Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010
2. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010
a. Capital Adequancy (Permodalan) Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
Tabel 4.10 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2010
(Ribuan Rp.)
I Komponen ATMR
Nominal
Bobot ATMR
Antar bank aktiva
Kredit yang diberikan
Aktiva tetap dan inventaris
Rupa-rupa aktiva
Jumlah ATMR
II Modal inti Modal disetor
Cadangan umum
Cadangan tujuan Laba/rugi tahun lalu Laba tahun berjalan
Jumlah modal inti
III Modal pelengkap Penyisihan penghapusan
aktiva produktif (1,25% dari ATMR)
Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap
Jumlah modal
8.819.210 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR)
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Rasio (CAR) =
100 % (ATMR) Re
X rut imbangMenu AktivaTert imbangMenu
Jumlah Modal
Rasio permodalan PT BPR Nguter Surakarta pada tahun 2010 sebesar 17,48 %.
2) NK Rasio Modal =
Ketentuan Kenaikan
AngkaRasio CAR
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal 175,8 dianggap 100.
3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%. NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR Nguter Surakarta untuk tahun 2010 adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Asset Quality (KAP)
Asset Quality (Aktiva produktif) Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD).
1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tabel 4.11
Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2010
(Ribuan Rp.)
Kolektibilitas
Jumlah aktiva
produktif
Bobot Aktiva Produktif yang dihasilkan
Kurang Lancar
Jumlah APYD
Aktiva Produktif
Kredit yang diberikan
Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya
Jumlah aktiva produktif
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
a) Rasio KAP
x 100%
x 100%
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 sebesar 2,83 % Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 sebesar 2,83 %
commit to user
b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas aktiva produktif.
NK KAP
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter Surakarta sebesar 131,1. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal adalah 100, maka nilai kredit 131,1 dianggap 100.
c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%.
d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan bobot faktor komponen KAP. NKF = 100 X 25%
= 25 Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva produktifnya sebesar 25.
2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Tabel 4.12
Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tahun 2010
(Ribuan Rp.)
Kolektibilitas
Jumlah aktiva
produktif
Bobot
Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk
Kurang lancar
Diragukan
Macet
commit to user
Jumlah
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
a)
Rasio PPAP =
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT BPR Nguter Surakarta sebesar 64,51%.
b)
Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan ketentuan kenaikan 1%.
NK Rasio PPAP
c)
Menentukan Nilai Kredit Faktor Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5% NKF
= 64,51 X 5% = 3,23%
d)
Menentukan NKF keseluruhan Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP. NKF
commit to user
Predikat untuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
c. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajemen.
Tabel 4.13 Perhitungan Manajemen Tahun 2010
No
Komponen Penilaian
Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 Manajemen Umum Strategi/sasaran
Sub jumlah
II Manajemen Resiko Resiko likuiditas
Resiko kredit
Resiko operasional
Resiko hukum
Resiko pemilik dan pengurus
Sub jumlah
Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2010)
1) NK Faktor Manajemen
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 220.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) NKF
= 88 x 20% = 17,6%
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun 2010 sebesar 17,6%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2010 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20 < NKF ≤ 20.
f. Earning (Rentabilitas) Penilaian terhadap faktor rentabilitas diperlukan untuk menghitung atau mempertimbangkan kebijakan bank agar tidak mengalami kerugian. Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.14 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2010
(Ribuan Rp.)
No
Komponen Penilaian
Jumlah
I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA)
a. Laba sebelum pajak
b. Total aktiva
Rasio (a:b)
II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan
a. Beban Operasional
b. Pendapatan Operasional
Rasio (a:b)
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
commit to user
1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a) ROA =
Pajak Sebelum Laba
Total Aktiva
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar 4,34%.
b) NK Rasio ROA =
ROA Rasio Angka KetentuanK enaikan
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 289,33, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 289,33 dianggap 100.
c) Menentukan NKF
NKF
= Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor ROA sebesar 5.
2) Rasio BOPO
a) BOPO
Operasiona l Pendapatan
Operasiona Beban Operasiona
X = 73,23% X = 73,23%
commit to user
b) Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO =
Ketentuan Penurunan
BOPO Rasio Angka - BOPO Kredit BOPO Rasio Ketentuan Rasio
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar 334,62, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 334,62 dianggap 100.
c) Menghitung NK Faktor BOPO
NKF
= 100 x 5% = 5
d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan, ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai kredit faktor BOPO. Total NKF
Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.
g. Liquidity (Likuiditas) Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) / rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke -3 terhadap masing-masing rasio.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.15
Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas
Tahun 2010
(Ribuan Rp.)
Komponen
Jumlah
1. Aktiva Lancar
a. Kas
b. Sertifikat Bank Indonesia
c. Antar Bank Indonesia
Jumlah Aktiva Lancar
2. Hutang Lancar
a. Kewajiban yang segera dibayar
b. Tabungan
c. Deposito Berjangka
d. Bank Indonesia
e. Antar Bank Indonesia Jumlah Hutang Lancar
Rasio a:b
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)
a) Cash Ratio
Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah sebesar 10,86%.
b) Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio NK Cash Ratio
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio sebesar 217,2 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio sebesar 217,2 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku
commit to user
bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 217,2 dianggap 100.
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio NKF Cash Ratio
= 100 x 5% =5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit faktor Cash Ratio sebesar 5.
Tabel 4.16
Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima (Ribuan Rp.)
Komponen
Jumlah
Dana pihak ketiga
a. Tabungan
b. Deposito
c. Bank Indonesia
d. Antar Bank Pasiva
e. Modal Inti
Jumlah dana yang diterima
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
Tabel 4.17 Perhitungan Faktor LDR
(Ribuan Rp.)
Komponen
Jumlah
a. Aktiva
b. Hutang Lancar
c. Jumlah Kredit yang diberikan
d. Jumlah dana yang diterima
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2010), diolah
Loan to Deposit Ratio (LDR)
a) LDR
commit to user
Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2010 adalah 78,39%.
b) NK LDR
= 146,44 Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR
sebesar 146,44 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 146,4 dianggap 100.
c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR NKF LDR
= NK LDR x Bobot = 100 x 5% = 5
d) Total NKF
= NKF Cash Ratio + NKF LDR = 5 + 5 = 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2010 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1<NKF ≤10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user