Hambatan dan Permasalahan Utama dalam Belanja Daerah Solusi permasalahan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 Gambar 3.7. Capaian Anggaran Menurut Fungsi Kabupaten Batang Tahun 2012-2016 Sumber : LRA Kabupaten Batang Tahun 2012 -2016 Audited Meskipun urusan pilihan mendapatkan porsi kurang dari 10 dari total anggaran yang ada, namun dari tahun 2012 sampai tahun 2016 sudah mengalami peningkatan sebesar 155,29. Sedangkan urusan wajib justru mengalami penurunan sebesar 4,88. Gambar 3.8. Prosentase Anggaran Menurut Urusan Kabupaten Batang Tahun 2012-2016 Sumber : LRA Kabupaten Batang Tahun 2012 -2016 Audited

A. Hambatan dan Permasalahan Utama dalam Belanja Daerah

Realisasi belanja Tahun 2012-2016 mencapai 90,27. Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan belanja daerah diantaranya: 1. Realisasi penyerapan anggaran di SKPD tidak berdasarkan pada anggaran kas yang sudah direncanakan, sehingga pencairan dana menumpuk di akhir tahun; -100,00 0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 1 Perlindungan Sosial 206,86 Pendidikan 16,46 Pariwisata dan Budaya 297,17 Kesehatan 100,44 Perumahan dan Fasilitas Umum 68,92 Lingkungan Hidup -21,23 Ekonomi 104,36 Ketertiban dan Keamanan 57,32 Pelayanan Umum 174,06 2012 2013 2014 2015 2016 Urusan Wajib 96,95 95,52 94,72 96,53 92,22 Urusan Pilihan 3,05 4,48 5,28 3,47 7,78 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH [RPJMD] KABUPATEN BATANG TAHUN 2017-2022 2. Adanya persepsi dari SKPD pengajuan pencairan Ganti Uang GU jika uang persediaan sudah dipertanggungjawabkan 100, sedangkan di Juknis pengelolaan APBD Tahun 2015 menyebutkan bahwa penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-GU dilakukan oleh bendahara pengeluaran apabila dana uang persediaan UP telah dipertanggungjawabkan sekurang-kurangnya 50 dari dana UP yang diterima; 3. Kualitas dan profesionalisme SDM aparatur belum memadai. 4. Belum maksimalnya koordinasi intern di SKPD antara pelaku yang terkait kegiatan, pengelola keuangan dan pengelola barang di SKPD; 5. Kurang dapat mengimplementasikan peraturan perundang-undangan yang tiap tahun mengalami perubahan; 6. Penerima bantuan sosial dan hibah tidak memenuhi persyaratan sebagaimana regulasi; 7. SKPD pengampu belanja hibah dan bantuan sosial mengajukan pencaiarannya terlambat di penghujung akhir tahun sehingga tidak terproses pencairannya. 8. Pengadaan alat peraga DAK Pendidikan gagal lelang, dikarenakan pada waktu proses pelelangan penawaran tidak memenuhi syarat.

B. Solusi permasalahan

Berdasarkan permasalahan diatas perlu dilakukan perbaikan dalam pengelolaan keuangan melalui pendekatan sebagai berikut : 1. Penganggaran terpadu antara sistem manual dan sistem komputerisasi. 2. Pelatihan pengelolaan keuangan daerah yang berkesinambungan bagi para pengelola kegiatan. 3. Pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam rangka sinkronisasi anggaran dan kegiatan serta untuk tertib administrasi keuangan.

3. Pembiayaan Pemerintah