Metode Altman Z-Score
2.4 Metode Altman Z-Score
Dalam blognya, Allan menjelaskan bahwa Edward I. Altman di New York University menggunakan analsis diskriminan dengan menyusun suatu model untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan. Dalam penelitiannya, Altman melakukan survei model-model yang di kembangkan di Amerika serikat, Jepang, Jerman, Swiss, Brazil, Australia, Inggris, Irlandia, Kanada, Belanda dan Prancis. Dengan menggunakan multivariate discriminant analysis tersebut . Altman menemukan bahwa rasio-rasio keuangan liquidity, solvency dan profitability bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan tingkat keakuratan yang semakin menurun seiring dengan semakin lamanya periode prediksi. Dalam studinya, setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, Altman menemukan 5 rasio keuangan terbaik yang dapat di kombinasikan untuk memprediksi terjadinya kebangkrutan pada perusahaan public.
Dalam penelitian Willy (2011, h. 4), Model Altman (Z-Score) merupakan salah satu model analisis multivariate yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat dipercaya. Model ini memiliki akurasi mencapai 95% jika menggunakan data 1 tahun sebelum kondisi kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi kebangkrutan serta kinerja keuangan perusahaan berdasarkan hasil analisis Dalam penelitian Willy (2011, h. 4), Model Altman (Z-Score) merupakan salah satu model analisis multivariate yang berfungsi untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan tingkat ketepatan dan keakuratan yang relatif dapat dipercaya. Model ini memiliki akurasi mencapai 95% jika menggunakan data 1 tahun sebelum kondisi kebangkrutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi kebangkrutan serta kinerja keuangan perusahaan berdasarkan hasil analisis
1. Net Working Capital to Total Asset
2. Retained Earnings to Total Assets
3. Earning Before Interest and Tax to Total Asset
4. Market Value of Equity to Book Value of Debt
5. Sales to Total Asset. Secara matematis persamaan Altman Z-Score tersebut dapat dirumuskan
sebagai berikut: (Toto Prihadi 2010:336)
Z = 1,2 X1 + 1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5
Dimana: X1: Working Capital to Total Asset (Modal kerja dibagi total aktiva) X2: Retained Earnings to Total Assets (Laba ditahan dibagi total aktiva) X3: Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba sebelum pajak dan bunga dibagi total aktiva) X4: Market Value of Equity to Book Value of debt (Nilai pasar modal dibagi dengan nilai buku hutang) X5: Sales to Total Assets (Penjualan dibagi total aktiva)
Hasil perhitungan nilai Z-Score bisa dijelaskan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Interprestasi Nilai Z-Score
Sumber : Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Darsono (2005: 105)
Rasio-rasio altman z-score yaitu:
1. Net Working Capital to Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal
kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. Modal kerja bersih yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam melunasi kewajibannya.
2. Retained Earnings to Total Assets Rasio ini mengukur keuntungan kumulatif terhadap umur perusahaan yang
menunjukkan kekuatan pendapatan. Rasio ini menunjukkan kemampuan menunjukkan kekuatan pendapatan. Rasio ini menunjukkan kemampuan
3. Earning Before Interest and Tax to Total Asset Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dari aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.
4. Market Value of Equity to Book Value of Debt Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
– kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar dengan
harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.
5. Sales to Total Asset Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis
yang cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.
Semakin awal suatu perusahaan memperoleh peringatan kebangkrutan, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat memberikan gambaran dan harapan yang mantap terhadap nilai masa depan perusahaan tersebut. Agar perusahaan tetap berjalan Semakin awal suatu perusahaan memperoleh peringatan kebangkrutan, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan dan dapat memberikan gambaran dan harapan yang mantap terhadap nilai masa depan perusahaan tersebut. Agar perusahaan tetap berjalan
Menurut Sriati yang dituliskan di dalam blognya menjelaskan tentang kelebihan dan kelemahan dari analisis z-score. kelebihan dari analisis z-score adalah untuk mengetahui nilai z perusahaan dengan metode diskriminan kebangkrutan Altman maka perusahaan dapat mengetahui tingkat kesehatan keuangan perusahaannya. Selain itu jika nilai z perusahaan termasuk dalam kategori bangkrut atau kritis (rawan), maka perusahaan masih bisa memperbaiki kesehatan keuangan perusahaannya dengan segera. Sehingga dengan mengetahui nilai z ini maka kondisi keuangan perusahaan akan semakin kuat dan dapat diantisipasi sedini mungkin (early warning system) sebelum kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan dipengaruhi oleh beberapa indikator- indikator kegagalan keuangan perusahaan seperti yang disebut oleh Marisi P. Purba dan Hanafi lalu kemudian akhirnya dinyatakan bangkrut. Sehingga perusahan atau pihak manajemen bisa melakukan perbaikan
– perbaikan dengan cepat untuk menghindari kebangkrutan. Selain itu kelebihan yang lainnya adalah bahwa model perhitungan diskriminan (Altman) ini juga bisa diterapkan untuk perusahaan – perusahaan yang go public atau tidak go public seperti yang telah dijelaskan oleh Hanafi (2005) dimana model Altman ini Salah satu perbedaaan yang mendasar
dimana di Indonesia lebih sedikit yang go public jika dibandingkan dengan di
Selain itu kelebihan dari analisis z-score ini adalah karena model diskriminan kebangkrutan ini termasuk kedalam analisis multivariate dimana variabel – variabel bebas dari model diskriminan ini diambil dari neraca dan laporan laba/rugi perusahaan. Artinya bahwa adanya keterkaitan antara variabel- variabel dari z-score dengan analisis rasio keuangan dimana variabel – variabel rasio keuangan juga diambil dari laporan keuangan. Sehingga sama halnya dengan analisis rasio keuangan dimana nilai dari rasio keuangan dan z-score juga akan berpengaruh pada pengambilan keputusan perusahaan dalam mengatasi
masalah prestasi (performance) serta kesehatan keuangan perusahaan. Sedangkan kelemahan dari analisis z-score yaitu analisis ini hanyalah
permasalahan-permasalahan
khususnya