19
6. Dewan komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas , menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengawasan atas pengelolaan perusahaan oleh direksi , dalam rangka memperoleh pembebasan dan pelunasan tanggung jawab acquit et decharge.
7. Dalam melaksanakan tugasnya, dewan komisaris harus membentuk komite. Usulan
dari komite disampaikan kepada dewan komisaris untuk memperoleh keputusan. Dalam penelitian berfokus pada dewan komisaris independen. Komisaris
independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen , pemegang saham mayoritas , pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau tidak
langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan Surya, 2006: 135. Komisaris independen diharapkan dapat
menciptakan keseimbangan atas berbagai kepentingan para pihak dalam hal pengambilan keputusan bisnis.
2.1.2.1.2. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan adalah perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam insider dengan jumlah saham yang dimiliki oleh investor Jahera dan
Aurburn , 1996. Struktur kepemilikan saham oleh beberapa peneliti dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja
perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Struktur kepemilikan dapat dibedakan menurut dua sudut pandang yang berbeda
Ituriaga dan Zans dalam Faizal, 2004 yaitu : 1.
Pendekatan keagenan
20
Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.
2. Pendekatan informasi asimetri
Struktur kepemilikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dan outsider melalui pengungkapan informasi.
Ada dua karakter struktur kepemilikan perusahaan yang ada. Karakter kepemilikan tersebut adalah kepemilikan yang menyebar dispersed ownership dan
kepemilikan yang terkonsentrasi closely head. Perusahaan dengan kepemilikan yang menyebar akan cenderung memberikan imbalan yang lebih besar pada pihak manajemen
dibandingkan perusahaan dengan kepemilikan yang terkonsentrasi Gilberg dan Idson, 1995.
Struktur kepemilikan pada suatu perusahaan mengimplikasikan adanya pengorbanan dalam pemakaian sumber daya yang efisien agar diperoleh profit yang
maksimal , dimana kepemilikan yang tersebar akan mengurangi insentif bagi manajer untuk memaksimumkan profit. Pemusatan kepemilikan berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan tersebut dengan meminimumkan agency cost . Namun pemusatan kepemilikan tersebut juga mengandung biaya potensial.
1. Struktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham manajerial Managerial Share Ownership selanjutnya disebut MSO telah dipandang sebagi mekanisme yang dapat menurunkan konflik agensi
21
melalui penyelarasan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham. Jensen dan Meckling 1976 meyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat
menurunkan dorongan manajerial untuk mengkonsumsi perquisites, pengambilalihan kesejahteraan pemegang saham dan untuk mencegah perilaku lain yang tidak
memaksimalkan nilai perusahaan. Born 1988 dalam Junaidi 2006 menyatakan bahwa kepemilikan adalah presentasi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer, dan dewan komisaris. Adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan
yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan mamnajemen yang meningkat.Kepemilikan manajerial dapat mensejajarkan antara
kepentingan pemegang saham dengan manajer , karena manajer ikut merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan manajer yang menanggung risiko
apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah.
2. Struktur Kepemilikan Instusional
Kepemilikan Instusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan
kepemilikan institusi lain keberadaan investor instusional dapat menunjukkan mekanisme corporate governance yang kuat yang dapat digunakan untuk memonitor
manajemen perusahaan. Pemegang saham instusional memiliki dorongan untuk memonitor dan mempengaruhi manajemen untuk melindungi investasi mereka yang
signifikan.Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa kepemilikan institusional memiliki peranan yang penting dalam memaksimalisasi konflik keagenan yang terjadi
22
diantara pemegang saham dengan manajer. Keberadaan investor instutisional dianggap mampu mengoptimalkan pengawasan kinerja manajemen dengan
memonitoring setiap keputusan yang diambil oleh pihak manajemen selaku pengelola perusahaan. Signifikasi institusional ownership sebagai agen pengawas ditekankan
melalui investasi mereka yang cukup besar melalui pasar modal. Apabila instutisional mereka tidak puas atas kinerja manajerial , maka mereka akan menjual sahamnya ke
pasar Asbar dkk, 2013. Crutchley et al. 1999 yang mengemukakan bahwa monitoring yang dilakukan institusi mampu mensubtitusi agency cost lain hutang ,
deviden , kepemilikan manajerial sehingga biaya keagenan menurun dan nilai perusahaan meningkat.
2.1.3. Leverage