METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang dilakukan pada suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu objek.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data laporan keuangan dari tahun 2009 sampai 2011. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada PT. BPR Nguter Kota Solo.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. data kualitatif, yaitu data yang berisikan gambaran umum PT. BPR Nguter Kota Solo.
b. data kuantitatif, yaitu data laporan keuangan PT. BPR Nguter Kota
Solo yang terdiri dari laporan laba rugi dan neraca.
2. Sumber Data
a. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian. Data ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Data Sekunder Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dan berbentuk dokumen yaitu berbentuk neraca dan laporan laba rugi dari tahun 2009-2011.
c. Teknik Pengumpulan Data
1) Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yaitu penulis mengumpulkan data sekunder berupa laporan neraca dan laba rugi per tahun yang di peroleh dari PT. BPR Nguter Kota Solo.
2) Metode Wawancara, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan pada PT. BPR Nguter Kota Solo.
3) Metode Kepustakaan, metode ini dilakukan dengan cara mempelajari majalah, buku-buku, referensi, laporan-laporan, peraturan-peraturan, catatan-catatan, kuliah,jurnal dan sumber lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan terutama dalam pembahasan dan untuk membandingkan dengan permasalahan yang sebenarnya sehingga penulis memiliki landasan teori yang cukup kuat dalam menarik kesimpulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan Bank Adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik, dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
2. Metode CAMEL Tahap pertama dengan cara mengkuantitatifkan komponen- komponen yang ada dalam faktor dimaksud. Faktor dan komponen tersebut diberikan bobot sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank. Penilaian terhadap faktor dan komponen dilakukan dengan sistem kredit (Reward System) yang dinyatakan dengan angka 0 sampai 100. Hasil Penelitian atas bobot komponen dan faktor dapat dikurangi dengan nilai kredit atas ketentuan pelaksanaan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat kesehatan BPR. (Taswan,2010:509)
Definisi untuk rasio keuangan CAMEL yaitu:
a. Capital Adequency (Permodalan) Kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh suatu bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah a. Capital Adequency (Permodalan) Kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh suatu bank sebagai suatu proporsi tertentu dari Total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah
commit to user
dengan metode CAR (Capital Adequency Ratio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang.
b. Asset Quality (Kualitas Aktiva) Penanaman bank dalam bentuk kredit, surat berharga dan penanaman lainnya yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan. Faktor ini digunakan untuk rasio-rasio kualitas aktiva.
c. Management (Manajemen) Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
1) Manajemen Umum
2) Manajemen Resiko Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan atau pernyataan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko.
d. Earning (Rentabilitas) Kemampuan bank untuk memperoleh laba. Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Untuk Penilaian Rentabilitas dilakukan terhadap dua rasio yaitu: ROA (Return On Asset Ratio) dan rasio BOPO.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Liquidity (Likuiditas) Kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar. Penilaian terhadap faktor likuiditas ini dilakukan dengan dua rasio, yaitu Cash Ratio dan Loan to Deposit Ratio.
D. Metode Analisis Data
Teknik dan langkah-langkah analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan PT. BPR Nguter Solo adalah sebagai berikut:
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia nomor 30/11/KEP/DIR tanggal
30 April 1997 tentang cara penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Penilaian kesehatan BPR, pada dasarnya menggunakan pendekatan kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan kuantitatif tersebut dilakukan terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas,likuiditas dan selanjutnya faktor tersebut disingkat menjadi CAMEL. (Taswan: 2010:509)
1. Capital ( Permodalan) Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut adalah perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menentukan Nilai Kredit (NK) rasio kecukupan modal dengan rumus :
2. Asset Quality ( Penilaian Kualitas Aktiva Produktif) Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.
Penghasilan didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu:
a. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap total Aktiva Produktif (Rasio KAP)
Kualitas Aktiva Produktif merupakan alokasi dari dana yang telah berhasil dihimpun dalam berbagai bentuk aktiva. Menentukan nilai kredit ratio KAP dalam Rumus: Kualitas Aktiva Produktif merupakan alokasi dari dana yang telah berhasil dihimpun dalam berbagai bentuk aktiva. Menentukan nilai kredit ratio KAP dalam Rumus:
commit to user
Tabel 3.1
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Aktiva Produktif yang
Diklasifikasikan
S Sumber: Taswan (2010,513)
b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Cadangan Penyisihan Penghapusan Aktiva yang wajib Dibentuk (Rasio PPAP)
Menghitung besarnya nilai kredit rasio PPAP dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan 1%)
Menentukan Nilai Kredit Faktor, Dengan Rumus:
NK Faktor = Angka Rasio PPAP X Bobot Ratio PPAP
(Bobot Ratio PPAP: 5%)
Bobot
Nilai Kredit Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat (a)
(b)
(c)
(d=a x c)
25%
7,5 s/d < 10,35
81-100
20,25 s/d 25,00 Sehat
10,35 s/d < 12,60 66-<81
16,50 s/d <20,25 Cukup Sehat
12,60 s/d < 14,85 51-<66
12,75 s/d <16,50 Kurang Sehat
14,85 s/d < 22,50 0-<51
0,00 s/d <12,75 Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.2
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio PPAYD
Sumber: Taswan (2010,513)
Tabel 3.3
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Kualitas Aktiva Produktif
Sumber:Taswan (2010,513)
3. Management ( Manajemen) Manajemen adalah suatu cara untuk mengatur pola operasi dari berbagai aktiva bank terutama dalam mengantisipasi resiko bisnis. Penilaian terhadap manajemen mencakup beberapa komponen yaitu:
a. Manajemen Umum
b. Manajemen Resiko
Manajemen dinilai atas dasar 25 pertanyaan atau pernyataan yang diajukan. Jumlah pertanyaan sebanyak 25 yang terdiri dari 10 pertanyaan
Bobot Nilai Kredit
Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
(d=a x c)
4,05 s/d 5,00
3,30 s/d <4,05 Cukup Sehat
51 s/d <66
51-<66
2,55 s/d <3,30 Kurang Sehat
0 s/d <51
0-<51
0,00 s/d <2,55 Tidak Sehat
Bobot
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
(d=a x c)
30%
81 s/d 100
24,30 s/d 30,00
Sehat
66 s/d <81
19,80 s/d <24,30
Cukup Sehat
51 s/d <66
15,30 s/d <19,80
Kurang Sehat
0 s/d <51
0 s/d <15,30
Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
atau pertanyaan manajemen umum dan 15 pertanyaan atau pernyataan manajemen resiko. Daftar 25 pertanyaan atau pernyataan tersebut telah dicantumkan pada lampiran.
Skala penilaian untuk setiap pertanyaan atau pernyataan ditetapkan antara 0 sampai dengan 4 dengan kriteria:
a. Untuk nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah
b. Nilai 1,2,3 mencerminkan kondisi antara
c. Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik
Menghitung Nilai Kredit Faktor Manajemen, dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan:0,4)
Tabel 3.4 Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Faktor Manajemen
Sumber: Taswan,(2010:516)
4. Earning (Rentabilitas) Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yang dilihat dari kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Rentabilitas suatu
Bobot
Nilai Kredit Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat (a)
(b)
(c)
(d=a x c)
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat Tidak Sehat
commit to user
bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi 2.
a. ROA Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Menghitung Nilai Kredit Rasio ROA,dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan: 0,015%)
b. BOPO Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank sebagai berikut: b. BOPO Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank sebagai berikut:
commit to user
Menghitung Nilai Kredit Rasio BOPO dengan rumus:
(Ketentuan Penurunan: 0,08%)
Tabel 3.5
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional
Sumber: Taswan,(2010:518)
5. Liquidity (Likuiditas) Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar. Penilaian didasarkan kepada dua macam rasio yaitu:
a. Rasio Alat Likuid Terhadap Hutang Lancar (Cash Ratio)
Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.
Bobot
Nilai Kredit Faktor
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
Predikat (a)
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio, dengan rumus:
(Ketentuan Kenaikan: 0,05%)
Tabel 3.6
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Alat Likuid Terhadap
Hutang Lancar
Sumber: Taswan,(2010:519)
b. Rasio Kredit Terhadap Dana yang Diterima oleh Bank (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank membayar kembali kewajiban kepada nasabahnya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya.
Menghitung Nilai Kredit LDR dengan rumus:
( Ketentuan Rasio NK LDR: 115% dan Ketentuan Kenaikan: 1)
Bobot Rasio
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
(d=a x c)
3,30-<4,05 66-<81
3,30-<4,05
Cukup Sehat
2,55-<3,30 51-<66
2,55-<3,30
Kurang Sehat
0,00-<2,55 0-<51
0,00-<2,55
Tidak Sehat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 3.7
Bobot Nilai Kredit dan Predikat Kesehatan Rasio Kredit
Terhadap Dana Yang Diterima
Bobot Rasio
Nilai Kredit Standar
Bobot Nilai Kredit dalam Komponen
(d=a x c)
Cukup Sehat
97,50-<101,25 51-<66
2,55-<3,30
Kurang Sehat
Tidak Sehat
Sumber; Taswan ,(2010:519)
E. Intrepretasi Pemecahan Masalah
Intrepretasi Pemecahan masalah disini menjelaskan tentang kriteria dua bobot dari faktor CAMEL dan kategori tingkat kesehatan bank. Tabel 3.8
Kategori Tingkat Kesehatan Bank
Sumber : Dendawijaya, (2005:150)
Secara ringkas faktor-faktor CAMEL yang dinilai dan bobotnya adalah sebagai berikut menurut SK DIR BI no 30/12/KEP DIR tanggal 30 April 2007.
Nilai Kredit Camel
Cukup Sehat
51-<66
Kurang Sehat
0-<51
Tidak Sehat Tidak Sehat
commit to user
Tabel 3.9
Kategori Bobot dan Komponen Tingkat Kesehatan Bank
Sumber : Dendawijaya, (2005:150)
Faktor Yang Dinilai
Komponen yang dinilai
Bobot Modal
Rasio/Modal/terhadap/ATMR
30% Kualitas
Aktiva Produktif
Rasio aktiva produktif terhadap total aktiva produktif Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk terhadap Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk
Manajemen Umum Manajemen Resiko
10% 10%
Rentabilitas Rasio Laba terhadap rata-rata volume usaha. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
5%
5% Likuiditas
Rasio alat Likuid terhadap hutang lancer Rasio kredit terhadap dana yang diterima
5%
5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user