norms, and Perceived Behavioral
Control towards the Intention to Become a Leader in Students
Program Pengabdian Masyarakat 100 |
Di antara semua variabel penelitian, hanya kebutuhan
akan kekuasaan dan norma subjektif yang memberikan
kontribusi siginiikan pada niatan untuk menjadi
seorang pemimpin.
riset | 101
K
epemimpin merupakan topik yang populer. Tapi di Indonesia hanya ada sedikit penelitian
mengenai kepemimpinan pada mahasiswa. Padahal memimpin sebuah organisasi merupakan
pengalaman penting yang bisa mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi pemimpin yang lebih baik di masyarakat.
Menjadi pemimpin dalam organisasi kemahasiswaan merupakan pengalaman unik karena mahassiwa memiliki
kebebasan untuk menentukan bagaimana mengatur waktu antara kegiatan akademik dan kegiatan organisasional.
Agar bisa mengembangkan pengalaman yang berharga ini, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek. Seperti tidak jelasnya kebutuhan terkait aspek kepemimpinan apa yang harus
dikembangkan pada mahasiswa. Selain itu terdapat ketidakpastian menyangkut bagaimana lingkungan kampus
Meneliti Kepemimpinan pada Mahasiswa
riset 102 |
mempengaruhi hasil pengembangan kepemimpinan. Karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait
kepemimpinan mahasiswa. Salah satu variabel yang menarik untuk dipelajari adalah niatan atau keinginan untuk menjadi
pemimpin. Hal ini penting mengingat sebelum seseorang memutuskan untuk menjadi pemimpin, sebelumnya mereka
harus memiliki keinginan terlebih dahulu. Fokus penelitian ini adalah motivasi,
leadership self-eicacy LSE atau kemampuan memimpin, tingkah laku, norma
subjektif dan perceived behavioural control PBC atau kontrol perilaku. Penelitian ini dilakukan oleh Eka Gatari, Pratiwi
Widyasari dan Nurul Arbiyah dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Ada dua output yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini. Pertama, pengukuran baru terkait variabel yang disebutkan,
terutama diperuntukkan bagi mahasiswa. Kedua, pemahaman yang lebih baik mengenai faktor yang mempengaruhi niatan
mahasiswa untuk menjadi seorang pemimpin. Pengukuran dibuat sangat spesiik untuk penelitian ini.
Peneliti membuat dua Forum Group Discussion FDG terpisah agar bisa mengetahui bagaimana variabel yang ada bisa diukur
pada populasi mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai jurusan di Universitas Indonesia.
Pengukuran dibuat berdasarkan hasil diskusi dan teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Pengukuran yang baru disusun ini
kemudian melalui tahap penilaian ahli, tes kesiapan dan uji coba untuk memastikan validitas dan kehandalannya. Pengukuran
inal masih harus melalui proses eliminasi setelah pengumpulan
riset | 103
data inal mengingat beberapa hal tidak menunjukkan validitas kepuasan.
Sampel untuk penelitian utama adalah 577 mahasiswa semester tiga dan lima dari berbagai jurusan di UI. Mereka ini
belum pernah berada dalam posisi pemimpin organisasi kemahaiswaan. Sampel penelitian berusha 17-22 tahun. Sebanyak
43,7 persen berusia 19 tahun dan 74,2 persen dalah perempuan. Sebanyak 92,2 persen pernah menjadi anggota penyelenggara
acara. Sebanyak 79,9 persen yang pernah menjadi anggota organisasi kemahasiswaan. Dan sebanyak 82,1 persen belum
pernah menjadi anggota organisasi kemahasiswaan di luar kampus.
Di antara semua variabel penelitian, hanya kebutuhan akan kekuasaan dan norma subjektif yang memberikan kontribusi
siginiikan pada niatan untuk menjadi seorang pemimpin. Lebih
Tantangan lain yang akan dihadapi para mahasiswa ini adalah
bagaimana mereka membagi waktu antara kegiatan akademis dan
kegiatan organisasional.
riset 104 |
jauh lagi, jenis kelamin, pengalaman untuk menjadi anggota komite dan pengalaman berorganisasi di lembaga kemahasiswaan
juga berhubungan dengan tujuan untuk menjadi seorang pemimpin.
LSE tidak memberikan kontribusi signiikan pada tujuan mahasiswa untuk menjadi pemimpin. Alasannya, LSE
diperkirakan hanya menjadi variabel penengah antara kebutuhan akan kekuasaan atau norma subjektif, dengan tujuan menjadi
pemimpin. Kedua, deisini LSE bagi mahasiswa harus diperluas agar bisa memperlihatkan tantangan yang harus mereka hadapi
untuk menjad pemimpin dalam organisasi kemahasiswaan. Tantangan lain yang akan dihadapi para mahasiswa ini
adalah bagaimana mereka membagi waktu antara kegiatan akademis dan kegiatan organiasional. Peneliti tidak memasukkan
soal ini pada pengukuran, tapi hal tersebut merupakan sesuatu yang relevan. Termasuk bagaimana bisa meyakinkan teman dan
keluarga bahwa mereka bisa menyeimbangkan kehidupan akademik dan organisasional.
l
Program Pengabdian Masyarakat | 105
PerIset
T. A. Ivandini