Nehemiah E-Book DRPM - DRPM UI

Program Pengabdian Masyarakat | 57 PerIset Julia Suleeman 1

N. Nehemiah

1 1. Faculty of Psychology Universitas Indonesia Email: julia.suleemanui.ac.id nezza.nehemiahgmail.com The Role of Religion in Resilience of Conlict Survivors: North Aceh and Bitung Cases Program Pengabdian Masyarakat 58 | Kegiatan keagamaan telah membantu responden Muslim untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan yang normal. Ada perasaan tenang dan damai. riset | 59 B agaimana seseorang bisa bertahan ketika menghadapi kenyataan hidup yang menyakitkan? Agama ternyata menjadi salah satu jawabannya. Ini bukan sembarang jawaban. Melainkan hasil penelitian yang dilakukan psikolog Universitas Indonesia, Julia Suleeman, terhadap para korban konlik di Aceh Utara dan Halmahera, Maluku. Julia meneliti 12 responden dari Aceh, berusia 17-60 tahun. Ia juga meneliti 20 responden dari Bitung, Sulawesi Utara, yang berusia 17-63 tahun. Responden dipilih oleh pemimpin dari masing-masing tempat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara individu. Responden ditanya mengenai kegiatan keagamaan yang biasa mereka lakukan. Selanjutnya bagaimana hal itu bisa membantu mereka bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan secara normal. Penelitian ini dilakukan untuk mencoba Korban Konlik: Bersandar pada Agama untuk Bertahan riset 60 | Peran agama ini termasuk kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan. Kegiatan keagamaan responden yang beragama Islam mencakup shalat, membaca Al-Quran dan shalat Jumat. Sedangkan responden beragama Kristen melakukan kegiatan keagamaan seperti berdoa, membaca Injil, menjalin persaudaraan dengan korban lain, dan menyanyi. Dalam kegiatan keagamaan tersebut, responden Muslim diingatkan bahwa Allah Maha Besar. Mereka juga diajarkan untuk menerima peristiwa yang terjadi karena segalanya telah diatur oleh-Nya. Demikian juga dengan responden yang beragama Kristen. Mereka diingatkan sebagai anak-anak Tuhan dan bahwa Tuhan Penyayang. Kegiatan keagamaan telah membantu responden Muslim untuk bertahan hidup dan melanjutkan kehidupan yang normal. Ada perasaan tenang dan damai. Mereka juga merasa memperoleh kekuatan dan bisa bersyukur dengan kehidupan yang telah diberikan Allah. Hal yang sama dialami para responden Kristiani. Mereka merasa damai, memperoleh keyakinan bahwa Tuhan bertanggung jawab. Mereka bersyukur atas hidup yang Tuhan berikan dan percaya bahwa ke depannya akan dapat mengatasi semua kesulitan. Responden menjadi lebih mampu mengendalikan amarah, lebih pemaaf dan ada kesadaran untuk mendukung sesama korban. Menurut Julia, terlepas dari penyebab konlik, peserta merasakan trauma yang mereka miliki sebagai kesempatan riset | 61 untuk tumbuh dan menjadi lebih bertanggung jawab. Setelah konlik usai, mereka melihat diri mereka lebih mampu mengontrol untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Sebagai negara yang terdiri dari berbagai etnis, bahasa, agama dan kelompok politik, Indonesia kaya secara budaya. Tapi hal ini juga potensial memunculkan konlik antara pihak- pihak yang berbeda. Ada dua konlik yang cukup menyita energi bangsa ini. Yakni konlik di Aceh Utara antara Gerakan Aceh Merdeka GAM dan pemerintah. Lalu konlik antara umat Islam dan Kristen di Halmahera, Maluku. Konlik Aceh sudah dimulai sejak masa Orde Baru dengan Ada dua konlik yang cukup menyita energi bangsa ini. Yakni konlik di Aceh Utara antara Gerakan Aceh Merdeka GAM dan pemerintah. Lalu konlik antara umat Islam dan Kristen di Halmahera, Maluku. riset 62 | jumlah korban yang banyak dari kedua belah pihak. Kabupaten Aceh Utara diyakini menjadi basis untuk pengikut fanatik GAM. Mayoritas masyarakat Aceh yang tinggal di Aceh Utara terbagi menjadi pihak yang mendukung GAM dan pihak yang mendukung pemerintah Indonesia. Begitu banyak nyawa melayang akibat konlik di Aceh. Belum lagi yang hilang tak tentu rimbanya, meninggalkan ketidakpastian bagi keluarga korban. Konlik memang berakhir setelah perjanjian perdamaian di kuartal pertama tahun 2005. Tapi luka yang ditimbulkan tidak bisa dihapus begitu saja. Demikian juga yang terjadi di Halmahera. Konlik antara umat Islam dan Kristen terjadi pada 1999. Untuk menghindari konlik yang kian meruncing, sebagian warga mengungsi dari Halmahera ke Bitung tanpa persiapan. Selama berminggu- minggu mereka mengenakan baju yang sama. Hingga akhirnya pada 2009 mereka bisa memiliki rumah sendiri di Bitung. Berdasarkan hasil penelitian, mereka mensyukuri keterlibatan mereka dalam kegiatan keagamaan. Karena ternyata kegiatan keagamaan telah membantu responden untuk melanjutkan hidup yang lebih bermakna. Dengan kata lain, partisipasi dalam kegiatan keagamaan telah mampu membantu korban untuk pulih dari pengalaman traumatis. l Program Pengabdian Masyarakat | 63 PerIset

B. Kiswanjaya