Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DAN

STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA

KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH

ADE HASDINA 110522119

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga , dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain yang telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Medan, 21 Mei 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : ADE HASDINA NIM : 110522119


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya serta tak lupa pula penulis mengucapkan shalawat beriring salam ke Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya ke alam yang berpengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Adapun skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari S1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Sepanjang penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan semangat, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak- pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :

1. Bapak Prof, Dr. Azhar Maksum, SE, Msc, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak., selaku Dosen Penilai yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Secara khusus terimakasih yang sadalam-dalamnya kepada kedua Orangtuaku yang tersayang , yaitu bapak Adlan dan ibu Nurhasanah serta kepada abang saya Adfriansyah dan adik saya Adian Muhammad Ridho, yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini dan tidak lupa juga kepada sahabat saya Nita, Ria, Egi dan Kak Lia yang telah memberi bantuan selama perkuliahan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang memerlukan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasan. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, 21 Mei 2013 Penulis

Nama : ADE HASDINA Nim : 110522119


(5)

ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Good Corporate

Governance dan struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan publik, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit dan struktur kepemilikan sebagai variabel independen. Sedangkan kinerja keuangan diproksikan dengan Return On Asset

(ROA) sebagai variabel dependen. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai 2011. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan total sampel per tahun sebanyak 27 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah secara parsial terdapat dua variabel independen yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan direksi sedangkan ketiga variabel lainnya yaitu kepemilikan publik, komite audit dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan secara simultan kelima variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,dan ukuran komite audit serta struktur kepemilikan merupakan indikator yang berpengaruh besar terhadap besarnya kinerja keuangan perusahaan.


(6)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND OWNERHIP STRUCTURE TO THE FINANCIAL PERFORMANCE OF THE MANUFACTURING THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to know the influence of Good Corporate Governance and ownership structure to the company’s financial performance of the Manufacturing that listed in Indonesian Stock Exchange. Variables that used in this research show that Good Corporate Governance which is proxied by public ownership, board of director, board of commisioner, and audit committee then ownership structure as independent variables. and financial performance which is proxied by Return On Asset (ROA) as dependent variable. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id

Analysis method that used in this research is kuantitatif method, with testing assumptions of classical, and then used statistical analysis which is multiple linear regression. The population of this research are the Manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. The sampling method that used is purposive sampling with total sample of 27 companies a year.

.

The result of this research were partially contained two independent variables that affect the company's financial performance that measures the size of the board of commissioner and the board of directors while the other three variables, namely public ownership, audit committees and ownership structure does not affect the company's financial performance. While simultaneously the five independent variables affect the dependent variable is financial performance. This suggests that Good Corporate Governance is proxied public ownership, board of commissioner, board of directors, and the size of the audit committee as well as the ownership structure is an indicator that will greatly affect the amount of the company's financial performance.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Penelitianan ... 10

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 11

1.4. Sistematika Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Tinjauan Teoritis... 13

2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance... 13

2.1.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance... 15

2.1.3 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance... 17

2.1.4 Manfaat Penerapan Good Corporate Governance.... 18

2.1.5 Kinerja Keuangan... ... 19

2.1.6 Tujuan Penilaian Kinerja... 23

2.1.7 Kepemilikan Publik... ... 23

2.1.8 Ukuran Dewan Komisaris... 25

2.1.9 Ukuran Dewan Direksi... . 26

2.1.10 Ukuran Komite Audit... .... 26

2.1.11 Struktur Kepemilikan... .... 27

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu... ... 28

2.3 Kerangka Konseptual... ... 35

2.4 Hipotesis Penelitian... ... 38

BAB III METODE PENELITIAN... ... 40

3.1 Jenis Penelitian ... 40

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 44


(8)

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 45

3.5.1 Variabel Independen ... 45

1 Kepemilikan Publik... ... 45

2 Ukuran Dewan Komisaris... ... 46

3 Ukuran Dewan Direksi... ... 46

4 Komite Audit... ... 47

5 Struktur Kepemilikan... ... 47

3.5.2 Variabel Dependen ... .... 47

1 Kinerja Keuangan... ... 47

3.6 Metode Analisis Data ... 50

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 50

1 Uji Normalitas ... ... 50

2 Uji Autokorelasi... ... 51

3 Uji Heteroskedasitas... ... 51

4 Uji Multikolinearitas... ... 52

3.6.2 Analisis Regresi ... 53

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 53

1 Uji Parsial (Uji-t) ... 54

2 Uji Simultan (Uji-F) ... 54

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Analisa Hasil Penelitian ... 55

4.1.1 Uji Asumsi Klasik... .. 55

1 Uji Normalitas ... 55

2 Uji Autokorelasi ... 59

3 Uji Heteroskedastisitas ... 60

4 Uji Multikolinearitas ... 62

4.1.2 Analisis Regresi ... 64

1 Persamaan Regresi... ... 64

2 Koefisien Determinasi ... 66

4.1.3 Pengujian Hipotesis ... 68

1 Uji Parsial (Uji-t) ... 68

2 Uji Simultan (Uji-F) ... 72

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

4.2.1 Pengaruh Kepemilikan Publik Terhadap Kinerja…… Keuangan……… 72

4.2.2 Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Kinerja…… ... Keuangan……… 73

4.2.3 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Kinerja…… ... Keuangan……… 73

4.2.4 Pengaruh Komite Audit Terhadap Kinerja…… ... Keuangan……… 73


(9)

4.2.5 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja… .

Keuangan……… 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Kesimpulan…... 76

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Daftar Tabel Penelitian Terdahulu ... 28

3.1 Daftar Populasi dan Sampel perusahaan terdaftar di BEI ... 41

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………. 48

4.1 Hasil Uji Normalitas………..………. 56

4.2 Hasil Uji Autokorelasi. ... 60

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas………. 63

4.4 Analisis Regresi ... 64

4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 67

4.6 Hasil Uji t ... 69


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 35

4.1 Grafik Histogram ... 57

4.2 Normal P-P Plot ... 58


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1 Daftar Perusahaan Manufaktur Tahun 2009-2011 ... 81 2 Daftar Variabel Penelitian Perusahaan Manufaktur ... 86 3 Hasil Pengolahan Data Perusahaan Manufaktur dengan ...


(13)

ABSTRAK

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Good Corporate

Governance dan struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan publik, ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit dan struktur kepemilikan sebagai variabel independen. Sedangkan kinerja keuangan diproksikan dengan Return On Asset

(ROA) sebagai variabel dependen. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai 2011. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan total sampel per tahun sebanyak 27 perusahaan.

Hasil penelitian ini adalah secara parsial terdapat dua variabel independen yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan direksi sedangkan ketiga variabel lainnya yaitu kepemilikan publik, komite audit dan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan secara simultan kelima variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi,dan ukuran komite audit serta struktur kepemilikan merupakan indikator yang berpengaruh besar terhadap besarnya kinerja keuangan perusahaan.


(14)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AND OWNERHIP STRUCTURE TO THE FINANCIAL PERFORMANCE OF THE MANUFACTURING THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to know the influence of Good Corporate Governance and ownership structure to the company’s financial performance of the Manufacturing that listed in Indonesian Stock Exchange. Variables that used in this research show that Good Corporate Governance which is proxied by public ownership, board of director, board of commisioner, and audit committee then ownership structure as independent variables. and financial performance which is proxied by Return On Asset (ROA) as dependent variable. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id

Analysis method that used in this research is kuantitatif method, with testing assumptions of classical, and then used statistical analysis which is multiple linear regression. The population of this research are the Manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. The sampling method that used is purposive sampling with total sample of 27 companies a year.

.

The result of this research were partially contained two independent variables that affect the company's financial performance that measures the size of the board of commissioner and the board of directors while the other three variables, namely public ownership, audit committees and ownership structure does not affect the company's financial performance. While simultaneously the five independent variables affect the dependent variable is financial performance. This suggests that Good Corporate Governance is proxied public ownership, board of commissioner, board of directors, and the size of the audit committee as well as the ownership structure is an indicator that will greatly affect the amount of the company's financial performance.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Namun terkadang dalam menjalankan aktivitas perusahaan, para manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda dengan perusahaan lainnya terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima, sehingga akan menyebabkan jatuhnya harapan investor tentang pengembalian (return) atas dana yang telah mereka tanamkan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu sistem yang dapat menjembatani pemisahan kepentingan antara pemilik dan pengelola di dalam suatu perusahaan. Pemisahan ini diharapkan dapat mensejajarkan kepentingan pemilik atau pemegang saham dengan kepentingan manajer selaku pengelola perusahaan. Sistem tersebut adalah pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance - GCG) yang diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk

memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return

atas dana yang telah mereka investasikan.

Menurut kajian yang dilakukan Berledan Means (dalam Mulyati, 2011) isu

corporate governance dilatar belakangi adanya teori agency (Agency Theory) yang menyatakan bahwa permasalahan agency (agency problem) muncul ketika kepengurusan suatu perusahaan terpisah dari pemiliknya. Dewan komisaris yang berperan sebagai agent dalam suatu perusahaan diberi kewenangan untuk


(16)

mengurus jalannya perusahaan dalam mengambil keputusan atas nama pemilik, namun agent tersebut mempunyai kepentingan yang berbeda dengan pemegang saham (pemilik).

Menurut Tjager et al. (dalam Mulyati, 2011), agency problem yang muncul sebagai akibat adanya hubungan antara agent dengan pemilik ketika timbul konflik kepentingan antara pemilik atau pemegang saham dan para direksi (top management). Para pemilik mengalami kesulitan untuk memverifikasi apa yang sesungguhnya dikerjakan manajemen dan juga ketika pemilik dan direksi mempunyai sikap yang berbeda terhadap resiko.

Konflik kepentingan tersebut dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme yang mampu mensejajarkan kepentingan pemegang saham selaku pemilik dengan kepentingan manajemen. Mekanisme tersebut dikenal sebagai tata kelola perusahaan yang baik (GCG) yaitu mekanisme untuk mengendalikan, mengatur dan mengelola bisnis untuk meningkatkan kemakmuran dan akuntabilitas perusahaan yang pada akhirnya mewujudkan shareholder value. Disamping itu GCG berperan sebagai alat untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang sehat ini tergantung pada efektifitas penerapan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik didalam sebuah perusahaan (Surya, 2008).

Lemahnya penerapan good corporate goverance (GCG) sering disebut sebagai penyebab krisis keuangan di negara-negara di Asia, hal ini dikarenakan semakin terpisahnya hubungan para pemegang saham dengan manajemen, kurangnya transparan perusahaan dalam pelaporan kinerja keuangan, semakin tidak terkendalinya pengelolaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan


(17)

kelangsungan hidup perusahaan dan tidak efektifnya komite pengawas. Hal ini akan menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu profit dan market value yang maksimal (Daniri, 2000).

Pendapat ini juga didukung oleh Newel dan Wilson (dalam Sabrinna, 2010) dalam artikelnya yang berjudul A Premium for Good Governance yang menyatakan bahwa secara teoritis praktek good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan diantaranya meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi resiko yang muncul akibat tindakan pengelola yang cenderung menguntungkan diri sendiri.

Menurut Kaihatu (2006), ada dua alasan utama yang menyebabkan pelaksanaan good corporate governance di kalangan perusahaan tercatat masih amat marjinal, yaitu (1) mayoritas perusahaan yang tercatat di PT. Bursa Efek Indonesia (PT. BEI) merupakan perusahaan milik keluarga; (2) praktik-praktik ketidakjujuran dalam mengelola perusahaan sudah berlangsung cukup lama, sehingga tidaklah mudah untuk menghilangkannya. Kaihatu (2006) juga menyatakan bahwa dari berbagai hasil penelitian lembaga independen menunjukkan bahwa pelaksanaan good corporate governance di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia belum sepenuhnya memiliki corporate culture sebagai inti dari good corporate governance. Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa korporat kita belum dikelola secara benar, atau dengan kata lain, korporat kita belum menjalankan governansi.


(18)

Sejak tahun 2000, Bapepam bersama dengan pihak-pihak yang terkait lainnya, terlibat aktif dalam kegiatan yang mendorong penerapan prinsip-prinsip

good corporate governance kepada semua pelaku pasar di pasar modal indonesia. Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance diyakini dapat membangun serta mewujudkan kinerja perusahaan yang lebih baik sehingga tercipta pasar modal yang sehat.

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang

menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan. Isu mengenai corporate governance mulai mengemuka, khususnya di Indonesia pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktek corporate governance.

Penerapan good corporate governance (GCG) merupakan upaya yang cukup signifikan untuk melepaskan diri dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip good corporate governance merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan. Penerapan prinsip

good corporate governance dalam dunia usaha di Indonesia merupakan tuntutan zaman agar perusahaan-perusahaan yang ada jangan sampai terlindas oleh persaingan global yang semakin keras. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate


(19)

governance (GCG) pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan.

Adapun prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yang menjadi indikator, sebagaimana ditawarkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) adalah :

1. fairness (kewajaran),

2. disclosure/transparency (keterbukaan / transparansi), 3. accountability (akuntabilitas),

4. responsibility (responsibilitas), dan 5. independency (kemandirian).

Salah satu upaya Bapepam untuk menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance yaitu dengan mengeluarkan aturan yang mewajibkan setiap perusahaan publik untuk memiliki komisaris independen, direktur independen, komite audit, sekretaris independen dan komite renumerasi dalam rancangan undang-undang (RUU) Pasar Modal.

Secara umum penerapan prinsip-prinsip good corporate governance

secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut : 1. memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing, 2. mendapatkan cost of capital yang lebih murah,

3. memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan,

4. meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap perusahaan, dan


(20)

5. melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.

Isu yang penting dan kontroversial mengenai corporate governance adalah mengenai struktur kepemilikan saham yang terkait dengan peningkatan kinerja perusahaan. Kemungkinan suatu perusahaan berada padaposisi tekanan keuangan juga banyak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan tersebut. Struktur kepemilikan tersebut menjelaskan komitmen dari pemiliknya untuk menyelamatkan perusahaan (Wardhani, 2005) dalam (Dini, 2010).

Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan (2) kepemilikan perusahaan oleh manajer (manager ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Widyastuti, 2004) dalam (Dini, 2010).

Pengelolaan good corporate governance juga tidak lepas dari berperannya organ tambahan seperti yang telah diatur oleh Bapepam yaitu: komisaris independen, direktur independen, komite audit, dan sekretaris perusahaan. Organ-organ tersebut diharapkan dapat meningkatkan penerapan good corporate

governance di dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia serta meningkatkan

perlindungan bagi kreditor.

Adanya komisaris independen tidak terlepas dari keberadaan komisaris (pada umumnya). Organ ini bertugas mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta diharapkan dapat menciptakan keseimbangan


(21)

berbagai kepentingan para pihak, yaitu pemegang saham utama, direksi, komisaris, manajemen, karyawan, maupun pemegang saham publik. Direktur independen bertanggung jawab penuh atas manajemen perusahaan apakah sudah sesuai dengan seluruh ketentuan yang berlaku dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku. Komite audit bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta mengawasi laporan keuangan perusahaan.

Return on assets (ROA) digunakan sebagai salah satu alat untuk

melakukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba.

Laporan keuangan adalah sebuah produk informasi yang dihasilkan yang sangat penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaan sehingga dalam penyusunannya tidak bisa terlepas dari proses penyusunannya. Oleh karena itu, setiap kebijakan dan keputusan yang diambil dalam proses penyusunan laporan keuangan akan sangat mempengaruhi sekali dalam penilaian kinerja perusahaan.

Industri Manufaktur merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia. Namun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia ada beberapa perusahaan Manufaktur yang tidak memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada publik sebagai wujud tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sehingga ada beberapa manajer yang mungkin dapat melakukan manajemen laba dan perusahaan tersebut kehilangan kepercayaan


(22)

investor. Hal ini menarik untuk diteliti karena informasi tersebut berkaitan dengan citra perusahaan.

Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh pengaruh

good corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2005), dengan judul “Hubungan Antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan”. yaitu meneliti mengenai hubungan antara good corporate governance yang diwakili oleh proksi disclosure laporan keuangan dan

accruals terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan variabel

independen yang terdiri dari: struktur kepemilikan, discretionary accrual sebagai proksi manipulasi laba yang mencerminkan akuntanbilitas, serta voluntary disclosure sebagai proksi transparency dan yang menjadi variabel dependennya yaitu kinerja perusahaan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis diskriptif statistik, uji asumsi klasik, dan pengujian regresi. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan, antara lain yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.

Disamping itu penelitian Nur’aeni (2010) yang berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kinerja Perusahaan”. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik, dan kepemilikan asing serta kinerja perusahaan


(23)

sebagai variabel dependen. Kinerja perusahaan diukur dengan Return on Assets

(ROA). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling

dan model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Adapun hasil dari penelitiannya adalah kepemilikan institusional dan kepemilikan asing dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Aji (2012) berjudul “Pengaruh

Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Penelitian ini bertujuan

untuk menguji corporate governance terhadap earning management. Variabel independen dalam penelitian ini merupakan struktur corporate governance yaitu ukuran dewan direksi, dewan komisaris independen, reputasi auditor, komite audit, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen pada penelitian ini adalah

earning management yang diukur dengan menggunakan discretionary accrual.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dalam periode 2008-2010. Metode pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings

management . Sedangkan dewan komisaris independen, reputasi auditor, dan

ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earnings management.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul yaitu: Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap


(24)

Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat dua permasalahan yang dapat dikemukakan pada penelitian ini.

1. Apakah kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit dan struktur kepemilikan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan?

2. Apakah kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit dan struktur kepemilikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dinyatakan dalam rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai :

1. pengaruh secara parsial kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit dan struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan perusahaan;

2. pengaruh secara simultan kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.


(25)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik kepada berbagai kalangan, yaitu bagi peneliti, peneliti selanjutnya, perusahaan, dan pemegang kepentingan.

1. Peneliti

Diharapkan menjadi sarana pengembangan terhadap ilmu pengetahuan yang pernah di peroleh dari jenjang perguruan tinggi yang berfokuskan pada akuntansi keuangan.

2. Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi dan bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya terhadap jenis materi yang sama sehingga keterbatasan yang ada pada penelitian ini dapat lebih disempurnakan.

3. Perusahaan

Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan informasi yang dapat menjadi dasar pertimbangan dan evaluasi atas kebijakan manajemen atau perusahaan yang terkait dengan nilai perusahaan.

4. Pemegang kepentingan (Stakeholders)

Stakeholders menjadi pihak yang penting akan keberadaan suatu

perusahaan. Sehingga Stakeholders perlu mengetahui segala informasi yang terkait dengan corporate governance, yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan kinerja keuangan.


(26)

1.4 Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penelitian Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah:

BAB I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II : Landasan Teori yang terdiri atas teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel-variabel yang diteliti dan teori-teori lain yang berasal dari penelitian yang telah ada sebelumnya.

BAB III : Metode Penelitian yang terdiri atas jenis dan sumber data, sampel, metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, defenisi operasional, variabel penelitian, pengukuran variabel, dan metode analisis data.

BAB IV : Pembahasan yang terdiri atas hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis.


(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance

Good corporate governance merupakan isu yang tidak pernah

usang untuk terus dikaji oleh pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik good corporate governance terus berevolusi dari waktu ke waktu. Dengan perkembangan tersebut, isu good corporate governance yang tadinya hanya bersifat marginal kini telah menjadi isu sentral. Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman yang memadai tentang good corporate governance. Karena tanpa pemahaman yang memadai akan makna dan manfaat good corporate governance maka praktik dan sistem yang baik ini hanya akan menjadi retorika, slogan, atau aksesoris yang tidak berguna.

Kajian atas good corporate governance mulai disinggung pertama kalinya oleh Berledan Means pada tahun 1932 ketika membuat buku yang menganalisis terpisahnya kepemilikan saham (ownership) dan control. Pemisahan tesebut berimplikasi pada timbulnya konflik kepentingan antara para pemegang saham dengan pihak manajemen dalam struktur kepemilikan perusahaan yang tersebar (dispersed ownership). Oleh karena itu untuk pertama kalinya, usaha untuk melembagakan good corporate governance dilakukan oleh Bank of England dan London Stock Exchange


(28)

Cadbury), yang bertugas menyusun Corporate Governance Code yang menjadi acuan utama (benchmark) di berbagai negara.

Komite Cadbury mendefinisikan corporate governance sebagai berikut :

Corporate governance adalah sistem yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan peraturan kewenangan pemilik, Direktur, manajer, pemegang saham, dan sebagainya.

OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut :

Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate Governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya yang lebih efisien.

Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) (2001:3) pengertian Corporate Governance adalah:

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Tujuan

corporate governance ialah untuk menciptakan pertambahan nilai bagi semua pihak pemegang kepentingan.

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa good corporate governance merupakan suatu sistem, proses dan seperangkat


(29)

peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit yaitu hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Corporate governance hadir untuk mencegah kesalahan dalam sistem korporasi dan untuk memastikan kesalahan-kesalahan tersebut dapat segera diperbaiki.

2.1.2 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Prinsip-prinsip GCG sesuai Pasal 3 Surat Keputusan Menteri BUMN No.117/M-MBU/2002 Tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan BUMN yaitu adanya transparansi, pengungkapan, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaran.

1. Transparansi (transparency)

Keterbukaan didalam melaksanakan proses pengambilan keputusan serta pengungkapan informasi secara materil yang relevan mengenai perusahaan.

2. Pengungkapan (disclosure)

Penyajian informasi kepada para pemangku kepentingan, baik diminta maupun tidak diminta, mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kinerja operasional, keuangan, dan risiko usaha perusahaan.

3. Kemandirian (independence)

Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa konflik kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak maupun


(30)

yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. Akuntabilitas (accountability)

Kejelasan fungsi, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban manajemen perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan ekonomis.

5. Pertanggungjawaban (responsibilty)

Kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 6. Kewajaran (fairness)

Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul sebagai akibat dari perjanjian dan peraturan yang berlaku.

Sedangkan menurut Linan (2000) dalam Theresia (2005), terdapat empat prinsip dasar pengelolaan perusahaan yang baik yaitu keadilan, transparansi, dapat dipertanggungjawabkan, dan pertanggungjawaban. 1. Keadilan (fairness) yang meliputi :

a. perlindungan bagi seluruh hak pemegang saham, dan b. perlakuan yang sama bagi para pemegang saham. 2. Transparansi (transparancy) yang meliputi :

a. pengungkapan informasi yang bersifat penting,

b. informasi harus disiapkan, diaudit dan diungkapkan sejalan dengan pembukuan yang berkualitas, dan


(31)

c. penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efisien. 3. Dapat dipertanggungjawabkan (accountability) yang meliputi

pengertian bahwa :

a. anggota dewan direksi harus bertindak mewakili kepentingan perusahaan dan para pemegang saham,

b. penilaian yang bersifat independen terlepas dari manajemen, dan c. adanya akses terhadap informasi yang akurat, relevan dan tepat

waktu.

4. Pertanggungjawaban (responsibility) yang meliputi :

a. menjamin dihormatinya segala hak pihak – pihak yang berkepentingan,

b. para pihak yang berkepentingan harus mempunyai kesempatan untuk mendapatkan ganti rugi yang efektif atas pelanggaran hak – hak mereka,

c. dibukanya mekanisme pengembangan prestasi bagi keikutsertaan pihak yang berkepentingan, dan

d. jika diperlukan, para pihak yang berkepentingan harus mempunyai akses tehadap informasi yang relevan.

2.1.3 Tujuan Penerapan Good Corporate Governance

Tujuan penerapan good corporate governance antara lain :

1. mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya ekonomis dari sebuah usaha,


(32)

2. melindungi kepentingan pemegang saham dan memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,

3. meningkatkan iklim investasi nasional, dan

4. memperbesar keuntungan secara nasional dari sebuah usaha yang dikelola secara baik. Pencapaian prestasi yang lebih baik dan penghematan sumber daya dan modal secara ekonomis akan meningkatkan produktivitas dalam negeri ketika bersaing di pasar

internasional.

2.1.4 Manfaat Penerapan Good Corporate Governance

Menurut Forum of Corporate Governance in Indonesia (FCGI) ada beberapa manfaat yang diperoleh dari penerapan good corporate governance, antara lain :

1. meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada

stakeholder,

2. mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value,

3. mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan

4. pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan deviden.


(33)

Dari tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan good corporate governance akan selalu melindungi kepentingan para pemegang sahamnya serta pihak-pihak yang juga terkait dalam pengelolaan perusahaan. Selain itu, dengan adanya penerapan good corporate governance dapat lebih meningkatkan nilai tambah perusahaan tersebut di mata publik karena kinerja keuangan perusahaan juga lebih terarah dan dapat meningkatkan laba perusahaan. 2.1.5 Kinerja Keuangan

Penelitian ini membahas bagaimana struktur kepemilikan dan good corporate governance mempengaruhi kinerja keuangan sehingga akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dan sebagai salah satu aspek good corporate governance dapat digunakan untuk melihat baik tidaknya kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan. Laporan keuangan bermanfaat membantu para pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan untuk mengambil suatu keputusan serta menentukan prospek perusahaan di masa mendatang. Salah satu jenis laporan yang sering digunakan dalam mengukur kinerja operasi di perusahaan yaitu laporan laba rugi. Akan tetapi angka yang terdapat dalam laporan laba rugi seringkali dipengaruhi oleh metode


(34)

akuntansi yang digunakan. Disclosure dalam laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Hal ini berhubungan dengan aspek good corporate governance yang dapat melihat baik atau tidaknya kinerja keuangan di suatu perusahaan tersebut. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dilakukan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik.

Berikut ini ada beberapa rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan (Ang, 1997) dalam (Dini, 2010) yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio pasar.

1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada saat jatuh temponya, yaitu dengan cara membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah hutang lancar perusahaan. Misalnya mengukur kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban / utang pada saat ditagih atau jatuh tempo.

2. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, yaitu dengan cara


(35)

membandingkan rasio aktivitas dengan standar industry, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri. Misalnya mengukur penjualan terhadap penggunaan semua aktivitas perusahaan. 3. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungan penjualan, asset maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas dibagi menjadi enam antara lain: gross profit margin (GPM), net profit margin

(NPM), operating return on assets (OPROA), return on assets (ROA),

return on equity (ROE), operating ratio (OR). 4. Rasio solvabilitas (leverage)

Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang

untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai

leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%. 5. Rasio pasar (market ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio nilai pasar perusahaan memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa yang akan mendatang. Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, misalnya price earning ratio (PER), market-to-book ratio,


(36)

Masing-masing rasio memiliki karakteristik yang berbeda, dan memberikan informasi bagi manajemen maupun investor mengenai hal yang berbeda pula. Horne (1995) dalam Dini (2010) menyebutkan bahwa untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, analisis keuangan membutuhkan ukuran keuangan yang pasti. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam arus kas dari sumber daya yang ada dan juga untuk perumusan perimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya (IAI, 2001).

Menurut Riyanto (2001) dalam Dini (2010), Return On Assets

(ROA) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan agar menghasilkan keuntungan. Besarnya ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Earning After Tax (EAT) merupakan laba bersih setelah pajak. Total Assets merupakan nilai buku total aktiva. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang

Earning after tax

Return on Assets (ROA) = x 100 % Total Assets


(37)

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba (Hakim, 2006) dalam (Dini, 2010).

2.1.6 Tujuan Penilaian Kinerja

Penilaian perusahaan khususnya kinerja sering dilakukan untuk tujuan :

1. memperoleh pendapat wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada di dalam neraca,

2. keperluan merger dan akuisisi, yaitu untuk mengetahui berapa nilai perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan,

3. kepentingan usaha, yang bertujuan untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih besar daripada nilai likuiditasnya, dan

4. memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau tambahan modal.

2.1.7 Kepemilikan Publik

Peran serta publik pada dunia usaha mendapat tempatnya di dalam industri pasar modal, karena perusahaan-perusahaan yang telah go public

mendapatkan dananya dari masyarakat. Walaupun pengendali perusahaan biasanya masih tetap dipegang oleh segelintir orang, kepentingan


(38)

masyarakat tetap merupakan bagian integral yang harus dipenuhi, mengingat mereka juga merupakan stakeholder dari perusahaan.

Berdasarkan fakta, pasar modal Indonesia digerakkan oleh investor dengan jumlah terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia belum berakar. Pemerintah perlu memberikan perhatian terhadap pengembangan pasar modal, dengan tujuan untuk membangun pasar modal kita yang efisien dan berdaya saing kuat. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan ini yaitu dengan meningkatkan proporsi kepemilikan saham oleh masyarakat (publik). Penyertaan saham oleh masyarakat mencerminkan adanya harapan dari masyarakat bahwa pihak manajemen perusahaan akan mengelola saham tersebut dengan sebaik-baiknya dan dibuktikan dengan tingkat laba dan kinerja perusahaan yang baik (Purba, 2004) dalam Dini (2010).

Menurut Rosma (2007) dalam Dini (2010) kepemilikan publik menunjukkan besarnya private information yang harus dibagikan manajer kepada publik. Private information tersebut merupakan informasi internal yang semula hanya diketahui oleh manajer, seperti standar yang dipakai dalam pengukuran kinerja perusahaan, keberadaanperencanaan bonus, dan sebagainya.

Jensen (1976) dalam Dini (2010) menyatakan bahwa publik mempunyai peran penting dalam menciptakan well-functioning

government system karena mereka memiliki financial interest dan


(39)

persentase saham yang ditawarkan kepada publik, maka semakin besar pula internal yang harus diungkapkan kepada publik sehingga kemungkinan dapat mengurangi intensitas terjadinya manajemen laba. Oleh karena itu kepemilikan publik dianggap berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

2.1.8 Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris merupakan organ yang berperan penting dalam pengimplementasian good corporate governance di suatu perusahaan. Komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi. Untuk menjamin pelaksanaan good corporate governance berjalan dengan baik diperlukan anggota dewan komisaris yang berintegritas tinggi, tidak cacat hukum, serta mampu bekerja secara profesional tanpa memihak dengan salah satu pemegang saham pengendali (mayoritas) secara langsung maupun tidak langsung. Di Indonesia, dewan komisaris merupakan organ yang bersifat pasif dan tidak dapat menjalankan fungsi pengawasannya secara efektif terhadap direksi. Atau sebaliknya, peran komisaris yang terlalu kuat dalam perusahaan, sehingga sering kali melakukan intervensi terhadap kebijakan direksi. Fenomena ini menjadi masalah pada perusahaan yang sudah go public, sikap pasif dewan komisaris dapat merugikan kepentingan pemegang saham serta para stakeholder lainnya.


(40)

2.1.9 Ukuran Dewan Direksi

Dewan direksi sangat berperan penting dalam pengelolaan perusahaan. Dewan direksi merupakan organ yang berperan penting dalam perusahaan yang bertindak sebagai agen para pemegang saham untuk memastikan suatu perusahaan dikelola sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Undang-undang Perseroan Terbatas, direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan ketentuan anggaran dasar. Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas manajemen perusahaan serta memastikan perusahaan telah sepenuhnya menjalankan seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.1.10 Ukuran Komite Audit

Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip good corporate governance. Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan perusahaan. Anggota komite audit diharuskan mempunyai keahlian yang memadai, karena komite ini memiliki kewenangan dalam mengakses fasilitas dan data perusahaan, selain itu komite audit dituntut harus memiliki sikap yang independen. Hal ini perlu didasari dikarenakan komite audit merupakan pihak yang


(41)

menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal auditor. Keberadaan komite audit dalam suatu perseroan terbatas untuk membantu pemberdayaan (empowerment) dewan komisaris. Oleh karena itu, pertanggungjawaban komite audit kepada dewan komisaris.

2.1.11 Struktur Kepemilikan

Menurut teori agensi, agent harus bertindak secara rasional untuk kepentingan principal. Agent harus menggunakan keahlian, kebijaksanaan, serta tingkah laku yang adil dan wajar dalam memimpin suatu perusahaan. Namun, dalam kenyataannnya banyak timbul masalah yang mengakibatkan terjadinya konflik kepentingan antara pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agen. Pemegang saham ingin memperoleh return yang maksimal atas dana yang diinvestasikannya sedangkan pihak manajemen juga menginginkan incentives atas pengelolaan dana pemilik perusahaan. Sehingga menimbulkan penyelewengan dana yang biasanya dilakukan oleh pihak manajemen.

Konflik kepentingan tersebut secara alamiah akan terjadi dalam struktur kepemilikan perusahaan yang dibagi menjadi dua, yaitu struktur kepemilikan yang tersebar (dispersed ownership) dan struktur kepemilikan terkonsentrasi (concentrated ownership). Dengan tersebarnya mayoritas kepemilikan saham kepada pemegang saham publik, maka pelaksanaan hak kontrol para pemegang saham terhadap pihak manajemen menjadi


(42)

lemah sehingga memicu konflik kepentingan antara pihak manajemen dengan para pemegang saham. Sedangkan pada kepemilikan yang terkonsentrasi dimana terkonsentrasinya control terhadap perusahaan pada segelintir pemegang saham, membuat pelaksanaan control terhadap pihak manajemen menjadi lebih mudah dan juga dapat menurunkan potensi konflik kepentingan yang timbul karenanya. Terkonsentrasinya control ini menimbulkan dilema ketika perusahaan mencari pembiayaan di pasar modal, dimana perusahaan dapat saja menjanjikan dividen yang tinggi kepada pemegang saham publik untuk meyakinkan investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Dari dua perbedaan struktur kepemilikan perusahaan di atas, penerapan good corporate governance

menjadi sangat penting bagi perusahaan yang salah satu tujuannya adalah untuk menekan potensi konflik kepentingan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1

Daftar Tabel Penelitian Terdahulu No. Peneliti

(Tahun Penelitian) Variabel Penelitian Kesimpulan Penelitian 1. Hastuti (2005) Struktur

kepemilikan,

discretionary accrual sebagai proksi

manipulasi laba yang

mencerminkan akuntanbilitas, serta voluntary

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan


(43)

No. Peneliti (Tahun Penelitian) Variabel Penelitian Kesimpulan Penelitian disclosure sebagai proksi transparancy (X),kinerja perusahaan (Y)

yang signifikan antara disclosuredengan kinerja perusahaan.

2. Nur’aeni (2010) Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik, kepemilikan asing(X), kinerja perusahaan (Y) Kepemilikan institusional dan kepemilikan asing dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. 3. Sabrinna

(2010) Corporate Governance, kepemilikan manajerial,kep emilikan institusional(X) ,Kinerja perusahaan (Y) Tidak terdapat hubungan signifikan antara corporate governance dengan Tobin’s Q (kinerja pasar) tetapi terdapat hubungan positif signifikan antara

corporate governance

dengan ROE (kinerja operasional). Sedangkan pada struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan


(44)

No. Peneliti (Tahun Penelitian) Variabel Penelitian Kesimpulan Penelitian manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan. 4. Mulyati (2011) Kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit (X), kinerja keuangan perusahaan (Y) Secara simultan terdapat pengaruh antara variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit terhadap kinerja keuangan perusahaan. Secara parsial hanya kepemilikan

manajerial dan komite audit yang

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 5. Aji (2012) Dewan direksi,

dewan komisaris independen, reputasi auditor, komite audit, dan ukuran perusahaan (X), earning management

yang diukur dengan menggunakan

discretionary accrual (Y)

Ukuran dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management . Sedangkan dewan komisaris independen, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earnings management.

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan atas penelitian ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :


(45)

1. Theresia Dwi Hastuti (2005)

Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti (2005) berjudul “Hubungan Antara Good Corporate Governance dan StrukturKepemilikan dengan Kinerja Keuangan”. Penelitian yang dilakukan adalah untuk meneliti hubungan antara good corporate governance yang diwakili oleh proksi

disclosure laporan keuangan dan accruals terhadap kinerja perusahaan, dengan menggunakan data pada perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitiannya menggunakan variabel independen yang terdiri dari struktur kepemilikan,

discretionary accrual sebagai proksi manipulasi laba yang

mencerminkan akuntanbilitas, serta voluntary disclosure sebagai proksi transparency dan yang menjadi variabel dependennya yaitu kinerja perusahaan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitiannya yaitu analisis diskriptif statistik, uji asumsi klasik, dan pengujian regresi. Adapun yang menjadi hasil pada penelitian, antara lain: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan terdapat hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.

2. Dini Nur’aeni (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Nur’aeni (2010) berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kinerja Perusahaan”. Pada


(46)

penelitiannya menggunakan data sekunder yaitu data laporan pada perusahaan Manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2006, 2007 dan 2008. Adapun yang menjadi variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik, dan kepemilikan asing serta yang menjadi variabel dependennya adalah kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan diukur dengan Return on Assets (ROA). Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan model analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Adapun yang menjadi hasil dari penelitian adalah kepemilikan institusional dan kepemilikan asing dalam perusahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. 3. Anindhita Ira Sabrinna (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Sabrinna (2010) berjudul “Pengaruh

Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja

Perusahaan”. Penelitiannya menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui apakah corporate governance dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh positif. Pada penelitian digunakan sampel sebanyak 42 perusahaan Manufaktur yang mengikuti survey IICG dari tahun 2002 hingga 2008 dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI. Metode pengambilan sampel yaitu


(47)

tidak terdapat hubungan signifikan antara corporate governance

dengan Tobin’s Q (kinerja pasar) tetapi terdapat hubungan positif signifikan antara corporate governance dengan ROE (kinerja operasional). Sedangkan pada struktur kepemilikan tidak terdapat hubungan signifikan antara kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan, hal ini dikarenakan bahwa keberadaan manajer dan pemegang saham kurang memiliki pengaruh dalam peningkatan kinerja perusahaan.

4. Siti Murni Mulyati (2011)

Penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (2011) berjudul “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah data laporan keuangan perusahaan Manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007, 2008, dan 2009. Sampel berjumlah 27 perusahaan yang diambil secara purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit dan variabel terikat yaitu kinerja keuangan perusahaan. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel kepemilikan manajerial dan komite audit yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan


(48)

perusahaan. Analisis regresi secara simultan menunjukan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

5. Bimo Bayu Aji (2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Aji (2012) berjudul “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba”. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji corporate governance terhadap

earning management. Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian merupakan struktur corporate governance yaitu ukuran dewan direksi, dewan komisaris independen, reputasi auditor, komite audit, dan ukuran perusahaan, sedangkan yang menjadi variabel dependen pada penelitian adalah earning management yang diukur dengan menggunakan discretionary accrual. Sampel yang ditetapkan dalam penelitian adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI dalam periode 2008-2010. Metode pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dengan menghasilkan 94 sampel perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap earnings management. Sedangkan dewan komisaris independen, reputasi auditor, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap earnings management .


(49)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti identifikasikan sebagai masalah penting. Penelitian ini menggunakan lima variabel independen, yaitu kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, dan struktur kepemilikan. Serta satu variabel dependen, yaitu kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu di atas, maka kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Independen: Variabel Dependen:

H1 H2 H3 H4 H5

H6 Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian Kepemilikan Publik

(X1)

Ukuran Dewan Komisaris (X2)

Ukuran Dewan Direksi (X3)

Ukuran Komite Audit (X4)

Struktur Kepemilikan (X5)

Kinerja Keuangan (Y)


(50)

1. Variabel Independen (X1) Kepemilikan publik

Kepemilikan publik diukur dari besarnya persentase saham yang dimiliki oleh publik dari total saham beredar ( skala ratio).

(X2) Ukuran dewan komisaris

Dewan komisaris diukur dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris termasuk yang independen (skala nominal).

(X3) Ukuran dewan direksi

Dewan direksi diukur dari jumlah seluruh anggota dewan direksi termasuk yang independen (skala nominal).

(X4) Ukuran komite audit

Komite audit diukur dari jumlah seluruh anggota dewan komite audit termasuk yang independen (skala nominal)

(X5) Struktur kepemilikan

Struktur kepemilikan yang dibahas dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan perusahaan yang menyebar dan terkonsentrasi. Proporsi kepemilikan diwakili oleh variabel dummy, dimana nilai 1 untuk kepemilikan terkonsentrasi (terdapat kepemilikan saham diatas 50%) dan 0 untuk kepemilikan menyebar (tidak ada kepemilikan saham diatas 50%) (skala nominal).

2. Variabel Dependen (Y) Kinerja keuangan


(51)

Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

Return on Assets (ROA). ROA dihitung dari laba bersih setelah pajak yaitu Earning AfterTax (EAT) dibagi dengan total aktiva.

EAT

ROA = --- x 100%

Assets Keterangan :

ROA = Return on Assets

EAT = Laba bersih setelah pajak Assets = Total asset

Tujuan dari good corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila good corporate governance dalam kepemilikan publik dapat berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan kemudian kemungkinan kinerja keuangan perusahaan akan meningkat sehingga dapat menarik investor lainnya untuk menanamkan investasinya di perusahaan tersebut.

Peranan dewan komisaris juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena apabila dewan komisaris menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik maka dapat meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.

Peranan dewan direksi juga akan memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena apabila dewan direksi dapat mengelola perusahaan


(52)

dengan baik, maka dapat lebih meningkatkan laba perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan kinerja keuangan perusahaan yang semakin meningkat dibawah pengelolaan yang baik oleh dewan direksi.

Peranan komite audit juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena komite audit menjalankan fungsi pengawasannya terhadap pengelolaan keuangan di suatu perusahaan. Apabila sistem pengelolaan keuangan disuatu perusahaan dapat berjalan baik, maka dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan perusahaan.

Peranan struktur kepemilikan juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, karena dengan adanya kepemilikan yang terkonsentrasi dan tersebar, maka dapat menambah sumber pembiayaan di perusahaan tersebut. Manajer juga dapat lebih meningkatkan kinerja keuangan perusahaan untuk memperoleh dividen yang maksimal bagi para pemegang saham.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Parsial.

H1= kepemilikan publik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H2= ukuran dewan komisaris secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(53)

H3= ukuran dewan direksi secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

H4= ukuran komite audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H5= struktur kepemilikan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 2. Secara Simultan.

H6= kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi ukuran komite audit, dan struktur kepemilikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang berada pada bidang Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Industri Manufaktur merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia. Namun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia ada beberapa perusahaan Manufaktur yang tidak memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada publik sebagai wujud tanggung jawab atas pengelolaan perusahaan sehingga mungkin ada beberapa manajer yang dapat melakukan manajemen laba dalam perusahaan tersebut kehilangan kepercayaan investor. Hal ini menarik bagi peneliti untuk menjadikan perusahaan manufaktur sebagai populasi dalam penelitian karena informasi tersebut berkaitan dengan citra perusahaan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non

Probability Sampling yaitu dengan cara Purposive Sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan suatu kriteria tertentu. Pengelolaan good corporate governance yang baik bagi perusahaan tidak lepas dari peran organ tambahan seperti kepemilikan publik, dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan


(55)

juga diperlukannya struktur kepemilikan untuk menentukan nilai dalam perusahaan. Suatu tata kelola perusahaan dikatakan baik jika perusahaan tersebut mampu mengukur kinerja keuangannya dengan benar. Sesuai dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil beberapa sampel penelitian yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.

1. Perusahaan Manufakturyang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009, 2010, dan 2011.

2. Perusahaan yang memiliki data lengkap mengenai kepemilikan publik, dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, dan struktur kepemilikan. 3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang lengkap untuk

periode yang berakhir 31 Desember selama periode 2009-2011.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 27 perusahaan dari 127 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Sehingga total sampel penelitian ini berjumlah 81 sampel.

Tabel 3.1

DAFTAR POPULASI DAN SAMPEL PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BEI

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL

1 2 3 1 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. × ×

2 SMCB Hol × ×

3 SMGR Semen Gresik Tbk. 1

4 AMFG A ×

5 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. ×

6 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk ×

7 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi × ×

8 MLIA Mulia Indust ×

9 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk. ×

10 ALKA Alaska Indust 2

11 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk. ×


(56)

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL 1 2 3

13 CTBN ×

14 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk. ×

15 INAI Indal Aluminium Industry Tbk. ×

16 ITMA Itamaraya Tbk. × ×

17 JKSW Jakarta Kyo × ×

18 JPRS Jaya Pari Steel Tbk. ×

19 LION Lion Metal Works Tbk. ×

20 LMSH Li ×

21 MYRX Hanson International Tbk. × ×

22 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk. 4

23 PICO Pelangi Inda × ×

24 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk. × ×

25 BRPT Barito Pasific Tbk. × ×

26 BUDI Bu × ×

27 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk. × ×

28 EKAD Ekadharma International Tbk. ×

29 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk. × ×

30 INCI Intan Wijaya Internation ×

31 SOBI So × ×

32 SRSN Indo Acitama Tbk. ×

33 TPIA Chandra Asri Petro ×

34 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk. 5

35 AKKU Alam Karya U 6

36 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk. × ×

37 APLI Asiaplast Industries Tbk. ×

38 BRNA Ber ×

39 FPNI Titan Kimia Nusantara Tbk. ×

40 IGAR Champion Pasific Indonesia T 7

41 SIAP Sekawan Intipratama Tbk. × ×

42 SIMA Siwani Makmur Tbk. × ×

43 TRST ×

44 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk. × ×

45 CPIN Charoen Pokphand Indone ×

46 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk. ×

47 MAIN ×

48 SIPD Siearad Produce Tbk. ×

49 SULI Suma × ×

50 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk. ×

51 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk. 8

52 INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk. × ×

53 INRU Toba Pulp Lestari Tbk. ×


(57)

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL 1 2 3

55 SAIP Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk.

×

56 SPMA Suparma Tbk. × ×

57 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. × ×

58 ASII Astra Interna 10

59 AUTO Astra Auto Part Tbk. × ×

60 BRAM Indo Kordsa Tbk. ×

61 GDYR Goodyear Indonesia Tbk. ×

62 GJTL Gajah Tunggal Tbk. 11

63 IMAS Indomobil Sukses Interna 12

64 INDS Indospring Tbk. × ×

65 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk. ×

66 MASA Mul ×

67 NIPS Nippres Tbk. 13

68 PRAS Prima alloy steel Universal Tbk. 14

69 SMSM Selamat Sempurna Tbk. 15

70 ADMG Polychem Indonesia Tbk. ×

71 ARGO Argo Pantes Tbk. × ×

72 CNTB Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. × ×

73 CNTX Centex Tbk. ×

74 ERTX Eratex Djaya Tbk. 16

75 ESTI Ever Shine Textile Industry Tbk. 17

76 HDTX Pan Asia Indosyntec Tbk. × ×

77 INDR Indo Rama Synthetic Tbk. ×

78 KARW Karwell Indonesia Tbk. × ×

79 MYTX Apac Citra Centertex Tbk. × ×

80 PAFI Pan Asia Filament Inti Tbk. ×

81 PBRX Pan Brothers Tbk. 18

82 POLY Asia Pasific Fibers Tbk. ×

83 RICI Ricky Putra Globalindo Tbk. ×

84 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk. ×

85 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk. 19

86 UNTX Unitex Tbk. ×

87 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk. ×

88 SIMM Surya Intrindo Makmur Tbk. × ×

89 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk. ×

90 JECC Jembo Cable Company Tbk. × ×

91 KBLI KMI Wire and Cable Tbk. × ×

92 KBLM Kabelindo Murni Tbk. ×

93 SCCO Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk.

×

94 VOKS Voksel Electric Tbk. ×


(58)

NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL 1 2 3

96 ADES Akasha Wira International Tbk. 20

97 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. × ×

98 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. × ×

99 DAVO Davomas Abadi Tbk. ×

100 DLTA Delta Djakarta Tbk. × ×

101 ICPB Indofood CPB Sukses Makmur Tbk. × ×

102 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. × ×

103 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk. × ×

104 MYOR Mayora Indah Tbk. × ×

105 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk. 21

106 SKLT Sekar Laut Tbk 22

107 ROTI Nippon Indosari Corporindo Tbk. 23

108 STTP Siantar Top Tbk × ×

109 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.

24

110 GGRM Gudang Garam Tbk. 25

111 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. × 112 RMBA Bentoel International Investama Tbk. × ×

113 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk. ×

114 INAF Indofarma Tbk. × ×

115 KAEF Kimia Farma Tbk. × ×

116 KLBF Kalbe Farma Tbk. 26

117 MERK Merck Tbk. ×

118 PYFA Pyridam Farma Tbk. ×

119 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk. × 120 SQBI Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. × ×

121 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk. × ×

122 MRAT Mustika Ratu Tbk. × ×

123 TCID Mandom Indonesia Tbk. × ×

124 UNVR Unilever Indonesia Tbk. ×

125 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk. 27

126 KICI Kedaung Indag Can Tbk. × ×

127 LMPI Langgeng Makmur Industry Tbk. ×

Sumbe

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan perusahaan tahun 2009-2011. Berdasarkan waktu pengumpulannya, Data penelitian yang digunakan dalam


(59)

penelitian ini bersifat pooling yaitu gabungan dari data time series dan data cross

sectional selama periode pengamatan tahun 2009–2011 untuk beberapa

perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian. Sumber data diperoleh dari situ

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mendownload melalui situ

3.5 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.5.1 Variabel Independen

Berikut ini merupakan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Kepemilikan Publik

Kepemilikan publik merupakan sumber pendanaan eksternal perusahaan yang diperoleh dari penyertaan saham oleh masyarakat. Kepemilikan publik menunjukkan proporsi kepemilikan saham


(1)

Lampiran 3

Hasil Pengolahan Data Perusahaan Manufaktur dengan Menggunakan Program SPSS Versi 17

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1 /MISSING ANALYSIS. NPar Tests

[DataSet0]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 81

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.25269594 Most Extreme

Differences

Absolute .096

Positive .096

Negative -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .860

Asymp. Sig. (2-tailed) .450

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN /DEPENDENT Kinerja_keuangan

/METHOD=ENTER Kepemilikan_publik Dewan_komisaris Dewan_direksi Komite_audit Struktur_Kepemilikan

/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)

/RESIDUALS HIST(ZRESID) NORM(ZRESID) /SAVE RESID.


(2)

Regression [DataSet0]

Variables Entered/Removed Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 X5=Struktur

Kepemilikan, X1=

Kepemilikan Publik, X2=Dewan Komisaris, X4=Komite Audit, X3= Dewan Direksia

. Enter

a. All requested variables entered. Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .591a .349 .306 1.294

a. Predictors: (Constant), X5=Struktur Kepemilikan, X1= Kepemilikan Publik, X2=Dewan Komisaris, X4=Komite Audit, X3= Dewan Direksi


(3)

Coefficientsa

Model t Sig.

1 (Constant) 2.303 .024

X1= Kepemilikan Publik .545 .587 X2=Dewan Komisaris -5.727 .000 X3= Dewan Direksi 5.592 .000

X4=Komite Audit .772 .443

X5=Struktur Kepemilikan

1.181 .241

a. Dependent Variable: Y= Kinerja Keuangan

ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 67.349 5 13.470 8.047 .000a

Residual 125.540 75 1.674

Total 192.889 80

a. Predictors: (Constant), X5=Struktur Kepemilikan, X1= Kepemilikan Publik, X2=Dewan Komisaris, X4=Komite Audit, X3= Dewan Direksi


(4)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.011 .873

X1= Kepemilikan Publik .087 .160 .057

X2=Dewan Komisaris -2.817 .492 -.875

X3= Dewan Direksi 2.579 .461 .835

X4=Komite Audit .539 .698 .084

X5=Struktur Kepemilikan

.374 .317 .111

a. Dependent Variable: Y= Kinerja Keuangan Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value 2.16 5.53 3.04 .918 81

Std. Predicted Value -.954 2.714 .000 1.000 81

Standard Error of Predicted Value

.226 .632 .337 .101 81

Adjusted Predicted Value

2.05 5.59 3.03 .921 81

Residual -1.861 3.289 .000 1.253 81

Std. Residual -1.438 2.542 .000 .968 81

Stud. Residual -1.461 2.605 .002 .996 81

Deleted Residual -1.932 3.453 .006 1.327 81

Stud. Deleted Residual -1.472 2.713 .005 1.007 81

Mahal. Distance 1.450 18.080 4.938 3.773 81

Cook's Distance .000 .082 .010 .013 81

Centered Leverage Value

.018 .226 .062 .047 81


(5)

(6)

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

X1= Kepemilikan Publik

.791 1.264

X2=Dewan Komisaris .372 2.690 X3= Dewan Direksi .389 2.570

X4=Komite Audit .732 1.366

X5=Struktur Kepemilikan

.988 1.012

a. Dependent Variable: Y= Kinerja Keuangan Model Summaryb Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .591a .349 .306 1.294 .649

a. Predictors: (Constant), X5=Struktur Kepemilikan, X1= Kepemilikan Publik, X2=Dewan Komisaris, X4=Komite Audit, X3= Dewan Direksi b. Dependent Variable: Y= Kinerja Keuangan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 63 101

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 23

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22

Pengaruh Good Corporate Governance Ukuran Perusahaan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 12