Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011
3. Perhitungan CAMEL PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011
a. Capital Adequancy (Permodalan) Adalah penilaian terhadap faktor permodalan yang didasarkan pada rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang disebut rasio kecukupan modal (Capital Adequency Ratio / CAR).
Tabel 4.18 Perhitungan Rasio Modal Tahun 2011
(Ribuan Rp)
I Komponen ATMR
Antar bank aktiva
Kredit yang diberikan
Aktiva tetap dan inventaris
Rupa-rupa aktiva
Jumlah ATMR
II Modal inti Modal disetor
Cadangan umum
Cadangan tujuan Laba/rugi tahun lalu Laba tahun berjalan
Jumlah modal inti
III Modal pelengkap
Penyisihan penghapusan aktiva produktif (1,25% dari ATMR)
Modal pinjaman Pinjaman subordinasi Jumlah modal pelengkap
Jumlah modal
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
Modal minimum (8% dari ATMR) = 6.619.953 Modal minimum (8% dari ATMR) = 6.619.953
commit to user
Keterangan : Bobot komponen tersebut berdasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu dalam surat edarannya.
1) Rasio (CAR) =
100 % (ATMR) Re
X rut imbangMenu AktivaTert imbangMenu
Jumlah Modal
Rasio permodalan PD BPR Bank Daerah Karanganyar pada tahun 2007 sebesar 31,07 %.
2) NK Rasio Modal =
Ketentuan Kenaikan
AngkaRasio CAR
Berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu maksimum nilai kredit rasio kecukupan modal adalah 100, maka nilai kredit rasio kecukupan modal 103,6 dianggap 100.
3) Menentukan nilai kredit faktor kecukupan modal yaitu dengan cara mengalikan nilai kredit rasio kecukupan modal dengan bobot faktor modal. Bobot faktor permodalan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 30%. NKF Kecukupan Modal = 100 X 30% = 30
Berdasarkan perhitungan maka predikat permodalan PT BPR Nguter Surakarta untuk tahun 2011 adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Asset Quality (Aktiva produktif)
Penilaian kualitas aktiva produktif yang didasarkan pada dua rasio yaitu rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPYWD)
1) Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif Tabel 4.19
Perhitungan Kualitas Aktiva Produktif
Tahun 2011
(Ribuan Rp.)
Kolektibilitas
Jumlah aktiva
produktif
Bobot Aktiva Produktif yang dihasilkan
Kurang Lancar
932.882 Jumlah APYD
2.382.676 Aktiva Produktif
Kredit yang diberikan
Antar bank aktiva Giro/aktiva produktif lainnya
Jumlah aktiva produktif 85.796.123
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
a) Rasio KAP
x 100%
Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 sebesar 2,78% Rasio aktiva produktif pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 sebesar 2,78%
commit to user
b) Menentukan Nilai Kredit Rasio KAP Nilai kredit digunakan untuk menentukan nilai kredit faktor kualitas aktiva produktif.
NK KAP
Nilai kredit rasio Kualitas Aktiva Produktif pada PT BPR Nguter Surakarta sebesar 131,5. Berdasarkan ketentuan nilai kredit maksimal adalah 100, maka nilai kredit 131,5 dianggap 100.
c) Bobot faktor rasio KAP berdasarkan ketentuan adalah 25%
d) Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) Ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit rasio KAP dengan bobot faktor komponen KAP. NKF
= 100 X 25% = 25
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor kualitas aktiva produktifnya sebesar 25.
2) Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Tabel 4.20
Penghitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Tahun 2011
(Ribuan Rp.)
Kolektibilitas Jumlah aktiva
produktif
Bobot
Penghapusan aktiva produktif yang wajib di bentuk
Kurang lancar
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
commit to user
a) Rasio PPAP
Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk PT BPR Nguter Surakarta sebesar 66,03 %.
b) Menghitung Besarnya Nilai Kredit Ratio PPAP Nilai kredit diperoleh dengan cara membagi rasio PPAP dengan ketentuan kenaikan 1%.
NK Rasio PPAP
c) Menentukan Nilai Kredit Faktor Nilai kredit faktor ditentukan dengan cara mengalikan nilai kredit PPAP dengan bobot faktor rasio PPAP yaitu sebesar 5% NKF
= 66,03 X 5% = 3,3 %
d) Menentukan NKF keseluruhan Menentukan kredit faktor keseluruhan untuk faktor kualitas aktiva produktif adalah dengan menjumlahkan nilai kredit faktor aktiva produktif dengan nilai kredit faktor PPAP. NKF
Predikat utnuk rasio kualitas aktiva produktif adalah sehat karena terletak pada nilai 24,3 < NKF ≤ 30.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Management (Manajemen)
Maksud dan tujuan penilaian kesehatan bank melalui faktor manajemen adalah untuk menilai kemampuan manajemen dalam menjalankan usaha bank yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta untuk menilai tujuan jangka pendek atau panjang yang disusun manajeman.
Tabel 4.21 Perhitungan Manajemen Tahun 2011
No
Komponen Penilaian
Jumlah Pertanyaan
Jumlah Nilai
1 Manajemen Umum Strategi/sasaran
Sub jumlah
II Manajemen Resiko Resiko likuiditas
Resiko kredit
Resiko operasional
Resiko hukum
Resiko pemilik dan pengurus
Sub jumlah
Sumber: Data primer wawancara BPR Nguter yang telah diolah (2011)
1) NK Faktor Manajemen
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen adalah 240.
2) NKF
= 96 x 20% = 19,2% = 96 x 20% = 19,2%
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit faktor manajemen tahun 2011 sebesar 19,2%. Predikat faktor manajemen PT. BPR Nguter Surakarta Tahun 2011 adalah sehat karena terletak pada nilai 16,20 < NKF ≤ 20.
d. Earning (Rentabilitas) Penilaian terhadap faktor ini dibagi menjadi dua yaitu rasio laba sebelum pajak terhadap rata-rata volume usaha (ROA) dan Rasio Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
Tabel 4.22 Perhitungan Rentabilitas Tahun 2011
(Ribuan Rp.)
No Komponen Penilaian
Jumlah
I Rasio laba terhadap rata-rata total asset (ROA)
a. Laba sebelum pajak
b. Total aktiva
Rasio (a:b)
II. Rasio Operasional terhadap Pendapatan
a. Beban Operasional
b. Pendapatan Operasional
Rasio (a:b)
Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
1) Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha (ROA)
a) ROA =
Pajak Sebelum Laba
Total Aktiva
Berdasarkan perhitungan rasio ROA yang diperoleh sebesar 2,74%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) NK Rasio ROA
ROA Rasio Angka KetentuanK enaikan
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio ROA sebesar 182,67, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 182,67 dianggap 100.
c) Menentukan NKF
NKF
= Nilai Kredit ROA x Bobot Faktor ROA
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka nilai kredit faktor ROA sebesar 5.
2) Rasio BOPO
a) BOPO
Operasiona l Pendapatan
Operasiona Beban Operasiona
b) Menghitung Nilai Kredit BOPO
NK BOPO =
Ketentuan Penurunan
BOPO Rasio Angka - BOPO Kredit BOPO Rasio Ketentuan Rasio
, 82 100 - 82
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio BOPO sebesar 214,37, tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 214,37 dianggap 100.
c) Menghitung NK Faktor BOPO NKF
= 100 x 5% =5
d) Menentukan total nilai kredit faktor keseluruhan Ditentukan dengan cara menjumlahkan nilai kredit rasio ROA dengan nilai kredit faktor BOPO.
Total NKF = 5 + 5 = 10
Faktor Rentabilitas PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1 < NKF ≤ 10.
e. Liquidity (Likuiditas)
Penilaian likuiditas ini dibagi menjadi dua yaitu Cash Ratio atau rasio alat likuid terhadap hutang lancar dan Loan Deposit Ratio (LDR) / rasio kredit dana yang diberikan terhadap dana pihak ke-3 terhadap masing-masing rasio.
Tabel 4.23
Perhitungan Rata-Rata Faktor Likuiditas
Tahun 2011
(Ribuan Rp.)
Komponen
Jumlah
1. Aktiva Lancar
a. Kas
b. Sertifikat Bank Indonesia
c. Antar Bank Indonesia
8.769.633 Jumlah Aktiva Lancar
commit to user
2. Hutang Lancar
a. Kewajiban yang segera dibayar
b. Tabungan
c. Deposito Berjangka
d. Bank Indonesia
e. Antar Bank Indonesia Jumlah Hutang Lancar
48.988.866 Rasio a:b
18,39% Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
1) Cash Ratio (Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar)
a. Cash Ratio
= 18,39% Cash Ratio pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011 adalah
sebesar 18,39%
b. Menghitung Nilai Kredit Cash Ratio
NK Cash Ratio
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio Cash Ratio sebesar 367,8 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 367,8 dianggap 100.
c. Menentukan Nilai Kredit Faktor (NKF) rasio Cash Ratio NKF Cash Ratio
= 100 x 5% = 5
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diatas maka nilai kredit faktor Cash Ratio sebesar 5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.24
Perhitungan Jumlah Dana yang Diterima
(Ribuan Rp.)
Komponen
Jumlah
Dana pihak ketiga
a. Tabungan
b. Deposito
c. Bank Indonesia
d. Antar Bank Pasiva
e. Modal Inti
Jumlah dana yang diterima
58.910.344 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
Tabel 4.25 Perhitungan Faktor LDR
(Ribuan Rp.)
Komponen
Jumlah
a. Aktiva
b. Hutang Lancar
c. Jumlah Kredit yang diberikan
d. Jumlah dana yang diterima
85.910.344 Sumber: Laporan Keuangan BPR Nguter (2011), diolah
2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
a) LDR
= 87,68% Rasio LDR bank pada PT BPR Nguter Surakarta tahun 2011
adalah 87,68%
b) NK LDR
commit to user
Berdasarkan perhitungan maka nilai kredit rasio LDR sebesar 109,28 tetapi berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa nilai kredit maksimum 100, maka nilai kredit 109,28 dianggap 100.
c) Menghitung Nilai Kredit Faktor LDR NKF LDR = NK LDR x Bobot = 100 x 5% = 5
d) Total NKF = NKF Cash Ratio + NKF LDR = 5 + 5 = 10
Predikat untuk faktor Likuiditas tahun 2011 adalah sehat, karena terletak pada nilai 8,1<NKF ≤10.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user